Saobah
STAI AL AMIN GERSIK KEDIRI, LOMBOK BARAT
Email: aasaobah@gmail.com
ABSTRACT
The learning process carried out by teachers must be able to create a
comfortable and efficient learning environment. Teaching and learning
activities should also aim to instill character values to develop student
individuality. This study aims to find out how teachers' efforts in knowing
students' personalities through the study of Akida Akhlaq.Qualitative methods
were used in the study. The data collection techniques used are interviews,
observation, and documentation, and the target audience is educators and
students. Data analysis is carried out through data reduction, data
presentation, and conclusions.
Data analysis is carried out through data reduction, data presentation, and
conclusions. The result of the study is the teacher's effort in instilling
character habits in their students through moral studies, which can be
applied through the following techniques: The learning process is made
interactive by adding activities by selecting and developing teaching and
learning techniques and applying behavioral characteristics and attitudes that
provide the greatest opportunity to achieve the goals of the teaching and
learning process.
Keywords: Moral beliefs.character; learn; Getting used to it
ABSTRAK
Proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mampu menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman dan efisien. Kegiatan belajar mengajar
hendaknya juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter guna
mengembangkan individualitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana upaya guru dalam mengenal kepribadian siswa
melalui kajian Akida Akhlaq. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian
ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dan dokumentasi, dan sasaran pembacanya adalah pendidik dan siswa.
Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian adalah upaya guru dalam menanamkan
kebiasaan berkarakter pada diri siswanya melalui kajian moral akida, yang
dapat diterapkan melalui teknik sebagai berikut: Proses pembelajaran dibuat
interaktif dengan menambahkan kegiatan-kegiatan dengan memilih dan
mengembangkan teknik belajar mengajar serta menerapkan ciri-ciri
perilaku dan sikap yang memberikan peluang sebesar-besarnya untuk
mencapai tujuan proses belajar mengajar.
Kata Kunci : Keyakinan moral.karakter; belajar; membiasakan diri
Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya membimbing dan mengembangkan
kepribadian seseorang, baik menyangkut prinsip rohani maupun jasmani
(Ilahi & Ratri, 2012, p. 25).
Dalam konteks pembangunan bangsa, pendidikan memegang peranan
penting dalam menunjang keberhasilan suatu bangsa.
Dengan pendidikan yang berkualitas, suatu bangsa dapat
menatap masa depan yang cerah. Pendidikan dapat dilaksanakan
dengan upaya yang tepat dan sistematis untuk menciptakan lingkungan
belajar yang nyaman, sehingga peserta didik dapat lebih aktif
mengembangkan energi keagamaan dan spiritual, pengendalian diri, jati
diri, kebaikan akhlak, dan lain-lain. prosedur pembelajaran dengan
benar.
Kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa, dan
bangsa. (Munandar, 2012, hal.6). Pendidikan juga berfungsi sebagai
kegiatan memanusiakan manusia dengan memberikan bimbingan
kepada manusia agar dapat hidup menurut kaidah moral. Karena
manusia pada hakikatnya bermoral.Melalui pendidikan, masyarakat
dibimbing untuk menerapkan nilai-nilai sesuai fitrahnya.
Selain Sang Pencipta Agung, moralitas juga erat kaitannya dengan
manusia dan lingkungannya.
Pendidikan dalam hal ini tidak boleh membatasi kegiatan belajar
mengajar, namun harus mampu menyelaraskan kebutuhan intelektual
dan moral.
Terjadinya demoralisasi di sebuah pendidikan disebabkan karena
kegiatan pembelajaran adab dan akhlak cenderung hanya sekedar teks
dan tidak adanya persiapan anak untuk menjalani hidup yang sifatnya
kontradiktif. Disamping itu pendidikan agama juga merupakan sebuah
alat yang ampuh untuk penginternalisasian karakter luhur kepada
peserta didik. (Agus Wibowo, 2012: 55). Padahal faktanya pendidikan
agama hanya sekedar mengajarkan dasar- dasar agama. Oleh sebab itu,
pendidikan agama semakin kesini semakin kehilangan perannya sebagai
media yang mengarahkan anak didiknya agar dapat memahami serta
mengamalkan ajaran agamanya.
Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai masalah. Salah satu
yang menjadi permasalahan yaitu menurunnya norma suatu kehidupan,
baik itu sosial ataupun etika moral dalam praktik kehidupan sekolah
yang dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah perilaku negatif yang
sangat merisaukan masyarakat. Hal tersebut antara lain makin
banyaknya penyimpangan berbagai norma kehidupan agama dan sosial
kemasyarakatan. (Nurdyansyah, 2016). Oleh karena itu diperlukan
adanya pendidikan karakter.
Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “to mark” ialah
menekankan kebiasaan dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam
wujud tingkah laku.(Hamdani Hamid, 2013: 31). Secara etimologi kata
karakter dapat berupa karakter, kepribadian, budi pekerti, atau sifat
kejiwaan. Karakter ialah watak atau kepribadian yang dimiliki oleh
seseorang dengan karakter maka seseorang akan dapat membedakan
antara seseorang dengan orang lain. Pengertian karakter biasanya lebih
indentik dengan sebutan akhlak ataupun kepribadian. Kepribadian
merupakan sebuah karakteristik pada diri seseorang yang memiliki sifat
khas hal yang demikian biasanya berasal dari pengaruh lingkungan yang
diterimanya, contohnya seperti dari keluarga dari kecil atau bawaan
sejak lahir. (Zainal Aqib, 2012: 118).
Karakter secara khusus dapat diartikan sebagai sebuah nilai khas
dari segi kebaikan, perbuatan baik, menerapkan kehidupan dalam
kebaikan, dan membuat efek yan baik kepada dirinya sendiri beserta
lingkunganya yang tertanam dalam diri sendiri dan dimanifestasikan
melalui tingkah laku. Karakter ialah bagian dari ciri khas orang yang di
dalamnya terkandung nilai, kompetensi, kedudukan moral, ketabahan
jika berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. (Anas
Salahudin and Irwanto Alkrienciehie, 2013: 42). Sederhananya, karakter
ditafsirkan sebagai pola pemikiran dan bersikap unik bagi semua orang
untuk bertahan hidup dan bekerja bersama dengan lingkungan
keluarganya, komunitas, bangsa dan negara. Dalam konteks moral,
perilaku moral, dan sikap moral, sangatlah berhubungan erat dengan
karakter (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2011: 43). Kehilangan
karakter pada diri sendiri akan menyebabkan hilangkan identitas
generasi selanjutnya, sejalan dengan tulisan William
Secara spesifik, karakter dapat diartikan sebagai nilai-nilai khas
yang berkaitan dengan kebaikan, perbuatan baik, menjalani kehidupan
yang baik, dan memberikan dampak positif pada diri sendiri dan
lingkungan, yang tertanam dalam diri sendiri dan diekspresikan melalui
tindakan seseorang.
Karakter merupakan bagian dari sifat seseorang yang mencakup
nilai, kemampuan, moral, dan ketabahan dalam menghadapi berbagai
tantangan dan kesulitan.
(Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, 2013: 42).
Secara sederhana, kepribadian diartikan sebagai pola pikir dan
perilaku unik yang memungkinkan semua orang bertahan hidup dan
bekerja sama dengan lingkungan keluarga, masyarakat, negara, dan
bangsa.
Dalam konteks moral, perilaku moral dan sikap moral erat
kaitannya dengan karakter (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2011: 43).
William Menurut tulisan Franklin Graham Jr. hilangnya kepribadian
menyebabkan hilangnya identitas generasi berikutnya.
“Kalau harta hilang, tidak ada yang hilang; jika kesehatan hilang, ada
yang hilang; jika karakter hilang, semuanya hilang” (Muchlas Samani
dan Hariyanto, 2013: 2).
Oleh karena itu, karakter merupakan nilai mendasar dalam
berperilaku yang menjadi pedoman dalam berinteraksi antar manusia
(Bariah dan Assya'bani, 2019: 141) Dari berbagai definisi di atas,
pendidikan karakter mencakup beberapa faktor.
Dengan kata lain, ini adalah pengembangan nilai-nilai.
Terdapat nilai-nilai karakter dari hasil pendidikan, kerjasama antara
guru dan pimpinan sekolah, serta langkah-langkah internalisasi dan
inspirasi mengenai nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri siswa.
Pembentukan karakter yang diinginkan memerlukan kerjasama semua
pihak.
Pendidikan karakter di sekolah merupakan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan perilaku siswa berdasarkan nilai-nilai
tertentu yang ditetapkan sekolah. Pendidikan karakter di sekolah
mempunyai arti sebagai berikut: (Purniadi Putra, 2018: 149)
a) Sebagai pendidikan terpadu dalam bidang belajar mengajar semua mata
pelajaran.
b) enganggap peserta didik adalah bagian dari organisme manusia yang
mempunyai kemampuan dan hak yang berkembang, serta bertujuan
untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik secara umum.
c) Perkembangan perilaku peserta didik didasarkan pada nilai-nilai yang
diciptakan oleh lembaga pendidikan.
Kesuma, & Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktek di Sekolah.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Marzuki. (2015). Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah. FIS Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
Muchlas Samani dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, cet. 3.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Muchlas Samani, & Hariyanto, M.S. (2011). Konsep Dan Model Pendidikan
Karakter.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, U. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Departemen
Pendidikan & Kebudayaan : Reneka Cipta.
Mutakin, T. Z. (2014). Penerapan teori pembiasaan dalam pembentukan
karakter religi siswa di tingkat sekolah dasar. Jurnal Edutech, 13(3), 361–
373.
Nurdyansyah, N. (2016). Developing ict-based learning model to improve
learning outcomes ipa of sd fish market in sidoarjo. Jurnal Tekpen, 1(2),
Article 2.
Pamuji, Z. (2017). Implementasi manajemen pembelajaran ramah anak dalam
menanamkan karakter disiplin (studi pada upaya guru kelas 1a di ma
muhammadiyah beji). Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 12(2), 235–255.
Putra, P. (2018). Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
aqidah akhlak (studi multi kasus di min sekuduk dan min pemangkat
kabupaten sambas. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 9(2), 147–
156.
Putra, P. (2018b). Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
aqidah akhlak (studi multi kasus di MIN Sekuduk dan MIN Pemangkat
Kabupaten Sambas). Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 9(2), 147–
156.
Subahri. (t.t.). Aktualisasi akhlak dalam pendidikan islamuna. Jurnal Studi
Islam. Vol. 2. No.
2. (5 Desember 2015).
Subahri, S. (2015). Aktualisasi akhlak dalam pendidikan. Islamuna: Jurnal
Studi Islam, 2(2), 167–182.
Wina Sanjaya. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta:Kencana. Zainal Aqib. (2012). Pendididkan Karakter di Sekolah
Membangun Karakter dan
Kepribadian Anak. Bandung:CV Yrama Media.