Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 2

NAMA : ANGGI PERMATA SARI

NIM :1203111046

KELAS : PGSD C 2020

Soal:

1. Jelaskan keterkaitan PPKn dengan Pendidikan Nilai dan Moral bagi setiap warga negara
Indonesia khususnya anak usia sekolah dasar !
2. Coba jelaskan pemikiran Lickona tentang pendidikan karakter (tiga dimensi nilai moral,
Lickona 1992) disertai contoh penerapannya !
3. Apa makna bahwa dalam fenomena kehidupan masa kini kita rasakan banyak perilaku
manusia yang menunjukkan cara-cara “Value Free” yang bertentangan dengan nilai-nilai
dasar etika agama, budaya dan kemanusiaan. Menurut Anda, bagaimana cara
menanamkan karakter (nilai dan moral) untuk anak usia sekolah dasar agar tidak terjadi
"value free" tersebut!

Jawaban:

1. Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan seorang manusia bermoral atau
bermanusiawi.Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang
akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari
yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Pendidikan moral dapat
menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua
darinya maupun teman sebayanya. Pendidikan moral sangat penting diberikan kepada siswa
sekolah dasar karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh anak-anak
Indonesia Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik
maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa pendidikan moral sangatlah penting untuk pembentukan karakter peserta didik agar
ketika memasuki masa remaja peserta didik menjadi penerus bangsa yang berintegritas dan
juga lebih baik untuk masa kedepan.

Sumber:

Dra. Mardiah Baginda, M.PdI. Nilai nilai pendidikan berbasis karakter pada pendidikan dasar
dan menengah

2. Menurut Thomas Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Moral knowing(memahami atau
mengetahui nilai-nilai moral). Nilai-nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kebebasan,
tanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri,
integritas, kebaikan, kasih sayang, dan keberanian mendefinisikan banyak cara untuk menjadi
orang baik. Mengetahui nilai juga berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam
berbagai situasi. Moral feeling: Sisi emosional dari karakter telah banyak diabaikan dalam
pembahasan pendidikan moral, tetapi hal itu sangat penting.Sekedar tahu apa yang benar tidak
menjamin perilaku yang baik. Orang dapat menjadi begitu pintar tentang hal-hal yang benar
dan salah tetapi masih salah dalam memilih. Moral action (tindakan moral). Tindakan moral
adalah, merupakan hasil (outcome) dari dua bagian karakter di atas.Jika orang memiliki kualitas
moral dari kepandaian dan emosi yang telah dijelaskan, mereka cenderung melakukan apa yang
mereka tahu dan rasakan itu benar. Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa
karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik,
dan melakukan perbuatan kebaikan.
Penerapannya: Melatih Kebiasaan Baik

Pendidikan karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk
berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau tidak
melakukannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa mandi dua kali sehari, akan merasa
tidak enak bila mandi hanya satu kali sehari. Dengan demikian, kebiasaan baik yang sudah
menjadi naluri, otomatis akan mebuat seorang anak merasa bersalah bila tidak melakukan
kebiasaan baik tersebut.

Namun mendidik kebiasaan baik saja tidak cukup. Anak yang terbiasa berbuat baik belum tentu
menghargai pentingnya nilai-nilai moral (valuing). Misalnya ia tidak mencuri karena mengetahui
sanksi hukumnya, dan bukan karena ia menjunjung tinggi nilai kejujuran. Oleh karena itu,
setelah anak memiliki pengetahuan (moral knowing), orangtua hendaknya dapat
menumbuhkan rasa atau keinginan anak untuk berbuat baik (desiring the good).Keinginan
untuk berbuat baik adalah bersumber dari kecintaan untuk berbuat baik (loving the good).
Aspek kecintaan inilah yang disebut Piaget sebagai sumber energi yang secara efektif membuat
seseorang mempunyai karakter yang konsisten antara pengetahuan (moral knowing) dan
tindakannya (moral action). Oleh karena itu, aspek ini merupakan yang paling sulit untuk
diajarkan, karena menyangkut wilayah emosi (otak kanan). Salah satu cara untuk
menumbuhkan aspek moral feeling yaitu dengan cara membangkitkan kesadaran anak akan
pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral. Sebagai contoh untuk
menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orangtua harus dapat
menumbuhkan rasa bersalah, malu dan tidak empati atas tindakan mencontek tersebut.
Kecintaan ini (moral feeling) akan menjadi kontrol internal yang paling efektif, selain kontrol
eksternal berupa pengawasan orangtua terhadap tindak tanduk anak dalam keseharian.

Sumber:
 Dr. Tutuk Ningsih. Implementasi Pendidikan Karakter. 2015. STAIN Press.
Purwokerto.
 https://sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/pendidikan-
karakter-3-m.html
3. Pendidikan Nilai sangat dipandang perlu dalam proses pendidikan di persekolahan.
Penanaman nilai-nilai harus dimulai sejak dini, secara formal dalam lingkungan pendidikan,
penanaman itu dimulai ketika anak di Sekolah Dasar. Menurut saya,Upaya efektif dalam
menyampaikan Pendidikan Nilai untuk mencegah"value free" bagi anak SD adalah perlu adanya
penokohan sebagai wujud konkret dari internalisasi nilai, dalam hal ini metode keteladanan
sangat penting, Terutama bagi orang orang terdekatnya. Orangtua dan guru harus menjadi
contoh dan pelopor pertama bagi siswa dalam penanaman nilai. Upaya yang sinergi dari semua
pihak yang terkait dengan komponen pendidikan dalam melaksanakan Pendidikan Nilai sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan
nasional yang menghasilkan manusia yang kaffah (utuh-paripurna).

Anda mungkin juga menyukai