Anda di halaman 1dari 7

ESSAY COMPETITION

PERTAMINA SPACE UP 5.0


Peran Penting Pendidikan Moral Dalam Mencetak Generasi Emas Masa Depan
Sub-tema : Quality Education

Disusun Oleh :
Isma Nadia (11850)
Qurrotul Aini (11862)

SMA NEGERI 1 MANYAR


GRESIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya, Sehingga
kami dapat menyusun karya tulis yang berjudul “Peran Penting Pendidikan Moral
Dalam Mencetak Generasi Emas Masa Depan” dengan lancar. Adapun maksud
penyusunan karya tulis ini agar semua orang mengetahui akan pentingnya Pendidikan
moral pada zaman sekarang. Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk menambah wawasan serta pengetahuan akan pentingnya moral
bagi semua orang apalagi remaja. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh
dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan
kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

Pendidikan moral adalah usaha pembelajaran untuk mencetak generasi


baru agar dapat memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, pengendalian diri,
akhlak mulia dan keterampilan sosial. Pendidikan moral pada era sekarang
harus lebih ditekankan untuk menjadikan generasi sekarang menjadi generasi
emas di masa depan. Moral sendiri memiliki arti tingkah laku seseorang yang
didasarkan pada ajaran nilai, prindip atau norma.
Pendidikan moral harus diajarkan sejak dini karena masa pertumbuhan
anak anak adalah masa masa dimana anak menyerap semua hal atau ilmu yang
diajarkan, dilihat, dan didengarkan kepadanya. Pada era sekarang, semakin
canggih teknologi, membuat anak-anak zaman sekarang lebih gampang dalam
melakukan hal buruk, sehingga perlu adanya pengawasan yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anak agar tidak menjadi dampak buruk bagi sang anak.
Kasus-kasus yang marak terjadi akhir-akhir ini seperti tindakan asusila
yang dilakukan anak SD, penyalahgunaan narkoba, dan tawuran antar pelajar
menunjukkan bahwa remaja Indonesia saat ini sudah kehilangan moral baik
dalam dirinya.
Dengan adanya hal tersebut, maka disinilah peran penting lembaga
pendidikan dalam pembentukan karakter peserta didik. Praktek pendidikan
Indonesia saat ini, lebih mementingkan kemampuan IQ para siswa
dibandingkan dengan kemampuan bersosialisasi peserta didik. Dengan
menganggap bahwa peserta didik yang mendapatkan nilai bagus di ujian, maka
ialah peserta didik yang berkompeten di dunia pendidikan.
Untuk mencegah adanya tindakan yang tidak bermoral, maka
pendidikan moral harus diajarkan kepada anak-anak agar mereka paham mana
yang baik dan benar. Dalam membentuk dan mengarahkan peserta didik pada
nilai dan moral yang baik membutuhkan kondisi dan situasi yang benar-benar
berada dalam keadaan selaras, tenang, kasih sayang, saling menerima
perbedaan dan tanpa perselisihan. Dengan situasi dan kondisi tersebut membuat
para peserta didik terbiasa berada di lingkungan yang positif sehingga
membentuk moral yang positif juga.

BAB II
PEMBAHASAN

Masa remaja adalah masa dimana seorang siswa mencari jati diri
mereka. Masa dimana seorang anak mencari banyak teman agar mereka dapat
bersosialisasi dengan baik. Remaja Indonesia sekarang banyak yang memilih
pergaulan yang salah. Pergaulan remaja yang bebas dapat menjadikan remaja
kehilangan pegangan sehingga cenderung melakukan tindakan yang negatif,
sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri, masyarakat dan
keluarga.
Hal ini perlu diwaspadai oleh orang tua agar selalu mengontrol
kehidupan sang anak agar tetap menuju jalan yang baik dengan dibekali
pendidikan moral sejak dini. Mengontrol dalam artian mengawasi sang anak
bukan membatasi pergerakan sang anak agar mereka dapat hidup dengan bebas.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat
utama dan yang paling baik untuk melatih karakter anak. Hal ini menunjukkan
bahwa lingkungan keluarga adalah tempat dimana anak seharusnya
mendapatkan sebuah ilmu yang tidak diajarkan di lingkungan sekolah.
Penanaman sikap baik sejak di lingkungan keluarga dapat menumbuhkan
kesadaran anak untuk terus bersikap baik.
Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat
berperan dalam kehidupan manusia. Tujuan mengenai pendidikan moral yaitu
pendidikan yang dapat membuat peserta didik mengembangkan potensi dan
bakat untuk menjadikan dirinya memiliki kekuatan spiritual, kepribadian,
kecerdasan dan akhlah mulia.
Dengan demikian, Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam
membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada
Tuhan Maha Esa dan bermoral.
Lembaga pendidikan juga memiliki peranan dalam mencetak karakter
remaja. Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter
merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
karakter sesorang tergantung dari bagaimana pikiran, perasaan serta kemauan
dari diri sendiri. Pendidikan harus diajarkan agar memajukan budi pekerti yang
baik. Maka dari itu, lembaga pendidikan khususnya tingkat dasar dan
menengah sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dengan tidak
menakankan pada nilai akademis saja tetapi juga kemampuan bersosialisasi
peserta didik.
Komponen yang bisa menjadi sarana dari pendidikan moral di sekolah
adalah tata tertib sekolah. Dengan adanya tata tertib sekolah, maka diharapkan
anak dapat mematuhi aturan tersebut. Dalam tata tertib sekolah tidak berisi
larangan-larangan terhadap siswa tetapi berisi tentang penerapan moral baik
yang mengharapkan peserta didik mematuhi aturan tersebut, agar dapat
menumbuhkan jiwa-jiwa baik dalam diri peserta didik.
Akhir akhir ini banyak anak Indonesia mengalami krisis moral. Krisis
moral ini menyerang generasi muda, khususnya pada usia anak sekolah. Contoh
kasus terbaru adalah kasus anak tk yang dicabuli oleh 3 teman yang masih SD
di Mojokerto. Anak sd tersebut telah melakukan berkali kali tindakan asusila
tersebut kepada korban. Ini menunjukkan bahwa kurangnya pengawasan dari
orang tua terhadap perilaku anak, sehingga anak dapat melakukan tindakan
tersebut tanpa ada perasaan takut. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendidikan
moral sangat penting untuk diajarkan sejak dini, agar anak- anak dapat
memahami mana yang buru dan mana yang baik.
Kasus diatas menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia belum mampu
membangun karakter bangsa yang baik. Disinilah peran penting guru dan orang
tua yang harus mampu membimbing anaknya dengan membekali ilmu-ilmu
positif agar kejadian-kejadian yang tidak pantas dapat dihindari. Pendidikan
moral diharapkan dapat dapat membentuk pribadi siswa dengan baik.
Guru di sekolah merupakan panutan bagi peserta didik di sekolah
tersebut. Oleh karena itu, sebagai panutan banyak orang, seorang guru harus
juga mencontohkan hal-hal yang baik terhadap peserta didik. Dengan demikian,
hal-hal baik yang dilakukan seorang guru dapat pula dicontoh oleh peserta
didik.
Tidak hanya melalui pendidikan formal, pendidikan karakter juga dapat
didapat melalui internet atau sosial media. Perkembangan teknologi saat ini
yang berkembang sangat baik dapat mempengaruhi moralitas remaja. Cara-cara
konvensional mulai ditinggalkan dan digantikan oleh tatanan hidup baru.
Dengan berkembangnya teknologi informasi dapat memberi pengaruh baik
maupun buruk kepada pelajar. Hal ini membutuhkan keikutsertaan orang tua
untuk mengawasi anaknya dalam menggunakan sosial media.
Dengan adanya smartphone,
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Moral seorang pelajar sangat penting untuk kehidupan bangsa di masa
yang akan datang. Pembentukan karakter siswa dapat dilakukan sejak masa
dini. Orang tua memiliki peran penting untuk selalu mengontrol anaknya tetapi
tidak sampai membatasi pergerakan sang anak. Lingkungan sekolah dan
keluarga merupakan tempat yang paling utama untuk memberikan contoh atau
ajaran mengenai sopan santun dan budi pekerti agar pelajar Indonesia dapat
menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, semua
pihak dari orang tua maupun guru sangat berperan penting dalam pembentukan
karakter anak. Perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi tindakan
seseorang, sehingga perlu adanya kewaspadaan yang ditanamkan kepada sang
anak agar dapat memilih mana yang baik dan buruk.
B. Saran
Dengan adanya karya tulis ini, penulis merekomendasikan beberapa saran,
diantaranya:
a. Menekankan pendidikan moral sejak sekolah dasar agar dapat mudah
ditanamkan dalam diri peserta didik.
b. Guru dan orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap sang
anak.
c. Orang tua tidak mengawasi kegiatan sang anak dalam menggunakan
smartphone agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
d. Sebaiknya orang tua memberi smartphone kepada sang anak ketika sudah
memasuki usia dimana sang anak dapat membedakan mana yang baik dan
buruk.

DAFTAR PUSTAKA
Syaparuddin S., Elihami E. 2019. PERANAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN
SARANA PENDIDIKAN MORAL. Jurnal Edukasi Nonformal. Hal. 173-176.
Bahri S. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di
Insonesia. Jurnal Pendidikan Islam. 3(1). Hal. 57-59.
Arniati B. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan.
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pemikiran-ki-hajar-dewantara-
dalam-pendidikan/. Diakses tanggal 4 Februari 2023.
Rukiyati R. 2018. Pendidikan Moral di Sekolah. Jurnal Humanika. 17(1): 72.
Dasar-Dasar Pengertian Moral.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130515047/pendidikan/DASAR-
DASAR+PENGERTIAN+MORAL.pdf. Diakses tanggal 4 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai