Anda di halaman 1dari 3

Laporan Tugas Mandiri MPKT I

Nama : Algavuason Ahmad Fasel Yemix


NPM : 2106734120
Mata Kuliah : MPK Terintegrasi
Kelas : Reguler 3
Dosen Pengampu : Meirani Suyawan S.H., M.H.

Judul: Karakter
Pengarang:
- Irmayanti Meliono, Pengajar, FIB UI, dan Fristian Hadinata, Pengajar, FIB UI

Data Publikasi:
- Buku Ajar MPKT A, April 2017, 2.

Manusia dilahirkan dengan keadaan fisik yang pada umumnya sama. Namun, ada satu
aspek yang dapat membedakan antara satu individu dengan individu yang lainnya. Menurut
KBBI, karakter adalah tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Maka, dapat diartikan bahwa karakter merupakan
kumpulan nilai yang terwujud dalam suatu sistem mendasari pemikiran, sikap, dan perilaku
secara baik. Karakter juga merupakan internalisasi nilai-nilai yang berasal dari lingkungan
yang dalam perkembangannya menjadi bagian dari kepribadian. Karakter menentukan
bagaimana seseorang bertindak ketika dihadapi dengan suatu keadaan. Oleh karena itu,
pendidikan karakter diajarkan oleh perguruan tinggi untuk membentuk karakter dari para
mahasiswa.

Pendidikan karakter ada untuk membantu mahasiswa mengenali nilai-nilai yang


dianggap baik dan sesuai dengan keadaan lingkungannya. Pendidikan karakter harus
mencakup keseluruhan ranah perilaku baik secara kognisi, afeksi, maupun perilaku.
Pendidikan karakter yang bersifat kognitif mengajarkan mahasiswa untuk mengenali nilai
moral dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Pendidikan karakter yang bersifat afektif
artinya mengajarkan mahasiswa mengenali cinta, sayang, kepedulian terhadap teman,
lingkungan, negara. Sikap ini dapat diimplementasikan pada nilai tertentu, misalnya nilai
kasih sayang, nilai peduli lingkungan, nilai kebangsaan, atau nilai Pancasila. Pendidikan
karakter yang bersifat perilaku mengajarkan mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi tingkah
laku yang tepat dalam menjalankan nilai tertentu. Kemendiknas RI pada tahun 2011
mengidentifikasi karakter menjadi 18 nilai yang perlu ditanam pada peserta didik yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Kedelapan belas
nilai tersebut meliputi sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargaiprestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.

Terdapat 6 kategori karakter utama secara universal yang mencakup 24 kekuatan


karakter:

1. Kebijaksaan dan Pengetahuan


2. Kemanusiaan dan Cinta
3. Kesatriaan
4. Keadilan
5. Pengelolaan Diri
6. Transendensi
Yang pertama adalah kategori Kebijaksanaan dan Pengetahuan. Kategori ini erat
dengan fungsi kognisi, yaitu bagaimana mendapat dan menerapkan pengetahuan. Kekuatan
yang tercakup didalamnya adalah kreativitas, orisinalitas, dan kecerdasan praktis untuk
menciptakan cara baru dalam melakukan sesuatu, lalu rasa ingin tahu yang tinggi, cinta akan
belajar, pikiran kritis-terbuka, dan juga kemampuan untuk memahami pandangan yang
berbeda dengan dirinya.

Selanjutnya adalah Kemanusiaan dan Cinta. Kekuatan ini berhubungan dengan


kemampuan menjalin hubungan antar perorangan atau yang biasa disebut dengan
interpersonal. Aspek ini terdiri dari kemurahan hati, selalu memiliki waktu untuk membantu,
mencintai, dan membolehkan diri untuk dicintai, dan juga kecerdasan sosial dan emosional.

Kesatriaan adalah kategori selanjutnya. Kategori ini meneganai kekuatan emosional


yang melibatkan kemauan untuk mencapai suatu tujuan. Hal yang dicakup didalamnya adalah
menyatakan kebenaran, kegigihan, tegas, keras hati, integritas, kejujuran, penampilan diri
yang wajar, serta vitalitas, semangat dan antusias.

Keadilan adalah kategori yang sama penting dengan kategori sebelum-sebelumnya.


Kehidupan yang sehat akan dilahirkan dari rasa keadilan yang dimiliki oleh semua orang.
Tiga kekuatan ada didalamnya, yaitu kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan.

Kategori kelima adalah pengelolaan diri. Di dalamnya tercakup kekuatan(a)


permaafan dan pengampun, (b) pengendalian diri, (c) kerendahanhatian, dan (d) kehati-hatian
(prudence). Keutamaan ini melindungi seseorang terhadap kemungkinan hidup berlebihan
atau berkurangan, serta menjaga orang berada di situasi yang tepat.

Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia


dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada hidup. Di dalam keutamaan itu
tercakup kekuatan penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, rasa bersyukur
(gratitude) atas segala hal, memandang masa depan dengan penuh harapan dan optimisme,
semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari, spiritualitas yaitu memiliki tujuan yang
menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta serta menikmati hidup dan selera humor
yang memadai.

Seluruh kategori dan kekuatan didalamnya sangat baik untuk dimiliki oleh semua
individu. Oleh karena itu, pendidikan karakter diajarkan dalam perguruan tinggi agar nilai-
nilai diatas diinternalisasi oleh mahasiswa. Adapun dari banyaknya kekuatan karakter diatas
dapat dibagi menjadi 6 kategori, yaitu Kebijaksaan dan Pengetahuan, Kemanusiaan dan
Cinta, Kesatriaan, Keadilan, Pengelolaan Diri, Transendensi.

Anda mungkin juga menyukai