Nama Kelompok : 1.Nining Cholipah (855880426) 2.Novia Muhimatul Aziza (858672877) Modul 3 KB 1 HAKIKAT MORAL KNOWING Proses pemahaman suatu fenomena moral yang tertangkap oleh manusiasangat besar di pengaruhi oleh faktor lingkungan tempat keberadaannya. Modeling, konsistensi, dan keseragaman adalah 3 faktor utama dalam pembentukan karakter awal anak usia dini. A. Nilai- nilai kejujuran, toleransi, dan setia kawan pada anak taman kanak- kanak Nilai- nilai kejujuran sangat erat kaitannya dengan nilai moral dari kehidupan manusia.Kejujuran bukan sekedar pengetahuan tentang moralitas belaka, tetapi sangat memerlukan program pembiasaan dan latihan yang intensif. Kejujuran bukan masalah kemampuan orang untuk melakukannya, tetapi lebih pada masalah kemauan orang itu sendiri. Jika di dalam hati setiap kita ada kemauan untuk bertindak jujur, siapapun dan dalam posisi apa pun kita pasti mampu melakukan nilai kejujuran tersebut. Toleransi adalah embrio dari sikap mau menerima dan dapat memahami keberadaan orang lain yang tentu banyak memiliki perbedaan dengan diri kita.Perbedaan itu ditemukan secara kasat mata mulai dari fisik atau jasmani kita, agama, suku, adat istiadat, bahasa, dan yang kurang tampak seperti sifat serta kepribadiannya.Tuhan yang Mahakuasa tampaknya sengaja menciptakan manusia tidak sama sekalipun manusia itu dilahirkan dalam kondisi kembar identik.Setiap kita adalah unik dan berbeda dengan siapa pun.Siakp positif yang dimaksud pada konteks ini adalah menentukan, membiasakan, dan melatih anak didik agar mampu menerapkan sikap toleransi kepada sesama. Sesuai dengan salah satu pilar penyelenggaraan pendidikan dari UNESCO, yaitu learning to life together, sejak dini amatlah tepat jika kita menyusun program pengembangan moral melalui pembiasaan sikap toleran karena secara faktual bangsa kita memiliki kebinekaan dalam berbagai hal. Nilai setia kawan adalah buah dari kebaikan suasana kebatinan seseorang yang memiliki moral yang tinggi. Suasana kebatinan seseorang yang telah dipenuhi oleh kesadaran dan pembiasaan yang melembaga pada dirinya akan mampu mendorong seseorang melakukan perilaku setia kawan. Lebih jauh, pribadi seperti itu akan memiliki rasa empati atau mampu merasakan apa yang diderita/ dirasakan oleh orang lain di sekitarnya. B.Model Pendidikan Yang Toleran 1. Model Aksi- Refleksi- Aksi Pembelajaran ini bersifat membebaskan diri dari hal- hal yang memiliki prasyarat (diilhami dari sebuah buku Riset Partisipatoris Riset Pembebasan karya Walter Fernandes dan Rajesh Tandon) seperti berikut: a. Pembagian kekuasaan, kedudukan guru, dan peserta didik adalah seimbang dalam mencari kebenaran ilmu pengetahuan ( setara dalam srawung ilmiah) keduanya merupakan mitra belajar sehingga harus saling menghormati. b. Penggunaan sumber daya setempat ( khususnya murid, sumber belajar, bahan ajar, dan lainnya yang terkait dengan pembelajaran) sumber dari luar siswa hanya memainkan peran pendukung dan tidak lagi merupakan sumber dominan dan kontrol. c. Pembelajaran mengakar pada konteks setempat, model rancangan, dan pelaksanaan model secara sederhana serta relevanberasal dari masukan siswa. d. Menekankan pada pembelajaran kualitati dan berorientasi pada proses. 2. Model Ignasian Penerapan bagi nak usia dini, sebaiknya pendidik dalam mengenalkan hakikat sikap toleran mampu menyiapkan diri dengan sikap demokratis, memandang anak didik sebagai manusia utuh yang memiliki harga diri, cita- cita, gagasan atau pendapat serta memberi kebebasan untuk bertanya berbagai hal yang ditangkap sesuai dengan pemahamannya tentang hakikat perbedaan yang ada.Memberikan ruang kebebasan kepada anak usia dini untuk bertanya, mengamati, dan mengomentari berbagai hal dari pemahamannya terhadap fenomena sosial yang ditangkap dalam kehidupannya.Puncak dari kemampuan seseorang dalam menilai dan mempertimbangkan sikap dan perilakunya terkait dengan nilai TERIMAKASIH