Anda di halaman 1dari 12

DEMONTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI


PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Dwi Sumaryani, S.Pd


CGP Angkatan 7 Kab. Pati

A. Tujuan Pembelajaran Khusus:


CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai
paradigma, prinsip, pengambilan dan penerapan keputusan di sekolah asal masing-
masing dan di sekolah/lingkungan lain.

B. Tahapan kegiatan Demontrasi Kontekstual


Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi CGP untuk
menunjukkan pemahaman CGP mengenai keseluruhan materi. CGP diberi kesempatan
untuk meninjau materi di modul ini dengan konteks lokal yang CGP hadapi.
Unsur-unsur apa saja yang CGP perlukan dalam mengelola dilema etika
pengambilan keputusan, sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini, kesempatan
tersebut berupa mengadakan wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang
praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal CGP, dan juga di
tempat/lingkungan lain. Hasil wawancara ini akan CGP analisis berdasarkan konsep-
konsep yang telah dipelajari pada modul ini . Hasil analisis CGP akan dijadikan sebuah
refleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan di sekolah
asal CGP dan di sekolah-sekolah lain di lingkungan CGP.

C. Tugas Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:


CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan
CGP (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal CGP).
Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik
pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di
mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika
yang sama-sama benar.
Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang
selama ini dijalankan?
Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para
pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri
tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil
wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.

D. Panduan Wawancara
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang
merupakan dilema etika atau bujukan moral?
2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di
sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan
yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan
selama ini?
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus- kasus dilema etika?
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
6. Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaian
kasus etika etika dilema, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat,
atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti
apa yang Anda jalankan?
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah
atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus
dilema etika?
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat
Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

E. RINCIAN KEGIATAN WAWANCARA


Saya melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah saya sendiri di SMK Negeri
1 Pati yaitu Bapak Drs. Wartono. Kemudian wawancara ke-2 dengan Kepala SMK Negeri
2 Pati, Bapak Wijanarko S.Pd., M.Si.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala SMK Negeri 1 Pati yaitu Bapak Drs.
Wartono pada hari Jumat, 14 April 2023 pukul 10.00 WIB.
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan
dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:
Dalam mengidentifikasi kasus- kasus yang muncul, saya akan mengecek apakah
hal-hal tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku atau tidak. Apabila
ternyata tidak sesuai dengan peraturan maka hal tersebut merupakan hal yang
salah. Apabila ada pertenetangan antara hal salah dan benar, berarti kasus ini
merupakan bujukan moral. Sedangan jika hal-hal yang dipertentangkan adalah hal
benar melawan hal benar juga, berarti ini masuk katogori dilema etika. Setelah itu
saya akan melakukan melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap pihak-pihak
yang teridentifikasi untuk dimintai keterangan dan pendapat terhadap apa yang
menjadi permasalahan, dan akan menggali fakta fakta berupa data data yang
akurat serta mengasumsikan bahwa permasalahan pasti akan bisa diselesaikan
dengan baik.

2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah


Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-
sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:
Apabila ada dua kepentingan yang sama-sama benar maka dalam pengambilan
keputusannya akan didapatkan dengan melalui konfirmasi kepada pihak yang
bersangkutan mengenai permasalahan yang terjadi. Kemudian berkoordinasi
dengan tim manajemen. Dalam proses koordiansi ini akan dicari fakta-fakta yang
akurat, dilanjutkan dengan analisis. Dari hasil tersebut, tim manajemen akan
memberikan berbagai masukkan, saran, sudut pandang sehingga mucul berbagai
opsi penyelesaian yang memungkinkan. Dari opsi-opsi tersebut akan dipilih
keputusan yang paling baik menurut hasil musyawarah tim.

3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:
Selama ini dalam pengambilan keputusan, saya melakukan beberapa tahapan
proses untuk mengambil keputusan. Yang pertama saya akan mengecek apakah
keputusan ini sejalan dengan peraturan atau tidak. Jika sudah sesuai dengan
peraturan maka keputusan itu akan langsung dilajankan. Namun apabila belum
sesuai dengan peraturan, maka permasalahan ini akan dibawa ke rapat tim
manajemen sekolah untuk melakukan proses pengabilan keputusan yang terbaik
bagi warga sekolah, sesusai dengan nilai-nilai yang dianut serta dapat
dipertanggungjawabkan . Setelah keputusan berjalan akan dilakukan evaluasi dan
refleksi.

4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Hal-hal yang efektif dalam pengambilan keputusan adalah senantiasa tidak
menghakimi, mengkonfirmasi kepada yang terlibat, bertindak berdasarkan data,
menggali informasi, menjalin komunikasi serta berkoordinasi menjadi dasar kita
dalam memutuskan kasus dilema etika.

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Tantanganya dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika
adalah pada mengajak warga sekolah untuk ikut bertanggung jawab terhadap
keputusan yang sudah diambil yang tidak mungkin bisa memuaskan semua orang
akan tetapi, paling tidak menjadi usaha terbaik untuk mendapatkan keputusan
yang terbaik untuk semua warga sekolah.

6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di
tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:
Dalam menyelesaikan kasus dilema etika itu tergantung tingkat urgensinya.
Apabila kasusnya ringan maka aka saya putuskan segera.Namun apabila
kasusnya agak berat dan perlu pemikiran yang mendalam, maka akan saya bawa
ke forum tim manajemen sekolah. Saya memiliki jadwal rapat koordinasi rutin
dengan tim manajemen sekolah untuk membahas perencanaan kegiatan,
masalah yang muncul, maupun informasi dari Cabdin. Dalam rapat inilah akan
dibahas tentang konteks permasalahannya, siapa saja yang berkaitan dalam hal
ini, data/fakta yang terkait, konfirmasi kebenaran data, analisis, sudut pandang,
pendapat/ masukkan, kemungkinan-kemungkinan keputusan yang bisa diambil,
konsekuensi, dan resiko. Sehingga diambil keputusan tentang bagaimana bentuk
dan prosedur penyelesaian yang akan dijalankan. Setelah keputusan berjalan

7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau
membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Yang membantu saya dalam pengambilan keputusan adalah masukan dan
pertimbangan tim manajemen sekolah untuk memberikan berbagai kemungkinan
penyelesaian masalah serta menetapkan keputusan yang akan diambil dalam
menangani kasus-kasus dilema etika.

8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik
dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:
Pembelajaran dalam pengambilan keputusan adalah pentingnya bersikap bijak
serta perlu memahami konteks permasalahan, menggali informasi, memiliki data
yang akurat, analisis yang mendalam, kooordinasi dan komunikasi menjadi
sangat penting untuk menjaga harmonisasi lingkungan kerja serta untuk
memperbanyak referensi dalam pengambilan kebijakan sehingga keputusan yang
diambil berorientasi pada kepentingan banyak orang, dapat
dipertanggungjawabkan, serta sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
Foto wawancara bersama Bapak Drs Wartono, kepala SMK Negeri 1 Pati.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Pati yaitu Bapak
Wijanarko, S.Pd, M.Si pada hari Kamis, 13 April 2023 pukul 13.00 WIB.

1. Selama ini, bagaimana Bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang


merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:
Untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan
moral, Saya mencoba memahami masalah tersebut berdasarkan aspek moral dan
hukum. Apabila kasus tersebut merupakan sebuah kondisi yang dimana
seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah
keputusan maka termasuk dalam Bujukan Moral. Apabila kasus tersebut
merupakan sebuah kondisi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya
benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan, maka termasuk
Dilema Etika.

2. Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan pengambilan keputusan di sekolah


Bapak, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-
sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:
Dalam mengambil keputusan di sekolah, terutama untuk kasus-kasus di mana ada
dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai
kebajikan, Saya terlebih dahulu akan mengidentifkasi masalah yang sedang
terjadi, menentukan siapa saja yang terlibat dalam masalah tersebut. Kemudian
Saya mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah tersebut untuk
mengumpulkan fakta-fakta maupun informasi untuk kemudian menganalisis
permasalahan tersebut benar atau salah. Dari situ kemudian Saya bisa mengambil
keputusan dan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Terakhir Saya
akan melakukan refleksi terhadap terhadap keputusan tersebut.

3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:
Langkah-langkah atau prosedur biasa Saya lakukan selama ini adalah
mengidentifkasi masalah, menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan
fakta-fakta, menganalisis benar atau salah, menentukan alternatif atau solusi yeng
tepat, membuat keputusan dan melakukan refleksi.
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Hal-hal apa saja yang selama ini Saya anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika adalah Saya mengumpulkan siapa saja
yang terlibat. Saya melakukan diskusi dengan siapa yang terlibar, guru dan
pemangku kepentingan lainnya untuk mengumpulkan fakta dan mencari alternatif
solusi dari permasalahan tersebut. Dalam menentukan keputusan yang Saya
berpegang teguh pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berorientasi pada
aturan yang benar, dan mengutamakan rasa peduli. Keputusan yang Saya ambil
juga harus memperhatikan efek jangka Panjang dari permasalahan tersebut.

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Hal-hal yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika adalah mencari keputusan yang paling tepat,
dimana keputusan tersebut baik untuk semua pihak, tidak memihak kepada salah
satu pihak dan tidak merugikan salah satu pihak. Oleh karena itu, dalam
pengambilan keputusan Saya selalu berorientasi terhadap peraturan yang berlaku
dengan tidak melupakan kepedulian terhadap sesama.

6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di
tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:
Dalam penyelesaian kasus dilema etika, Saya tidak memiliki jadwal khusus untuk
penyelesaiannya. Untuk masalah yang Saya anggap ringan, maka Saya langsung
menyelesaikan pada saat itu juga. Untuk permasalah yang tergolong berat, maka
Saya akan melakukan prosedur untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut.
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau
membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:
Dalam pengambilan keputusan, Saya akan cenderung melibatkan guru, tenaga
kependidikan dan segenap pemangku kepentingan sekolah untuk melakukan
kegiatan diskusi bersama ataupun musyawarah, dengan tujuan untuk menemukan
alternatif solusi terhadap permasalahan yang terjadi dan menentukan keputusan
yang paling tepat untuk kepentingan bersama.

8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik
dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:
Pembelajaran yang dapat Saya ambil dari pengalaman Saya dalam mengambil
keputusan dilemma etika adalah Saya bisa lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan, dengan mempertimbangan fakta yang terjadi dan hasil diskusi
bersama dengan tim untuk menemukan solusi terbaik. Saya juga belajar untuk
lebih bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah saya ambil.

Foto wawancara bersama Bapak Wijanarko, S.Pd., M.Si Kepala SMK Negeri 2 Pati.
F. REFLEKSI WAWANCARA
1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-
pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila
dibandingkan dengan hal-hal yang Saya pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengujian, apa yang Saya dapatkan?
Berdasarkan hasil wawancara, hal-hal menarik yang muncul dalam wawancara
adalah :
1. Pengambilan keputusan dilakukan secra objektik dan berkeadlian.
2. Pengambilan keputusan dilakukan didahului dengan mengumpulkan fakta dan
informasi melalui kegiatan diskusi maupun musyarah untuk menentukan solusi
terhadap permasalahan yang terjadi.
3. Meminimalisir dampat negatif dalam keputusan yang diambil, keputusan
tersebut baik untuk semua pihak, tidak memihak kepada salah satu pihak dan
tidak merugikan salah satu pihak.
Menurut hasil wawancara dengan kedua Kepala Sekolah tersebut, Kedua Kepala
Sekolah tersebut sudah melaksanakan prinsip pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab seperti modul 3.1 dimana Kepala Sekolah tersebut
memperhatikan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip penyelesaian masalah
dilema etika, serta memuat langkah pengambilan keputusan.
Namun pada penerapannya saat pengambilan keputusan, belum dilakukan secara
urut dan lengkap sesuai dengan 9 langkah pengambilan keputusan, khususnya
pada uji benar salah dan investigasi opsi trilemma.

2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah
sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu
pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?
Persamaan dari pimpinan yang saya wawancarai adalah:
1. melakukan mengkonfirmasi permasalahan pada yang bersangkutan untuk
mendapatkan fakta/ data.
2. melakukan analisis pengujian ,meskipun belum secara lengkap.
3. melakukan musyawarah untuk mendapatkan alternatif solusi.
4. menerapkan prinsip penyelesaian dilema.
5. merencanakan refleksi terhadap keputusan yang diambil
Kepala SMK Negeri 1 Pati lebih mengedepankan koordinasi dengan tim
manajemen sekolah dalam pengambilan keputusan dilema etika. Beliau memiliki
jadwal khusus secara regular untuk rapat koordinasi dengan tim tersebut. Namun
belum secara spefik melakukan pengujian benar-salah, dan pengujian benar-
benar. Prinsip penyelesaian dilema dilaksanakan secara implisit.
Sedangkan kepala SMK Negeri 2 Pati dalam pengambilan keputusan terkait
dilema etika cenderung melibatkan guru, tenaga kependidikan dan segenap
pemangku kepentingan sekolah untuk melakukan musyawarah. Agenda
musyawah ini dilakukan secara insidental sesuai kebutuhan. Prinsip penyelesaian
dilema dilaksanakan secara eksplisit.

3. Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan


yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur
efektivitas pengambilan keputusan mereka?
Rencana kedepannya para pimpinan tersebut jika menghadapi permasalahan
dilemma etika ataupun bujukan moral akan melakaukan tahapan-tahapan
pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian
dan investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas pengambilan keputusan
adalah dengan melakukan pengujian benar-salah, melakukan refleksi atas
keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan masukan dari pihak lain
yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.

4. Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika


pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda
yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?
Jika Saya menghadapi permasalahan dilema etika dalam pengambilan keputusan
dan pengujian keputusan yang membuat dilema, maka Saya akan menerapkan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prosedur pengambilan dan
pengujian keputusan dimulai dari mengenali nilai-nilai yang bertentangan,
menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang
relevan dengan situasi ini, melakukan pengujian benar atau salah, melakukan
pengujian paradigma benar lawan benar. melakukan prinsip resolusi, investigasi
opsi trilema, membuat keputusan dan melihat kembali keputusan serta melakukan
refleksi.
Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ketika
Saya dihadapkan pada permasalahan dilema etika ataupun bujukan moral. Saya
juga akan menerapkannya ketika Saya dimintai bantuan maupun pertimbangan
oleh rekan sejawat Saya saat mengalami situasi dilemma etika dan bujukan moral.
Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara:

Ada (A)/
No. Tugas
Tidak Ada (TA)

1. Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara Ada


tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang
masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan
hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

2. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Ada


Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau
perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu
pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

3. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani Ada


pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema
etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas
pengambilan keputusan mereka?

4. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan Ada


keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-
murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain?
Kapan Anda akan menerapkannya?

5. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, Ada


format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda
mengujinya/membacanya dan melihat
hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan
Anda?

6. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji Ada


untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah
sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan
kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

Anda mungkin juga menyukai