Suparno Zulhadi
M.Pd.T
Ahmad Candra Wijaya
A. Pengertian Pendidikan Karakter.
Dalam konteks pemikiran Islam, karakter berkaitan erat dengan iman dan keikhlasan. Hal ini sejalan dengan
ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habbit” atau kebiasaan terus-menerus dipraktikakan dan
diamalkan. Jadi Pendidikan karakter adalah sebuah system yang menanamkan nilai – nilai karakter pada peserta
didik,yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai- nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun
bangsa, sehingga akan terwujud insan yang berkarakter.
B. Pembentukan Karkter
Karakter adalah sebuah kata yang tidak ada artinya jika tidak dihubungkan dengan manusia. Gordon Allport mendefinisikan
Karakter manusia sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasan-kebiasaan seorang individu. Sedangkan Chaplin
mendefinisikannya sebagai kualitas kepribadian yang berulang secara tetap dalam seorang individu. Dari sudut proses
pembentukkannya ada ahli yang mengatakan bahwa Karakter manusia itu adalah turunan (hereditas), sebagian lain lagi
mengatakan lingkungan yang membentuk Karakter Kepribadian seseorang. Kita tidak mempersalahkan ataupun
membenarkan salah satu pandangan di atas. Yang pasti kedua faktor di atas sangat berperan di dalam pembentukan Karakter
Kepribadian seorang manusia. Tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa kebiasaan manusia setiap hari
itulah yang akan membentuk Karakter seorang manusia.
C. Proses Pembentukan Karakter
Suatu sikap atau prilaku dapat menjadi karakter melalui proses berikut:
1. Mengetahui
2.Menghayati
3.Melakukan
D. Menghayati (understanding)
Setelah seseorang mengenal suatu karakter baik, dengan melihat berulang-ulang, akan timbul pertanyaan mengapa begitu? Dia
bertanya, kenapa kita harus memberi orang yang minta sedekah? Ibunya tentu akan menjelaskan dengan bahasa yang
sederhana. Kemudian dia sendiri juga merasakan betapa senangnya ketika kakaknya juga mau berbagi dengannya.
E. Melakukan (acting)
Jika kedua aspek diatas sudah terlaksana makan akan dengan mudah dilakukan oleh seseorang yaitu sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan suatu pekerjaan. Didasari oleh pemahaman yang diperolehnya, kemudian si anak ikut
menerapkannya.
F. Membiasakan menjadi karakter yang baik
Tingkatan berikutnya, adalah terjadinya internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sikap atau perbuatan di dalam jiwa
seseorang. Sumber motivasi melakukan suatu respon adalah dari dasar Nurani
Menciptakan komunitas yang bermoral dengan mengajarkan siswa untuk saling menghormati, menguatkan, dan
peduli. Dengan ini, rasa empati siswa akan terbentuk.
2. Disiplin Moral
Disiplin moral menjadi alasan pengembangan siswa untuk berperilaku dengan penuh rasa tanggung jawab di segala
sitasi, tidak hanya ketika mereka di bawah pengendalian atau pengawasan guru atau orang dewasa saja. Disiplin
moral menjadi alasan pengembangan siswa untuk menghormati aturan, menghargai sesame, dan otoritas pengesahan
atau pengakuan guru.
Menciptakan lingkungan kelas yang demokratis dapat dilakukan dengan membentuk pertemuan kelas guna
membentuk karakter terpuji santun atau menghoramti orang lain.