0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan moral dalam membentuk karakter mahasiswa. Pendidikan moral perlu ditanamkan untuk membentuk nilai-nilai dasar mahasiswa seperti kejujuran dan menghindari plagiarisme. Sayangnya pendidikan saat ini lebih mengedepankan intelektualitas tanpa memperhatikan pendidikan moral, sehingga mengakibatkan berkurangnya sopan santun dan etika mahasiswa. Pendidikan moral penting untuk membangun j
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan moral dalam membentuk karakter mahasiswa. Pendidikan moral perlu ditanamkan untuk membentuk nilai-nilai dasar mahasiswa seperti kejujuran dan menghindari plagiarisme. Sayangnya pendidikan saat ini lebih mengedepankan intelektualitas tanpa memperhatikan pendidikan moral, sehingga mengakibatkan berkurangnya sopan santun dan etika mahasiswa. Pendidikan moral penting untuk membangun j
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan moral dalam membentuk karakter mahasiswa. Pendidikan moral perlu ditanamkan untuk membentuk nilai-nilai dasar mahasiswa seperti kejujuran dan menghindari plagiarisme. Sayangnya pendidikan saat ini lebih mengedepankan intelektualitas tanpa memperhatikan pendidikan moral, sehingga mengakibatkan berkurangnya sopan santun dan etika mahasiswa. Pendidikan moral penting untuk membangun j
Menjadi Mahasiswa haruslah memiliki konsep pokok berupa
nilai-nilai dasar mahasiswa yang harus ada dalam setiap diri mahasiswa. Dan untuk membentuk nilai-nilai dasar mahasiswa, perlu adanya pendidikan moral atau etika agar mahasiswa memiliki kepribadian yang luhur dan landasan moral yang kuat sehingga tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam dunia pendidikan, ada yang namanya academic honesty yang artinya kejujuran akademik dimana pelajar sekarang sering sekali menyimpang dari nilai-nilai kejujuran yang pastinya ini sungguh bertolak belakang dari pendidikan moral. Contohnya itu adalah pada saat ujian, para mahasiswa melakukan hal kecurangan dan tidak jujur seperti mencontek dan plagiarisme yang dimana hal ini dilakukan pelajar semata-mata untuk mendapatkan nilai yang bagus tetapi dengan cara yang salah. Karena lembaga pendidikan formal di Indonesia saat ini masih lebih mementingkan intelektual atau memupukkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga mengabaikan pendidikan lainnya, terutama pendidikan moral. Akibat yang ditimbulkan adalah para mahasiswa tidak lagi memiliki sopan santun, etika, dan tata karma kepada senior dan dosen di kampus. Seperti contoh tentang tidak adanya rasa sungkan dalam tata cara berpakaian, bahkan sampai menyapa dosen dengan sapaan informal. Dari kasus inilah pendidikan moral dan etika ini harus ditanamkan dalam diri pelajar dimana diajarkan bahwa kejujuran itu mencerminkan moral dan kualitas seseorang yang dalam artian dengan kejujuran maka kualitas dan sikap kita itu sudah tercermin baik, yang pastinya dimanapun kita pasti akan berguna baik bagi diri kita sendiri maupun untuk bangsa dan negara sehingga terbentuklah generasi muda yang cemerlang. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa wajib untuk mempelajari lebih dalam tentang pendidikan moral sehingga kita dapat menjadi mahasiswa yang Solid, Peduli, Cerdas, Beriman, dan Bertakwa.
Moral bukan hanya tentang bertingkah laku sopan dan santun,
akan tetapi dalam konteks yang luas, moral dapat diartikan sebagai perilaku jujur, bertanggung jawab, konsekuen, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan Negara, berkemauan keras, dan berperasaan halus. Para pendidik juga mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih bersifat intelektualitas dan verbalitas. Lembaga pendidikan terlalu mementingkan intelektual mahasiswa, memempukkan ilmu pengetahuan ke pikiran mahasiswa tetapi melupakan pendidikan moral dan etika . Akhirnya yang terjadi sekarang adalah pendidikan yang telah kehilangan martabatnya hingga mengalami degradasi moral. Dan untuk membangun jiwa aktif, kreatif, inovatif, dan kritis mahasiswa terutama di Era Society 5.0 ini diperlukan adanya sikap atau attitude yang baik, karena jiwa tersebut tidak akan terbentuk bila hanya mementingkan pendidikan intelek saja tanpa mempelajari lebih dalam ilmu tentang moral dan etika. Sebagai contoh menjadi mahasiswa aktif yang memiliki ciri- ciri yaitu memiliki skill orasi dan relasi yang banyak. Hal tersebut terwujud karena mahasiswa yang aktif memiliki moral yang baik sehingga tumbuhlah skill orasi dan juga relasi yang baik antar mahasiswa maupun dosen. Dan mahasiswa pun akan menjadi semakin kreatif berkat adanya “brainstorming”. Yaitu dimana dalam sebuah kelompok masing-masing anggotanya mengutarakan ide-ide yang dimiliki, lalu ide-ide tersebut dikumpulkan dan ditampung hingga pada akhirnya diputuskan secara bersama. Banyak wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi untuk membangun karakter yang cerdas secara intelektual dan moral, seperti mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) serta kompetisi lainnya. Dengan cerdasnya karakter mahasiswa baik secara intelektual maupun secara moral, mendapatkan kelebihan yaitu dapat berinovatif yang memiliki ciri yaitu, baiknya dalam bereksperimen, dapat berfikir inovatif sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat hingga mempunyai inisiatif yang tinggi untuk mengembangkan minat bakat berkat kreatifitasnya. Selain itu, mahasiswa yang cerdas secara intelektual dan moral akan mampu berfikir secara kritis, yaitu berfikir secara rasional, analitis, serta argumentatif dengan etika yang baik yang akan bermuara kepada kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang tidak dipikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri mahasiswa yang kritis adalah mampu menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu secara jujur dan penuh tanggung jawab, serta dapat menarik kesimpulan dan menyelesaikannya secara sistematik dengan argumen yang benar dan tidak menjatuhkan argumen orang lain dengan cara yang salah. Apabila seseorang hanya mampu menyelesaikan masalah tanpa mengetahui alasan konsep tersebut, maka ia belum dapat dikatakan mempunyai pemikiran yang kritis.
Pembangunan karakter pada mahasiswa sangat penting dalam
menyiapkan mahasiswa agar siap menghadapi era society 5.0, serta membangun mahasiswa agar memiliki kepribadian dan attitude yang baik. Attitude Mahasiswa sangat diperlukan dalam mencari pekerjaan apalagi di masa sekarang, perusahaan memprioritaskan agar pekerja nya memiliki karakter yang baik guna mengembangkan perusahaan nya.
Implementasi pendidikan karakter ini tidak hanya di lakukan
oleh kalangan dosen, tetapi lingkungan dan orang tua juga berperan penting dalam pembangunan karakter mahasiswa itu sendiri. Pengembangan karakter dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengikuti berbagai macam organisasi kampus. Terakhir, perlunya pendalaman konsep secara teoritis dan filosofis mengenai pengembangan karakter ini. Daftar Pustaka
(Bustari, 2008; Sri Irawati & Irdam Idrus, 2019; Susanti,
2013)Bustari, M. (2008). Pendidikan Moral Di Perguruan Tinggi Melalui Implementasi Kontrak Belajar Di Dalam Perkuliahan (Suatu Alternatif). Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 31–39.
Rachmantika, A. R., & Wardono. (2019). Peran Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2(1), 441.
Sri Irawati, & Irdam Idrus. (2019). Peran Dosen Dalam
Mengembangkan Karakter Mahasiswa. Talenta Conference Series: Science and Technology (ST), 2(2), 800–810. https://doi.org/10.32734/st.v2i2.550
Susanti, R. (2013). Penerapan Pendidikan Karakter Di Kalangan