Anda di halaman 1dari 49

Salindia ini dibagikan untuk

kepentingan belajar pribadi pada


Pendidikan Guru Penggerak, bukan
untuk disebarluaskan.
SALAM & BAHAGIA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu
untuk kita semua di ruang virtual ini"
Pembekalan CF/CPP

Modul 1.4 Budaya Positif


Angkatan 7
Pengembang:
Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S., Diah Samsiati Rajasa, M.Sc., Dr. Murti Ayu Wijayanti, M.Pd
Agenda:
▪ Pembukaan
▪ Kompetensi Lulusan, Capaian Umum, dan Capaian
Khusus
▪ Pemahaman Inti
▪ Eksplorasi Konsep
▪ Refleksi
Kompetensi Lulusan Modul 1.4

Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai


berikut:
● Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan
lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat
meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman.
● Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk
bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak
pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
Capaian Umum Modul 1.4
● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan
dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak
pada murid.
● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan
Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai
konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar
Pancasila.
● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan
menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
Capaian Khusus Modul 1.4
● Mendemonstrasikan pemahaman CGP mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya
terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi
perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan
penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi.
● Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem
sekolah aman dan berpihak pada anak.
● Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan
kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang
dapat mengembangkan karakter murid.
● Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya
sesuai kebutuhan sosial dan murid.
Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Topik dalam Eksplorasi Konsep

2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal*


2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi*
2.3 Keyakinan Kelas
2.4 Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
2.5 Restitusi: 5 Posisi Kontrol
2.6 Restitusi: Segitiga Restitusi
*Mencakup Profil Pelajar Pancasila yang dibahas secara rinci pada Modul 1.2. Pada modul 1.4 ini dijadikan sebagai salah satu
contoh nilai kebajikan universal.

*Di modul angkatan 3-4, bagian Eksplorasi Konsep, Restitusi dijelaskan di bagian akhir bersama dengan Segitiga Restitusi, di
modul angkatan 5 dipindahkan di awal bersama dengan konsep Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi.
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 2.1
Disiplin Positif dan
Nilai-nilai Kebajikan Universal
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).


Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat
berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan
genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah
kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan
berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa
membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar
dapat membuka kepalan tangan Anda.

Apa yang terjadi?


Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Stimulus Respon Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang
berpandangan sama dengan kita. lain tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Apakah makna ‘Disiplin’?
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari
murid-murid Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju
sebuah tujuan, apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah
menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur
DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,
sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane
Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 2.2
Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
Teori Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Motivasi Eksternal


Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi


Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
Motivasi Eksternal
melakukannya?

3. Untuk menghargai diri sendiri Motivasi Internal


Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya Tujuan Disiplin
melakukannya? Positif
“Merdeka”
menurut Ki Hajar Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak


hanya terlepas dari perintah;
akan tetapi juga cakap
buat memerintah diri sendiri”
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima,
2013, Halaman 469)
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali
pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 3
Keyakinan Kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?

● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila


mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan


lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian
peraturan-peraturan.
Budaya Positif

Lingkungan Positif

Keyakinan Kelas

Peraturan Kelas
Dari kedua Kesepakatan Kelas ini, yang
manakah yang juga merupakan Keyakinan
Kelas? Mengapa?
A B
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
HORMAT

HORMAT Hormat
Kami meyakini bahwa sangat penting Terdengar Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
untuk menghormati semua orang dan
barang milik orang lain

BEKERJA Terlihat Berperilaku


Kami meyakini bahwa sangat penting Bekerja
untuk mengerjakan segala pekerjaan Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
atau mengikuti kegiatan yang telah
ditugaskan.

DITERIMA DAN DIMILIKI


Kami meyakini bahwa sangat penting BEKERJA Diterima dan dimiliki
untuk merasa diterima pada suatu Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
kelompok dan saling peduli satu Terdengar
dengan yang lain.

Berperilaku
Terlihat
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
Hormat
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain


Menghormati Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum


pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Dilarang Melakukan Kekerasan


Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Perubahan pada Modul 1.4, Angkatan 5
Penambahan materi pada Dihukum oleh Penghargaan, yang semula ada 5 unsur/hasil
riset menjadi 8

Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka


Panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusak hubungan


DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Penghargaan menurunkan kualitas

Penghargaan mematikan
kreatifitas

Penghargaan mengurangi
motivasi intrinsik
Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi)
Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat
beberapa hal:
● Beri pengakuan secara khusus.
● Beri pengakuan secara pribadi.
● Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian).
● Beri pengakuan secara konsisten.
● Fokus pada proses.
Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan
Pembuka Nilai Kebajikan Situasi

Kemarin saya perhatikan rasa empatimu besar sekali pada saat menolong murid baru di
kelas kita.

Saya menghargai kepedulianmu pada saat kamu membantu


teman-temanmu di tugas kelompok.

Terima kasih untuk rasa tanggung jawabmu pada saat kamu memungut
kertas-kertas yang berserakan di
lantai.
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat
lagi”, karena terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di
sekolah. Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan
masker ke sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat
belajar. Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena
tidak mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit
untuk pelajaran PJOK. Konsekuensi
Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam
waktu lama jangka waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin


Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik


Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
dihargai untuk sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 4
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
Kebutuhan Dasar Manusia

Kasih Sayang dan


Rasa Diterima Penguasaan

Bertahan
Hidup

Kesenangan Kebebasan
● Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu
mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak ada suara.
Padahal kan aku suka dan senang menyanyi.”
Kebutuhan: ___________________________________________________
● Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit
rambut baru”.
Kebutuhan: ___________________________________________________
● Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu
Guru aja.
Kebutuhan: ___________________________________________________
● Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke
teman-temanku di depan kelas”.
Kebutuhan: ___________________________________________________
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 5
5 Posisi Kontrol
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)

Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri


Ketergantungan pada Orang Lain

PENGHUKUM PEMBUAT ORANG TEMAN PEMANTAU MANAJER


MERASA BERSALAH
Guru Berbuat: Menghardik Berceramah dan Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menunjuk-nunjuk mengatakan, untuk muridnya.
Menyakiti “Seharusnya…”
Menyindir “Ibu kecewa…”
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! kamu sudah tahu. Ibu Ibu…” Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan!” lelah sekali “Masa kamu tidak mau, memperbaiki masalah ini?”
mengatakannya. Ibu ingat tidak Ibu pernah
stress…” bantu…”
Hasil: Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila Menguatkan pribadi
Menyalahkan orang lain Menyangkal diawasi
Berbohong Berbohong

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia luar Dunia Berkualitas guru di dalam Dunia sebagai orang yang peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas Berkualitas sangat penting di Dunia dunia Berkualitas Berkualitas
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”

Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
Tugas
Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah

“Kamu tidak pernah benar Penghukum


melakukannya….”
“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman

“Apakah kamu mau mendapatkan stiker Pemantau


bintang hari ini?”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan Manajer
masalah ini?”
“Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum
Bergerak antara

Peraturan Nilai-nilai

Pemantau Manajer

Konsekuensi/Hadiah Memperbaikinya

Kalau kamu tidak…… Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
Saya akan _______________ _______________

(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 6
Segitiga Restitusi
Ruang Kolaborasi

Bila Anda adalah seorang kepala sekolah, penerapan disiplin seperti


apakah yang akan Anda lakukan untuk kasus Anto? Mengapa?
Bahas dengan rekan Anda dan bandingkan jawaban Anda, apakah
sama atau berbeda? Bila berbeda, utarakan masing-masing
pendapat Anda?
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan
tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun
menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto
dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket
langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala
sekolah. Apa yang akan Anda lakukan?
Disiplin Positif
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)

- Model Berpikir Realitas (kebutuhan) kita berbeda.


Anda tidak bisa Menang-menang, Kita berusaha memahami
Semua perilaku
mengontrol orang lain, - Kolaborasi dan pandangan orang lain tentang
memiliki tujuan. dunia.
hanya Anda yang bisa konsensus menciptakan
mengontrol diri Anda. pilihan-pilihan baru. Setiap orang memiliki gambaran
berbeda.

Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol


Makna Disiplin 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Belajar kontrol diri 1. Penghukum Penguasaan
1. Untuk menghindari hukuman
dengan menggali Motivasi
2. Pembuat Rasa Bersalah Kasih sayang dan Rasa Diterima
potensi kita, agar Ekstrinsik
Kesenangan
tercapai tujuan Kebebasan
3. Teman
2. Untuk mendapatkan imbalan
mulia, yaitu 4. Pemantau
sesuatu menjadi
seseorang yang 3. Untuk menghargai diri sendiri 5. Manajer
kita inginkan Motivasi
berdasarkan Intrinsik
Segitiga Restitusi
Nilai-Nilai
nilai-nilai yang kita Kebajikan Universal
hargai. 1. Menstabilkan Identitas

2. Validasi kebutuhan
Keyakinan Kelas
3. Menanyakan Keyakinan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai