Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan

penegasaan istilah. Dalam bab ini akan menjelaskan alasan mendasar mengapa

perlunya pengambilan judul dalam penelitian, penjelasan beberapa subbab akan

dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa adalah seseorang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di

dalam dunia pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang murid

di dunia pendidikan. Seseorang yang belajar di bangku perkuliahan dengan

mengambil jurusan yang disenangi sekaligus jurusan yang di dalamnya ada

kemungkinan besar untuk mengembangkan bakatnya. Semakin tinggi mahasiswa

dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi akan semakin linier dan spesifik

terhadap ilmu pengetahuan yang digelutinya.

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut

ilmu ditingkatperguruan tinggi, baik negeri maupun swastaatau lembaga lain yang

setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat

intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dan kerencanaan dalam

bertindak. Berfikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat

yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip

saling melengkapi (Siswoyo, 2007 : 121).

1
Pergaulan yang salah mengakibatkan seseorang melakukan hal-hal yang

negatif dan menurunnya tingkat belajar seseorang, terutama pada kalangan

mahasiswa. Dimana pada masa ini seseorang melihat dunia luar yang sangat

berbagai macam. Hal ini juga dapat merusak moral seseorang karena telah

melakukan perbuatan yang negatif. Upaya perbaikan moral dilakukan dengan cara

pengevaluasian terhadap moral itu sendiri, baik dari segi diri orang itu sendiri

maupun proses seseorang melakukan perbuatan baik. Salah satu upaya perbaikan

kualitas pendidikan adalah dengan munculnya gagasan pentingnya pendidikan

karakter dalam dunia pendidikan agar tiap generasi bangsa khususnya peserta

didik menjadi generasi yang berkarakter. Generasi yang berkarakter adalah

generasi yang berakhlak dan berbudi pekerti. Apabila suatu bangsa tidak

berkarakter maka bangsa tersebut adalah bangsa yang tidak berakhlak atau tidak

memiliki standar norma dan perilaku yang baik.

Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai pendidikan akhlak, nilai,

budi pekerti, moral, etika, dan lain sebagainya. Pendidikan karakter sendiri sudah

tercermin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab”. Dalam Undang-Undang Sikdiknas tersebut karakter yang

2
paling utama dibangun adalah peserta didik daoat menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran peserta didik untuk

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat

dijadikan sebagai temeng agar peserta didik tetap berpedoman pada jalan yang

lurus serta terhindar dari pengaruh perbuatan yang negatif dan tidak terpuji.

Terlebih selanjutnya diperkuat dengan pengembangan karakter berakhlak mulia

yang dapat melakukan kepribadian peserta didik. Beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia merupakan karakter dasar. Masih

terdapat karakter selanjutnya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang

Sisdiknas yaitu sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan karakter dipercayai mampu menjadi senjata ampuh untuh

meredam permasalahan dalam dunia pendidikan, khsuusnya menyangkut pribadi

peserta didik. Pendidikan karakter sendiri sudah jelas terintegrasi dalam

kurikulum dan tentunya di dala setiap mata pelajaran. Seperti yang kita ketahui

mata pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa adalah Pendidikan

Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Salah satu mata pelajaran yang cukup materi tentang pendidikan karakter adalah

pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dinilai sebagai wahan

yang tepat untuk pendidikan karakter, sebab jelas negara Indonesia menempatkan

Pnacasila sebagai Ideologi negara yang di dalamnya terdapat nilai-nilai adat

istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup

masyarakat umumnya. Oleh karena itu perilaku setiap individu warga negara tidak

3
boleh terlepas dari keimanan dan ketakwaannya sesuai dengan agama yang

dianutnya serta akhlak dan budaya kewarganegaraannya dala konteks masyarakat,

bangsa, dan negara Indonesia yang Berbhineka Tungga Ika. Dengan demikian,

maka mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dipandang relevan untuk

pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tidak sama, harapan yang

diinginkan adalah memperoleh prestasi belajar yang baik serta menuntut ilmu

dengan baik. Pada kenyatannya tidak dapat dilakukan karena terpengaruh oleh

lingkungan dan teman sebaya. Kesenjangan yang sangat jauh antara harapan

dengan kenyataan terbukti bahwa tidak dapat terpenuhi harapan yang diinginkan.

Hal ini dapat membuat prestasi dan semangat belajar sangat menurun serta tidak

ada tekat untuk meningkatkan prestai dan semangat belajar, sehingga menuntut

Ilmu pengetahuan sangat diremehkan dan tidak dijadikan prioritas pertama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang di atas, maka

selanjutnya peneliti merinci pokok permasalahan lebih lanjut dalam beberapa

indikator permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana fenomena pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam

perspektif pendidikan karakter ?

1.2.2 Faktor-faktor apa yang mendukung pergaulan bebas di kalangan

mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter?

1.2.3 Bagaimana dampak pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam

perspektif pendidikan karakter ?

4
1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan fenomena pergaulan bebas di kalangan mahasiswa

dalam perspektif pendidikan karakter.

1.3.2 Menganalisis faktor pendukung pergaulan bebas di kalangan mahasiswa

dalam perspektif pendidikan karakter.

1.3.3 menjelaskan dampak pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam

perspektif pendidikan karakter.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup

signifikan terhadap banyak pihak antara lain:

1.4.1 Manfaat Teoritis:

a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran

untuk pengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

terutama berkaitan dengan pendidikan karakter.

b. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka

penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan

sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber

daya manusia.

1.4.2 Manfaat Praktis:

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya sebagai

berikut:

a. Peneliti

5
1. Memperluas serta memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang

penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta menambah

wacana ilmu pengetahuan pendidikan karakter dan pergaulan bebas

di kalangan mahasiswa.

2. Memberikan motivasi untuk memperkaya serta mendalami

pengetahuan tentang pendidikan karakter dan dapat dijadikan

sebagai bahan untuk melatih dan mengasah watak serta perilaku

sekaligus pembelajara diri apabila di masa mendatang menjadi

seorang guru.

3. Penelitian sekaligus penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana S1 PKn.

b. Masyarakat

1. Menciptakan lingkungan yang baik, berakhlak, berbudi pekerti

sehingga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut bebas

terhindar dari perbuatan tercela.

c. Dinas terkait

1. Sebagai pengetahuan dan memberikan kebijakan yang tegas

apabila mahasiswa telah terbukti melakukan perbuatan tercela.

2. Meningkatkan pendidikan yang berbasis karakter kepada

mahasiswa agar dalam bersikap dengan baik diluar atau didalam

lingkungan kampus sehingga mahasiswa dapat berakhlak baik serta

tidak mencemarkan nama baik dirinya sendiri, keluarga ataupun

kampus.

6
1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang terdapat dalam

judul skripsi, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut:

a. Fenomena

Fenomena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hal-hal yang dapat

disaksikan dengan panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara

ilmiah seperti fenomena alam. Kata Fenomena juga diartikan sebagai

keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau

kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau

perkara. Fenomena adalah sesuatu yang ada dalam kehidupan nyata dan

dapat dirasakan oleh makhluk hidup.

b. Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbagi menjadi 2

kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan bebas berarti kehidupan bergaul

dan bebas berarti tidak terkait atau terbatas oleh aturan. Pengertian

pergaulan bebas menurut tokoh Gunarsa (2004 : 50) mengatakan,

“Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi,

tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua orang

saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi”. Pergaulan bebas adalah suatu

kumpulan yang terdiri para remaja yang membentuk grup atau golongan

yang membentuk tujuan yang sama dalam suatu hal apapun yang akan

dilakukan.

7
c. Mahasiswa

Mahasiswa dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa

didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus

Bahasa Indonesia). Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat

didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang

setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa adalah tingkatan

pendidikan yang paling tinggi dikalangan pelajar yang mampu bersikap

kritis terhadap suatu hal apapun dan mandiri dalam proses belajar

mengajar.

d. Pendidikan Karakter

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal atau

perbuatan, cara dan lain sebagainya mendidik. Menurut Fitri (2012 : 19),

karakter adalah berkaitan dengan sesuatu yang melekat di dala diri setiap

individu. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-

nilai, sikap, perilaku, budi pekerti, tabiat, dan akhlak kepada warga

sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan

dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut menjadi pedoman

dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari.

8
1.6 Batasan Masalah

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil di Desa Landungsari, Malang. Penelitian di

Desa Landungsasi dilakukan karena disignyalir banyak terjadi pergaulan

bebas dikalangan mahasiswa. Pergaulan bebas disebabkan adanya

keingintahuan pada diri sendiri untuk mencoba hal yang baru,

terpengaruhnya pada teman atau lingkungan karena faktor tersebut

penyebab terjadinya pergaulan bebas. Di Desa Landungsari banyak tempat

kos yang bebas atau tanpa aturan dan penjaga kos sehingga penghuni kos

bebas melakukan perbuatan yang diinginkanya tanpa memperdulikan

akibat yang akan didapatkannya.

b. Karakter

Penelitian ini menggunakan dua nilai karakter yaitu religius dan

rasa ingin tahu. Religius merupakan sikap yang memegang teguh

perintah agamanya dan menjauhi larangan agamanya, saling menjaga

kerukunan dan kesatuan antar berbeda pemeluk agama dan keyakinan.

Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih

mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.

Anda mungkin juga menyukai