Anda di halaman 1dari 4

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.

1
John Mikael Dude, S,Pd
CGP Angkatan 7 Kab. Alor

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang
berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

• Kaitan kutipan di atas dengan pembelajaran 3.1 adalah: Seseorang guru terkadang
menghadapi sebuah dilema etika, yaitu akan menyelesaikan materi sesuai dengan
tuntutan kurikulum atau akan memampukan siswa sesuai ketercapaiannya masing-
masing dengan mengutamakan pembentukan karakter murid.
• Nilai dan prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan haruslah nilai-nilai
yang bersumber pada kebajikan serta berpihak pada murid. Sehingga hal ini akan
mewujudkan budaya positif yang berdampak baik pada lingkungan kita
• Sebagai pemimpin pembelajaran, hendaknya kita mampu menyelenggarakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid. Dengan mengutamakan murid, maka
kita telah mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid serta menyertakan
murid dalam pengambilan keputusan
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

• Maksudnya adalah : melalui Pendidikan, kita diajarkan untuk memiliki kepekaan


dalam Tindakan. Yaitu dengan mengetahui etika dalam berperilaku. Berupa nilal,
norma dan moral yang menjadi pedoman dalam masyarakat

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka


memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
• Filosofi Pratap Triloka khususnya Ing Ngarso Sung Tulodho menegaskan
bahwa sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendanya memberikan
teladan dan contoh akan keputusan yang bijak bagi muridnya
• Filosofi Pratap Triloka khususnya Ing Madyo Mangun Karso menegaskan
bahwa sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendaknya mampu
memberdayakan dan membangun kerukunan muridnya
• Filosofi Pratap Triloka khususnya Tut Wuri handayani menegaskan bahwa
sebagai sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendaknya
memberikan keputusan yang mampu mendorong kolaborasi dan
meningkatkan kinerja murid
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh
kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam
pengambilan keputusan adalah keadilan dan tanggung jawab. Adil adalah
menempatkan sesuatu sesuai porsinya sedangkan tanggung jawab merupakan
wujud berani menghadapi segala resiko atas keputusan yang kita pilih.
Nilai ini harus di tanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah,
agar kelak murid kita menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator
dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan
dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini
tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Salah satu tujuan kegiatan coaching adalah mengeksplorasi kemampuan coachee.
Jika dikaitkan dengan modul ini, berarti mengeksplorasi kemampuan coachee
dalam mengambil keputusan yang bijak. Dengan proses coaching coach dapat
membantu mengeksplorasi keputusan yang berpihak pada murid sehingga
keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari
aspek sosial emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji
keputusan. Seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan
menunjukan integritas dan tanggung jawab dalam memutuskan masalah yang
berkaitan dengan dilema etika.
Guru juga harus memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi suatu dilema etika,
dengan kesadaran penuh, maka perhatian, rasa ingin tahu dan kebaikan akan
mempengaruhi keputusan guru dalam menciptakan well being ekosistem
(Kesejahteraan psikologi)
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik seperti keadilan, kemanusiaan, tanggung
jawab, kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam
mengambil suatu keputusan berupa dilema etika maupun bujukan moral. Karena
nilai ini akan menjadi dasar seorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan
nilai yang muncul dalam kasus dilema etika dan bujukan moral. Mana nilai yang
harus dipertegas, di kuatkan atau mungkin dikalahkan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah lingkungan yang
membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda
dan orang lain adalah mitra, bukan saingan. Tugas pendidik adalah membantu
anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi
tersebut akan mendorang kentalnya kolaborasi antar murid, guru, maupun orang
tua.
Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan
terbentuk dari kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam
menyepakati tindakan positif. nah, dalam kesepakatan inilah di butuhkan suatu
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai
kebajikan.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan
Anda?
Tantangan itu muncul jika tidak adanya komunikasi dan tidak adanya keterbukaan
dalam lingkungan. Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema
etika, dibutuhkan suatu kejelian dalam analisanya. Akankan menggunakan prinsip
End Based Thinking, Rule Based thinking atau Care Based thinking dalam
penyelesaiannya.
Oleh karena itu perlu adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memetakan
suatu masalah dilema etika berdasarkan paradigmanya. Seperti individu vs
kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan atau jangka pendek vs
jangka panjang.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita
yang berbeda-beda?
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda, kita harus mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid.
Dengan telah memahami ketiganya, kita akan Menyusun pembelajaran yang
berpihak pada murid, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten,
proses maupun produk. Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian, maka
murid akan semakin “MERDEKA” dalam belajarnya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-
muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran hendaknya berhati-hati dalam pengambilan
keputusan. Keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan terkait secara terus
dan berdampak pada kehidupan muridnya. Karena keputusan seorang pemimpin
pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan bahkan mungkin bisa saja
menjadi sebuah jalan bagi masa depan murid-muridnya.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran
modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Menjadi seorang pemimpin pembelajaran, hendaknya memahami karakteristik
murid yang sangat berdiferensiasi, baik dari sisi sosial maupun emosionalnya.
Seorang pendidik juga harus memahami filosofi Pendidikan Kihajar Dewantara,
serta memahami prinsip dan nilai seorang guru. Pemahaman tersebut dapat di
eksplorasi menggunakan coaching/supervisi akademik. Dengan demikian akan
muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya
visi sekolah yang berpihak pada murid
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang
menurut Anda di luar dugaan?
• Pemahaman saya tentang materi modul 3.1 ini adalah tentang penerapan
4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian
keputusan. Dimana pemahaman tersebut saya gunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana
benar vs benar (dilema etika) atau benar vs salah (bujukan moral)
• Hal diluar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah ketika kita
menemukan kasus dilema etika, maka perlu pula kita untuk melakukan
investigasi opsi trilemma. Yaitu untuk mencari solusi diluar 2 pilihan yang
ada agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul
ini?
• Ya, pernah. Ketika saya sebagai seorang pendidik yang dituntut untuk
memberikan nilai yang memuaskan kepada siswa dimana siswa tersebut
memerlukan nilai yang bagus agar lolos dalam sebuah seleksi tertentu. Saat
itu saya berpikir, kenapa siswa sekarang selalu meminta sesuatu secara
instan. Sedangkan pada zaman saya sekolah, tidak pernah terpikir dalam
pikiran saya untuk meminta guru saya mengubah nilai.
• Setelah mempelajari modul ini, saya kemudian beranggapan, bahwa siswa
memang harus berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.
Sehingga dilema etika yang saya hadapi tersebut, harus saya sikapi secara
arif dan bijaksana.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa
yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, saya cenderung menyelesaikan masalah
menggunakan prinsip End Based Thinking, yaitu saya melakukan karena itu yang
terbaik untuk kebanyakan orang ataupun Rule Based Thinking, yaitu berpusat pada
tugas dan aturan yang ada. Setelah mempelajari modul 3.1, saya lebih banyak
mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa
peduli/Care Based Thinking
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Materi ini sangat penting bagi saya sebagai pemimpin pembelajaran. Karena
dengan memahami paradigma, prinsip dan langkah-langkah dalam pengambilan
dan pengujian keputusan, saya akan lebih mampu bersikap bijak jika bertemu
dengan masalah dilema etika ataupun bujukan moral.

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai