Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA POSITIF

• PERUBAHAN PARADIGMA
1

2 • KONSEP DISIPLIN POSITIF

3 • KEYAKINAN KELAS

• PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


4

5 • POSISI KONTROL GURU

6 • SEGITIGA RESTITUSI
1. PERUBAHAN PARADIGMA

COBALAH BUKA

• KEPALKAN TANGAN ANDA,,,BAYANGKAN ANDA MENYIMPAN


SESUATU YANG SANGAT BERHARGA DI DALAM KEPALAN
TANGAN ANDA.
ANDA PERLU MENJAGA BENDA TERSEBUT SEKUAT TENAGA
KARENA BEGITU PENTINGNYA BAGI KEHIDUPAN ANDA.

Teori disiplin restitusi diana gosen


1. TEORI KONTROL Dr.William Glaser meluruskan miskonsepsi
tentang kontrol

• Ilusi guru mengontrol murid. Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid
untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak
melakukannya. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki
tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.

• Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat. Dalam jangka
waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya dan mencoba
untuk menolak bujukan kita, atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung
pada pendapat sang guru untuk berusaha.
• Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan
karakter. Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid
menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri
mereka.
• Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. Banyak orang
dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat
murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu
panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.
KONSEP DISIPLIN POSITIF DAN MOTIVASI

Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau


dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid
yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang
kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka
kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau
motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri
kita sendiri. Pemikiran Ki Hajar ini sejalan dengan pandangan
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline,
2001. Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari
bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya ‘belajar’.
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline,
menyatakan ada 3 alasan motivasi perilaku manusia:

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman.


2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang
lain.
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai
diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
KEYAKINAN KELAS
Pembentukan Keyakinan Kelas:
• Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ dari pada peraturan, yang lebih rinci
dan konkrit.
• Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
• Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
• Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat
dan dipahami oleh semua warga kelas.
• Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan
tersebut.
• Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
• Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

Ada 5 Kebutuhan dasar manusia


• Kebutuhan bertahan hidup (kesehatan,rumah dan
makanan)
• Cinta dan kasih sayang (Kebutuhan untuk diterima)
• Penguasaan (Kebutuhan pengakuan atas
kemampuan)
• Kebebasan (Kebutuhan akan pilihan)
• Kesenangan (Kebutuhan)
LIMA POSISI KONTROL

Model disiplin yang berpusat pada murid


• Guru sebagai Penghukum
“patuhi aturan saya, kamu selalu saja salah”
• Pembuat orang merasa bersalah
“Ibu sangat kecewa dengan kamu,berapa kali Ibu harus memberitahu kamu?
• Guru Sebagi teman
“ Ayo,,bantulah demi bapakya sudah kali ini tidak apa-apa.
• Guru sebagai Monitor/Pemantau
“ sanksi atau konsekuensinya apa?, peraturannya apa?
• Guru sebagai manajer
“ Apa yang kita yakini?
“jika kamu meyakininya apa kamu bersedia memperbaikinya?
“Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?
SEGITIGA RESTITUSI

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki


kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk
mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang
seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996)
Di bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya dengan program
disiplin lainnya:
1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan .
2. Restitusi memperbaiki hubungan
SEGITIGA RESTITUSI

3. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan


4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
8. Restitusi menguatkan
9. Restitusi fokus pada solusi
10.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
SEGITIGA RESTITUSI
SEGITIGA RESTITUSI

Anda mungkin juga menyukai