Anda di halaman 1dari 38

I mplementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika

1
Tatag Yuli Eko SiswonoFMIPA UNESA Surabaya
Keprihatinan dan tanggung jawab terhadap tantangan generasi masa depan telahmengubah
orientasi pendidikan saat ini. Pendidikan tidak hanya membekalipengetahuan dan
keterampilan yang bersifat akademik saja tetapi lebihmenekankan untuk membentuk karakter
yang bermartabat. PendidikanMatematika melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran di kelas
memiliki peran tidakhanya membekali nilai edukasi yang bersifat mencerdaskan siswa tetapi
juga nilaiedukasi yang membantu membentuk karakter siswa. Tujuan untuk
membangunkarakter siswa itu tidaklah mudah, apalagi dalam waktu yang singkat. Untuk
itudiperlukan suatu upaya terencana, kontinu, dan sistematis dalam pembelajaranmatematika.
Perencanaan pembelajaran yang memuat tujuan membentukkarakter siswa harus dengan
disengaja (
by design
) bukan sekedar sebagai dampakpengiring saja (
by chance
).
Pendahuluan
Membangun karakter bagi generasi dewasa ini memang sangat mendesak. Hal
tersebutmelihat fenomena-fenomena yang terjadi dan tantangan masa depan yang dihadapi
semakinkompleks. Karakter-karakter umum seperti jujur, disiplin, taat aturan, atau
bertanggung jawab sudah semakin hilang. Sebagai bukti adalah maraknya upaya-upaya
mencontekataupun plagiasi di lingkungan pendidikan menunjukkan kurangnya kesadaran
untuk berlaku jujur. Belum lagi peningkatan kasus-kasus korupsi yang santer diberitakan oleh
media massamemberikan pertanda semakin pudarnya sikap jujur. Fenomena lain seperti
budaya antre,tertib berlalu lintas, dilarang merokok, maupun membuang sampah pada
tempatnya masihsulit dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab. Kita masih sering
melanggar aturan-aturan tersebut. Kedisiplinan dan tanggungjawab kita kadangkala hanya
muncul ketikadiawasi dan diancam dengan hukuman saja bukan melekat sebagai bagian
karakter kita.Tantangan generasi mendatang seperti kemudahan akses teknologi (misalkan
internet),penggunaan narkoba, perdagangan bebas, maupun dominasi media menjadi hal yang
takterelakkan. Perkembangan tersebut dapat memberi manfaat sekaligus memberi efek
negatif tergantung sikap dan karakter pemakainya. Penggunaan internet sebagai sarana
sumberbelajar dan informasi, menjalin komunikasi, serta pengembangan bisnis merupakan
hal yangpositif. Tetapi, bila digunakan untuk plagiasi, pornografi atau penipuan-penipuan
akanmemberi dampak yang tercela. Peningkatan pemakaian narkoba dan kemudahan
untukmendapatkan berbagai jenis narkoba menjadi tantangan orang tua untuk mendidik
putra-putrinya memiliki sikap dan karakter memilah mana yang baik dan buruk. Demikian
juga
1

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika


“Pengembangan
Desain Pembelajaran Matematika Berkarakter
”,

2
perdagangan bebas yang memunculkan produk-produk luar negeri yang dijual
bebasmemerlukan kecerdasan memilih produk yang tidak sekedar kualitas saja, tetapi
aspekmenghargai dan cinta tanah air. Tantangan lain yang kian mendominasi adalah
media.Banyak pilihan media dan channel televisi yang tayang selama 24 jam menjadi
pesaingtersendiri bagi orang tua maupun guru dalam mendidik dan membangun karakter
putra-putrinya. Tayangan-tayangan tersebut dapat mempengaruhi karakter dan perilaku baik
yangsudah ditanamkan di rumah maupun sekolah. Untuk itu perlu upaya terus menerus
dankontinu di rumah maupun di sekolah untuk membangun karakter generasi
mendatang.Masa depan yang lebih menantang memerlukan generasi handal yang
dibekalikebiasaan-kebiasaan positif. McElmeel (2002) memberikan alasan
pengembanganpendidikan karakter di sekolah karena kebutuhan dunia kerja yang
memerlukan nilai-nilaikarakter seperti (1) proaktif, yaitu memiliki inisiatif dalam
menghadapi tantangan danmencapai tujuan-tujuan, (2) membangun konsensus dalam
penentuan suatu tujuan, (3)memiliki prioritas yang didasarkan melalui pemikiran-pemikiran
mendalam, (4) berpikirdengan kreatif, mencari solusi dan prosedur yang saling
menguntungkan, (5) mencaripemahaman terhadap masalah-masalah agar mendapatkan
keberhasilan dalam pemecahanmasalah, (6) sinergi, yaitu melakukan kerjasama dengan
berbagai kelompok, dan (7)ketajaman penglihatan untuk mendorong perbaikan terus
menerus.Pendidikan matematika sebagai bagian dari pendidikan memiliki tanggungjawab
yangsama dengan mata pelajaran lain untuk mengembangkan karakter siswa sebagai
calongenerasi masa depan. Cara yang utama adalah melalui pembelajaran di kelas yang
secarakonsisten menanamkan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang berkarakter.
Pengertian Karakter
Karakter dapat dipandang sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas dari setiapindividu
untuk hidup, bergaul, dan bekerjasama di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa,dan
negara (Samani & Hariyanto, 2011). Karakter yang baik ditunjukkan dengan akhlak,
budipekerti, dan perilaku yang terpuji dan menjadi teladan di tengah keluarga,
masyarakat,maupun bangsa. Samani & Hariyanto (2011) mengartikan karakter sebagai nilai
dasar yangmembangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas
maupunpengaruh lingkungan yang membedakan dengan orang lain serta diwujudkan dalam
sikapdan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Simpulan ini menekankan bahwa karakter
adalahsuatu nilai-nilai yang mendasar yang terdapat pada diri individu.Arthur (2003)
membedakan pengertian karakter dalam beberapa hal. Pertama, karakterdipandang sebagai
suatu jalinan nilai-nilai kepribadian yang mengarah pada sesuatu yangnormal. Karakter itu
tentang siapa kita dan menjadi apa kita, hal baik dan buruk. Kedua,karakter bukan sesuatu
yang tetap dan dengan mudah diukur atau dimodifikasi. Ketiga,karakter merupakan pilihan-
pilihan tentang pengarahan tindakan dan pemikiran yang benaratau salah. Arthur meyakini
bahwa seseorang dapat aktif dalam membentuk karakter dirinyasendiri dan orang lain.
Pendidikan karakter dipandang sebagai suatu pendekatan khusus daripendidikan moral.
Pendidikan karakter bukan penyederhanaan dari pencapaian

3
keterampilan-keterampilan sosial tetapi tentang bagaimana seseorang siswa akan
tumbuh.Dengan demikian karakter yang dikembangkan melalui pendidikan sifatnya bukan
hanyadikaitkan dengan keterampilan sosial tetapi integratif diarahkan untuk perkembangan
siswa.Berkowitz (2002) menjelaskan bahwa karakter dapat dipandang sebagai suatu
ukuranatau sarana mengukur kebaikan atau keeksentrikan seorang individu yang
berkaitanmoralitas. Selain itu, juga dapat berkaitan non moralitas (seperti fungsi-fungsi
kognitif).
Berkowitz mendefinisikan karakter sebagai “
an individual’s set of physchological characteristics that affect that person’s ability and
inclination to function morally
”. Artinya
karakter adalah suatu kumpulan karakteristik psikologis individu yang memberi
dampakterhadap kemampuan seseorang dan peningkatan fungsi-fungsi moralitas. Dengan
demikianmakna karakter dapat diartikan sebagai tabiat, watak, atau aspek-aspek psikologi
lain yangmelekat pada seorang individu. Karakter membimbing dan mengarahkan seseorang
untukmenilai sesuatu yang dilakukan baik atau buruk. Fungsi-fungsi moral menurut
Berkowitz(2002) tersebut dinamakan
moral anatomy
yang meliputi (1)
moral behaviour (perilakumoral)
, (2)
moral values (nilai-nilai moral)
, (3)
moral personality (personalitas moral)
, (4)
moral emotion (emosi moral)
, (5)
moral reasoning (penalaran moral)
, (6)
moral identity (identitas moral)
, dan (7)
foundational characteristics (karakteristik-karakteristik dasar)
.Fungsi-fungsi tersebut memberi gambaran bahwa karakter merupakan suatu konseppsikologi
yang kompleks. Karakter meliputi kemampuan berpikir membedakan yang baik danbenar,
mengalami emosi-emosi moral (bersalah, empati, sadar diri), melibatkan diri dalamtindakan-
tindakan (berbagi, berderma, berbuat jujur), meyakini moralitas yang beradab
danbermartabat, dan menunjukkan kejujuran, kebaikan hati, dan tanggung jawab.McElmeel
(2002) dalam bukunya memfokuskan nilai-nilai karakter terdiri dari peduli,percaya diri,
tertantang, ingin tahu, fleksibel, kebersamaan (
friendship
), terencana(
goalsetting
), hormat (
humility
), ceria (
humor
), inisiatif, integritas, sabar, tekun, sikap positif,pemecah masalah, disiplin, dan kerjasama (
teamwork
). Nilai-nilai tersebut diperlukan dalammenghadapi dunia kerja dan saling terkait dengan
nilai-nilai yang lain.Tim Pengembang, Depdiknas (2010) menuliskan bahwa karakter
merupakan perilakumanusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia,lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, danperbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.Orang yang perilakunya sesuai dengan norma-norma disebut insan berkarakter
mulia.Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang
ditandaidengan nilai-nilai seperti
reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif daninovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, relaberkorban, pemberani, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, dan nilai-nilai lainnya.
Individu juga
memiliki
kesadaran
untuk berbuat yang terbaik atau unggul, danindividu juga mampu
bertindak
sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.Kementrian Pendidikan Nasional dalam

Desain Induk
Pembangunan Karakter Bangsa”
(2010) menyebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik (tahu nilai
kebaikan,mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan

Berdasar pandangan di atas, maka dapat dijabarkan beberapa ciri umum daripembelajaran
matematika humanistik, seperti disebutkan oleh Haglund (tanpa tahun) yaitu:1.

Menempatkan siswa sebagai penemu (


inquirer
) bukan hanya penerima fakta-fakta danprosedur-prosedur;2.

Memberi kesempatan siswa untuk saling membantu dalam memahami masalah


danpemecahannya yang lebih mendalam;3.

Belajar berbagai macam cara untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya denganpendekatan
aljabar;4.

Menunjukkan latar belakang sejarah bahwa matematika sebagai suatu penemuan atauusaha
keras (
endeavor
) dari seorang manusia;5.

Menggunakan masalah-masalah yang menarik dan pertanyaan terbuka (


open-ended
)tidak hanya latihan-latihan;6.

Menggunakan berbagai teknik penilaian tidak hanya menilai siswa berdasar padakemampuan
mengingat prosedur-prosedur saja;7.

Mengembangkan suatu pemahaman dan apresiasi terhadap ide-ide besar matematikayang


membentuk sejarah dan budaya;8.

Membantu siswa melihat matematika sebagai studi terhadap pola-pola, termasuk


aspekkeindahan dan kreativitas;9.

Membantu siswa mengembangkan sikap-sikap percaya diri, mandiri, dan penasaran(


curiosity
);10.

Mengajarkan materi-materi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sepertidalam


sains, bisnis, ekonomi, atau teknik.Beberapa ciri yang diungkapkan Haglund tersebut
sebenarnya mengarah pada ciri-ciripembelajaran yang menekankan pada nilai-nilai karakter.
Nilai tersebut seperti ingin tahu,suka menolong, pemecah masalah, kerja keras, tertantang,
apresiatif, kreativitas, percayadiri, dan mandiri

Beberapa Contoh Pembelajaran Matematika yang Bertujuan Membangun Karakter


Pembelajaran matematika yang konvensional bersifat mekanistik dapat sajamembangun
karakter. Hal tersebut karena sifat alami dari matematika memberi pengaruhterhadap
seseorang yang mempelajari atau bergelut dengan matematika. Tetapi, karakteryang muncul
belum optimal dan kadang kala menjauhi sifat alamiah manusia, sehingga akanlebih bernilai
dan optimal jika membangun karakter melalui keterpaduan dari sifatmatematika, matematika
sekolah, dan pembelajaran yang dipilih. Integrasi nilai-nilaitersebut perlu dituangkan dalam
silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Silabus merupakan rencana
pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakupkomponen: standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatanpembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumberbelajar. Silabus yang memuat nilai karakter
perlu ditambahkan kolom untuk nilai karakter. Disamping itu, nilai karakter tersebut
dituangkan secara eksplisit dalam rumusan kegiatanpembelajaran, indikator, dan penilaian.
Sedangkan, RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP
untuksetiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. RPP
terdiriatas beberapa komponen, yaitu satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran,
alokasiwaktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan
pembelajaran,materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber,
serta penilaianhasil belajar. Nilai karakter perlu dicantumkan tersurat pada indikator, tujuan
pembelajaran,kegiatan pembelajaran, termasuk penilaian. Pada kegiatan inti nilai-nilai itu
muncul padalangkah-langkah skenario pembelajaran. Nilai-nilai tersebut perlu dinilai untuk
melihattanggung jawab siswa dan sejauhmana pembelajaran efektif menunjang
tujuanmengembangkan karakter.

Berikut beberapa contoh indikator dan garis besar kegiatan pembelajaran yang membangun
karakter.
Contoh 1:karakter jujur
Tujuan: Siswa dapat menemukan nilai  melalui percobaan yang dilakukan dengan jujur
dan cermat.
Kegiatan belajar: Siswa diberikan berbagai benda berbentuk lingkaran (salah
satupermukaannya berbentuk lingkaran, seperti kaleng-kaleng). Guru memberikan
lembarisian yang memuat keliling lingkaran yang diukur dan diameternya, serta
perbandingankeliling dan diameternya. Siswa melakukan percobaan mengukur keliling dan
diameterbenda-benda tersebut dan menuliskan hasilnya. Siswa diamati kejujurannya
karenaumumnya siswa sudah tahu nilai  = 3,14, sedang dalam pengukuran seringkali
terjadikesalahan dan kekurangcermatan sehingga hasilnya jauh dari nilai 3,14,
sepertimungkin 3,2 atau 3,4. Siswa cenderung tidak jujur dengan mengubah nilai
mendekati3,14 tersebut agar mencapai ketelitian yang sempurna.Contoh lain yang setara
adalah percobaan menemukan volume kerucut, luaspermukaan bola, atau volume bola.

Contoh 2: karakter ketaatasasan (konsisten)


Tujuan: Siswa dapat menemukan hubungan sifat bangun datar secara konsisten
Kegiatan belajar: Siswa diberikan contoh-contoh jajargenjang dan diminta
untukmendefinisikan jajargenjang tersebut. Salah satu definisi yang mungkin dibuat siswa
adalah “jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar”.
Kemudian siswa diberikan contoh-contoh trapesium dan diminta untuk mendefinisikan
pengertiannya. Salah satu definisi yang mungkin adalah “trapesium adalah segiempatyang
memiliki sepasang sisi sejajar”. Siswa ditanya bagaimana akibat yang terjadi dari
definisi itu? Apakah jajargenjang merupakan trapesium? Siswa yang konsisten akan
menjawab “ya”, dan diminta membuat diagram hubungan dengan segiempat lain
seperti persegi, layang-layan, belah ketupat, dan persegi. Setelah dibuat siswa
ditanyakembali, apakah mungkin dibuat definisi yang baru sehingga trapesium
bukanmerupakan jajargenjang.

Contoh 3: karakter peduli


Tujuan: Siswa dapat menemukan mean suatu data dengan dilakukan saling peduli terhadap
siswa lain.
Kegiatan belajar: Siswa dalam suatu kelompok besar (misalkan 10 anggota) diberikan manik-
manik yang banyaknya tertentu. Kemudian ditugaskan untuk berbagi sehingga semuaanggota
itu mendapatkan hasil yang sama atau mendekati sama. Siswa dalam suatukelompok didesain
untuk bertanya dan mengetahui banyaknya manik-manik siswa laindan dipaksakan peduli
untuk membagi manik-maniknya. Siswa ditanya tentang carayang dilakukan bagaimana agar
lebih mudah dan cepat mendapatkan hasil yang sama?Diskusi ini akan mengarahkan siswa
untuk menemukan rumus mencari mean suatudata.

Contoh 4: karakter berpikir kreatif


Tujuan: Siswa dapat menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis lain secara
kreatif.
Kegiatan belajar: Siswa diberikan suatu persamaan persamaan garis misalkan 2x + 3y =
6.Guru menentukan suatu titik tertentu misalkan A(2,3), tentukan garis sejajar yangmelalui
titik itu. Jika siswa sudah mengerti, siswa diminta menentukan titik lain sesuaikeinginannya.
Kalau tugas tersebut bisa dilakukan dilanjutkan siswa diminta membuatpersamaan garis baru
dan teman lain sebangku menentukan titik tertentu danmenentukan persamaan garis yang
sejajar. Siswa disini mengembangkan kemampuankelancaran (fasih), fleksibel, dan
menghasilkan ide-ide yang baru.

Contoh 5: karakter berpikir kritis


Tujuan: Siswa dapat menilai suatu ukuran pemusatan yang tepat untuk menginformasikan
kumpulan data dengan kritis.
Kegiatan belajar: Kemampuan berpikir kritis ditunjukkan dengan kemampuan:
(1)mengintepretasi informasi, (2) menilai bukti, (3) mengidentifikasi asumsi-asumsi
dankesalahan-kesalahan dalam bernalar, (4) menyajikan informasi, dan (5) menariksimpulan-
simpulan. Guru memberikan kumpulan berbagai data, misalkan tinggibadan, ukuran sepatu,
dan kegemaran siswa. Dimodelkan ada seorang pengawas akanmencari data untuk menjawab
beberapa pertanyaan berikut: (1) Saya akan mencarisiswa yang akan dilatih untuk bermain
bola basket. Berapa tinggi rata-rata siswa disekolah ini? (2) Berapa rata-rata ukuran sepatu
siswa di sini? Ada bantuan sepatugratis dari perusahaan tambang minyak. (3) Siswa di sini
rata-rata menggemari sepakbola. Apakah tidak ada yang menyukai bola volley? Siswa
diminta untuk menilaiapakah pernyataan/pertanyaan pengawas itu sesuai dengan kebutuhan
informasi yangdiperlukan? Menurut kalian, apakah yang ditanyakan pengawas itu sesuai
denganinformasi yang dibutuhkan? Ukuran pemusatan apakah yang sesuai? Jelaskan
danbuatlah simpulan

Contoh 6: karakter demokratis, teliti, tanggung jawab, patuh pada aturan sosial.
Tujuan: Siswa dapat melukis segitiga dalam situasi yang demokratis secara teliti,
tanggung jawab, dan patuh pada aturan sosial.
Kegiatan belajar: Kegiatan diawali dengan penjelasan langkah melukis segitiga. Caranya
bisadilakukan langsung dijelaskan guru melalui contoh-contoh segitiga di papan,
gurumendemonstrasikan keterampilannya atau bantuan media presentasi (powerpoint)atau
siswa diminta membaca langkah-langkah melukis dalam buku sumber tertentuatau mencari
sendiri. Alternatif lain cara menyampaikan informasi ini bervariasi, bisa juga
mengkombinasikan satu dengan yang lain. Kemudian diterapkan pengajuanmasalah
( problem posing), siswa diminta menentukan ukuran-ukuran ruas garis dandiminta melukis
sesuai yang sudah diajarkan. Siswa dapat dibayangkan akan memilihruas-ruas sembarang
yang mungkin ruas garis itu tidak membentuk segitiga. Siswamemungkinkan membangun
pemahaman ada syarat tertentu tiga ruas garis menjadisebuah segitiga. Cara ini tidak hanya
belajar bagaimana nilai demokrasi dalammatematika tetapi karakter-karakter lain. Karakter
yang berkaitan dengan aspekmatematis seperti kecermatan, teliti, tanggung jawab atau
berpikir logis sudah jelastergambarkan, nilai lain sebenarnya juga muncul seperti patuh pada
aturan sosial.Ketika siswa menggunakan prosedur melukis segitiga, hal itu merupakan
kepatuhanyang logis terhadap aturan sosial atau aturan matematika yang ketat itu. Jika
siswasampai mengembangkan suatu pemahaman bahwa segitiga itu akan dapat dilukis
jika jumlah panjang dua ruas garis tertentu lebih dari satu panjang ruas garis lain, makanilai
kreatif siswa juga muncul.
Penutup
Penerapan pembelajaran matematika yang membangun karakter siswa dapatdilakukan guru
dengan memperhatikan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa.Dalam
penerapannya harus dilakukan secara bertahap dengan penuh kesabaran danketelatenan.
Penerapan tersebut jika bertujuan untuk menghasilkan siswa dengankemampuan
komprehensif yang manusiawi, mensyarat perubahan budaya guru yang selamaini sudah
mendarah daging. Guru dituntut kreativitasnya, bersikap terbuka, kerja keras,tekun, sabar dan
iklas untuk memberi manfaat kepada siswa yang sebesar-besarnya.Sebaiknya kita ingat,
sebaik apapun alat atau kendaraan yang kita pakai, tetap tergantungpada pelaku atau sopir
yang memakai ataupun mengarahkannya. Semoga tulisan ini dapatmenjadi wacana guru
untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran

Matematika Dan Masyarakat

Abdul Rasyid | Matematika


A. Aspek-Aspek Matematika
Matemtika pada dasarnya bukanlah hanya sekedar angka, tetapi matemtika juga mmemilki
aspek-aspek yang seringsekali diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Diantara aspek-
aspek yang dimaksud adalah:
1. Kesepakatan
Sadar ataupun tidak seseorang yang mempelajari matematika telah menggunakan
kesepakatan-kesepakatan tertentu. Kesepakatan-kesepakatan itu terdapat dalam matematika
yang rendah maupun yang tinggi. Kesepakatan-kesepakatan itu dapat berupa simbol atau
lambang, istilah/konsep, definisi serta aksioma-aksioma. Sebagai contoh bilangan yang
selama ini digunakan , misaInya 1, 2, 3, dan seterusnya adalah lambang yang kita sepakati.
Kesepakatan itu secara tidak disadari telah tertanam semenjak seseorang belajar di kelas satu
sekoIah dasar atau bahkan taman kanak-kanak. Bilangan yang dilambangkan dengan dengan
2 disepakati disebut “dua” . Mengapa tidak disebut satu? Itulah contoh kesepakatan yang
ternyata selalu digunakan hingga sekarang.
Sadar ataupun tidak dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak kesepakatan.
Kesepakatan. baik yang tertulis maupun yang tidak. Apabila seseorang berperilaku tidak
sesuai dengan kesepakatan tertentu dalam lingkungan tertentu, tentulah ia dianggap sebagai
seorang yang melanggar suatu aturan. Dengan demikian seseorang yang telah dibiasakan
belajar matematika yang penuh dengan kesepakatan yang harus ditaati, kiranya akan mudah
memahami perlunya kesepakatan dalam kehidupan masyarakat. inilah salah satu aspek dalam
matematika yang memiliki nilai didik (nilai paedagogik).

2. Konsistensi
Dalam uraian ini yang dimaksud dengan ketaatasasan atau konsistensi, adalah tidak
dibenarkannya muncul kontradiksi. Hal tersebut dalam matematika (terutama yang berasas
dikotomi) sangat penting dan harus dipertahankan. Bila pernyataan “Melalui satu titik P
diluar garis a dapat dibuat tepat satu garis sejajar dengan a”, diterimna sebagai pernyataan
yang benar, maka pernyataan Jika garis a sejajar garis b dan garis p memotong garis a, maka
garis p tidak memotong garis b” harus ditetapkan sebagai pernyataan yang salah. inilah salah
satu contoh tentang konsistensi dalam matematika.
Dalam kehidupan bermasyarakat jelas bahwa sikap konsisten diperIukan.Bila tidak kiranya
akan mudah terjadi benturan-benturan. Bukankah “ Pancasila dan UUD-45” dapat dipandang
sebagai aksiotma yang merupakan kesepakatan nasional? Perlukan warga bangsa indonesia
dalam perilakunya konsisten dengan itu? Jelas bahwa sikap konsisten sangat diperlukan
dalam bermasyarakat dan berbangsa. seseorang yang telah terbiasa berpikir rnatematik, tidak
terlalu sulit untuk memahami perlunya sikap konsisten dan bahkan tidak sulit melihat
inkonsistensi yang terjadi dalarn kehidupan. Sekali lagi terlihat bahwa matematika melalui
aspek ketaatasasan atau konsistensi secara implisit maupun eksplisit dapat membantu
membentuk tata nalar serata pribadi siswa.
3. Deduksi
Secara sederhana makna deduksi adalah proses menurunkan atau menerapkan pengertian atau
sifat umum kedalam keadaan khusus. dalam matematika pola pikir deduktif itulah yang
diterima. Namun dalam pendidikan matematika pola pikir induksi juga dapat diterima
sepanjang diperlukan untuk menyesuaian bahan ajar dengan perkembangan intelektual siswa.
Perhatikan “jika suatu segitiga sisi sama makaseitiga itu disebut segitiga sama sisi”, “jika
suatu segitiga mempunyai tiga buah sudut sama besar maka segitiga itu disebut segitiga sama
sisi”. kedua kalimat tersebut dapat, dipandang sebagai ungkapan yang membatasi konsep
segitiga samasisi. Jadi suatu definisi Kalan dicermati akan terlihat bahwa kedua definisi itu
mempunyai intensi yang berbeda tetapi mempunyai ekstensi/jangkauan yang yang sama.
Namun dalam matematika tidak dibenarkan keduanya ditetap sebagai definisi dalam satu
struktur uraian). Mengapa? Coba pikirkan, jika kalimat pertama yang ditetapkan sebagai
definisi segitiga sama sisi; dapatkah kebenaran kalimat kedua dibuktikan dengan
menggunakan kalimat pertama?. Dan sebaliknya bagaimana? Jadi salah satu harus ditetapkan
sebagai teorema. Itu adalah salah satu bentuk pemikiran deduktif.
Pola pikir deduksi dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan. coba amati dan pikirkan
jenjang perundang-undangan dalam kehidupan kita. Kita kenal “Undang- undang”. Peraturan
pemerintah”, “Keputusan Menteri “, “Keputusan Dirjen”, dsb. Bukankah dalam hal tertentu
“yang satu merupakan penjabaran atau aturan pelaksanaan’ dari yang lebih tinggi? Bukankah
untuk menyatakan benarnya yang satu harus dirujukkan kepada aturan yang lebih tinggi?.
Jadi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegarapun perlu pola piker deduktif.
4. Semesta
Dalam matematika terdapat simbol-simbo atau lambang yang dikosongkan maknanya.
Apakah makna x. y, z itu ?? Terserah kepada sipemakai, akan diberi makna apa. mungkin
diberi makna bilangan, mungkin diberi makna vektor, mungkin diberi makna pernyataan,dsb.
sesuai dengan kebutuhan pemakai. Hal itu menunjukkan adanya lingkup pembicaraan, yang
juga disebut semesta pembicaraan. Dalam pelajaran matematika disadari atau tidak terdapat
banyak contoh atau soal yang sangat memperhatikan semesta. Bila semesta yang ditetapkan
tidak diperhatikan sangat besar kemungkinan jawab yang diberikan akan salah. Sebagai
contoh: Tulislah lambang bilangan asli yang sesuai sehingga kalimat berikut menjadi benar.
5+2 ´ – = 10 , Kalau tidak disadari semestanya, tidak mustahil akan dijawab 2,5. benarkah?
Adakah manfaat pengertian semesta dalam kehidupan?. Tentulah tidak sulit disadari bahwa
manusia di bumi ini terkelompok-kelompok menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-bangsa,
menjadi satuan organisasi dan sebagainya. Dalam masing-masing kelompok tersebut berlaku
suatu aturan tertentu. Seseorang yang akan melakukan tindakan atau melontarkan kata-kata
tertentu perlu memperhatikan dimana dia berada, di lingkup mana dia berada. secara umum
dapat dikatakan perlu menyesuaikan diri. Bila anda mengendari mobil di Indonesia anda
harus berjalan di sebelah kiri jalan. Bagaimana halnya bila anda mengendarai mobil di
Amerika Serikat? (disadur dari Soedjadi, 1994: 3-9). Kalau aspek-aspek yang telah dijelas
diatas dapat kita eksplisitkan dalam pembelajaran matematika, maka akan terasa bahwa
pembelajaran matematika mempunyai nilai didik. Bukan tidak mungkin ini akan membentuk
pribadi siswa di masa dating.

B. Nilai-Nilai Matematika

Dengan belajar matematika banyak nilai-nilai matematika yang bisa kita peroleh yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Beberapa nilai yang bisa diperoleh
dari belajar matematika adalah:
1. Nilai praktis dan nilai guna
Siswa dengan mudah dapat diajak berpikir tentang nilai-nilai praktis dan nilai guna
matematika. Misalnya, orang awam yang bekerja kasar dapat menaikkan muatan dengan
‘sangat’ baik tanpa belajar bagaimana membaca dan menulis, tetapi dia tak akan bisa bekerja
dengan baik tanpa mempelajari hitungan dan berhitung. Orang yang tidak berpengetahuan
tentang matematika akan di kasihani orang lain dan akan mudah diperdaya. Atau dengan
bahasa yang lebih tinggi, seperti: pengetahuan tentang proses dasar matematika dan
keterampilan menggunakannya adalah persyaratan awal bagi manusia. Kebanyakan individu
seperti halnya kelompok, sama saja merancang kegagalan dalam hidup karena kurangnya
kepekaan berhitung (sense of calculation). Seseorang dengan perhitungan yang sesuai dapat
mengantisipasi seluruh penghalang yang mungkin ditemui dan oleh karena itu, dia mampu
mengikuti langkah pencegahan. Individu adalah satuan terkecil dari masyarakat sipil.
Masyarakat dapat makmur hanya bila unit terkecilnya juga makmur. Dalam profesi secara
langsung atau tidak, penggunaan matematika terjadi. Banyak proyek tergantung pada
matematika untuk keberhasilan fungsinya. Matematika telah menjadi dasar seluruh sistem
bisnis dan perdagangan dunia. Ketidakmampuan massal dalam menguasai matematika adalah
penghalang kemajuan suatu negara yang tak dapat dihindari.
Orang terkadang disesatkan dengan nilai praktis matematika lantaran suatu perasaan bahwa
apapun yang diajarkan di kelas tingkat atas (SMA, Perguruan Tinggi) cuma sedikit yang
dipakai dalam kehidupan di masyarakat. Orang biasa juga jarang menggunakan pengetahuan
matematika tingkat tinggi dalam masa tuanya. Tetapi nilai suatu subyek tidak dapat diukur
dengan cara seperti ini. Napoleon pernah berkata, “ kemajuan dan peningkatan matematika
berhubungan dengan kemakmuran suatu negara.”
2. Nilai kedisiplinan
Kebiasaan siswa menganalisis dengan teliti suatu situasi sebelum pengambilan keputusan
sangat membantu dalam situasi hidup yang kompleks, di mana pengambilan keputusan
menjadi makin sulit. Ketika matematika menangani fakta-fakta yang akurat dan presisi, maka
tidak ada lingkup untuk ketidakpastian atau ketidakjelasan. Ini membuat pikiran para pelajar
makin luas dan terbuka. Ia menikmati suatu penerimaan universal tanpa penghalang negara,
bahasa, iklim, dan sebagainya. Pengetahuan matematika membantu anggota masyarakat
untuk mengorganisasi idenya lebih logis dan mengungkapkan pemikirannya secara lebih
akurat dan eksplisit. Matematika melatih anggota masyarakat tidak take for granted (langsung
membenarkan) terhadap suatu hal, atau bergantung pada tradisi atau otoritas, tetapi
menyandarkan pada pemberian alasan.
3. Nilai Budaya
Esensi dari budaya masyarakat sipil adalah dalam gaya hidup warganya. Budaya
merefleksikan bagaimana mereka hidup, bertingkah laku, berpakaian, makan, minum,
membesarkan anak, dan menjaga hubungan sosialnya. Mode hidup anggota masyarakat
sangat besar ditentukan oleh kemajuan teknologi dan sains, yang pada gilirannya tergantung
pada kemajuan dan perkembangan matematika. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup dan
begitu pula budaya secara kontinyu terpengaruhi oleh kemajuan matematika. Matematika
juga membantu dalam pemeliharaan dan penerusan tradisi budaya kita.
4. Nilai Sosial
Matematika membantu menyesuaikan organisasi dan memelihara suatu struktur sosial yang
berhasil. Matematika berperan penting dalam menyusun institusi soaial seperti bank,
koperasi, rel kereta, kantor pos, perusahaan asuransi, industri, pengangkutan, navigasi dan
lain sebagainya. Transaksi bisnis yang efektif, ekspor dan impor, perdagangan dan
komunikasi kini tak dapat berlangsung tanpa matematika. Maka, kelancaran dan kerapian
fungsi masyarakat sipil di pastikan dengan matematika. Kesuksesan seseorang dalam sebuah
masyarakat tergantung sebaik apa dia dapat menjadi bagian masyarakat, kontribusi apa yang
dapat dia berikan bagi kemajuan masyarakat, dan sebagus apa dia dapat diuntungkan oleh
masyarakat. Saat ini, keberadaan sosial kita secara total diatur oleh pengetahuan sains dan
teknologis yang hanya dapat diperoleh dengan studi matematika. Berbagai metode dan logika
matematika digunakan untuk menyelidiki, menganalisis, dan menyimpulkan mengenai
pembentukan berbagai aturan sosial dan pemenuhannya. Lebih dari itu, nilai-nilai diperoleh
melalui pembelajaran matematika akan membantu seseorang untuk melakukan penyesuaian
dirinya dan membimbingnya pada keselarasan hidup dalam masyarakat.
5. Nilai Moral
Studi matematika menolong siswa dalam pembentukan karakternya lewat berbagai cara.
Matematika membentuknya ke sikap yang sesuai, seperti tidak ada ruang untuk perasaan
yang merugikan, pandangan yang menyimpang, diskriminasi, dan berpikir tak masuk akal.
Matematika membantunya dalam analisis obyektif, memberikan alasan yang benar,
kesimpulan yang valid (sah) dan pertimbangan yang tak berat sebelah. Nilai-nilai moral ini
tertanam dalam pikiran karena perulangan dan membantunya menjadi anggota masyarakat
yang berhasil.
6. Nilai Estetika (Seni/Keindahan)
Matematika makin kaya dengan daya tarik keindahannya. Kerapian dan kecantikan hubungan
matematis menyentuh emosi kita, lebih seperti musik dan seni yang dapat mencapai
kedalaman jiwa dan membuat kita merasa benar-benar hidup. Ketika kita menelusuri biografi
matematikawan, kita melihat bahwa hampir seluruhnya tertarik pada ‘disiplin ilmu
ketuhanan’ ini dengan menyadari kecantikannya.mereka seolah tidak sedang mempelajari
matematika, tetapi bersembahyang dengannya. Kehalusannya, keharmonisannya, kesimetrian
segala sesuatunya menambah kecantikannya. Musik atau seni adalah keluaran sederhana dari
kecantikan abadi ini.
7. Nilai Rekreasi (Hiburan)
Matematika memberikan suatu ragam peluang hiburan untuk mendewasakan orang
sebagaimana anak-anak. Matematika menghibur orang lewat aneka puzzle, permainan, teka-
teki, dan lain-lain. Permainan video komputer modern juga dibangun melalui penggunaan
matematika yang semestinya. Arti penting dari jenis rekreasi matematis adalah ia
memampukan seseorang membangun imajinasinya, menajamkan intelektualitasnya dan
mengukir rasa puas pada pikirannya. Otak manusia adalah sebuah organ yang makin baik
dengan berlatih. Studi matematika dengan begitu memberikan latihan yang cukup bagi otak
seseorang. Untuk beberapa praktisi matematik, kesenangan harian menguraikan hubungan
matematis yang aneh selalu menjadi hal yang menghibur
tinggi
A.
Ketiga,
Pendahuluan
adalah
teori pendidikan,
pendidikan
SIKAP SPIRITUALdan
baikkenyataan
pendidikan
(KI-1) di jalur
lapangan.
DALAM sekolahBerbagai
maupunteori
PEMBELAJARAN jalurdidapatkan
luar sekolah.
calon guru selama
Matematika sebagaimengikuti
salah satupendidikan,
ilmu dasar terutama
MATEMATIKA baik aspek yang
terapan
berkaitan
maupun langsung
aspek
Dalam setiap pembahasan tentang pendidikan matematika, tidak akan terlepas dari
dengan proses mempunyai
penalarannya, belajar mengajar peranan
DI ERA di kelas.
yang penting
KURIKULUMTeori belajar
dalam
2013yang
upaya berkaitan
penguasaan dengan ilmu
pendidikan dalam arti luas. Pada kenyataannya, masalah pendidikan adalah salah
berbagai metode
pengetahuan dan mengajar,
teknologi. teoriIni berarti
evaluasi bahwa
dengan sampai
berbagai
pada alat
batasukurnya,
tertentu teori
satu bagian dari masalah-masalah Oleh: Drs. pembangunan.
Khamim Thohari, Oleh karena MEd. itu, gerak langkah
pengelolaan perlu
matematika kelas,dikuasai
dan lain-lain
oleh segenap
adalah bekalwargayang negara
diharapkan
Indonesia, dapat
baikmeningkatkan
pendidikan tidaklah dapat dilepaskan dari arus perkembangan yang ada dalam
mutu guru yang
penerapannya maupun
pada gilirannya
pola pikirnya.diharapkan
Matematikadapat sekolah
meningkatkanyang merupakan
mutu produk bagian
masyarakat yang sedang membangun.
pendidikan.
dari matemaika yang dipilih atas dasar kepentingan pengembangan kemampuan
dan kepribadian siswa serta perkembangan Abstrak
ilmu pengetahuan dan teknologi perlu
selalu dapat sejalan dengan tuntutan
Kurikulum 2013 menjaga keseimbangan antara Sikap kepentingan siswa(Spiritula
menghadapi dantantangan
Sosial)
kehidupan
Pertama, perkembangan
masa depan. sains dan teknologi beserta
pengetahuan dan ketrampilan. Matematika yang memiliki baisk pengetahuan produknya. Perkembangan
sains
yang dan teknologi dewasa ini sudah jelas menimbulkan tuntutan-tuntutan tertentu
Agar abstrk,
Indonesia banyak
memiliki menitikberatkan
cukup wargapada negara pengembangan
yang berkualitas pengetahuan dan
tinggi diperlukan
terhadap
menomor pendidikan
duakan kita. Berbagai
ketrampilan usaha
apalagi sudah
sikap, dilakukan
fenomena ini oleh
yangberbagai
dicoba pihak
sumber daya manusia yang berkualiltas yang mampu menguasai dan diubah
untuk
dalam mengadakan
Kurikulum ilmu penyesuaian
2013.pengetahuan diri
Matematikadan dengan
sebagai perkembangan
salahdapat
satu ilmu tersebut. Penyesuaian
dasar baik aspek
mengembangkan teknologi, memanfaatkannya untuk
yang tidak
terapan maupun selektif tentu
aspekbangsa akan menimbulkan
penalarannya, ketidakseimbangan.
mempunyai peranan yang Kita tidak
penting dalam
kesejahteraan seluruh serta dapat menangkal pengaruh-pengaruh
mungkin
upaya membendung
penguasaan ilmuarus kemajuandan
pengetahuan teknologi
teknologi.dewasa ini, tetapi
Ini berarti kita sampai
bahwa harus
negatifnya.
menanggapi
Pendidikan secara bertanggungjawab
matematika
pada batas tertentu tidak dapat
matematika perlu untukdari
terlepas
dikuasai kepentingan
matematika
oleh segenap pendidikan
itu
wargasendiri.dewasa
negara Oleh ini
dan di
karena masa
itu, yang
untuk akan datang.
meningkatkan Kita
sikap jangan hanya
spiritual akan
Indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya. Pendidikan matematika sekedar
lebih menjadi
baik jika konsumen
terlebih dahulu
produk
mengungkap teknologi dari
karakteristik negaradari lain, tetapi
matematika kita harus
yaitu mampu
obyeknya
tidak dapat terlepas dari matematika itu sendiri. Oleh karena itu, untuk dapat mengambil
yang abstrak, alih ilmu
simbol
dan teknologi
Kenyataanya,
yang kosong dari
meningkatkan secara
banyak
sikap berencana
arti,spiritual
siswa
kesepakatan
yang dan
dengan mendasar.
unggul
dan dalamArtinya
pemikiran
pembelajaran bahwa
prestasinya
deduktif
matematika pengelolaan
aksiomatik,
tetapi masih
akan dan
rendah
lebih anti
mudah
pendidikan
dalam
kontradiksi
sikap kita perlu
spiritualnya selalu tanggap
(sikap akan
spiritual) kemajuan
yang yang
terwujud
terwujud jika terlebih dahulu mengungkap karakteristik dari matematika yaitu ada
dalam secara
moralnya.bertanggung
Banyak
jawab.
terjadi
obyeknya tawuran di antarasimbol
yang abstrak, pelajaryangyangkosong
hanya dipicu olehkesepakatan
dari arti, masalah yang dansebenarnya
pemikiran
hanya sepele. Hal ini salah satunya disebabkan
deduktif aksiomatik, dan anti kontradiksi. Tujuan pendidikan matematikaoleh pendidikan yang hanya harus
menyampaikan
memperhatikan materi pelajaran tanpa menanamkan nilai-nilai moral dan etika
Dlam Kurikulum(1) tujuan
2013, yangSpiritual
Sikap bersifatharus
formal, yaitu penataan
di mnculkan sebagai nalar dan
dampak
pada pembelajaran.
pembentukan kepribadian anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yaitu
pengiring ”Nurturant Effect” dari pembelajaran KD pengetahuan dan ketrampilan.
penerapan matematika serta ketrampilan matematika.Ada
Urgensi ini innilah yang harus kita terima, bahwa disetiap Rencana Pelaksanaan beberapa nilai didik
dalam pembelajaran
pembelajaran selalu harus matematika
dimunculkanyang berkaitan
KD dari KI-1 dengan s.d.karakteristik
KD dari KI-4. dariIni
matematika yang dapat menigkatkan sikap spiritual
mengandung makna bahwa pembelajaran matematika harus memilki dampak pada (sikap Spiritual) yang
Kedua, tuntutan kuantitas
diharapkan dan tujuan
kualitaspendidikan
produk pendidikan. di Tuntutan kuantitas dari
aspek sikap dapat
sosial mendukung
maupun sikap spiritual. Dalam nasional,
permendikbud antaranya:
no. 57, 58, dan 59
produk pendidikan
kesepakatan, dapat diamati
ketaatasasan/konsistensi, pada beberapa
deduksi, jenjang pendidikan.
semesta dan menghayati ajaran Berbagai
B. Pembahasan
untuk SD, SMP dan SMA KD 1.1 berbynyi ”Menghargai
macam argumentasi/alasan agaknya mendukung keputusan mengapa harus
agama yang dianutnya” KD ini selalu harus mengingatkan kita sebagai guru
memenuhi
Dalam
Kata makalah
kunci: tuntutan
Sikapini spiritual,
akan
tersebut.
disajikan
Banyaknya
beberapa
pembelajaran caloncontoh
siswamateri
matematika. baru yangdalamakan pembelajaran
memerlukan
matematika untuk selalu mengintegrasikan pembelajaran matematika pada sikapp
tempat, merupakan
matematika yang diharapkan
salah satudapat alasanmeningkatkan
untuk meluluskan Sikapsebanyak
Spiritual mungkin
sehinggasiswa dapat
social yang harus dimiliki oleh peserta didik.
pada kelas
semakin memperbaiki
tertinggi. Adanya moral kekhawatiran
bangsa dan tercapai akan kehilangan
tujuan pendidikan
nama baik nasional
sekolah,yang
tingkah laku
tertuang dalamsiswa
UUjika No tidak
20 tahundiluluskan,
2003 tentang
juga merupakan
Sistem Pendidikan
alasan untuk Nasional,
meluluskan
yang
sebanyak “mungkin
berbunyi Pendidikan siswa nasional
kelas tertinggi.
berfungsiDengan mengembangkan
membanjirnya kemampuan
produk dan
pendidikan seperti
membentuk watak ini,sertaberakibat
peradaban semakin
bangsameningkatmnya
yang bermartabat lulusan
dalamyangrangka tidak
mampu melanjutkan
mencerdaskan kehidupan pendidikan
bangsa,kebertujuan
jenjang yang untuklebih
berkembangnya
tinggi atau bekerja.
potensi peserta
Kemerosotan
didik agar menjadimutu manusia
tersebut berakibat
yang beriman jauh dan
padabertakwa
ketidakmampuan
kepada Tuhan menerapkan
Yang Maha
pengetahuan
Esa, berakhlak yang
mulia,diperoleh,
sehat, berilmu,
menciptakan cakap, lapangan
kreatif, kerja
mandiri, sendiri,
dan menjadi
dan lain-lain.
warga
negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”

Salah satu wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi
sebagai wadah untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu
Perhatikan Kompetensi dasar untuk SMP Kelas VII berikut ini
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
KOMPETENSI
memiliki rasaINTIingin tahu, perhatian, dan minat KOMPETENSI DASARmatematika,
dalam mempelajari
serta dan
1. Menghargai sikap ulet dan percaya1.1
menghayati diri dalam pemecahan
Menghargai masalah.ajaran agama yang
dan menghayati
matematika
ajaran agama adalah himpunan
yang dianutnya aturan dan perintah atau prosedur tertentu yang
dianutnya
dikenalpernyataan
Setiap dengan algoritma. Untuk
atau definisi menunjukkan
dalam matematika konsep
harus tertentu digunakan
menggunakan batasan
istilah atau
2. Menghargai
atau dan menghayati
definisi. Prinsip dalam 2.1 Menunjukkan
matematika sikap
adalah logis,
objek kritis,
matematika analitik,
yang konsisten
lebih
konsep terdahulu secara konsisten. Konsisten dalam arti maupun dalam nilai
perilaku jujur, disiplin,
kompleks yangObjek
menyatakan dan teliti, bertanggung
keterkaitan duajawab,
antara tersebut responsif,
atau disajikan
lebih objek dan tidak
matematika.
kebenarannya. matematika yang abstrak di sekolah sesuai
tanggungjawab, peduli (toleransi, mudah menyerahdalam memecahkan masalah.
dengan kemampuan penalaran siswa. Hal inilah yang membuat objek matematika
gotong royong), santun, percaya 2.2 Memiliki rasa inginagar
tahu,mudah
percaya diri, dandan dapat
yang dipelajari diturunkan tingkat keabstrakannya dipelajari
diri, dalam berinteraksi secara ketertarikan
tertanam lama dalam pemikiran siswa. pada matematika serta memiliki rasa
efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam 2. Simbol
jangkauanyang kosong dari artipada daya dan kegunaan matematika, yang
percaya
terbentuk melalui pegalaman belajar.
pergaulan Obyek
dan keberadaannya
matematika yang abstrak dituangkan dalam simbol-simbol. Simbol-simbol
2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif,
inilah yang akhirnya membentuk bahasa matematika. Bahasa matematika
menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi secara
5. Pendidikan Matematika
sederhana dapat digunakankelompoksebagai sarana
maupunberkomunikasi, sarana tempat berpikir,
aktivitas sehari-hari.
dan mengekspresikan
Tujuan ide-ide secara
pendidikan matematika dapatteratur
dilihatdan sistematis.
dalam tujuan kurikulum yang
tertuang dalam setiap
Pengintegrasian Sikapkurikulum masing-masing
spiritual dapat jenjang tiga
dilakukan melalui sekolah. Perumusan
hal: pertama, melalui
tujuan tersebut pastilah diusahakan untuk menopang tujuan
kegiatan pembelajaran dalam menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan institusional masing-
Menurut
masing jenis
matematika. Soedjadi
sekolah,
Kedua,(1985:
dan 15)
tujuan
melalui simbol-simbol
Materipendidikan dalam
nasional
pembelajaran matematika
jika sebagaimana padatertuang
memungkinkan, umumnya dalam
dan ketiga
masih
tap MPR.”kosong
Selaindari
itu arti”
tujuansehingga
melalui kegiatan yang disengaja kurikulerdapat
tersebut
diberikan
mengacuarti kepada
kepada simbol-simbol
teori Bloom tentang
itu
sendiri pendidikan
tujuan sesuai dengan
yaitu
lingkup
meliputi
danranah
semestanya.
kognitif,Keberadaan
afektif, dansimbol
psikomotor.
ini memberi
peluang yang besar kepada matematika untuk digunakan dalam berbagai ilmu dan
kehidupan nyata.
1. Obyek
Tujuan matematika
Pendidikan Nasionaladalah abstrak.
tertuang dalam UU no 20 tahun 2003 yaitu
Pendidikan
Obyek langsungNasional
dari berfungsi
matematika mengembangkan
adalah “fakta”, kemampuan dan membentuk
“konsep”, “operasi”, dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
“prinsip” yang kesemuanya adalah abstrak. Sedangkan obyek tidak langsung di
3. Kesepakatan
kehidupan
antaranya berupa dan pemikiran
bangsa,kemampuan
bertujuan untuk deduktif aksiomatik
berkembangnya
membuktikan teorema, potensi pesertapemecahan
kemampuan didik agar
menjadi
masalah, manusia
transfer yang beriman
belajar,yang
balajardan bertakwa
tentang kepada
belajar, Tuhan
kemampuan Yang Maha
inkuiri, danEsa,
disiplin
Dari kedua karakteristik telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa
berakhlak
diri (Bell, mulia,108).
1981: sehat,Objek
berilmu, cakap, kreatif,
matematika adalah mandiri,
abstrak dan hanya
dan menjadi
ada warga
dalamnegara
dalam matematika terdapat banyak kesepakatan. Selain itu, dalam kehidupan
yang demokratis
pemikiran serta bertanggung jawab.
sehari-hari manusia, sehingga
pun sering dijumpaitidak dapatkesepakatan-kesepakatan
banyak disentuh atau diraba, yangyangdapat kita
tertulis
amati hanyalah simbol dari objek
maupun kesepakatan yang tidak tertulis.matematika.

Tujuan pendidikan
Selanjutnya yang dimaksud
Matematikadengan
mulaimetode
dari SDaksiomatik
hingga sekolah
adalahmenengah
pembenaran atas
pernyataan
adalah agar P1
Fakta dalam peserta
dengandidik
matematika menggunakan
memiliki
adalah kemampuan
suatupernyataan
kesepakatansebagai
P2yang
yangberikut;
sebelumnya
disajikan telahbentuk
dalam
diterima benar. Sedangkan pembenaran pernyataan P2 dengan menggunakan
kata-kata atau simbol. Kita sudah terbiasa dengan simbol “2” dan kata “dua”. Pada
1. Memahami
pernyataan
saat konsep
P3 yang
kita mengatakan matematika,
sebelumnya
“dua” menjelaskan
telah
dengan keterkaitan
diterima tergambar
sendirinya benar antar“2”,
pula.symbol
Demikiankonsep dan
seterusnya
demikian
mengaplikasikan
sehingga sampai konsep
pada atau
suatu algoritma
pernyataan secara
P0 yangluwes,
tidak akurat,
lagi efisien,
perlu
sebaliknya, jika kita disodori simbol “2” dengan sendirinya kita memadankan dan
pembuktian. tepat
dalam
denganpemecahan
PernyataankataP0
“dua”. masalah.
inilah yang disebut
Kaitan aksioma.
simbol “2” dengan Oleh
katakarena
“dua”aksioma digunakan
ini merupakan fakta.selalu
mempunyai sifat umum dan kemudian dapat diturunkan hingga memperoleh
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak untuk membantu mengklasifikasikan sifat-
sifat khusus,atau
objek-objek makabenda-benda
struktur ini dan
disebut
untukpula berpola deduktif. Dan ini merupakan
2. Menggunakan penalaran pada pola danmenentukan apakah
sifat, melakukan objek-objek
manipulasi atau
matematika
satu-satunya
benda-benda pola
adalahpikir yang diterima
contoh atau dalam
bukan contoh matematika.
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, dari
atau ide abstrak tersebut.
menjelaskan gagasanPengertian
dan
“dua” itu sendiri adalah
pernyataan matematika. konsep yang secara matematika diabstraksikan dari
adanya ekivalensi antar himpunan-himpunan. Skill

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah


merancang model matematika, menyelesaikan modeldan menafsirkan solusi yang
diperoleh.
4. Konsisten
harus
Dalam
memperhatikan
pembahasan(1)initujuan
yang yang
dimaksud
bersifat
dengan
formal,
ketaatasasan/konsistensi
yaitu penataan nalar danadalah
pembentukan
tidak dibenarkannya
kepribadianadanya
anak, kontradiksi
dan (2) tujuan
sesuai
yangdengan
bersifatkarakteristik
material yaitu
dari
penerapan
matematika
matematika
sendiri.serta ketrampilan matematika.

Matematika
Contohnya, sekolah
untukyang
setiap
diajarkan
anggotadihimpunan
setiap jenjang
bilangan
pendidikan
bulat, berlaku
tertentubahwa
harus
dengan
jumlah
jelasdari
dapat
2 bilangan
mendukungbulatupaya
adalahpencapaian
bilangan bulat.
tujuanMaka
pendidikan
hasil dari
nasional.
3 + 7 Hal
ini berarti
haruslahbahwa
bilangan
setiap
bulat.
materi yang akan diajarkan harus dapat ditunjukkan
Untuk keperluan
aspek-aspek tertentu
proses
yang
belajar
mengandung
mengajarnilai
di dalam
dalamkelas,
mendidik
tujuansiswa.
kurikuler
Tujuan
tersebut
masih perlumatematika
pendidikan dijabarkan kememiliki
dalam tujuan
sifat formal
institusional
dan material
(SK, dan
yangKD)
berarti
Padabahwa
tahap ini,
Dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan adanya sikap dan nilai
kesulitan akan
pendidikan matematika
dialami terutama
harus memiliki
dalam usaha
nilai didik
memadukan
dan nilairanah
praktis.
afektif dan
konsistensi ini, sehingga tidak akan banyak terjadi benturan-benturan dalam
psikomotor sehingga dewasa ini lebih diperhatikan hanya pada ranah kognitif saja.
berhubungan dengan anggota masyarakat.
Hal ini tentu akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas yang tentunya
juga akan mempengaruhi pendidikan matematika yang memuat nilai-nilai luhur.
AdaDalam
beberapakehidupan
nilai didik
berbangsa
dalam pembelajaran
dan bernegaramatematika
telah ada aturan
yang berkaitan
atau undang-dengan
karakteristik
undang yang dari harus
matematika
ditaati yang
oleh segenap
diharapkanwarga
dapat
Indonesia.
meningkatkan
Jika setiap
sikapwarga
spiritual,
di antaranya:
negara telah terbiasa dengan berpikir matematika maka tidak akan banyak
orang-orang yang melanggar aturan, sehingga tercipta negara yang aman dan
damai. Oleh karena itu, setiap materi dalam pembelajaran matematika harus
1. Kesepakatan
Dengan menyelaraskan dan memadukan tujuan pembelajaran dari ranah kognitif,
dapat menanamkan nilai konsistensi ini untuk membentuk tata nalar dan
afektif, dan psikomotor, maka akan semakin meningkatkan sikap spiritual siswa
Setiap orangsiswa.
kepribadian yang mempelajari matematika secara sadar atau tidak sadar telah
pada Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan salah satu aspek tujuan pendidikan
menggunakan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Kesepakatan ini terdapat
yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
dalam matematika yang rendah maupun yang tinggi, dapat berupa simbol,
yang bermartabat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut salah satunya adalah
istilah, definisi, ataupun aksioma.
melalui pendidikan matematika, yaitu dengan mengintegrasikan beberapa nilai-
nilai3.kepribadian
Deduksi dalam pembelajaran matematika.
Secara sederhana, sesuai dengan karakteristik dari matematika, makna deduksi
Contoh.
adalah proses menurunkan atau menerapkan pengertian atau sifat umum ke
a. Penggunaan simbol bilangan 1, 2, 3, 4, ... dan seterusnya.
dalam keadaan khusus. Dalam pembahasan matematika, pola pikir deduktif
b. Pengertian
inilah tentang
yang dapat persegi
diterima. Pola pikir induktif, sebenarnya juga dapat diterima
sepanjang diperlukan untuk menyesuaikan bahan ajar dengan perkembangan
c. Pengertian
Pendidikan tentang dan
akan melatih titik,mengasah
garis, lengkungan, dan lain-lain
nalar manusia, sehingga dengan
intelektual siswa.
pendidikan maka kita akan semakin terbuka wawasan terhadap segala sesuatu
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang tanpa kita sadari ada banyak
yang ada di dunia ini. Nilai moral dari suatu materi pendidikan adalah keyakinan
kesepakatan berupa norma-norma baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
dari suatu individu atau budaya yang subjektif dan mungkin berbeda-beda bagi
yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat dalam lingkungan tertentu. Jika
setiap orang dan budaya. Nilai moral seseorang dapat berkembang dan berubah-
seseorang berperilaku tidak sesuai dengan suatu kesepakatan dalam
Contoh.
ubah setiap saat, sedangkan nilai moral dari suatu budaya yang terbagi atau
lingkungan tertentu, pastilah akan dianggap melanggar aturan yang tentu akan
a. Misalnya
diperlakukan pengertian
sama bagi semuatentang segitiga
anggota atau sama sisi. Ada
kelompok yang dengan
berbeda mengartikan
kelompok
mendapatkan sangsi tertentu. Seseorang yang telah dibiasakan belajar
yangadalah segitiga
lainnya. Untukyang ketiga sisinya
menanamkan sama, dari
nilai-nilai ada juga
moralyang mengartikan
pendidikan dapatketiga
matematika yang penuh dengan kesepakatan yang harus ditaati, pastinya akan
sudutnya
diterapkan sama. pembelajaran
melalui Dari kedua pengertian di atas maka tidak bisa keduanya
matematika.
mudah memahami perlunya kesepakatan dalam hubungan masyarakat dan
digunakan secara bersama-sama sebagai definisi, salah satu harus diturunkan
mempunyai kesadaran yang lebih tinggi untuk mentaati kesepakatan tersebut.
sebagai teorema.
Nilai inilah yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran matematika.

b. Adanya
Pemilihan pengertian dari
bagian-bagian pangkal dalam matematika
matematika akan dengan
untuk matematika mudah
sekolah kita perlu
tersebut
pahami
selalu dalam membuat
disesuaikan struktur deduksi
dengan perkembangan danmatematika. Misalnya
tantangan masa depan.pengertian
Hal in berarti
titiktujuan
bahwa dan garis.
pendidikan matematika untuk masa depan
2. Ketaatasasan/konsistensi
E. Kesimpulan
buku-buku
Dari Dalam
ayat di kehidupan
pelajaran,
atas dapatalat
berbangsa
diketahui
olahraga,
DAFTAR
dan
bahwa
bangku
bernegara,
PUSTAKA
di dunia
sekolah,segala
ini didanperaturan
antara
lain-lain)
paraperundang-
Dengan
pakar
demikian,
11.
matematika
undangan
Hai orang-orang
mereka
tidak
diatur
ada
diharapkan
secara
beriman
yang hirarkhis
akanapabila
dapatdapat memahami
mulai
kamu
mengalahkan
dari
dikatakan
Pancasila,
bahwa Alloh
kepadamu:
uang UUD
swtsebesar
dalam
1945,
"Berlapang-
6,7
hal
UU,trilyun
Perpu,
6. Contoh
Berdasarkan pembelajaran
paparan tersebut diuntuk siswadisimpulkan
atas dapat Sekolah Dasar bahwa dengan
tadiPP,
lapanglah
kecepatan
dapatKeppres,
dalam
digunakan
menghitungKepmen,
majlis",
untuk
sesuatu.
Maka
dan
berapaseterusnya.
lapangkanlah
Bahkanbesarpadakebutuhan
Dalamtingkat
niscaya halsekolah
kecermatan
Allah
ini, peraturan
akan
mereka. dan
memberi
diDengan
ketelitian
bawahnya
memperhatikan karakteristik dari matematika dan dengan pembelajaran
----------------,
Untuk
memaknai
kelapangan
Allohmerupakan
swt
siswaadalah(2013).
secara
untukmu.
Sekolah
penjabaran
Maha Peraturan
mendalam
Dasar,
dan Teliti
apabila
dari Pemerintah
misalnya
tentang
termasuk
peraturan
dikatakan:
bilangan,
pada No.
ketelitian
di pokok
atasnya 32
"Berdirilah
siswa
Alloh tahun
bahasan
atau
diharapkan
swt 2013,
kamu",
yangbilangan,
dalam Tentang:
lebih
dapat
Maka
menghitung
tinggi.
operasi
mengerti
berdirilah,dan
matematika, maka pendidikan matematika akan dapat meningkatkan Sikap
Perubahan
bilangan
berapa
niscaya
membalas
Kebenaran
nilai
AllahAtas Peraturan
(penjumlahan,
amal
kerugian
akan
dari
umat meninggikan
peraturan
korupsi
manusia Pemerintah
pengurangan,
yang
sebagaimana Nomor
orang-orang
satu
ditimbulkan
perkalian,
tentunya 19bagi
firman
yang Tahun
dan
merujuk
beriman
Nya 2005
dirinya
penjumlahan),
dalam Tentang
kepada
di
dan antaramu
AlmasyarakatStandar
kebenaran
Qur’an
statistik,
dan
surat Al
Spiritual peserta didik di antaranya nilai-nilai:
Nasional
pengukuran
lainnya.
orang-orang
Zalzalah
peraturanPendidikan
Pada
ayat dan
yang
yang
7-8
akhirnya
lain-lain
yang
diberi
di atasnya.
berbunyi
para
ilmu
dapatsiswa
pengetahuan
Dengan
digunakan
sebagai
diharapkan
demikian,
berikut:
untuk
beberapa
dapatmengajarkan
jelaslah
lebih
derajat.bahwa
cepat
dan anti
memahami
dalam
Allah
korupsiMaha
kehidupan
pada
siswa.
permasalahan
mengetahui
berbangsa apamasyarakat
dan
yangbernegara
kamudan amalkan.
juga
mengkritisi
diperlukan kejadian
pola pikir yangdeduktif
ada di sekitar mereka.
----------------,
Dengan demikian, (2013).moralPeraturan Mentri korupsi
anak terhadap Pendidikan dapat dan Kebudayaan
dibangun sejak No. dini59 dantahun
2014,a. Kesepakatan
merekaStruktur
akan bisa Kurikulum
diharapkan untuk SMPgenerasi
sebagai dan MTsmasa depan yang anti korupsi.
b. Ketaatasasan/konsistensi
Dengan mengambil tema ”Bahaya Korupsi” atau ”Awas Korupsi” beberapa pokok
bahasan dapat dibahas dengan berdasarkan tema tersebut. Guru dapat memfasilitasi
4. Deduksi
c. Semesta
Berdasarkan
----------------, ayat di atas
(2013). maka dapat
Peraturan diketahui jaminan dandari Alloh hukumswtNo. bahwa Alloh
Jika
siswadikaji secara
mencapai lebih
kompetensi mendalam dasarMentridari
yang Pendidikan
ayat
sudah di atas, sesuai
ditentukan. Kebudayaan
dengan
Sebelumnya guru58 harus
tahun
swt
2014, akan meninggikan
Struktur Kurikulum derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Jadi dengan
konjungsi,
d.
memberi Semesta
Salah maka
kesempatan
satu padauntuk
kita tidak
karakteristik akan
siswa SMA
untrukdan
berada
dari matematika dalamMA kerugian
mendiskusikan
yaitu jika
dan kita
simbol-simbol membuatberiman
yang suatu dan
beriman
beramal saja
sholeh. belumlah
Jika cukup
hanya untuk
beriman meninggikan
saja tanpa derajatsholeh
beramal di mata maka Allohmasihswt.berada
kesepakatan
dikosongkan tentang
daridefinisi
maknanya. korupsi. Pada diskusi
Misalnya, apakah ini artisiswa
x, y, z,berlatih
itu? Hal ini dapat
Demikian
Disamping
Bell,
dalam juga,
Frederick melihat
kerugian, dengan
H. dari
1981.
atau berilmu
segi materi
Teaching
sebaliknya saja yang
and
jika meskipundiajarkan,
Learning
beramal dengan pengintegrasian
sederetan
mathematics
sholeh saja tanpa (in gelarsikap
kesarjanaan
Secondary
beriman, spiritual
kitapun
mengkomunikasikan
7. diartikan
Barangsiapa yang ide-idenya
bermacam-macam
mengerjakan dan secara
tergantung
kebaikan bersama-sama
si pemakai,
seberat apakah
dzarrahpun,membuat bilangan,kesepakatan
niscaya vektor,
Dia akan
jika
juga tanpa
bisa
Schools).
tetap dalam dilakukan
iman
Wm. maka
C.
kerugian, melalui
Browntidak
apalagi akan
kegiatan
Company.jika menambah
yang
Dubuque.
tidak disengaja,
derajatnya
melakukan misalakan:
di sisi Alloh
Iowakedua-duanya, mengawali
swt, jelaslah
maka namun
dan
tentang 7. Contoh
definisi
pernyataan,
melihat atau
(balasan)nya. pembelajaran
tersebut.
yang Dari
lainnya. untuk
kesepakatan
Hal siswa
ini, Sekolah
tersebut,
menunjukkan siswa Menengah
akan
adanya dapat
lingkup
justru
menagakhiri
akan kemungkinan
berada pembelajaran
dalam akan memerosotkannya
kerugian denganbesar. berdoaa, bersyukur
ke jurang karan kehinaan, bisa sebab
menyelesaikan
tanpa iman
mengidentifikasi
pembelajatan contoh
yang dan yang
dapat bukan
juga disebutcontohsemesta
dari suatu tindakan korupsi.
pembicaraan. Dalam Dengan
Dengan
ilmu
tugas-tugas
yang
Soedjadi, memahami
dimiliki
R. matematikakemungkinan
logika
1995. Matematika yang matematika
rumit. akan disalahgunakan
Sekolah dan dasar keagamaan
Lanjutan Tingkat untuk yang
tindakan
Pertama benar yang
sebagai akan
berdiskusi
8. Dan sesamamatematika
pembelajaran
barangsiapa mereka.
yang Misalnya
disadari”Apakah
mengerjakan atau tidak
kejahatan teman
terdapat
sebesaryangdzarrahpun,
tidak membayarkan
contoh atau soal
niscayayangDia
semakin
bertentangan
wahana meningkatkan
dengandan
pendidikan aturan
sikap negara
spiritual
pembudayaan bahkan
kita pada
agama.
penalaran. Alloh Sehingga
swt. Sebagai
Surabaya tindakannya contoh hanya
uang
akan sekolah
sangat
melihat ke guru adalah
memperhatikan suatu tindak
semesta. korupsi?”,
Bila semesta yang ”Apakah
ditetapkan jikatidak
kita jajan tidak
misalnya bagi(balasan)nya
menimbulkan siswakerusakan
Sekolah pula.
Menengah
di muka bumi. yang sedang mempelajari logika
membayar juga termasuk
diperhatikan, maka akan tindak
sangat korupsi?” dan contoh-contoh
besar kemungkinan arti yang laindiberikan
yang dekat akan
matematika
__________.
Keimanan pada
2009.
adalah pembahasan
Al Qur’an.
keyakinan konjungsi
besarDepartemen
sedangkandapat Agamamenggunakan
beramal RI sholeh hafalanadalah surat-surat
tindakan
dengan
salah.kehidupan mereka.
pendek
nyata dalammisalnya Qur’an
keimanan itu.surat
Iman Alberfungsi
Ashr yanguntuk berbunyi:
memberikan pengaruh positif
__________.
Walaupun dalam2006. Kerangka
matematika
dalam menunaikan kewajiban yang berhubungan Dasar
ada Keilmuan
istilah galat, dan
limit, Pengembangan
dan lain-lain,
dengan harta benda, Kerikulum
namun tetap
mengakui
UIN
saja Sunan
tidak akan
kesalahan Kalijaga
dan bersedia Yogyakarta.
dapat menandingi
menerima Alloh Pokja
hukuman,Akademik.
swt dalam
menegakkan hal ketelitian
hukuman, dan dankecermatan.
Alloh Maha
memelihara
Kata-kata kunci Besar,
amanah, kita manusia
yang perintah
bisa ditarik adalah
dandari kecil,
keadilan, tidak
perniagaan,
ayat tersebut boleh
adalah sombong,
dan hubungan
iman, dan
ilmu, dan harus
sehari-hari
amal.
__________.
tunduk
serta pada
dalam 2006.
Alloh swt.
menolong Kurikulum
Masih KTSP.
banyak Departemen
manusia yang Pendidikan
memiliki Nasional.
keinginan Jakarta
untuk
Ketiganya menjadi satudan mengutamakan
rangkaian sistemik kawan.
dalam Amal
struktur sholeh
kehidupanditempatkan
setiap pada
Contohnya
melakukan
urutan pada
rasionalisasijam empatan,
terhadap berapakah
nilai-nilai Al 3 + 7
qur’an.= ?, kita
Jika harus
tidak menyadari
rasional maka pada
muslimkedualebih setelah kita beriman.
mementingkan yang satu Amaldari sholeh
yangadalah
lain akan perbuatan
melahirkan yang kehidupan
dianggap
baik semesta
__________.
mereka olehtidak berapakan
2003.
manusia UU
siapbahasan
dan
sesuai kita
no
sulit bekerja
20 tahun
untuk fitrahnya
dengan 2003
menerimanya. tentang
untuk Sistem
Misalnya
membedakan Pendidikan
hukum yang hak Nasional.
waris
baik danyang
yang
Misalnya
yang timpang.
pokok bilangan, diharapkan anak dapat mengerti nilai dari suatu
Deprtemen
memberikan
buruk. Pendidikan
hak laki-laki . Jakarta.
lebih banyak daripada perempuan, diharamkannya riba,
bilangan (bilangan yang dipilih disesuaikan dengan tingkat kelasnya). Pada
Di alam semesta ini, mengeluarkan
diwajibkannya seluruh umat manusia diciptakan berkelompok-
pembahasan inimanusia siswa diajak untuk memahami zakat, dan lain-lain.
seberapa Semua
besar nilaihaldarimenyangkut
suatu
kelompok,
kehidupan berbangsa-bangsa
manusia sudah diatur dengan
Alloh swt segala
dalam perbedaannya.
Al Qur’an dan Setiap
bersifat kelompok
mutlak,
bilangan. Pada pembelajaran ini, guru tidak hanya menginformasikan bahwa satu
tapi mempunyai
mengapa aturan-aturan
masih ada manusia tertentu
yang yang wajib ditaatilagi?
menawar-nawar olehDalam
segenap anggota
matematika
juta mempunyai enam nol (1.000.000), satu milyar mempunyai sembilan nol
Pertanyaan
ada kelompok.
pengertian mendasar
Dalam
pangkal mengapa
bersikap dan
yang disepakatikita bertutur
perlukebenaran
belajar
kata kita
matematika.
dan harus memperhatikan
keberadaanya Dengantanpa sederetan
di
(1.000.000.000), tetapi siswa juga dibantu memahami seberapa besar nilainya. Hal
gelarmana
ditawar,kesarjanaan
kita berada
diperdebatkan yang dan disandang
dan bagaimana
dibuktikan paraaturan
ahli maka
yang berlaku
kebenarannya. tetapPolaakan dalammerasa
pikir kelompok
inilahkecil
yang takakan
ini untuk
Selain melatih
dengan number
menggunakan sense ayatsiswa.
di Contoh
atas dapat yang
juga dekat dengan
ditelaah Al kehidupan
Qur’an surat
berdaya,
tersebut.
membantu jika kita
Secara
mahasiswa belajar
umum, matematika
dalam siswadimanapun
mengakui untukkita mengakui
berada
kebenaran harus
kebesaran
Al Qur’an dapat menyesuaikan
Alloh
tanpatindak swt. Dalam
harus korupsi, diri
mereka
Mujadillah akan mempermudah
ayat 11 yang berbunyi memahami
sebagai makna
berikut: dan dampak
Al Qur’an
dengansurat
dibuktikan lingkungan
karena Ibrahim tempat
kebenaran (14)Al ayat
kita 51
berada.
Qur’an yangJadi berbunyi:
dengan
mutlak.selalu menyadari itu, semesta
Artinya;
untuk membuat mereka menjadi generasibersifat
anti korupsi. Oleh karena
sekaranglah saatnya bagi kita para pendidik matematika untuk membangunkita
dalam matematika, dapat digunakan dengan selalu menyadari di mana
berada
konstruksi 1. Demi
dan apa
berpikirmasa.
yang
matematikaberlakumenuju dalam semesta
konstruksi tersebut.
berpikir yang Qur’ani.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat
Pada saat menasehati
ada berita di koransupaya
maupunmentaati
televisikebenaran
bahwa bahwadan nasehat menasehati
ada dugaan
supaya
penyalahgunaan menetapi
dana kesabaran.
di Bank Century sebesar 6,7 trilyun. Guru dapat
Jika kita telaah ayat tersebut dengan menggunakan hukum logika matematika
merumuskan
bahwa pertanyaan
konjungsi dari dua berapa besarkah
pernyataan akan nilai uang
bernilai 6,7
logik trilyun
benar
51. Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap tersebut?
jika apaAnak
nilai yang ia
dapat difasilitasi
kebenaran
usahakan. dari melakukan
kedua
Sesungguhnya kegiatan
pernyataan
Allah investigasi
tersebut
Maha benar.
cepat sesuai dengan
Perhatikan
hisab-Nya. tabelkehidupan
berikut. mereka,
misalnya dengan mengidentifikasi kebutuhan sekolah mereka (harga
p q p -->q
B B B
B S S
S B S
S S S
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP

A. PENDAHULUAN
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan
belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan
mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu
membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semangat
kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk
itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan pendidikan harus memperhatikan
ranah afektif.

Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh


kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat
mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan hal ini,
namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik untuk
meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang
optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta
didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.

B. TINGKATAN RANAH AFEKTIF

Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai
komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap
ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi
Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan
characterization.

1. Tingkat receiving

Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu
fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek
pembelajaran afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang membaca
buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal
ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.

2. Tingkat responding

Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya.
Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga
bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons,
berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi
pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan
kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang
membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing

Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat
internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya
keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau
penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada
tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara
jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

4. Tingkat organization

Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai
diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.Hasil pembelajaran
pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya
pengembangan filsafat hidup.

5. Tingkat characterization

Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik
memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga
terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi,
dan sosial.

C. KARAKTERISTIK RANAH AFEKTIF

Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan
moral.
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap
suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang
positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi
terhadap sesuatu.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap
peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran
dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus
membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat
sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
2. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk
diarahkan dalam pembelajaran, mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik, menggambarkan keadaan
langsung di lapangan/kelas, acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara
keseluruhan, memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi, mengetahui tingkat
minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, bahan pertimbangan
menentukan program sekolah, mingkatkankatkan motivasi belajar peserta didik.
mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama, acuan dalam menilai kemampuan
peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, bahan
pertimbangan menentukan program sekolah, dan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
3. konsep diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan
dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti
ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti
sekolah. Arah konsep diri bisa positif
atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari
rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi
peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan
motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
4. nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
5. moral.
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau
perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering
dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa
dan berpahala. Jadi
moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

D. PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Penilaian sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian
ditanyakan pendapat responden.

Pada penilaian ranah afektif yang penting dikembangkan adalah sikap dan minat peserta
didik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan instrumen afektif sebagai berikut.

1. Menentukan definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur.


2. Menentukan definisi operasional
3. Menentukan indicator
4. Menulis instrumen.
Dalam proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap
melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer
assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.

1. Penilian Observasi.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria instrumen
observasi:

 Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang dituntut pada
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

 Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

 Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi

 Mudah atau feasible untuk digunakan

 Dapat merekam sikap peserta didik

2. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat
memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan
penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut:

 dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
 peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya;
 dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian.

Kriteria instrumen penilaian diri:

 kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda

 bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

 menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta didik


 menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya

 mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik

 bermakna, mengarahkan peseta didik untuk memahami kemampuannya

 mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

 memuat indikator kunci/indikator esensial yang menunjukkan kemampuan yang akan


diukur

 memetakan kemampuan peserta didik dari terendah sampai tertinggi

3. Penilaian Antar Peserta Didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

Kriteria instrumen penilaian antarteman:


 sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur
 indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik
 kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
 menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
 menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
 indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan
dapat diukur
 instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
 memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi
peserta didik

 mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai
kemampuan tertinggi.

4. Jurnal.

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara
kronologis.

Kriteria jurnal:

 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.


 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

 Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik

 Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik
adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.


Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan
persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Contoh format lembar observasi sikap siswa:

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : X
Semester : 1
Tahun pelajaran : 2013-2014
Kompetenti Inti :
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Kompetensi Dasar :
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu
dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan
atom, unsur dan molekul.
2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.3 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam
menyajikan dan menafsirkan data.
2.4 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan untuk mencapai KD 2.1, 2.2, 2,3 dan KD 2.4
adalah perilaku rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dapat bekerja sama,
kritis dan teliti. Masing-masing sikap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sikap Rasa Ingin Tahu
Rasa Ingin Tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengarnya. Rasa ingin tahu
dalam proses pembelajaran dapat ditunjukan dengan mengemukakan pendapat dari berbagai
macam sumber, dan selalu bertanya pada guru atau teman jika belum menguasai pelajaran.
Indicator sikap ingin tahu adalah sebagai berikut:
 Antusias mencari jawaban.
 Perhatian pada obyek yang diamati.
 Antusias pada proses sains.
 Menanyakan setiap langkah kegiatan.

Rubrik penilaian sikap rasa ingin tahu dapat disusun sebagai berikut:
kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu berusaha mengetahui
pelajaran dengan cara membaca
buku dan bertanya.
Baik (B) 3 Sering berusaha mengetahui
pelajaran dengan cara membaca
buku dan bertanya.
Cukup (C) 2 Kadang-kadang berusaha
mengetahui pelajaran dengan cara
membaca buku dan bertanya.
Kurang (K) 1 Tidak pernah berusaha mengetahui
pelajaran dengan cara membaca
buku dan bertanya.

2. Sikap Jujur
Sikap jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
Indikator sikap jujur adalah sebagai berikut:
 Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
 Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber)
 Mengungkapkan perasaan apa adanya
 Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan
 Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki

Rubrik penilaian sikap jujur dapat disusun sebagai berikut:


kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu jujur dalam bersikap dan
bertutur kata kepada guru dan
teman
Baik (B) 3 Sering jujur dalam bersikap dan
bertutur kata kepada guru dan
teman
Cukup (C) 2 Kadang-kadang jujur dalam
bersikap dan bertutur kata kepada
guru dan teman
Kurang (K) 1 Tidak pernah jujur dalam bersikap
dan bertutur kata kepada guru dan
teman

3. Sikap Disiplin
Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan taat pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Sikap disiplin dalam proses pembelajaran dikelas dapat ditunjukan
dengan datang tepat waktu, memperhatikan penjelasan dan pendapat guru maupun teman,
dan mengikuti kegiatan dengan tertib.
Indicator sikap disiplin adalah sebagai berikut:
 Datang tepat waktu
 Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah
 Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
 Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar

Rubrik penilaian sikap disiplin dapat disusun sebagai berikut:


kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu disiplin dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Baik (B) 3 Sering disiplin dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Cukup (C) 2 Kada-kadang disiplin dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Kurang (K) 1 Tidak pernah disiplin dalam
mengikuti proses pembelajaran.

4. Sikap Tanggung Jawab.


Sikap tanggung jawab adalah sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana yang seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman maupun guru.
Dalam proses pembelajaran sikap tanggung jawab dapat ditunjukan dengan cara mengerjakan
tugas sesuai yang telah ditentukan, berperan aktif dalam kelompok dan berani menanggung
resiko atas perbuatan yang telah dilakukanya.
Indicator sikap tanggung jawab adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan tugas individu dengan baik
 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
 Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
 Mengembalikan barang yang dipinjam
 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
 Menepati janji
 Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
 Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Rubrik penilaian sikap tanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:
kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu bertanggungjawab dalam
bersikap dan bertindak terhadp
guru dan teman.
Baik (B) 3 Sering bertanggungjawab dalam
bersikap dan bertindak terhadp
guru dan teman.
Cukup (C) 2 Kadang-kadang bertanggungjawab
dalam bersikap dan bertindak
terhadp guru dan teman.
Kurang (K) 1 Tidak pernah bertanggungjawab
dalam bersikap dan bertindak
terhadp guru dan teman.

5. Sikap Santun
Sikap santun adalah sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa ataupun cara
berperilaku terhadap orang lain. Sikap santun di dalam prses pembelajaran dapat ditunjukan
dengan sikap bicara yang sopan, bersikap hormat dan santun terhadap guru maupun teman.
Indicator sikap santun adalah sebagai berikut:
 Menghormati orang yang lebih tua.
 Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
 Tidak meludah di sembarang tempat.
 Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
 Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik
orang lain
 Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan

Rubrik penilaian sikap santun dapat disusun sebagai berikut:


kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu santun dalam bersikap dan
bertutur kata kepada guru dan
teman
Baik (B) 3 Sering santun dalam bersikap dan
bertutur kata kepada guru dan
teman
Cukup (C) 2 Kadang-kadang santun dalam
bersikap dan bertutur kata kepada
guru dan teman
Kurang (K) 1 Tidak pernah santun dalam
bersikap dan bertutur kata kepada
guru dan teman

6. Sikap bekerja sama


Kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu
orang guna mewujudkan tujuan bersama.
Indicator sikap bekerja sama adalah sebagai berikut:
 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
 Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
 Aktif dalam kerja kelompok
 Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
 Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
 Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain
Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
Rubrik penilaian sikap dapat bekerja sama dapat disusun sebagai berikut:
kriteria skor Indikator
Sangat Baik (SB) 4 Selalu bekerja sama dengan teman
dalam proses pembelajaran.
Baik (B) 3 Sering bekerja sama dengan teman
dalam proses pembelajaran.
Cukup (C) 2 Kadang-kadang bekerja sama
dengan teman dalam proses
pembelajaran.
Kurang (K) 1 Tidak pernah bekerja sama dengan
teman dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil penilaian sikap peserta didik dalam format
seperti contoh berikut.

Tanggung jawab

Bekerja sama
Nama siswa

Jumlah skor

Skor sikap
Ingin tahu

disiplin

kode
jujur
No.

1 A.Nur Aqila 4 4 3 3 4 18 3,6 SB


2 M. Aqil Mumtaz 4 4 3 3 3 27 3,4 SB
3' M.Z.Aqil M. 4 4 3 4 3 18 3,6 SB

Keterangan:
1. Rentang skor masing-masing sikap = 1,00 s.d. 4,00
2. Jumlah skor = jumlah skor seluruh criteria
3. skor sikap = rata-rata dari skor sikap
4. Kode nilai/Predikat:
3.25 - 4.00 = SB (Sangat baik)
2.50 – 3.24 = B (Baik)
1.75 – 2.49 = C (Cukup)
1.00 – 1.74 = K (Kurang)

Contoh Daftar Cek Penilaian Diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran kimia.

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : XI IPA
Semester : 1
Tahun pelajaran : 2013-2014
Kompetenti Inti :
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Kompetensi Dasar :
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu
dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan
atom, unsur dan molekul.
2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.3 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam
menyajikan dan menafsirkan data.
2.4 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.

Petunjuk penilaian diri:


Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya!
No. Pernyataan Ya Tidak
Dalam praktikum menentukan ∆H reaksi
1.
saya mencatat data apa adanya.
Saya menyelesaikan tugas praktikum
2.
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Saya membuat laporan praktikum
3.
meskipun tidak didukung data akurat.
Saya berbagi tugas dengan teman satu
4.
kelompok.
Dalam praktikum saya mendominasi setiap
5.
pekerjaan.
Saya selalu mencari tahu prosedur dalam
6.
praktikum.
Saya membersihkan semua alat dan tempat
7. setelah praktikum selesai secara bersama-
sama.

Keterangan
1. Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang
bersifat negatif (No 3). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif: YA = 2,
TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu TIDAK = 2, dan
YA = 1.
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap
mata pelajaran geografi yang dilakukan oleh peserta didik menggunakan format berikut.
Umlah skor

Kode Nilai
Skor sikap
Skor untuk pernyataan
No. Nama nomor

1 2 3 4 5 6 7
1 Aisyah N.A. 2 2 2 2 1 2 1 24 3,42 B

Keterangan:
1. Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2
2. Skor sikap = (Jumlah skor perolehan/jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan
dua desimal. Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00
3. Kode nilai/predikat:
3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik)
3.00 – 3.49 = B (Baik)
2.50 – 2.99 = C (Cukup)
2.00 – 2.49 = K (Kurang)

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) teman sejawat (peer assessment) untuk
mata pelajaran kimia.

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : XI IPA
Semester : 1
Tahun pelajaran : 2013-2014
Kompetenti Inti :
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Kompetensi Dasar :
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu
dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan
atom, unsur dan molekul.
2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.3 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam
menyajikan dan menafsirkan data.
2.4 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.

Petunjuk:
1. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat selama mengikuti kegiatan praktikum penentuan
∆H menggunakan calorimeter!
2. Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Nama siswa yang diamati :


Waktu pengamatan :
No. Perilaku/sikap Ya Tidak
Selama kegiatan selalu mendominasi
1.
pekejaan.
2. Dapat menerima saran teman yang lain.
Memberikan solusi terhadap pendapat
3.
yang berbeda.
4. Mencatat hasil pengamatan apa adanya.
Berpartisipasi dalam membersihkan
5.
tempat dan peralatan.
6. Hati-hati dalam melakukan percobaan.
7. Teliti dalam melihat ukuran.

Keterangan
1. Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang
bersifat negatif (No 3). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif: YA = 2,
TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu TIDAK = 2, dan
YA = 1.
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap
mata pelajaran geografi yang dilakukan oleh peserta didik menggunakan format berikut.
Umlah skor

Kode Nilai
Skor sikap

Skor untuk pernyataan


No. Nama nomor

1 2 3 4 5 6 7
1 Aisyah N.A. 2 2 2 2 1 2 1 24 3,42 B
Keterangan:
1. Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2
2. Skor sikap = (Jumlah skor perolehan/jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan
dua desimal. Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00
3. Kode nilai/predikat:
3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik)
3.00 – 3.49 = B (Baik)
2.50 – 2.99 = C (Cukup)
2.00 – 2.49 = K (Kurang)

Contoh format jurnal atau catatan harian selama pembelajaran atau selama di
sekolah/madrasah.

No. Hari/Tanggal Nama Siswa Kejadian (positif/negatif


1.

2.

Diposkan oleh Carman banten di 20.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Indikator konsisten

Indikator rasa ingin tahu


Indikator sikap kritis

Indikator jujur

Indikator responsif

Indikator berkolaborasi

Indikator percayadiri

Indikator tangguh

Indikator kemampuan bekerjasama

Indikator realistis

Indikator proaktif

Instrumen sikap dengan menggunakan pola kemunculan indikator nomor 5 s/d 12

5. Kecermatan

Skor Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan

1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika muncul1 indikator

2. Berhati-hati dalam menyelesaikan tugas dan Skor 2 jika muncul 2 indikator


menggunakan peralatan

3 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai Skor 3 jika muncul 3 indikator


dengan standar mutu

4 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai Skor 4 jika muncul 4 indikator


dengan standar waktu

6. Ketekunan

Skor Indikator Tekun Penilaian Tekun

1 Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan Skor 1 jika terpenuhi satu indikator


tugas/pekerjaan

2 Tidak mudah menyerah menghadapi Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator


kesulitan

3 Berpegang teguh pada tugas/pekerjaan Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator

4 Melaksanakan tugas secara konsisten Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator

7. Kerjasama

Skor Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama

1. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
yang konsisten ditunjukkan peserta
didik

2. Kesediaan melakukan tugas sesuai Skor 2 jika 2 indikator kosisten


kesepakatan ditunjukkan peserta didik

3. Bersedia membantu orang lain dalam Skor 3 jika 3 indikator kosisten


satu kelompok yang mengalami ditunjukkan peserta didik
kesulitan

4. Menghargai hasil kerja anggota Skor 4 jika 4 indikator konsisten


kelompok/team work ditunjukkan peserta didik

8. Tanggung Jawab

Skor Indikator Tanggung Jawab Penilaian Tanggung Jawab

1 Menerima resiko dari tindakan yang Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
dilakukan yang konsisten ditunjukkan peserta
didik

2 Melaksanakan tugas/pekerjan sesuai Skor 2 jika 2 indikator kosisten


dengan target kualitas ditunjukkan peserta didik

3 Melaksanakan tugas/pekerjan sesuai Skor 3 jika 3 indikator kosisten


dengan target waktu ditunjukkan peserta didik

4 Mengembalikan barang yang dipinjam Skor 4 jika 4-5 indikator konsisten


sesuai dengan kondisi semula ditunjukkan peserta didik

5 Meminta maaf atas kesalahan yang


dilakukan

9. Toleransi

Skor Indikator Toleran Penilaian Toleran

1. Bisa menyesuaikan diri dengan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
lingkungan sekitar yang konsisten ditunjukkan peserta
didik

2. Berempati terhadap kondisi orang lain Skor 2 jika 2indikator kosisten


ditunjukkan peserta didik

3. Menerima perbedaan pendapat, suku, Skor 3 jika 3indikator kosisten


agama, ras, budaya, dan gender ditunjukkan peserta didik

4. Menerima kesepakatan meskipun Skor 4 jika 4 indikator konsisten


berbeda dengan pendapatnya ditunjukkan peserta didik

10. Santun

Skor Indikator Santun Penilaian Santun

1. Menghormati orangtua, guru, saudara, dan Skor 1 jika terpenuhi satu


orang lain indikator

2. Bertutur kata, berperilaku, dan berpakaian Skor 2 jika terpenuhi dua


sesuai dengan norma agama dan sosial indikator

3. Rendah hati, tidak menyombongkan diri, tidak Skor 3 jikaterpenuhi tiga


meremehkan orang lain indikator

4. Bersikap ramah dan sabar Skor 4 jika terpenuhi semua


indikator

11. Responsif

Skor Indikator Responsif Penilaian Responsif

1 Tanggap terhadap kerepotan pihak lain dan Skor 1 jika terpenuhi satu
segera memberikan solusi dan atau indikator
pertolongan

2 Berperan aktif terhadap berbagai kegiatan


Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
sekolah dan/atau sosial

3 Bergerak cepat dalam melaksanakan


Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
tugas/kegiatan

4 Berfikir lebih maju terhadap segala hal Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator

12. Proaktif

Skor Indikator Proaktif Penilaian Proaktif

1 Berinisiatif dalam bertindak terkait dengan Skor 1 jika terpenuhi satu


tugas/pekerjaan atau sosial indikator

2 Mampu memanfaatkan peluang yang ada Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator

3 Memiliki motivasi untuk terus maju dan Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
berkembang

4 Fokus pada hal-hal yang memungkinkan untuk


Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
diubah/diperbaiki

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP1.

Pengertian
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderunganseseorang dalam merespon
sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi darinilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapatdibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang
diinginkan.Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi darinilai-
nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dandiwujudkan dalam
perilaku.Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaiankegiatan
yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasildari suatu program
pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasisuatu standar atau sistem pengambilan
keputusan terhadap sikap. Kegunaanutama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran
adalah refleksi(cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual .
2.

Cakupan
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu
sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan
sikap sosial
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab. Sikapspiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal
denganTuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudaneksistensi
kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi
sikap spiritual mengacu pada KI-1:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
, sedangkankompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2:
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjangSMP/MTs
mencakup:Tabel 1. Cakupan Penilaian SikapPenilaian sikapspiritualMenghargai dan
menghayati ajaran agama yangdianut

Penilaian sikap sosial


1. jujur
2. disiplin
3. tanggung jawab
4. toleransi
5. gotong royong
6. santun
7. percaya diri
KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik,
artinya berlaku untuk seluruh materi pokok). Sedangkan KD pada KI-2: aspek sikap
sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi
pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2). Guru dapat
menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap.
Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2
setiap mata pelajaran.

3. Perumusan Indikator dan Contoh Indikator


Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tandatercapainya suatu
kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan
tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh
guru sebagairepresentasi dari sikap yang dinilai.
Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikapyang tersurat dalam KI-
1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.

Tabel 2. Daftar Deskripsi Indikator


Sikap dan pengertian Contoh Indikator
Sikap spiritual
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
Menjalankan ibadah tepat waktu.
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri
Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Berserah diri (tawakal) kepadaTuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha.
Menjaga lingkungan hidup disekitar rumah tempat tinggal,sekolah dan masyarakat
Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan YangMaha Esa
Bersyukur kepada Tuhan YangMaha Esa sebagai bangsa Indonesia.
Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Sikap sosial
Jujur adalah perilaku dapat dipercayadalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
Tidak menjadi plagiat(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
Mengungkapkan perasaan apa adanya
Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan
Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimilikinya

Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah
Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar
Tanggungjawab
adalah sikap dan perilakuseseorang untuk melaksanakantugas dan kewajibannya,
yangseharusnya dia lakukan,terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan
budaya), negara danTuhan Yang Maha Esa
Melaksanakan tugas individu dengan baik
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
Mengembalikan barang yang dipinjam
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Menepati janji
Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan kita sendiri
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta

Toleransi
adalah sikap dan tindakan yangmenghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan
keyakinan
Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
Dapat menerima kekurangan orang lain
Dapat memaafkan kesalahan orang lain
Mampu dan mau bekerja samadengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain
Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat
memahami orang lain lebih baik
Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan
saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah
Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
Aktif dalam kerja kelompok
Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang
lain
Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama

Santun atau sopan


adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkahlaku. Norma
kesantunan bersifatrelatif,artinya yangdianggap baik/santun padatempat dan waktu tertentu
bisa berbeda pada tempat dan waktuyang lain
Menghormati orang yang lebih tua.
Tidak berkata-kata kotor,kasar,dan takabur.
Tidak meludah di sembarang tempat.
Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik
oranglain
Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan

Percaya diri
adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat
atau bertindak
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
Mampu membuat keputusan dengan cepat
Tidak mudah putus asa
Tidak canggung dalam bertindak
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai