Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMMAD SHOLEH AFIF

NIM : 210101110152
KELAS : PAI-E
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN MATERI AKIDAH AKHLAK

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Pandangan bahwa sifat atau sifat manusia tidak dapat diubah memang ada dan dianut
oleh sebagian orang. Berikut adalah beberapa argumen yang sering dibuat untuk
mendukung pandangan ini, beserta kemungkinan tanggapannya:
Argumen 1:
“Sifat atau karakter manusia terbentuk sejak lahir oleh faktor genetik dan lingkungan.
Kedua faktor ini sulit diubah, sehingga mengubah karakter seseorang juga sulit.”
Tanggapan Menurut saya pribadi:
Meskipun faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pembentukan karakter
seseorang, bukan berarti karakter tersebut tidak dapat diubah. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa orang memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku dan
karakteristiknya melalui usaha dan kesadaran diri. Meskipun faktor genetik dan
lingkungan menciptakan kecenderungan tertentu, orang bebas mengubah sikap, cara
berpikir, dan tindakan mereka. Argumen 2:
“Karakter dan sifat seseorang menjadi mapan seiring bertambahnya usia. Jadi sulit
untuk mengubah karakter yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama."
Tanggapan Menurut saya pribadi:
Memang benar bahwa karakter seseorang cenderung stabil seiring bertambahnya usia.
Namun, bukan berarti tidak mungkin mengubah karakter yang sudah terbentuk sejak
lama. Manusia memiliki kesempatan seumur hidup untuk belajar, tumbuh dan
berkembang. Dalam beberapa kasus, pengalaman atau peristiwa hidup yang signifikan
dapat memicu perubahan karakter. Selain itu, seseorang dapat mengubah perilaku,
sikap, dan karakteristiknya melalui upaya dan kesadaran diri yang konsisten.
Argumen 3:
"Beberapa karakteristik manusia, seperti temperamen atau kecenderungan emosional,
adalah bawaan dan sulit diubah."
Tanggapan Menurut saya pribadi:
Padahal, ada ciri-ciri manusia yang cenderung bawaan, seperti temperamen atau
kecenderungan emosi tertentu. Namun, bukan berarti karakteristik tersebut tidak dapat
diubah sama sekali. Dalam banyak kasus, individu dapat belajar mengendalikan emosi
mereka dan mengembangkan strategi untuk menghadapi temperamen atau
kecenderungan yang tidak diinginkan. Terapi, pendidikan, dan pendekatan psikologis
lainnya dapat membantu individu mengubah atau mengelola karakteristik ini.
Akhirnya, meskipun berpandangan bahwa kodrat atau kodrat manusia tidak dapat
diubah, klaim tersebut dapat dijawab dengan menunjukkan bahwa manusia memiliki
potensi untuk mengubah diri dan mengembangkan karakternya melalui usaha,
kesadaran diri, dan pengalaman hidup. Pembentukan karakter tidak statis dan
perubahan dapat terjadi ketika seseorang memiliki motivasi dan komitmen untuk
berubah.
Kesimpulannya, meskipun ada pandangan bahwa karakter atau sifat seseorang tidak
bisa diubah, argumentasi-argumentasi tersebut bisa ditanggapi dengan
menggarisbawahi bahwa manusia memiliki potensi untuk mengubah diri dan
mengembangkan karakter mereka melalui usaha, kesadaran diri, dan pengalaman
hidup. Pembentukan karakter tidaklah statis, dan perubahan dapat terjadi jika seseorang
memiliki motivasi dan komitmen untuk berubah.
2. Ada beberapa cara untuk memberikan karakter yang baik pada seseorang. Berikut
beberapa di antaranya:
a. Pendidikan dan lingkungan keluarga:
Pendidikan dan lingkungan keluarga memegang peranan penting dalam membentuk
moral seseorang. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua dan keluarga, seperti
kejujuran, toleransi, empati dan kerja keras, dapat menjadi landasan moral seseorang.
Pemberian keteladanan oleh anggota keluarga juga mempengaruhi perkembangan
akhlak seseorang.
b. ajaran agama:
Pendidikan agama memberikan kerangka nilai dan etika yang mempengaruhi
pembentukan moralitas. Ajaran agama mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika
seperti belas kasih, keadilan, kerendahan hati, dan pengampunan yang membantu
individu mengembangkan moral yang baik.
c. Pendidikan formal:
Pendidikan formal, seperti pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya,
juga berperan dalam membentuk moralitas. Selain pengetahuan akademik, pendidikan
formal menekankan pentingnya etika, disiplin, tanggung jawab, dan nilai-nilai sosial
yang berkontribusi pada pembentukan moral yang baik.
d. Pengalaman Hidup dan Interaksi Sosial:
Pengalaman hidup dan interaksi sosial dengan orang lain dapat membentuk moralitas.
Dengan berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pembimbing, dan anggota masyarakat
lainnya, seseorang dapat belajar menghargai perbedaan, mengembangkan empati,
memahami nilai-nilai bersama, dan meningkatkan keterampilan komunikasi yang
positif. Pengalaman hidup juga dapat mengajarkan kepercayaan diri, tanggung jawab,
dan kebijaksanaan dalam situasi sulit.
e. Introspeksi dan kesadaran diri:
Pengetahuan diri dan introspeksi adalah proses refleksi batin yang membantu individu
mengidentifikasi dan memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Dengan introspeksi
yang baik, Anda dapat meningkatkan, mengatasi kelemahan, dan mengembangkan
moral yang baik melalui pemantauan diri dan evaluasi diri yang konstan.
f. Pengaruh budaya dan nilai-nilai masyarakat:
Budaya dan nilai-nilai masyarakat di mana individu hidup juga mempengaruhi
pembentukan moralitas. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam masyarakat seperti rasa
hormat, keadilan, kejujuran dan kerja keras dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang. Penting untuk diingat bahwa pendidikan moral merupakan proses
berkelanjutan yang melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perpaduan
antara pendidikan, lingkungan, nilai-nilai agama, pengalaman hidup dan introspeksi
membantu mengembangkan akhlak yang baik dalam diri seseorang
Penting untuk diingat bahwa pembentukan akhlak adalah proses yang berkelanjutan
dan melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Kombinasi dari pendidikan,
lingkungan, nilai-nilai agama, pengalaman hidup, dan refleksi diri membantu
membentuk akhlak yang baik pada seseorang..
3. Mengajarkan akhlak yang baik kepada anak membutuhkan serangkaian pendekatan
yang holistik dan berkesinambungan. Berikut beberapa langkah mendidik anak dengan
akhlak yang baik:
a. Teladan dan Keteladanan
Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, terutama orang tua dan
anggota keluarga. Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik merupakan langkah awal
dalam mendidik anak agar memiliki akhlak yang baik. Mendemonstrasikan perilaku
dan sikap positif seperti jujur, rendah hati, empati, toleransi dan tanggung jawab.
b. Komunikasi yang efektif:
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting untuk pendidikan
moral anak. Bicaralah secara terbuka, jujur, dan pengertian dengan anak. Tanggapi
pendapat dan perasaan anak Anda dengan serius dan beri mereka bimbingan yang tepat.
Ajari anak untuk mengekspresikan diri dengan cara yang sehat dan terhormat.
c. Sebutkan alasan dan pembenaran:
Jika anak melakukan kesalahan atau perilaku yang tidak diinginkan, berikan penjelasan
dan alasan mengapa perilaku tersebut tidak baik. Ajari anak-anak konsekuensi dari
tindakan mereka dan dampak yang dapat mereka timbulkan pada diri mereka sendiri
atau orang lain. Bantu mereka memahami nilai-nilai etika dan moral di balik perilaku
yang baik.
d. Mendorong empati dan kebijaksanaan:
Ajari anak untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Dorong mereka
untuk berempati dan melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Bantu mereka
memahami pentingnya keadilan, menghargai perbedaan dan menyelesaikan masalah
dengan bijak.
e. Pastikan penghargaan dan hukuman yang konsisten:
Hadiahi anak-anak ketika mereka berperilaku baik dan hidup sesuai dengan nilai-nilai
yang diajarkan kepada mereka. Itu bisa berupa pujian, pengakuan atau hadiah
sederhana. Namun, penting juga untuk secara konsisten menghukum ketika seorang
anak melanggar aturan atau berperilaku dengan cara yang tidak diinginkan. Hukuman
harus instruktif dan proporsional, disertai dengan instruksi dalam pemahaman dan
perilaku yang tepat.
f. Tanggung Jawab Mengajar dan Pekerjaan:
Dorong anak-anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dan bekerja
keras untuk mencapai tujuan mereka. Ajari mereka pentingnya kejujuran, keandalan,
disiplin, dan kesuksesan abadi. Sertakan nilai-nilai agama dan moral:
Jika keluarga memiliki keyakinan agama, ajari anak doktrin agama dan nilai-nilai moral
yang mengikuti keyakinan tersebut. Bantu mereka memahami konsep-konsep yang
diajarkan oleh agama, seperti belas kasihan, pengampunan, pengorbanan, dan keadilan.
g. Menyediakan cara untuk berinteraksi dengan komunitas:
Libatkan anak-anak dalam kegiatan sosial atau amal yang memberi mereka kesempatan
untuk melihat dan mengalami orang-orang yang membutuhkan atau yang berbeda dari
mereka. Ini dapat membantu anak-anak mengembangkan empati, menghormati
perbedaan dan menjadi individu yang peduli dan sosial.
Penting untuk diingat bahwa mendidik anak agar memiliki akhlak yang baik adalah
proses jangka panjang yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan konsistensi.
Menggabungkan berbagai pendekatan ini dalam kehidupan sehari-hari akan membantu
anak membangun fondasi akhlak yang kuat dan positif.
4. Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unusr ilmu, hal, dan amal dalam konteks
akhlak terpuji seperti taubat, sabar, syukur, ikhlas, khawf, dan roja’:
Akhlak Terpuji Unusr Ilmu Unsur Hal Unsur Amal
Taubat Pengetahuan Niat: Menerima Lakukan perbaikan
tentang tindakan kesalahan khusus, seperti
berdosa, perbuatan salah dan meminta maaf
konsekuensinya harus menghindari kepada pihak yang
dan pertobatan dosa di masa dirugikan,
yang tulus. depan. mengembalikan
barang yang Anda
ambil, atau
memberikan ganti
rugi atas kerusakan
yang disebabkan
oleh kejahatan
tersebut.
Sabar Memahami Kendalikan diri Bersabarlah, jangan
pentingnya Anda dan jaga mengeluh dan tetap
kesabaran dalam ketenangan dan bersikap baik dalam
menghadapi ketenangan Anda situasi sulit.
kesulitan, cobaan dalam menghadapi Kesabaran juga
atau godaan. cobaan dan termasuk
kesulitan. pengharapan
kepada Allah SWT
dan keimanan.
Syukur Mengetahui nikmat Marilah kita Tunjukkan rasa
Allah SWT dalam mengakui dan syukur dengan
kehidupan sehari- mensyukuri nikmat bersyukur kepada
hari. Allah SWT dan Allah SWT,
mensyukurinya. memanfaatkan
nikmat dan berbagi
kebaikan dengan
sesama.
Ikhlas Memahami makna Menghilangkan Memberi sedekah
dan pentingnya niat buruk seperti dengan niat murni
meninggalkan niat riya (berbuat baik hanya untuk Allah
dan perbuatan hanya untuk SWT, tanpa
hanya demi Allah memuji orang lain) mengharapkan
SWT. atau sum'ah pujian atau
(berbuat baik hanya pengakuan dari
untuk mendapatkan orang lain.
popularitas).
Khawf Mengetahui Memiliki rasa takut Hindari perbuatan
kekuasaan dan yang sehat dan maksiat, lakukan
kebesaran Allah khawatir tentang tindakan preventif
SWT serta takut konsekuensi dari dan amalkan
akan perhitungan dosa yang amalan yang dapat
dan azab-Nya. dilakukan. menghindari dosa
dan kesalahan.
Roja’ Memahami arti dan Menahan diri dari Menyempurnakan
tujuan puasa dan makan, minum dan puasa dengan
hikmah yang aktivitas tertentu menahan diri dari
dikandungnya. saat berpuasa. makan, minum dan
perbuatan yang
membatalkan puasa
serta mempererat
hubungan dengan
Allah SWT dan
memperkuat iman
melalui ibadah dan
amalan lainnya
selama bulan
Ramadhan.
Perlu diingat bahwa unsur-unsur tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dalam membentuk moralitas yang terpuji. Ilmu memberikan pengertian, hal-hal yang
berkaitan dengan sikap dan niat, sedangkan amal adalah implementasi nyata dari akhlak
itu dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berikut adalah penjelasan mengenai unsur ilmu dan amal dalam konteks obat dari sifat-
sifat tercela seperti 'Ujub, Riya', Takabbur, dan Hasad
Sifat Tercela Unsur Ilmu Unsur Amal
Ujub Mengetahui dan Lawan rasa "ujub" dengan
memahami sifat menyadari bahwa segala
kesombongan dan sesuatu yang dimiliki dan
bahayanya. Memahami diraih seseorang adalah
nilai kesederhanaan dan anugrah dari Allah SWT.
pentingnya menghindari Mengingat kematian dan
kesombongan. kefanaan dunia sebagai
pengingat kerendahan hati.
Cobalah untuk tetap
rendah hati dan bersyukur
atas apa yang Anda miliki.
Riya’ Mengetahui makna dan Hindari perbuatan Riya
dampak negatif dari dengan mensucikan niat
perbuatan Riya. dan perbuatan dari segala
Memahami pentingnya pujian dan persetujuan
niat yang lurus hanya orang lain. Bersedekah
karena Allah SWT. semata-mata karena Allah
SWT dan tidak
mengharapkan pujian atau
persetujuan dari orang
lain.
Takabur Pengetahuan tentang Lawan rasa kesombongan
bahaya dan bahaya dengan bersikap rendah
kesombongan dan hati, mengakui kelemahan
pengaruhnya terhadap dan keterbatasan Anda,
hubungan dengan Allah serta menghormati dan
SWT dan orang lain. menghargai orang lain
Pahami nilai kerendahan tanpa merasa superior.
hati dan kelembutan Berjuang untuk kemuliaan
sebagai kualitas yang dalam ketaatan kepada
dianjurkan dalam Islam. Allah SWT dan berusaha
untuk menjadi hamba yang
rendah hati.
Hasad Mengetahui makna dan Lawan dari sifat hasad
bahaya Hasad serta dengan mengembangkan
dampak negatifnya sikap tunduk dan
terhadap diri dan menghargai kesuksesan
hubungan sosial.dan kebahagiaan orang
Memahami pentingnya lain. Coba pahami bahwa
keikhlasan dan rasa syukur rezeki dan karunia yang
atas pemberian Allah SWT dianugerahkan Allah SWT
kepada sesama. itu unik pada setiap
individu. Ganti perasaan
hasad dengan doa dan
kegembiraan atas
keberhasilan orang lain.
Pengetahuan memberikan pemahaman tentang sifat-sifat yang memalukan dan dampak
negatifnya, sedangkan amal melibatkan tindakan nyata untuk memerangi dan
mengatasi sifat-sifat tercela itu. Menggabungkan kedua elemen ini dengan introspeksi
dan perbaikan diri membantu mengatasi sifat tercela dan bergerak menuju perilaku
yang lebih baik.
6. Tidak, tidak seorang pun boleh merasa dan bertindak begitu rendah dan tercela. Islam
mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam sikap dan perilaku. Meskipun
kerendahan hati dan menghindari kesombongan sangat dianjurkan, ini tidak berarti
bahwa seseorang harus merasa atau bertindak menghina.
Berikut penjelasan tentang batasan emosi atau kerendahan hati:
a. Tidak merasa lebih baik: Kerendahan hati berarti tidak merasa lebih baik atau lebih
baik dari orang lain dalam segala hal. Ini membutuhkan pengakuan keragaman dan
keunikan masing-masing individu dan menghargai kontribusi mereka.
b. Mensyukuri nikmat Allah : Kerendahan hati tidak berarti meremehkan jasa dan
kualitas diri sendiri atau orang lain. Sebaliknya, seseorang harus mensyukuri
pemberian Tuhan dan menggunakannya dengan baik untuk kepentingan diri sendiri
dan orang lain.
c. Hormati dirimu:Kerendahan hati tidak berarti mengorbankan harga diri atau
mengabaikan hak dan kebutuhan pribadi. Manusia harus tetap menghormati dan
menghargai dirinya sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga.
d. Berkompetisi dengan cara yang sehat:Seseorang dapat memiliki ambisi dan tujuan
untuk berhasil dalam hidup selama ia mempertahankan sikap rendah hati.
Mengukur diri sendiri dengan cara yang sehat dan mendorong diri sendiri untuk
tumbuh dan berkembang adalah hal yang baik selama tidak disertai kesombongan
dan meremehkan orang lain.
e. Penyembuhan diri sendiri: Kerendahan hati bukan berarti menolak kemajuan atau
kesempatan untuk memperbaiki diri. Seseorang harus berjuang untuk pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman baru untuk melayani Allah dan masyarakat dengan
lebih baik.
Jadi, dalam Islam, seseorang tidak dituntut untuk merasa atau berperilaku terhina,
melainkan diharapkan untuk menjaga sikap rendah hati, menghargai diri sendiri dan
orang lain, serta mengakui segala nikmat dan kemurahan Allah SWT. Kerendahan hati
bukan berarti direndahkan, tetapi menghormati, menghargai dan mengakui kebesaran
Tuhan serta menghormati nilai dan keunikan diri sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai