Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Proses pembelajaran didalamnya terdapat interaksi yang baik antar peserta


didik, pendidik dan sumber belajar dan terdapat proses perubahan perilaku berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menjadi hasil latihan dan pengalaman.
Pembelajaran yang bermakna akan langsung dirasakan oleh peserta didik saat
belajar dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan
penjelasan guru. Dan pengaruh dari pembelajaran yang bermakna akan
menghasilkan informasi yang lebih lama diingat oleh peserta didik, informasi yang
baru dibangun akan memudahkan proses belajar selanjutnya dan terbentuknya
struktur pengetahuan yang baru.

Dalam membangun budaya positif, kita meninjau lebih mendalam tentang


strategi yang menumbuhkan lingkungan yang positif di sekolah untuk mendukung
pembelajan yang bermakna. Dengan cara melakukan berbagai upaya dan refleksi
serta menerapkan tawaran strategi dalam praktik disiplin, kesungguhan mengontrol
murid, menjalankan dalam menerapkan budaya positif. adanya konsep budaya
positif akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan dalam
rangka mewujudkan merdeka belajar. Budaya positif meliputi 6 hal yaitu perubahan
paradigma stimulus respon, konsep disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan lima
kebutuhan dasar manusia, lima posisi control, dan segitiga restitusi.

Budaya positif akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna apabila


setiap komponen konsep dilaksanakan dan disesuaikan dengan kondisi, karena
pendidik akan memperhatikan beberapa hal berikut terkait dengan konsep budaya
positif yaitu:

Pertama, perubahan paradigma stimulus respon, Untuk membangun budaya


yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman
agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka,
mandiri, dan bertanggung jawab.
Kedua, konsep disiplin positif, Merupakan topik pembahasan tentang disiplin.
Mereka berpendapat bahwa kalau saja anak-anak bisa disiplin, pasti mereka akan
bisa belajar. Para guru juga berpendapat bahwa mendisiplinkan anak-anak adalah
bagian yang paling menantang dari pekerjaan mereka Dengan kata lain, seseorang
yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan
tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Tiga Motivasi Perilaku Manusia
yaitu Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, Untuk mendapatkan
imbalan atau penghargaan dari orang lain, Untuk menjadi orang yang mereka
inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya
Ketiga, keyakinan kelas. Keyakinan kelas dibentuk berisi peraturan-peraturan
yang bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan pada umumnya, yang lebih rinci dan
konkrit. Rincian keyakinan kelas sebagai berikut: Keyakinan kelas berupa pernyataan-
pernyataan universal, Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk
positif, Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat
dan dipahami oleh semua warga kelas, Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang
dapat diterapkan di lingkungan, Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi
dalam pembuatan keyakinan kelas dengan berpendapat. dan bersedia meninjau
kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Keempat, pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia Setiap tindakan atau
perilaku yang dilakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah
lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang
akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif
pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-
prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Seluruh tindakan manusia
memiliki tujuan tertentu.

Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa
yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat
itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu
kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and
belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Ketika
seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kelima, lima posisi control. Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori
Kontrol Dr.
William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang
guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol
tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor
(Pemantau) dan Manajer.

Keenam, segitiga restitusi Menstabilkan Identitas (Kita semua akan melakukan


hal terbaik yang bisa kita lakukan), Validasi Tindakan yang Salah (Semua perilaku
memiliki alasan) Menanyakan Keyakinan (Kita semua memiliki motivasi internal)
Konsep budaya positif ini sebaiknya disampaikan kepada tenaga pendidik
yang ada di sekolah untuk diterapkan di setiap kelas, dimulai dari beberapa Bapak,
ibu guru mata pelajaran, guru BK dan wali kelas.

Terdapat banyak hal positif saat Budaya positif ini diterapkan antara lain:
Penghargaan terhadap keunikan peserta didik lebih dihargai, Disiplin diri bukan lagi
diartikan hukuman, akan tetapi lebih pada proses belajar, Melihat perilaku perilaku
peserta didik dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya, Menghargai Setiap
perilaku peserta didik memiliki tujuan, mewujudkan merdeka belajar dengan
menyusun keyakinan kelas dibentuk bersama, disepakati bersama dan untuk ditaati
bersama dan lebih memahami bahwa Sumber Alasan perilaku manusia adalah untuk
menghindari ketidak nyamanan, untuk mendapat imbalan/ penghargaan dan
menjadi orang yang diinginkan sesuai nilai yang mereka percaya.

Semoga Artikel ini akan membawa dampak positif dalam sistem belajar-mengajar di
Sekolah Kami yang mendukung Merdeka Belajar sesuai konsep Ki Hajar Dewantara!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Anda mungkin juga menyukai