MODUL 3.1 Pengambilan keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Seorang Pemimpin Oleh Sugiarto ( CGP Angkatan 8 Kabupaten Grobogan)
Sebagai institusi moral sekolah memberikan kontribusi dalam pembentukan
budaya, nilai-nilai, dan moralitas murid. Warga sekolah memberikan keteladanan perilaku dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran yang dianggap penting untuk diyakini dalam kehidupan murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya memberikan peran sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai intitusi moral. Dalam menjalankan perannya, kepala sekolah tentu akan mengahadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar namun bertentangan. Modul 3.1 berisikan materi bagaimana kepala sekolah menjalankan peran kepemimpinannya untuk mengambil keputusan tentang kasus dilema etika ataupun bujukan moral. Dalam mempelajari modul 3.1 ini CGP refleksikan melalui model 4F ( Fact, Feeling, Finding, dan Future) 1. Facts (Peristiwa) Pengalaman saya mengikuti pembelajaran pada modul 3.1 ini sangat luar biasa. Saya melalui tahapan belajar alur MERDEKA seperti modul-modul sebelumnya yang. MERDEKA merupakan singkatan dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, Aksi nyata. Tahap mulai dari diri, saya melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati keterapilan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dengan berada diantara berbagai pemangku kepentingan, diataranya murid, orang tua murid/wali murid, guru, pengawas, dan pihak komunitas sekolah. Tahap eksplorasi konsep merupakan tahap dimana saya bereksplorasi secara mandiri untuk memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral, menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur, yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilemma etika. Selanjutnya tahap ruang kolaborasi, saya melakukan kolaborasi di ruang virtual untuk saling berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan rekan CGP lainnya. Melui ruang kolaborasi CGP diberi kesempatan untuk mengangkat sebuah kasus dilema etika yang dialami sendiri, kasus orang lain, ataupun kasus dari media yang dipili untuk dianalis. Kemudian tahap demonstrasi kontekstual, saya melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain dengan mewawancarai 3 kepala sekolah berbeda tentang praktik pengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh kepala sekolah tersebut. Pada aktivitas ini, saya berhasil mewawancarai kepala sekolah SDN 2 Sindurejo yaitu Ibu Nudju Rahayu, S.Pd.SD dan kepala sekolah SDN 2 Krangganharjo yaitu Bapak Hariyanto, M.Pd. Sedangkan pada tahap elaborasi pemahaman, saya melakukan elaborasi pemahaman tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan Bersama instruktur secara virtual. Sedangkan pada tahap koneksi antar materi, saya membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan membuat tulisan di blog,kemudian mengundang rekan-rekan seprofesi saya untuk memberikan tanggapan atas tulisan tersebut. Tahap Aksi nyata, sebagai aktivitas akhir pada alur MERDEKA, saya mempraktikkan proses pengambilan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah. Kasus dilema etika yang saya angkat adalah kasus pada murid kelas 5 yang Bernama Marcello. Dalam menyelesaikan ketujuh tahapan pengalaman belajar tersebut saya tidak menemukan hambatan yang begitu berarti, namun saya mendapatkan tatantangan Ketika ditugaskan untuk mewawancarai dua kepala sekolah yang berbeda. Saat itu saya mewawancarai dua kepala sekolah untuk mendapatkan jawaban atas pengalaman beliau dalam mengambil keputusan yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari. Untuk mencapai tujuan tersebut saya harus membuat pertanyaan pemantik yang bermakna dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Saya merasa apa yang sudah saya lakukan sesuai dengan rencana dan sejauh ini berjalan dengan baik. 2. Feelings (Perasaan) Perasaan saya cukup gembira dan bersemangat selama pembelajaran berlangsung karena materi yang saya pelajari merupakan ilmu pengetahuan baru yang harus saya kuasai sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan kepala sekolah yang juga masih baru. Guru penggerak harus berperan sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan memajukan kepemimpinan murid. Dalam menjalankan tugas tersebut saya harus terampil dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. Seperti yang telah saya pelajari sebelumnya seorang guru penggerak haruslah memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Setiap konsep materi dari awal sampai modul ini dipelajari saya menemukan banyak sekali keterkaitan sehingga terkonstruksi membentuk sebuah pemahaman baru. 3. Findings (Pembelajaran) Pelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti berikut ini: 1) Individu lawan kelompok (individual vs community) 2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan: 1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan yaitu : 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. 4) Pengujian benar atau salah: Uji Legalitas, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Publikasi dan Uji Panutan/Idola 5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 6) Melakukan Prinsip Resolusi 7) Investigasi Opsi Trilema 8) Buat Keputusan 9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Sembilan (9) langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. 4. Future (Penerapan):
Setelah mepelajari modul 3.1, saya berencana menerapkan keterampilan
pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan seseuai dengan konsep yang telah dipelajari agar semakin terlatih dan terampil dalam melakukan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu saya akan membagikan informasi terkait pemahaman materi baru yang saya pelajari dalam modul 3.1 ini kepada rekan guru yang lain melalui berbagai media baik itu secara langsung ataupun melalui berbagai media informasi digital yang mudah diakses oleh rekan guru yang lain. Demikian hasil refleksi pengalaman dan pemahaman belajar saya di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin selama kurang lebih dua minggu yang menambah pengatahuan dan membuka wawasan bagi saya dalam membantu menerapkan nilai kebajikan dalam pengabilankeputusan ke depannya.