Anda di halaman 1dari 29

AKSI NYATA MODUL 1.

4
DISEMINASI PEMAHAMAN DAN
PENGAMALAN BUDAYA
POSITIF DI SEKOLAH
NI WAYAN WIDHA ASTITI
CGP ANGK.7 KOTA DENPASAR
PERKENALKAN

I Ketut Wirta I Made Mudiartana


-Fasilitator- Ni Wayan Widha Astiti -Pengajar Praktik-
-CGP angk.7 Kota Denpasar-
KESEPA 1. Hadir tepat waktu
KATAN 2. saling menghargai
3. Angkat tangan jika berpendapat
KELAS 4. Menonaktifkan/silent gadget
5. mengikuti diseminasi sampai dengan
selesai
TUJUAN
Guru dapat memahami konsep pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan
dengan konsep budaya dan lingkungan positif di
sekolah yang berpihak pada murid.
Guru dapat melakukan evaluasi dan refleksi
tentang praktek budaya positif dalam pendidikan
untuk menciptakan murid dengan profil pelajar
pancasila
Guru dapat memahami perannya yaitu untuk
membangun budaya positif dengan menerapkan
konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan
murid
FILOSOFI
TUJUAN PENDIDIKAN
yaitu menuntun segala kodrat yang ada
pada anak - anak agar mereka
mencapai keselamatan dan kebahagian
setinggi - tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota
masyarakat
tanggung jawab
GURU
Menciptakan lingkungan
yang positif
(kondusif, interaksi G-S, G-G, sarana prasarana yang baik)

pencabut gangguan
(pelanggaran disiplin)

tercipta budaya Positif


TUJUAN
BUDAYA POSITIF
•Budaya positif di sekolah bisa membentuk
karakter murid, guru dan visi misi sekolah

• dapat tercipta pribadi – pribadi penuh


kontrol dalam diri dan karakter yang kuat
yang jadi penggerak sebagai guru dan
segenap tatanan komponen sekolah untuk
memajukan Pendidikan di Indonesia
APAKAH BAPAK/IBU SETUJU DENGAN
PERNYATAAN INI?
•DISPLIN BERKAITAN DENGAN TATA TERTIB?
-Hukuman dapat mendisiplinkan anak
•Pemberian hukuman dengan hal positif
seperti membaca atau membersihkan
halaman sekolah dapat meningkatkan
disiplin anak
•Memberi penghargaan dapat
meningkatkan motivasi belajar anak

KONSEP UTAMA MODUL BUDAYA


POSITIF

•Perubahan paradigma •Disiplin positif Kebutuhan dasar manusia •Motivasi perilaku manusia
belajar

5 Posisi kontrol
Keyakinan kelas
•Segitiga restitusi

1 Pembelajaran dengan
paradigma baru
Pembelajaran yang dirancang berdasarkan prinsip
pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa
belajar sesuai dengan kebutuhan dari tahap
perkembangannya untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila
2 Disiplin Positif

•Dalam budaya kita, makna kata “Disiplin” dimaknai menjadi


sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan
kata “disiplin” dengan ketidaknyamanan
•Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan
disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
serta meberdayakan anak untuk melakukan sesuatu tan pa
sogokan, ancaman maupun hukuman.

3 KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
•Bertahan Hidup
•Kasih sayang dan rasa
diterima
•Penguasaan
•Kebebasan
•Kesenangan

4 MOTIVASI PERILAKU
MANUSIA
Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu Tindakan dengan tujuan tertentu.
Menghindari ketidaknyamanan dan hukuman
Mendapatkan Imbalan atau penghargaan dari orang lain
Menghargai nilai – nilai kebajikan diri sendiri

KONSEP DISIPLIN IDENTITAS GAGAL KONSEP DISIPLIN IDENTITAS SUKSES

KONSEKUENSI: Penguatan jangka


HUKUMAN: Menyakitkan, tidak nyaman,
pendek, perlu monitoring berkelanjutan,
Murid takut, Memaksa, Murid stimulus – respon, murid menghormati
menyembunyikan kesalahan, Murid peraturan, kehilangan waktu untuk
menjadi rendah diri. merenungi kesalahan
PENGHARGAAN: Tidak efektif, Merusak RESTITUSI: Murid bertanggung jawab untuk
hubungan (sifat iri), mematikan perilakunya, Fokus pada pemecahan masalah
kreativitas, menghukum dengan system jangka panjang., Murid menghormati dirinya dan
ranking, merampas hak menghargai orang lain, Teori control (dirinya memegang
dirinya. control), Murid bersemangat memperbaiki
kesalahan.
5 KONSEP DISIPLIN
PENDEKATAN RESTITUSI
PENGERTIAN RESTITUSI
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa
Kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat. (Gassen:2004)

CIRI – CIRI RESTITUSI

Belajar dari kesalahan, bukan menebus kesalahan


Memperbaiki hubungan
Tawaran bukan paksaan
Menuntun untuk melihat kedalam diri
Mencari kebutuhan dasar yang mendasari Tindakan
Fokus pada karakter, bukan Tindakan
Menguatkan dan fokus pada solusi
PERBEDAAN
contoh kasus: siswa sering terlambat sekolah

HUKUMAN: guru menghukum siswa tersebut lari keliling


lapangan 3 kali, guru memberi Tindakan langsung
KONSEKUENSI: guru memberikan konsekuensi untuk
membuat tugas sesuai mata pelajaran di jam siswa itu
terlambat 3x lipat, guru tegas dan siswa menghormati
peraturan.
RESTITUSI: Guru menanyakan keyakinan kelas/dirinya dan
membantu siswa menyelesaikan masalahnya, guru
terbukan dan siswa menghormati dirinya dan orang lain

CONTOH PENERAPAN 5 POSISI


KONTROL
kasus: siswa tidak memakai atribut lengkap

PENGHUKUM: patuhi aturan sekolah, lalu berdiri di depan


barisan!
PEMBUAT RASA BERSALAH: Berapa kali bu guru harus
memberi tahu kamu? Bu guru kecewa sama kamu
TEMAN: Ayolah yang tertib, buat bu guru Bangga. Kali ini
tidak apa – apa kamu salah
CONTOH PENERAPAN 5 POSISI
KONTROL
kasus: siswa tidak memakai atribut lengkap

PEMANTAU: Kamu sudah melanggar. Apa peraturan dan


konsekuensinya?
MANAJER: apa kamu tahu kesalahanmu? Kira – kira
bagaimana kamu akan memperbaiki kesalahan ini?
(dilakukan secara kosistensi dan kompak seluruh warga
sekolah)
6 KEYAKINAN KELAS

PERTANYAAN PEMANTIK
Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm
pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?
Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan
masker dan mencuci tangan setiap saat?

BAGAIMANA PEMBENTUKAN
KEYAKINAN KELAS?
•Lebih abstrak dari peraturan
•Berupa pernyataan Universal
•Dibuat dalam bentuk Positif
•Sedikit saja agar mudah diingat
•Sesuai dengan kondisi kelas dan sekolah agar mudah
diterapkan
•Semua Warga kelas/ sekolah dilibatkan saat membuat

Grassland
BERDISKUSI DAN MERUMUSKAN MENEMPELKAN KEYAKINAN
PERATURAN MENJADI YANG DISEPAKATI
KEYAKINAN
KESERUAN
DALAM
KESEPAKATAN
KEYAKINAN
KELAS
Ketika kita sudah memberikan tuntunan dan
pemahaman sesuai dengan kesepakatan
bersama pasti menimbulkan keceriaan dalam
kelas.
KEYAKINAN KELAS
DISIPLIN WAKTU
BERTANGGUNG JAWAB
SALING MENGHORMATI
SALING MENJAGA KEBERSIHAN DAN
KEINDAHAN
BELAJAR DENGAN ANTUSIAS,
SEMANGAT DAN PERCAYA DIRI
SALING MEMBANTU DAN BEKERJA
SAMA
MENERAPKAN 5S (SENYUM, SAPA,
SALAM, SOPAN DAN SANTUN)
DISIPLIN DIRI
7 SEGITIGA RESTITUSI
SEGITIGA RESTITUSI
tahapan penyelesaian masalah
MENSTABILKAN IDENTITAS: kita semua akan melakukan hal
terbaik yang bisa kita lakukan
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH: semua perilaku memiliki
alasan
MENANYAKAN KEYAKINAN: kita semua memiliki motivasi
internal
MARI WUJUDKAN MERDEKA BELAJAR
GURU TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN

Anda mungkin juga menyukai