Anda di halaman 1dari 16

BUDAYA

POSITIF
Oleh : HARLINA,S.Pd.
tujuan :
“ Agar tercipta pribadi –pribadi


dengan penuh kontrol pada
diri dan karakter yang kuat
Mini survey
Tentukan pilihan anda !

Kepatuhan Kemandirian

atau
Peraturan Kesepakatan
Pengertian budaya positif

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai – nilai atau keyakinan


universal yang diterapkan di sekolah , budaya positif diawali dengan
perubahan paradigma tentang teori kontrol . Selama ini barangkali
kita sebagai guru merasa berkewajiban mengontrol prilaku siswa agar
memiliki prilaku sesuai yang guru harapkan .
Perwujudannya guru sering memberikan hukuman kepada siswa yang
melakukan kesalahan dan memberikan imbalan terhadap perbuatan baik
yang dilakukan oleh siswa.
Kebutuhan dasar manusia
1. Kebutuhan Bertahan hidup ( Survival )
2. Kebutuhan Cinta dan kasih sayang ( Penerimaan )
3. Kebutuhan Penguasaan ( Pengakuan akan kemampuan )
4. Kebutuhan kebebasan ( kebutuhan akan pilihan )
5. Kebutuhan akan kesenangan
LANGKAH STRATEGIS MEWUJUDKAN BUDAYA
POSISTIF
Ketika guru mampu memahami kebutuhan dasar sisiwa langkah yang akan
kita lakukan selanjutnya adalah mengembangkan budaya positif
diantaranya :

SEGITIG
POSISI KESEPAK
DISIPLIN A
KONTRO -AN
POSITIF RESTITU
L GURU KELAS
SI
KESEPAKATAN KELAS

Kesepakan kelas merupakan aturan – aturan untuk


membantu guru dan murid bekerja sama membentuk
kegiatan belajar mengajar yang efektif . Kesepakan kelas
terdapat harapan guru terhadap murid dan harapan murid
terhadap guru . Kesepatan yang disusun mudah di
fahami dan langsung di terapkan, dapat diperbaiki dan
dikembangkan secara berkala
Langkah menyusun kesepakatan kelas
1. Tanyakan pada murid seperti apa kelas impian mereka

2. Tanyakan ide murid untuk mewujudkan kelas impian

3. Apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan kelas impian

4. Sepakati dengan siswa untuk mewujudkan kelas impian perlu ada kesepakatan diantara
warga kelas
<<
5. Bagikan kertas post it untuk menampung aspirasi siswa tentang kesepakatan kelas

6. Baca dan ajak siswa mengelompokkan hal yang sama

7. Bila ada kata – kata yang mengandung kata jangan arahkan untuk membudayakan kata
positif , susun lalu sepakati untuk ditaati
DISIPLIN POSITIF
“Dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat .
Sungguhpun disiplin itu bersifat “self Discipline “ yaitu kita sendiri yang
mewajibkan kita Dengan sekeras – kerasnya , tetapi itu sama saja ,
sebab jikalau kita tidak cakap melakukan “self Discipline” wajiblah
penguasa lain mendisiplinkan diri kita . Dan peraturan demikian itulah
harus ada di dalam suasana yang merdeka
( Ki Hajar Dewantara , Pemikiran, Konsepsi , Keteladanan, sikap Merdeka
, Cetakan kelima 2013 . Halaman 470 )
HUKUMAN , SANKSI / KONSEKUENSI
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
SANKSI / KONSEKUENSI

Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat “ saya tidak akan terlambat lagi”
karena terlambat ke sekolah

Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah


H
Murid diminta untuk ‘ push up ‘ 15 kali karena tidak menggunakan masker
ke sekolah
Mengganti kertas tugas teman yang telah dicoret - coret
Membersihkan tumpahan air di meja karena tersenggol pada saat belajar

Membersihkan coretan yang dibuatnya di meja tulis


Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena 10 menit untu pelajaran
PJOK
Segitiga restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki
tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah
berbuat salah. Melalui pendekatan restitusi, ketika murid
berbuat salah, guru akan menanggapi dengan mengajak murid
berefleksi tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk
memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka menjadi
pribadi yang lebih baik dan menghargai dirinya.

Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun


untuk belajar dari kesalahan. Tujuannya untuk
memperbaiki hubungan.
Langkah-langkah segitiga restitusi
Adapun strategi untuk melakukan restitusi meliputi:

1. Menstabilkan identitas/stabilize the identity


2. Validasi tindakan yang salah/validate the Misbeh
3. Menanyakan keyakinan /Seek the Belief

Dalam hal ini, peran guru/orangtua sangat penting untuk


menciptakan kondisi yang membuat murid/anak bersedia
menyelesaikan masalah dan berbuat lebih baik lagi dengan
berkata, "semua orang pasti pernah berbuat salah", dan bukan
mengatakan "kamu harus lakukan ini, kalau tidak maka..."
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai