Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKSI NYATA

MODUL 2.1.a.9
NI MADE YUNI PRATIWI, S.PD
CGP ANGKATAN 7
KOTA DENPASAR

1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam kelas pada saat proses pembelajaran, fakta yang ditemukan adalah pendidik
dihadapkan dengan situasi dimana setiap murid yang diajarkan memiliki berbagai macam
keberagaman yang unik. Karakteristik murid yang bervariasi dan bermacam kekuatan yang
dimilikinya serta keterampilan murid yang menarik. Ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap
pendidik untuk bisa memberikan keputusan dalam menyusun strategi pembelajaran yang
berhubungan dengan fakta tersebut serta dengan memperhatikan pembelajaran yang berpihak
kepada murid.

Menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara, pendidik diibaratkan sebagai seorang petani dan
murid-murid adalah benihnya. Petani harus mampu menyediakan wadah atau lahan bagi benih-
benih tersebut dan melakukan berbagai cara serta usaha untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan
dan perkembangan dari benih. Begitulah seorang pendidik dalam pembelajaran harus juga
memperhatikan kekuatan kodrat anak yaitu kodrat alam dan kodrat zamannya, karena
bagaimanapun pemberlakuan yang diberikan kepada anak harus berpihak pada anak.

Peran dari seorang pendidik juga diutamakan untuk bisa mewujudkan profil pelajar
Pancasila yang diharapkan bisa diintegrasikan dengan visi misi sekolah yang berpihak kepada
murid. Program-program sekolah terkait dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid harus
lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan guna mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan,
efektif dan optimal.

Berkaitan dengan fakta dan tantangan di atas, pendidik bisa menerapkan sebuah
pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2000),
pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)


yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan belajar murid. Adapun keputusan tersebut
dibuat berkaitan dengan: (1) lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar; (2)
tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas; (3) penilaian berkelanjutan; (4) merespon
kebutuhan belajar murid dan (5) manajemen kelas yang efektif.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi diterapkan, pendidik harus melakukan


beberapa hal diantaranya pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid dan menentukan strategi
pembelajaran diferensiasi. Untuk melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid, pendidik harus
memperhatikan tiga aspek kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar (readiness), minat dan
profil/gaya belajar murid. Selain itu juga perlu untuk menentukan strategi pembelajaran
diferensiasi yang akan diterapkan dalam pembelajaran seperti diferensiasi konten, proses dan
produk. Setelah semuanya dapat didiagnosa dan ditentukan dengan baik, maka pendidik bisa
memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan mampu untuk
menciptakan lingkungan belajar dengan iklim yang menyenangkan, efektif, kondusif dan pastinya
berpihak pada murid.

Adapun dalam pembelajaran di kelas perlu memperhatikan bagaimana perilaku anak ke


diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran anak dan
satu di antaranya adalah pembelajaran sosial emosional dengan akronim SEL atau Social
Emotional Learning. Pembelajaran sosial emosional ini dilakukan oleh semua komunitas sekolah
baik oleh anak dalam hal ini murid, pendidik maupun orangtua. Adapun kompetensi dari
pembelajaran sosial emosional atau KSE yaitu kesadaran diri (mengenali emosi), pengelolaan diri
(mengelola emosi dan fokus), kesadaran sosial (empati), keterampilan berhubungan sosial atau
daya lenting (resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi
tersebut bisa diterapkan dalam proses pembelajaran dengan berbagai macam teknik yang bisa
dilakukan, salah satunya adalah Latihan bernapas dengan kesadaran penuh STOP.

1.2 DESKRIPSI AKSI NYATA

TUJUAN

Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memperhatikan kebutuhan


belajar siswa melalui pemetaan. Menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi di kelas sesuai
dengan pemetaan kebutuhan belajar siswa. Mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional
berupa salah satu atau dua dari kelima kompetensi sosial emosional dengan panduan teknik-teknik
yang sudah ada

TOLOK UKUR

Tercapainya tujuan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan beberapa aspek penilaian


dari segi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tercapainya pembelajaran sosial emosional di
kelas dengan lembar observasi dari kompetensi sosial emosional yang diterapkan

LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

Adapun rincian dari tindakan aksi nyata yang dilakukan:

MINGGU I

Meminta izin dan dukungan dari kepala sekolah serta sosialisasi kepada rekan sejawat di sekolah

MINGGU II

Sosialisasi kepada siswa di kelas dan melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa dengan
memberikan asesmen berupa posttest

MINGGU III

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional di kelas

MINGGU IV

Evaluasi dan refleksi dari pembelajaran berdiferensi dan kompetensi sosial emosional di kelas

DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Dalam menerapkan aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial


emosional ini dibutuhkan beberapa dukungan dari berbagai pihak di sekolah terutama siswa
sebagai subyek pelaksana kegiatan. Dukungan lain dari kepala sekolah, rekan sejawat dan sarana
prasarana yang ada di sekolah.

1.3 HASIL AKSI NYATA

Adapun hasil aksi nyata dari kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial
emosional ini adalah:
1. Terlaksananya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdiferensiasi dan kompetensi
sosial emosional dengan baik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta
lembar observasi kompetensi sosial emosional
2. Dalam kompetensi sosial emosional, siswa mampu melakukan teknik STOP dan
memahami kesadaran diri serta social

1.4 KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN

KEGAGALAN

Aksi nyata yang sudah dilakukan berjalan dengan baik namun perlu dimaksimalkan lagi
karena alokasi waktu yang terbatas untuk tatap muka dalam pembelajaran dan masih terdapat salah
seorang siswa yang belum mampu mengelola emosi yang ada pada dirinya serta diskusi kelompok
yang masih pasif karena siswa yang masih malu-malu untuk mengeluarkan pendapat mereka

KEBERHASILAN

Tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dan keaktifan siswa dalam
penerapan pembelajaran sosial emosional berupa kompetensi sosial emosional (kesadaran diri dan
sosial)

1.5 RENCANA PERBAIKAN DI MASA AKAN DATANG

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan alokasi waktu serta


ketersediaan sarana prasarana untuk lebih mendukung proses pembelajaran supaya lebih menarik,
menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai