Menjadi Mahasiswa haruslah memiliki konsep pokok berupa
nilai-nilai dasar mahasiswa yang harus ada dalam setiap diri mahasiswa. Dan untuk membentuk nilai-nilai dasar mahasiswa, perlu adanya pendidikan moral atau etika agar mahasiswa memiliki kepribadian yang luhur dan landasan moral yang kuat sehingga tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Karena lembaga pendidikan formal di Indonesia saat ini masih lebih mementingkan intelektual atau memupukkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga mengabaikan pendidikan lainnya, terutama pendidikan moral. Akibat yang ditimbulkan adalah para mahasiswa tidak lagi memiliki sopan santun, etika, dan tata karma kepada senior dan dosen di kampus. Seperti contoh tentang tidak adanya rasa sungkan dalam tata cara berpakaian, bahkan sampai menyapa dosen dengan sapaan informal. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa wajib untuk mempelajari lebih dalam tentang pendidikan moral sehingga kita dapat menjadi mahasiswa yang Solid, Peduli, Cerdas, Beriman, dan Bertakwa.
Moral bukan hanya tentang bertingkah laku sopan dan santun,
akan tetapi dalam konteks yang luas, moral dapat diartikan sebagai perilaku jujur, bertanggung jawab, konsekuen, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan Negara, berkemauan keras, dan berperasaan halus. Para pendidik juga mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih bersifat intelektualitas dan verbalitas. Lembaga pendidikan formal kebanyakan masih sangat mementingkan pendidikan intelek, memupukkan ilmu pengetahuan kepada otak peserta didik dan kurang memperhatikan pendidikan moral dan etika. Akhirnya yang terjadi sekarang adalah pendidikan yang telah kehilangan martabatnya hingga mengalami degradasi moral. Dan untuk membangun jiwa aktif, kreatif, inovatif, dan kritis mahasiswa terutama di Era Society 5.0 ini diperlukan adanya sikap atau attitude yang baik, karena jiwa tersebut tidak akan terbentuk bila hanya mementingkan pendidikan intelek saja tanpa mempelajari lebih dalam ilmu tentang moral dan etika. Sebagai contoh menjadi mahasiswa aktif yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki skill orasi dan relasi yang banyak. Hal tersebut terwujud karena mahasiswa yang aktif memiliki moral yang baik sehingga tumbuhlah skill orasi dan juga relasi yang baik antar mahasiswa maupun dosen. Dan mahasiswa pun akan menjadi semakin kreatif berkat adanya “brainstorming”. Yaitu dimana dalam sebuah kelompok masing- masing anggotanya mengutarakan ide-ide yang dimiliki, lalu ide-ide tersebut dikumpulkan dan ditampung hingga pada akhirnya diputuskan secara bersama. Banyak wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi untuk membangun karakter yang cerdas secara intelektual dan moral, seperti mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) serta kompetisi lainnya. Dengan cerdasnya karakter mahasiswa baik secara intelektual maupun secara moral, mendapatkan kelebihan yaitu dapat berinovatif yang memiliki ciri yaitu, baiknya dalam bereksperimen, dapat berfikir inovatif sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat hingga mempunyai inisiatif yang tinggi untuk mengembangkan minat bakat berkat kreatifitasnya.