Pertanyaan Pemantik:
o Bagaimana cara membuat murid disiplin?
o Siapakah yang bisa mendisiplinkan murid?
o Apakah guru yang bisa mendisiplinkan murid? Atau Kepala
Sekolah? Atau orangtua murid? Atau murid itu
sendiri? Mengapa?
Referensi:
Restitution: Restructuring School Discipline, Diane Chelsom
Gossen, 2001, New View Publications, North Canada
Ki Hajar Dewantara; Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Merdeka,2013, UST-Press bekerjasama dengan Majelis Luhur
Tamansiswa
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,
Pertanyaan Pemantik:
Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan cobalah jawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Ibu Anas guru kelas 2 SD, mendapatkan masalah. Murid-
muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan
selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai.
Ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran dimana
kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena Ibu Anas sibuk
menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama.
Akhirnya Bu Anas berpikir cepat, dan mengandalkan stiker
bintang. Setiap murid-muridnya akan masuk kelas usai jam
istirahat, Bu Anas akan mengiming-imingi murid-muridnya
dengan stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan rapi
antre di depan pintu, dapat bintang dari Bu Anas!” Sebagian
murid-muridnya menyambut tantangan tersebut, dan langsung
berdiri rapi di depan pintu diikuti teman-temanya yang lain, agar
mendapatkan stiker bintang. Hal ini terus dilakukan Bu Anas
selama beberapa minggu, karena cukup berhasil membuat murid-
muridnya berdiri rapi antre di depan pintu. Sampai pada suatu saat
Bu Anas sakit, dan terpaksa digantikan Pak Heru. Pak Heru tidak
mengetahui tentang stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau
masuk ke kelas usai jam istirahat murid-murid kelas 2 kembali
berebutan masuk kelas, tanpa antri, karena Pak Heru tidak
memberikan stiker bintang.
Jawablah ketiga pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan
terhadap jawaban rekan Anda.
o Menurut Anda apa yang terjadi pada cerita Ibu Anas dengan
murid kelas 2?
o Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada
pembelajaran 2.2, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas
2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas?
o Adakah cara lain agar murid kelas 2 bersedia antre di depan
kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang?
Pertanyaan Pemantik:
Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati, sedang
bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya,
Doni. Beberapa anak di kelas 2A telah datang padanya dan
mengeluhkan Doni yang seringkali meminta bekal makan siang
mereka dengan paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu
Ambar, apa yang akan anda lakukan? Menurut anda, kira-kira apa
alasan Doni melakukan hal itu?
apak dan Ibu para calon guru penggerak,
Merujuk pada situasi yang sedang dihadapi Ibu Ambar di atas,
dalam konteks penegakan disiplin positif, Ibu Ambar sebaiknya
mencari tahu alasan Doni melakukan tindakan tersebut agar
mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi oleh
Doni. Mari kita melihat sebuah konsep 5 Kebutuhan Dasar
Manusia menurut Dr. William Glasser dalam “Choice Theory”.
5 Kebutuhan Dasar Manusia
Use left and right arrow to change slide in that direction whenever
canvas is selected.
Dalam kasus diatas, apabila Doni menjawab bahwa alasannya
mengambil bekal temannya karena dia merasa senang temannya
jadi memperhatikan dia. Ketika temannya melaporkan
tindakannya itu pada gurunya, dan gurunya memberitahu orang
tuanya, sehingga orang tuanya jadi memperhatikan dia, maka
kebutuhan dasar yang sedang dipenuhi Doni adalah kebutuhan
akan cinta dan kasih sayang.
Dunia Berkualitas
Dunia Berkualitas Anda adalah tempat khusus dalam pikiran
Anda, tempat Anda menyimpan gambaran representasi dari
semua yang Anda inginkan: bisa berisi orang-orang, hal-hal dan
apa saja yang terbaik dalam hidup Anda dan membuat Anda
merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda. Dr. William
Glasser menyebutnya seperti semacam, album foto sehingga
isinya tidak akan terlalu banyak, hanya akan terdiri dari beberapa
hal saja yang sangat signifikan dan benar-benar terbaik dalam
hidup Anda yang membuat hidup Anda menjadi lebih bermakna.
Kebutuhan dasar itu bersifat lebih umum dan universal,
sedangkan dunia berkualitas lebih unik dan personal.
Orang, tempat, benda, nilai-nilai, dan kepercayaan yang penting
bagi Anda akan termasuk di sana. Untuk masuk ke Dunia
Kualitas, syaratnya adalah bahwa sesuatu itu harus terasa sangat
baik bagi Anda dan memenuhi setidaknya satu atau lebih
kebutuhan dasar Anda. Dalam menentukan segala sesuatu yang
masuk dalam dunia berkualitas, tidak perlu kita terlalu
mempertimbangkan standar masyarakat tentang apa saja yang
penting dan yang tidak. Gambaran Dunia Berkualitas adalah unik
dan spesifik untuk setiap orang. Jika Anda bisa hidup di Dunia
Kualitas Anda, hidup akan sempurna buat Anda, tapi sayangnya,
Anda tidak bisa tinggal di sana.
Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka.
Tentunya sebagai guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal
yang bermakna dan nilai-nilai kebajikan yang hakiki ke dalam
dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat membangun interaksi
yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid
akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif
dalam dunia berkualitas karena mereka menghargai nilai-nilai
kebajikan.
Teman: Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun
akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi
teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa
hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi
teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk
mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata:
“Ayo bantulah, demi bapak ya?”
“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”
“Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.
Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut
tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya
pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan
tidak mau lagi berusaha, Hal lain yang mungkin timbul adalah
murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk
guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
Pertanyaan Pemantik:
Bapak Ibu calon guru penggerak, apa yang akan Anda lakukan
bila,
o Dalam sebuah acara pesta ulang tahun, teman Anda
memecahkan gelas. Apakah Anda akan membiarkan dia
membayar harga gelas yang dipecahkannya?
o Anda sudah janji bertemu dengan teman Anda, namun ternyata
dia juga memiliki janji penting bertemu orang lain di tempat
lain, dan Anda terpaksa naik taksi untuk menemui teman Anda
di tempat itu, apakah Anda akan meminta teman Anda
membayar biaya taksi Anda menuju ke tempat tersebut?
o Pegawai Anda membuat kesalahan yang menyebabkan
kerugian finansial pada perusahaan, pegawai tersebut
menawarkan untuk bekerja lembur tanpa bayaran, apakah
Anda sebagai pemilik perusahaan akan menerimanya?
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,
Bila ada seseorang berbuat salah pada Anda, ketika mereka
menawarkan sebuah tindakan untuk memperbaiki kesalahan
mereka, kemungkinan besar, jawaban Anda adalah akan menolak
semua tawaran itu, dan akan bilang, tidak usah, tidak apa-apa.
Lupakan saja.
Kebiasaan kita selama ini, bila ada orang yang berlaku salah pada
kita adalah langsung memaafkan, atau membuat mereka tidak
nyaman. Kita cenderung untuk berfokus pada kesalahan daripada
mencari cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Kita lebih
fokus pada bagaimana cara mereka membayar ketidaknyamanan
yang disebabkan oleh kesalahan mereka daripada
mengembalikan harga diri mereka. Membuat kondisi menjadi
impas, menjadi lebih penting daripada membuat situasi menjadi
benar.
Bapak Ibu guru penggerak,
Sebagai seorang guru, ketika murid Anda melakukan kesalahan,
tindakan mana yang akan Anda lakukan?
o Anda menunjukkan kesalahannya dan memintanya melihat
kesalahannya baik-baik?
o Anda mengatakan, “Kamu seharusnya tahu bagaimana kamu
seharusnya bertindak”.
o Anda mengingatkan murid Anda akan kesalahannya yang sama
di waktu sebelumnya.
o Anda akan bertanya padanya, “Kenapa kamu melakukan
sesuatu yang seharusnya tidak kamu lakukan?”.
o Anda akan mengkritik dia dan mendiamkannya?
Kalau Anda melakukan tindakan-tindakan di atas, mungkin Anda
akan membuat murid Anda merasa menjadi anak yang gagal.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita sebaiknya respon kita
bila ada murid kita melakukan kesalahan? Mari kita baca artikel
mengenai Restitusi!
Restitusi
Sebuah Cara Menanamkan disiplin positif Pada Murid
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali
pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;
2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid
untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid
berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan
bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom
Gossen, 1996).
Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan,
disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk
menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan,
namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-
nilai kebajikan yang mereka percayai. Sebelumnya kita telah
belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki
motivasi intrinsik.
Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan
menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk
membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka
lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan
kembali harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi
juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah. Ini sesuai
dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser tentang solusi
menang-menang.
Ada peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika
mereka melakukan kesalahan, bukankah pada hakikatnya
begitulah cara kita belajar. Murid perlu bertanggung jawab atas
perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat memilih
untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih
baik di waktu yang akan datang. Ketika guru memecahkan
masalah perilaku mereka, murid akan kehilangan kesempatan
untuk mempelajari keterampilan yang berharga untuk hidup
mereka.
Di bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya
dengan program disiplin lainnya.
Restitusi menguatkan
Bisakah momen ketika murid melakukan kesalahan menjadi
sebuah momen yang baik? Jawabnya, tentu bisa, asalkan ia bisa
belajar dari kesalahan itu. Apa maksud dari kalimat kita bisa lebih
kuat setelah kita belajar dari kesalahan? Lebih kuat disini
maksudnya bukan menekan perasaan kita dalam-dalam. Kuat
disini artinya menyadari apa yang bisa murid ubah, dan murid
benar-benar mengubahnya. Guru bisa bertanya, apa yang dapat
kamu ubah dari dirimu sendiri? Bagaimana kamu akan berubah?
Restitusi fokus pada solusi
Dalam restitusi, guru menstabilkan identitas murid dengan
mengatakan, “Kita tidak fokus pada kesalahan, Bapak/ibu tidak
tertarik untuk mencari siapa yang benar, siapa yang salah.