Anda di halaman 1dari 10

Transformasi Moral : Peran

Guru PPKn Membangun Etika


dan Moral Peserta Didik

Muhammad Yoga Pratama


3212411018

A. Pendahuluan

Etika dan moral merupakan dua isitilah penting dalam aspek kehidupan
yang menjadi penilaian kreteria baik dan buruknya seseorang. Kedua ha
ini sangat sering menajdi perbincangan dan menjadi kajian yang menarik
untuk dibahas dikarenakan hal yang seharusnya atau yang tidak
seharusnya dilakukan terhadapa perbuatan maupun perkataan tidak
jarang mengalami perbedaan pandangan dalam kehidupan
Pendidikan Kewarganegaraan

bermasyarakat. Hakikatnya kehidupan manusia tidak akan terlepas dari


etika dan moral, setiap insan dituntut untuk dapat memiliki sifat baik.
Manusia tidak akan mampu bersosial secara harmonis jika ia tidak
mampu beretika baik dilingkungan tempat tinggalnya. Melalui pendidikan
dan pengembangan karakter manusia ditempa untuk dapat menjadi
insan yang berbudi pekerti dan memiliki ahlak mulia yang sudah
seharusnya menjadi fokus utama didalam dunia pendidikan.

Dalam hal ini, pendidikan menjadi sebuah usaha manusia demi


memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam
sikap dan perilaku dan kemudian tindakan dari penerapan nilai tersebut
dikatan dengan bermoral dan beretika. Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 Th. 2003. Dari
sanalah alasan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang dapat
membentuk karater manusia. Karakter yang dimaksudkan disini
mencangkup mengenail aspek etika, moral yang memiliki nilai positif
tentang baik dan benar. (Marzuki).

Pembentukan karakter pada peserta didik merupakan kegiatan yang


disertakan memlaui proses pendidikan, yang akan terus berlanjut
sepanjang masa. Dalam pembentukan karakter peserta didik terdapat
salah satu aspek penting yang berkenaan dengan kerpribadian mereka
Pendidikan Kewarganegaraan

yaitu moral dan etika, kedua aspek ini bernilai penting yang harusnya
mampu dikembangkan pada diri individualisme setiap peserta didik agar
kelak nantinya mereka dapat menajdi generasi bangsa yang berpotensi,
berkualitas, dan berintegrasi tinggi. Salah satu mata pelajaran yang
memiliki andil dari kegiatan tersebut adalah pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan. Peran guru PPkn dinilai mampu membangun dan
menciptakan etika dan moral peserta didik yang krusial.

Transformasi moral merupakan proses perubahan nilai-nilai serta sikap


pada diri yang terjadi melalui proses pemebelajaran serta pengalaman
masing-masing individu. Guru PPKn memiliki peranan penting dalam
menggapi proses transformasi moral peserta didik, karena kajian
pendidikan pancasila kewarganegaraan megajarkan nilai-nilai moral dan
etika yang berlandaskan kepada nilai yang terkandung pada pancasila
dan Undang-undang dasar 1945.

Melihat dari peristiwa yang tidak menceriminkan moral dan etika yang
baik pada peserta didik, moral dari generasi penerus bangsa sepertinya
mengalami suatu pergeseran paradigma dalam memahami nilai yang
terkandung didalamnya.

Dalam era yang kompleks seperti sekarang, nilai-nilai etika dan moral
harus dijaga untuk memastikan eksistensi manusia yang berkarakter di
tengah-tengah lingkungan sosial yang tidak menentu. Pendidikan
merupakan garda depan untuk membangun bangsa yang berkarakter,
dan guru memiliki peran yang penting dalam membangun nilai-nilai
tersebut. Pengembangan etika, moral, dan karakter di sekolah sangat
penting, terutama karena peserta didik mulai menyadari jati dirinya
Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai manusia yang mulai beranjak dewasa. Dengan mengintegrasikan


nilai-nilai karakter yang baik dalam pembelajaran, peserta didik
diharapkan dapat menjadi manusia yang berkarakter dan memiliki
pengetahuan yang siap dikembangkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.

Ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang peran guru PPKn dalam
membangun etika dan moral peserta didik melalui proses transformasi
moral. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini akan
melibatkan guru-guru PPKn dan peserta didik sebagai partisipan dalam
wawancara dan observasi. Data yang terkumpul akan dianalisis
menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan peran guru
PPKn dalam membangun etika dan moral peserta didik melalui proses
transformasi moral.

B. Pembahasan

Pembinaan moral sangat penting diterapkan oleh guru PPKn unutuk


kerusakan moral generasi saat ini. Guru PPKn diharapkan memiliki
strategi dan tatacara yang efektif dalam membina dan membangun
kembali moral siswa yang rusak. Ada beberapa tahapan yang dapat
dilakukan, mulai dari pemberian nasehat, peringatan, sanksi, hingga
memanggil orangtua jika diperlukan. Namun, jika moral siswa sudah
sangat melenceng, maka perlu melibatkan guru konseling untuk
memberikan bantuan dan pendampingan yang lebih intensif. Sebagai
pendidik, para guru memiliki peran yang penting dalam membangun
karakter dan moral siswa agar dapat menjadi generasi yang berkarakter
Pendidikan Kewarganegaraan

dan bermoral, sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa


yang maju dan berkembang.

Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Menurut


Adams & Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, guru dapat
menjadi pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.
Namun, menurut Usman (2001: 9-11) dalam Ahmad Khairani: ), peran
guru yang paling dominan adalah sebagai demonstrator, pengelola kelas
(learning manager), mediator, dan fasilitator. Sebagai demonstrator, guru
harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya dan
senantiasa mengembangkannya. Sebagai pengelola kelas, guru harus
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang membutuhkan
organisasi. Sebagai mediator dan fasilitator, guru harus memiliki
pengetahuan tentang media pendidikan dan mempergunakan
pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi untuk
menciptakan kualitas lingkungan yang interaktif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penurunan


Moralitas
Penurunan moral siswa dianggap sebagai hambatan besar dalam
mencetak generasi penurus bangsa yang baik, dan faktor lingkungan
dikatakan sebagai faktor utama yang mempengaruhi perubahan moral
dan perilaku siswa. Dalam jurnal penelitian yang membahas faktor yang
mempengaruhi penurunan moralitas pada remaja oleh (M. Ali
Adriansyah, dan Marwita Rahmi,2012) ditemukan hal tersebut terjadi
dikarenakan beberapa hal:
Pendidikan Kewarganegaraan

 Pertama karena pola interaksi, setiap anak memiliki pola


interaksi yang berbeda. Misalkan saja seorang anak yang
cenderung bersifat pemalu, rendah hati dan introvert cenderung
akan selalu menutupi segala permasalahan yang ia hadapi. Dari
ini kemudian mendukung munculnya pikiran yang introversi
yang disampaikan oleh Eysenck (dalam M. Ali Adriansyah, dan
Marwita Rahmi,2012:14) yang mengakibatkan
ketidakpeduliannya anak tersebut terhadap dunia dan
lingkungannya.
 Kedua, adanya pengaruh dari teman atau orang lain yang
membuat adanya perubahan moralitas pada remaja. Mengutip
pemikiran Walgito, (dalam M. Ali Adriansyah, dan Marwita
Rahmi,2012:14) beliau mengatakan mengenai adanya faktor
sugesti dari orang lain, dimana berdasarkan teori Ali dan
Asroni, kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari
kesulitan adalah komuikasi dengan rekan dalam melakukan
kegiatan bersama.
 Ketiga, Ketiga, kurangnya perhatian dan interaksi dari keluarga
terutuma orang tua, seperti pengajaran agama, pengajian serta
pemahaman dasar terkait moral dan etika.

Permasalahan Yang Sering Terjadi


Sering kali guru menghadapi tantangan yang kompleks dalam membina
moralitas siswa yang rendah. Selain mengajar, mereka juga harus
berusaha untuk meningkatkan moralitas siswa. Dalam hal ini, upaya
untuk mengatasi moralitas siswa yang rendah memerlukan usaha yang
Pendidikan Kewarganegaraan

sangat kompleks dan memakan waktu, yang harus dilakukan bersamaan


dengan persiapan materi pelajaran. Kerusakan moral pada seorang siswa
dapat menyebar ke siswa lain, dan seringkali masalah yang sama muncul
pada siswa yang berbeda. Contohnya, seorang siswa yang suka membuli
teman sekelasnya bisa menyebabkan teman sekelasnya juga melakukan
hal yang sama, dan ini menjadi sebuah masalah yang harus dihadapi oleh
paraguru.

Sekolah harus mampu mengarahkan peserta didikmereka untuk


memiliki arah perkembangan karakter baik pada setiap anak. Guru
sebagai garda terdepan pendidikan harus memikirkan bagaiamana cara
yang efektif dalam memberikan bekal moral melalui pendidikan pancasila
kewarganegaraan. (Natasya Febriyanti & Dinie Anggraeni Dewi,2021:5)

Pemecahan dan Solusi Yang Dapat Diberikan


Pembelajaran moral dan etika pada peserta didik perlu difokuskan pada
relevansi dan interaksi individu. Proses pengajaran moral dan etika harus
selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD
1945. Dalam penilaian, implementasi dari proses tersebut harus
mempertimbangkan observasi dan pencatatan.

Dalam konteks peningkatan moral dalam proses pembelajaran PPKn,


guru dapat menggunakan berbagai strategi seperti memberikan sanksi
yang masih berkaitan dengan pembelajaran PPKn, memberikan
kesempatan hingga tiga kali pertemuan, dan jika krisis moral terlalu
parah, guru dapat melibatkan BK, wali kelas, kepala sekolah, dan bahkan
mengajak siswa untuk shalat taubat. Solusi-solusi ini sesuai dengan tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan

pembelajaran PPKn yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan


warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan sosial
serta mengembangkan tanggung jawab dan partisipasi siswa sebagai
warga negara yang baik.

Pendidikan kewarganegaraan juga memiliki tujuan yang sama, yaitu


mempersiapkan warga negara untuk berpikir kritis dan bertindak
demokratis melalui aktivitas yang menanamkan kesadaran pada generasi
muda. Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat menjadi anggota
masyarakat yang bermoral dan mematuhi norma dalam kehidupan sosial
dan politik di dalam dan di luar negeri. (Dea Kantri Nurcahya,2019:119)

C. Penutup

Guru PPKn memiliki kontribusi penting dalam membentuk dan


menembangkan etika dan moral setiap peserta didik, dengan tujuan
menciptakan warga negara yang mampu berpikir kritis dan dapat
diterima di masyarakat pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
memiliki tujuan yang sejalan dengan aspek moral dan etika. Untuk
memenuhi tujuan tersebut, guru harus mampu melakukan beberapa
tahapan diantaranya ; (1) membentuk karakter peserta didik dengan
nilai-nilai agama dan akhlak yang dianutnya, seperti pengajaran tentang
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) mengajarkan siswa untuk
menjadi individu yang mandiri dan matang dengan melakukan perbuatan
baik dan membantu orang lain; dan (c) mengajarkan siswa untuk
memilah karakter yang positif dan negatif serta menghindari perilaku
yang tidak jujur, seperti menggunakan kata-kata kasar di sekolah
Pendidikan Kewarganegaraan

Referensi

Adriansyah,A., & Rahmi, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Moralitas Remaja Awal. Jurnal Psikostudia Universitas
Mulawarman Vol. 1, No. 1/Juni 2012, hlm. 1-16.
https://ejournals.unmul.ac.id/index.php/PSIKO/article/downloa
d/2122/1575

Febriyanti,N., & Anggraeni Dewi,D. (2021). Pengembangan Nilai Moral


Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal KewarganegaraanVol. 5 No. 2 Desember
2021
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1772

Kuswanto,E. (2014). Peranan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak di


Sekolah. Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 2,
Desember2014:194-220.
https://media.neliti.com/media/publications/153023-ID-
peranan-guru-pai-dalam-pendidikan-akhlak.pdf

Nurcahya,D.(2019).Nalisis Dekadensi Moral Dalam Proses Pembelajaran


Ppkn. Jurnal Civic Hukum Volume 4, Nomor 2, November2019
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Pendidikan Kewarganegaraan

DAFTAR ISI
A. Pendahuluan........................................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................................
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penurunan
Moralitas ................................................................................................................
Permasalahan Yang Sering Terjadi.................................................................
Pemecahan dan Solusi Yang Dapat Diberikan ...........................................
C. Penutup .................................................................................................................
Referensi .....................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................

Biodata

Muhammad Yoga Pratama.

Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial di
Universitas Negeri Medan semester IV (Empat),
aktif diperkuliahan serta di oraganisasi internal
seperti Himpunan Jurusan PPKn dan Ikatan
Mahasiswa Muslim PPKn. Pernah mengikuti
beberapa perlombaan infografis maupun poster, dan pernah
menyandang peraih juara tiga tingkat sumut pada ajang lomba infografis
yang diadakan oleh Forum Economic Islam Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai