Anda di halaman 1dari 3

NAMA : WIKA PRASETIA DEWI

CGP ANGKATAN 7 KOTA TANGERANG

Jurnal Refleksi Modul 3.1 Model Driscoll


Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Model yang diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001).
Berikut Deskripsi jurnal refleksi minggu ke-17.
1. WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

Eksplorasi konsep mandiri


CGP membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan moral/moral temptation dan
mengidentifikasi jenis dilema berdasarkan 4 paradigma, baik dilema yang dihadapi orang lain
maupun diri sendiri. Dalam Pembelajaran Eksplorasi konsep, CGP mengingat kembali peristiwa di
mana CGP mengambil sebuah keputusan sulit. Keputusan sulit yang bisa termasuk
keputusanilema etika atau bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut apa perbedaan
keduanya, CGP mempelajari jenis-jenis dilema dan paradigma dalam pengambilan keputusan
dengan terlebih dahulu menyimak pertanyaan pemantik dan menentukan nilai yang merupakan
dilema etika dan bujukan moral.
Aktivitas lainnya CGP sebagai pemimpin pembelajaran memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip
dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika. Ada 3 prinsip dalam
pengambilan keputusan yaitu : Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan, dan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Selanjutnya pada kegiatan ini CGP melakukan wawancara kepada
rekan sejawat mengenai studi kasus yang disajikan.
Dalam kasus yang dijadikan bahan diskusi langkah yang diambil CGP Berbeda dengan jalan keluar
rekan guru. Saya akan melakukan tindakan yang berbeda dengan teman saya lakukan. Akan coba
untuk melakukan pendekatan terhadap anak dengan dengan memintanya untuk meminta maaf
terhadap Bu Tati. Apa yang dilakukan Bu Tati bukan karena ketidaksukaan terhadap anak tersebut.
Akan tetapi, cara mendidik anak yang berbeda-beda. Bisa jadi Bu Tati melakukan hal tersebut
merupakan tindakan efektif untuk mendidik. Walaupun menurut saya tindakan tersebut bisa
membahayakan terhadap anak tersebut. Selain itu, akan menyebabkan kejiwaan anak tersebut
terganggu.
Rasa Pobia melakukan tindakan, Rasa malu dan menurunkan kepercayaan diri pada anak. bahkan
terkadang memunculkan kebencian terhadap guru tersebut. Alangkah lebih baiknya bahwa
menyadarkan anak dengan membuat kesepakatan-kesepakatan kelas di awal masuk
pembelajaran. Memberi penyadaran tidaklah harus dengan penghukuman. Setelah meminta
anak tersebut untuk meminta maaf, selanjut di luar jam pembelajaran bisa mengadakan diskusi
terbuka dengan bu Tati terkait bagaiman tindakan efektif untuk menyadarkan anak yang
melakukan pelanggaran.
Atau bisa juga menjadikan satu topik dalam ruang diskusi bersama seluruh warga sekolah untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi anak didik. Teman sejawat melakukan
tindakan tersebut dengan memegang prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Walaupun tindakan yang dilakukan yang saya lakukan berbeda dengan tindakan yang teman saya
lakukan tetapi memiliki prinsip dilema etika yang sama yaitu BerpikirBerbasis Rasa Peduli (Care-
Based Thinking). Nilai yang muncul dari diri saya dan teman saya karena rasa peduli terhadap
anak didik. Di eksplorasi konsep selanjutnya CGP menerapkan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan dalam permasalahan yang hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif.
orum Diskusi - Eksplorasi Konsep
Ruang kolaborasi pengerjaan (vicon)
Di aktivitas ini saya berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan
berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Kelompok saya mengambil Studi
kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi studi kasus kelompok
untuk dianalisis. Berikut dokumentasi ruang kolaborasi pengerjaan yang dilakukan:
2. SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
Setelah menyelesaikan seluruh ketiga aktivitas di atas ada banyak pencerahan yang didapat oleh
saya. Bahwa dalam pengambilan keputusan haruslah benar-benar teliti, cermat dan hati-hati.
Pikiran focus tidak mengambil keputusan secara terburu-buru bahkan sudah dibuat keputusan
pun harus tetap merefleksi kembali apakah keputusan yang kita ambil sudah benar-benar
mewakili aspirasi seluruh pihak yang terlibat atau tidak. Cara yang kita ambil dalam mengambil
keputusan adalah dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

3. NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)


Setelah melakukan aktivitas pembelajaran di minggu ke-17 ini saya akan coba mengaplikasikan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan terhadap setiap kasus yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah. langkah-langkah ini merupakan salah satu upaya
yang diambil untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif dan ideal sebagai imbas dari
pengambilan keputusan yang tepat. Bahkan kemungkinan/resiko yang muncul akibat dari
ketidaktepatan keputusan pun dapat diminimalisir. Dalam pengambilan keputusan yang benar-
benar tepat dapat diperoleh dari melibat-aktifkan seluruh warga sekolah khusus komunitas
praktisi. Keputusan yang diambil dari melibatkan seluruh elemen di sekolah akan mampu
mengakomodir seluruh kepentingan, harapan dan keinginan semua pihak. Selanjutnya saya akan
cobamensosialisasikan pengetahuan dan pengalaman saya terkait materi pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran di instansi tempat saya bekerja sehingga semua pihak terlibat
dapat bergerak bersinergis mengambil keputusan yang tepat yang memberikan kemanfaatan bagi
semua pihak.

Salam bahagia

Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai