Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa
yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat
itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu
kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and
belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Ketika
seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kelima, lima posisi control. Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori
Kontrol Dr.
William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang
guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol
tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor
(Pemantau) dan Manajer.
Terdapat banyak hal positif saat Budaya positif ini diterapkan antara lain:
Penghargaan terhadap keunikan peserta didik lebih dihargai, Disiplin diri bukan lagi
diartikan hukuman, akan tetapi lebih pada proses belajar, Melihat perilaku perilaku
peserta didik dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya, Menghargai Setiap
perilaku peserta didik memiliki tujuan, mewujudkan merdeka belajar dengan
menyusun keyakinan kelas dibentuk bersama, disepakati bersama dan untuk ditaati
bersama dan lebih memahami bahwa Sumber Alasan perilaku manusia adalah untuk
menghindari ketidak nyamanan, untuk mendapat imbalan/ penghargaan dan
menjadi orang yang diinginkan sesuai nilai yang mereka percaya.
Semoga Artikel ini akan membawa dampak positif dalam sistem belajar-mengajar di
Sekolah Kami yang mendukung Merdeka Belajar sesuai konsep Ki Hajar Dewantara!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!