Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampuh : Lutfiya Sri Hidayah M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : APIN TEBAI

NIM : F01422006

KELAS : A6

PROGAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


Pertemuan Pertama : Metode Pendidikan Karakter

Berkarakter dapat pula diartikan sebagai kepribadian, bersifat, berperilaku, berwatak, dan
bertabiat,membedakan seseorang tersebut dengan orang lainnya.Baik itu dalam bentuk pemikiran,
perilaku, sikap, serta karakter dan budi pekerti.menentukan bagaimana orang tersebut merespon,
membuat keputusan, membangun hubungan, cara berkarya dan cara menyelesaikan persoalan.
kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik individu perseorangan, tapi baik
juga untuk masyarakat secara keseluruhan.

Kemampuan akademis seseorang yang bagus, tidak akan bermakna jika tidak diimbangi
dengan karakter yang baik. Pendidikan karakter akan bisa mendorong anak untuk tumbuh dengan
percaya diri, dan diharapkan anak-anak bisa mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuan dan
keterampilan mereka tanpa mengabaikan nilai-nilai positif dan kebaikan.

Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik,terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai


universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, generasi penerus bangsa, manusia yang mandiri,
kreatif, dan berwawasan kebangsaan , aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan.

Karakter,religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong.kompetensi yang diharapkan


untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila dengan enam ciri, yaitu
: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
bernalar kritis, bergotong royong, mandiri, dan kreatif .untuk meningkatkan kualitas remaja. Terutama
untuk mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi berbagai permasalah kehidupan yang ada.

Paham mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak,tahap ini juga merupakan cikal bakal
dari munculnya empati, Melakukan hal baik walau tidak ada yang melihat dan tidak melakukan hal
yang dilarang walau tidak ada orang disekitarnya.

Bisa kita bayangkan berapa banyak sampah sedotan plastik dalam seminggu bahkan
setahun.Kemudian masih dalam tahap moral knowing, anak diberikan pemahaman bahwa lebih baik
kita langsung menggunakan mulut saat minum daripada menggunakan sedotan plastik sekali pakai.

Mungkin sebagian anak merasa ngeri dengan foto atau video yang mereka lihat, namun ini
adalah cara terbaik sehingga apa yang dia lihat masuk kedalam memori dan menetap menjadi memori
jangka panjang. Muncul empatinya melihat bagaimana penyu itu terluka, hingga hidungnya
mengeluarkan darah akibat tertusuk limbah sedotan plastik , maka akan muncullah perilaku anak yang
sadar akan bahaya limbah plastik sedotan, ia akan menghindari menggunakan sedotan plastik karena
tahu bahwa itu akan berbahaya dan dapat melukai makhluk hidup lainnya.

karakter yang kuat dan membawa dampak positif bagi individu, masyarakat, dan negara
secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebagai orang tua atau pendidik, kita harus memahami dan
menerapkan metode pendidikan karakter yang efektif untuk anak-anak kita,usaha yang dijalankan
secara sistematis oleh para pendidik,demi menciptakan kualitas nilai karakter anak melalui penanaman
nilai yang positif.
orang yang sedang menirukan atau membuat simulasi tentang sesuatu. Dalam pembelajaran, suatu
simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu, baik yang
bersifat profesional maupun yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dapat pula simulasi ditujukan
untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, serta bertujuan untuk memecahkan
suatu masalah yang relevan dengan pendidikan karakter.

Pertemuan Kedua : Perbedaan Pendidikan Akhlak Dan Pendidikan Karakter

Tujuan utama pendidikan karakter adalah membantu individu menjadi pribadi yang
berintegritas, bertanggung jawab, jujur, peduli, disiplin, dan memiliki nilai-nilai moral yang
kuat,melibatkan proses pembelajaran yang meliputi pengajaran nilai-nilai moral, sosial, dan etika, serta
pelatihan dalam pengembangan sikap-sikap posbertujuan untuk membantu individu dalam
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang benar dan salah, serta
memberikan landasan moral yang kuat untuk mengambil keputusan dan bertindak. Dengan pendidikan
karakter, diharapkan individu dapat menjadi warga negara yang baik, menghargai perbedaan, dan
mampu berperan aktif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan bermartabat seperti rasa
percaya diri, kerjasama, keadilan, kepedulian terhadap sesama, dan tanggung jawab.

Maka itu disebut akhlak terpuji (Al-akhlaq Al-mahmudah) Apabila perilaku itu menghasilkan
keburukan maka disebut akhlak buruk, (Al-akhlaq Al-madzmumah), Akhlak adalah suatu keadaan yang
melekat pada jiwa seseorang, yang darinya akan lahir perbuatan-perbuatan secara spontan; tanpa
melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian.

Memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah,


kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara, pengertian akhlak buruk, maka diharapkan agar setiap
muslim menghindari sifat tercela karena ini sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dab begitu juga hubungan
dengan Allah.

Akhlak mulia kpd Allah SWT:ikhlas, bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakal, berharap,
bersikap takut kepadaNya,menjaga hubungan berkata benar, tidak meremehkan orang lain,
berprasangka baik (husnudzan), kasih sayang, sopan santun, tolong menolong, pemurah, pemaaf,
ukhuwah, menepati janji.

Memelihara kesucian dan kehormatan diri, Qana’ah (menerima apa adanya pemberian dari
Allah), Berdo’a kepada Allah, Sabar dengan ketentuan Allah, Tawakal kepada Allah, Rendah
Hati.pendidikan akhlak akan mampu menuntun anak-anak remaja menjadi manusia dewasa dalam arti;
dewasa secara sosial, emosional dan intelektual serta memiliki sikap kepribadian sebaik yang
ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Pembinaan akhlak merupakan salah satu cara
untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan
bersusila; berarti cara tersebut sangat tepat untuk membina mental anak dan remaja.
lebih utama dari pada orang- orang yang tidak mengetahuinya karena dapat mengantarkan
seseorang kepada jenjang kemuliaan akhlak, dapat menyadari mana perbuatan yang baik dan
mana perbuatan yang jahat, dapat memelihara diri agar senantiasa berada pada garis akhlak yang
mulia dan menjauhi segala bentuk tindakan yang tercela yang dimurkai oleh Allah.

Fokusnya adalah mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika kepada individu tanpa
mempertimbangkan agama atau kepercayaan tertentu. Pendidikan karakter berusaha membentuk
individu yang memiliki integritas, empati, keberanian, dan kualitas karakter positif lainnya yang dapat
diaplikasikan dalam berbagai konteks kehidupan lebih fokus pada aspek moral dan etika yang
berkaitan dengan keyakinan agama tertentu. Tujuannya adalah membentuk individu yang taat
beragama dan mengikuti ajaran-ajaran agama yang mereka anut. Pendidikan akhlak membahas
prinsip-prinsip dan aturan moral yang dianggap penting berdasarkan keyakinan agama, termasuk
perilaku yang baik dan buruk, ibadah, dan hubungan dengan Tuhan,

pengembangan nilai-nilai dan kualitas kepribadian yang lebih umum. Fokusnya adalah
mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika kepada individu tanpa mempertimbangkan agama atau
kepercayaan tertentu. Pendidikan karakter berusaha membentuk individu yang memiliki integritas,
empati, keberanian, dan kualitas karakter positif lainnya yang dapat diaplikasikan dalam berbagai
konteks kehidupan.Dilakukan di berbagai institusi, termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Kurikulum sekolah dapat mencakup program-program pendidikan karakter, dan pendekatan ini juga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui contoh yang ditunjukkan oleh orang tua, guru,
dan lingkungan sosial. sering kali terjadi di lingkungan keagamaan, seperti rumah ibadah, sekolah
agama, atau lembaga keagamaan.

Pertemuan ketiga : Ruang Lingkup Pendidikan Karakter di Sekolah

Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk, menanamkan, menfasilitasi, dan


mengembangkan nilai-nilai positif pada peserta didik sehingga menjadi pribadi yang luhur dan
bermartabat yang kemudian akan membentuk menjadi karakter khusus bagi individu atau kelompok
melalui pembiasaan.

1. Pengetahuan dan pemahaman (aspek kognitif): Melibatkan pengembangan pengetahuan,


pemahaman, dan kecerdasan moral. Ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, etika, dan
prinsip-prinsip yang baik.

2. Emosi dan sikap (aspek afektif): Melibatkan pengembangan kepekaan terhadap emosi,
pengelolaan emosi yang sehat, dan pengembangan sikap positif seperti empati, toleransi,
kejujuran, dan tanggung jawab.

3. Keterampilan sosial (aspek psikomotorik): Melibatkan pengembangan keterampilan komunikasi


yang efektif, kerjasama, kepemimpinan, negosiasi, dan keterampilan interpersonal lainnya
yang diperlukan dalam interaksi sosial yang sehat.
4. Etika dan moralitas (aspek afektif dan kognitif): Melibatkan pemahaman dan penerapan prinsip
moral dan etika dalam pengambilan keputusan yang baik, integritas, dan tindakan yang
bertanggung jawab.

Membentuk sikap positif, empati, kepedulian, rasa hormat, kejujuran, dan nilai-nilai etika dalam
diri individu, membangun hubungan yang baik antarindividu, mengembangkan kemampuan komunikasi
yang efektif, serta memperkuat rasa solidaritas dan toleransi, pembelajaran berbasis masalah,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan yang baik, dan pengembangan kemampuan analitis,
pembangunan kekuatan fisik, kebugaran, disiplin, kerja sama tim, fair play, dan menghargai perbedaan
dalam kompetis,karena membantu individu mengembangkan kualitas diri yang positif, baik dari segi
emosi, pikiran, interaksi sosial, maupun fisik.

Beberapa keterampilan sosial yang penting bagi siswa termasuk:

 Kemampuan berkomunikasi

 Kemampuan negosiasi

 Kemampuan pemecahan masalah

 Kemampuan kerjasama dalam kelompok

Holistik berupaya untuk mengoptimalkan pengembangan potensi individu secara menyeluruh,


sehingga siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berdaya, kreatif, berpikir kritis, dan siap
menghadapi tantangan dunia yang kompleks.

mengembangkan kepribadian yang kuat, termasuk aspek seperti integritas, ketekunan,


tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Siswa diberikan kesempatan
untuk memahami identitas mereka, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, serta
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
Mereka diajarkan untuk mempertanyakan informasi, menganalisis argumen, mengambil keputusan
yang tepat, dan memecahkan masalah secara efektif. Kemampuan ini memungkinkan siswa untuk
menjadi individu yang mampu berpikir mandiri dan kritis terhadap dunia di sekitar mereka,
mengembangkan keterampilan kreatif, seperti berimajinasi, berinovasi, dan berkolaborasi,
mengembangken kecerdasan emosional, sosial, kinestetik, artistik, dan lainnya.
Pertemuan keempat : Strategi Layanan Pendidikan Karakter di Sekolah

Membantu siswa dalam menjadi pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan berkontribusi
positif dalam masyarakat,siswa diajarkan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti kejujuran,
integritas, tanggung jawab, empati, kerjasama, dan moralitas, Strategi layanan pendidikan karakter
memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang holistik yang mencakup aspek karakter dan
moral, selain aspek intelektual,karakter yang baik, seperti kejujuran, penghargaan, dan kerjasama,
sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan, karakter siswa yang baik
cenderung lebih mampu mengelola konflik, bekerja sama dalam tim, membangun hubungan yang
sehat, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Ini mempersiapkan mereka untuk sukses
dalam karier, kehidupan pribadi, dan berkontribusi positif pada masyarakat,Ini memberi mereka alat
dan pemahaman yang diperlukan untuk mengatasi dilema moral, membuat keputusan yang tepat, dan
bertindak dengan integritas.

pendidikan karakter dapat membantu siswa yang memiliki nilai-nilai positif, sikap yang baik,
dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. karakter seperti kejujuran, kerjasama, tanggung
jawab, dan empati kepada siswa, dilakukan melalui cerita, diskusi, permainan peran, dan aktivitas
kreatif lainnya. membantu siswa dalam memahami dan menghadapi tantangan moral, serta membantu
mereka mengatasi konflik dan kesulitan pribadi.

Kolaborasi antara sekolah dan orang tua sangat penting dalam memperkuat pembentukan
karakter siswa, Sekolah dapat memberikan penghargaan, sertifikat, atau pengakuan kepada siswa
yang menunjukkan sikap dan perilaku yang positif, penggunaan bahasa yang menghargai, kegiatan
yang membangun kerjasama, serta aturan dan konsekuensi yang konsisten dengan nilai-nilai karakter.

Penerapan pendidikan karakter di dalam kelas sangat penting untuk membentuk karakter
siswa secara langsung. Berikut adalah beberapa contoh penerapan pendidikan karakter di dalam
kelas, mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengembangkan kemampuan argumentasi, dan
mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan mereka, aktivitas ini membantu siswa untuk
memahami kompleksitas dalam membuat keputusan etis dan me.

Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat membahas nilai-nilai seperti
kejujuran dan integritas melalui pembacaan dan analisis cerita-cerita yang relevan, guru dapat
merancang proyek-proyek kolaboratif yang mendorong siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
menghargai kontribusi masing-masing anggota tim.

Misalnya, siswa dapat diberi tugas untuk merancang dan menyampaikan presentasi tentang
isu sosial yang memerlukan pemahaman tentang nilai-nilai seperti keadilan, empati, toleransi,
memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi tantangan moral yang mereka hadapi, mengevaluasi
respon mereka, dan merencanakan cara untuk mengembangkan karakter mereka.

Didalam kelas menciptakan lingkungan belajar yang kaya nilai-nilai dan memberikan
kesempatan langsung bagi siswa untuk memahami, menginternalisasi, dan mengamalkan nilai-nilai
karakter dalam interaksi.
klub olahraga yang mendorong kerjasama tim, klub kesenian yang mengajarkan rasa empati dan
ekspresi diri, atau klub lingkungan yang mempromosikan tanggung jawab sosial dan kepedulian
terhadap alam, membersihkan lingkungan, mengunjungi panti jompo, mengajar anak-anak di daerah
terpencil, atau menggalang dana untuk amal, memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar nilai-
nilai seperti kerjasama, tanggung jawab, integritas, dan disiplin di dunia kerja yang nyata.

Siswa dapat belajar tentang etika kerja, mengembangkan keterampilan sosial, dan menginternalisasi
nilai-nilai karakter yang diperlukan untuk sukses dalam karier, menyelenggarakan acara khusus yang
mengedepankan karakter, seperti pertunjukan drama atau teater yang mengangkat isu-isu moral dan
etika, seminar atau lokakarya tentang nilai-nilai karakter, atau festival seni yang mempromosikan
ekspresi diri yang positif, memperluas pemahaman mereka tentang karakter dan bagaimana karakter
dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Dilluar kelas memberikan kesempatan siswa untuk mengalami dan menerapkan nilai-nilai karakter
dalam konteks kehidupan nyata. Hal ini membantu siswa memahami pentingnya karakter yang kuat
dan memberikan pengalaman belajar yang berarti di luar lingkungan kelas.

Pertemuan kelima : Bentuk Layanan Dan Bimbingan Karakter

Layanan dan bimbingan karakter membantu individu untuk mengembangkan pemahaman


yang lebih baik tentang diri mereka sendiri,iIni melibatkan refleksi pada nilai-nilai, kepercayaan, dan
sikap yang mereka miliki, serta kesadaran akan kekuatan dan kelemahan mereka, mbantu individu
dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk berinteraksi secara
positif dengan orang lain,mengambil inisiatif dalam melakukan perubahan positif dalam diri mereka
sendiri dan lingkungan sekitar mereka. Dengan mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi, individu
menjadi lebih sadar akan dampak dari perilaku mereka dan lebih cenderung untuk bertindak dengan
bertanggung jawab, Layanan dan bimbingan karakter menciptakan lingkungan yang mendukung
individu dalam mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjadi versi terbaik dari diri
mereka sendiri.

Observasi dilakukan dengan mengamati interaksi sosial, respons terhadap situasi,


penggunaan keterampilan komunikasi, atau perilaku lainnya yang relevan dengan pengembangan
karakter, Catatan ini dapat mencakup contoh-contoh perilaku positif, tantangan yang dihadapi, atau
refleksi siswa tentang pengalaman yang melibatkan nilai-nilai karakter, Instrumen penilaian peer dapat
digunakan, seperti formulir penilaian atau diskusi kelompok, yang memungkinkan siswa untuk
memberikan umpan balik tentang karakter dan kontribusi positif dari teman sekelas mereka.
Pertemuan keenam : Internalisasi Pendidikan Karakter dalam Catur Dharma Perguruan
Tinggi

Kerangka umum dalam masyarakat akademik perguruan tinggi menurut Santoso (Wibowo,
2014) terdiri atas dua unsur utama, yaitu dosen dan mahasiswa.

Strategi pendidikan karakter di perguruan tinggi dapat dilakukan melalui pembiasaan


keseharian di kampus baik kegiatan yang berbasis bidang profesi yang dipelajari maupun
ekstrakurikuler.

efektif di perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong para mahasiswa menjadi


intelektual muda bangsa yang memiliki kepribadian unggul

sebagai transformator, developer, dan disseminator. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan


dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah. Semua materi perkuliahan yang berkaitan dengan
norma atau nilai-nilai perlu dan harus dikembangkan, dieksperesikan, dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari, kegiatan kemahasiswaan yang selama ini diselenggarakan merupakan salah
satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik mahasiswa.

Melalui kegiatan layanan kemahasiswaan inilah diharapkan dapat mengembangkan


kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial serta potensi dan profesi mahasiswa yang tangguh dan
cemerlang.

Efektivitas pendidikan karakter tidak selalu harus dengan menambah program tersendiri,
melainkan bisa melalui transformasi budaya dan kehidupan di lingkungan perguruan tinggi,
pemahaman baru yaitu jika lulusan perguruan tinggi di tempatkan dalam dunia kerja, kemampuan
intelektualitasnya bertumpu pada nilai-nilai dasar karakter yaitu jujur, cerdas, tangguh dan peduli, Tri
Dharma Perguruan Tinggi, budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan keseharian,
kampus yang bernuansa islami ada penambahan dakwah Islamiyah sebagai penyempurna dharma,
sehingga dikenal dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi,pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, penambahan dakwah Islamiyah sebagai penyempurna dharma, sehingga dikenal
dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi

Karakter pendidikan integritas, etika, kepemimpinan, tanggung jawab, atau semangat


berinovasi dapat diintegrasikan dalam kurikulum. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti seminar,
lokakarya, atau pelatihan yang membahas pengembangan karakter juga dapat diselenggarakan

Penelitian tentang efektivitas program pendidikan karakter atau studi tentang pengaruh
lingkungan akademik terhadap perkembangan karakter mahasiswa dapat menjadi topik yang relevan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan program pendidikan karakter di perguruan
tinggi

mahasiswa dapat terlibat dalam program mentoring atau pengajaran di sekolah-sekolah


setempat untuk mendukung perkembangan karakter siswa. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat
berperan aktif dalam kegiatan sosial atau program bantuan yang mendukung pembangunan karakter
masyarakat di sekitarnya.
Tata kelolah pengembangan kebijakan dan aturan yang mempromosikan integritas, tanggung
jawab, keadilan, dan akhlak mulia. Perguruan tinggi juga dapat membentuk komite atau lembaga yang
bertanggung jawab untuk memastikan implementasi nilai-nilai karakter dalam semua aspek kehidupan
kampus.

Catur Dharma juga dapat menjadi wadah yang tepat untuk mengembangkan dan menerapkan
nilai-nilai karakter dalam lingkungan perguruan tinggi.

Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam Catur Dharma, perguruan tinggi dapat
membantu mahasiswa mengembangkan nilai-nilai karakter yang kuat untuk menjadi individu yang
beretika, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai