Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN KARAKTER

Adapun materi pendidikan karakter yaitu: Karakter adalah watak atau tabiat, yaitu sifat
batiniah manusia yang mempengaruhi segala tingkah laku antara satu orang dengan
orang lain. Saat ini penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter sangat
ditekankan untuk mengatasi krisis moral yang saat ini sedang melanda negara kita.

Krisis karakter tersebut antara lain pergaulan bebas, kekerasan terhadap anak dan
remaja, penyalahgunaan narkoba, dan lainnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter
sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan anak dan remaja. Pengertian
pendidikan karakter dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengertian luas dan
pengertian sempit.

Dalam arti luas, pendidikan karakter adalah semua dinamika rasional, yang artinya,
semua hubungan yang ada dengan individu mengandung unsur pendidikan karakter,
baik hubungan individu dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.

Dengan kata lain, pendidikan karakter dalam arti luas adalah pendidikan karakter yang
terjadi secara alami dan cenderung tidak disadari dalam kehidupan serta bebas dari
ruang dan waktu. Sedangkan pendidikan karakter dalam arti sempit adalah pendidikan
karakter sebagai proses yang disadari atau disengaja.

Pendidikan karakter dalam pengertian ini adalah usaha yang telah direncanakan,
mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dan terukur. Kedua definisi di atas tidak
saling bertentangan.

Bahkan, mereka saling melengkapi jika dibentuk oleh kebiasaan, dan kebiasaan adalah
hasil dari tindakan yang berulang, sedangkan tindakan adalah aksi dari sebuah ide.

Pendidikan karakter menurut kamus


psikologi
Menurut Psychological Dictionary, karakter adalah kepribadian yang ditinjau dari titik
tolak etis atau moral, seperti kejujuran seseorang, dan biasanya dikaitkan dengan sifat-
sifat yang relatif tetap.
Nilai dalam pendidikan karakter
Ada 18 poin nilai pendidikan karakter yaitu, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja
Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat kebangsaan, Cinta
tanah air, Menghargai hasil, Ramah/komunikatif, Cinta damai, Suka membaca, Peduli
lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka


mempersiapkan generasi yang berkualitas, tidak hanya untuk kepentingan individu
warga negara, tetapi juga bagi warga negara secara keseluruhan. Pendidikan karakter
dapat diartikan sebagai kesengajaan kita dari semua dimensi kehidupan sekolah untuk
mempromosikan pengembangan karakter yang optimal.

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan ini
bisa tercapai. Metode pembelajaran yang tepat meliputi metode keteladanan, metode
pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.

4 Karakter utama dalam pendidikan karakter


Relogiositas
Sikap dan perilaku taat dan patuh dalam pelaksanaan ajaran agama yang dianutnya,
bersikap toleran, mencintai alam dan selalu menjalin kerukunan antar sesama.

Nasionalisme
Menghargai, memelihara dan mengembangkan budaya bangsa sendiri serta mampu
menghargai kekayaan budaya bangsa lain untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Nilai-nilai dari karakter nasionalisme adalah:

1. Cinta tanah air


2. Semangat kebangsaan
3. Menghargai keragaman
4. rela berkorban
5. Hormati hukum

Kemandirian
Sikap percaya pada kemampuan, kekuatan, bakat pada diri sendiri, tidak bergantung
pada orang lain.

Nilai-nilai karakter kemandirian yaitu:

1. Kerja keras (etos kerja)


2. Kreatif dan inovatif
3. Disiplin
4. Tahan lama
5. Siswa tetap

Integritas
Menyelaraskan pikiran, perkataan, dan tindakan yang mewakili perilaku moral yang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

Nilai- nilai dari karakter integritas yaitu:

1. Kejujuran
2. Teladan
3. Tanggung jawab
4. Anti korupsi
5. Komitmen moral
6. Cintai kebenaran

Memahami pendidikan karakter


Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yang melibatkan aspek
pengetahuan (kognisi), perasaan (feeling) dan tindakan (action). Menurut Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek tersebut, pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan
efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkesinambungan,


seorang anak akan menjadi cerdas secara emosional. Kecerdasan emosional
merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak untuk masa depan, karena
seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan dalam
hidup, termasuk tantangan keberhasilan akademik.

Pendidikan memiliki sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,
yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan semua ciptaan-Nya


2. Kemandirian dan tanggung jawab
3. Kejujuran / dapat dipercaya, diplomatis
4. Rasa hormat dan sopan santun
5. Murah hati, suka membantu dan mendapatkan royong/kerjasama;
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati
9. Karakter toleransi, perdamaian dan persatuan.

Dampak pendidikan karakter


Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa
penelitian telah muncul untuk menjawab pertanyaan ini. Rangkuman dari beberapa
temuan kunci dalam hal ini diterbitkan dalam buletin Pendidik Karakter, yang diterbitkan
oleh Character Education Partnership.

Buletin tersebut menjelaskan bahwa Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri St.
Louis menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa sekolah untuk mencapai
prestasi akademik di sekolah yang menerapkan pendidikan karakter.

Kelas yang sepenuhnya terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan penurunan


drastis dalam perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.
Sebuah buku berjudul Kecerdasan Emosional dan Keberhasilan Sekolah (Joseph Zins,
et.al, 2001) mengumpulkan berbagai temuan penelitian tentang pengaruh positif
kecerdasan emosional anak terhadap keberhasilan akademik.

Dikatakan ada sejumlah faktor risiko yang menyebabkan anak tidak bersekolah. Faktor
risikonya tidak terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya
diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi,
empati dan kemampuan komunikasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang kesuksesan seseorang di
masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan hanya 20
persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).

Anak yang memiliki masalah kecerdasan emosional akan mengalami kesulitan belajar,
bersosialisasi dan tidak akan mampu mengontrol emosinya. Masalah anak-anak ini
dapat dilihat sejak usia prasekolah dan, jika tidak ditangani, akan berlanjut hingga
dewasa.

Di sisi lain, remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang
dihadapi remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, alkohol, perilaku seks bebas dan
sebagainya. Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak
pendidikan dasar antara lain; Amerika Serikat, Jepang, Cina dan Korea.

Hasil penelitian di negara-negara tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendidikan


karakter terstruktur berdampak positif terhadap prestasi akademik.

Seiring dengan sosialisasi pentingnya pendidikan karakter, diharapkan dalam waktu


dekat setiap sekolah dapat segera menerapkannya, sehingga akan lahir generasi
penerus yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur. bangsa dan agama

Anda mungkin juga menyukai