2
JURNAL DWI MINGGUAN
PEMIMPIN DALAM
PENGELOLAAN SUMBERDAYA
RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi dilaksanakan pada
tanggal 27-29 September 2023. Pada tahap
ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi satu adalah
diskusi dengan anggota kelompok yang
dipandu oleh fasilitator dan yang kedua
DEMONTRASI KONTEKSTUAL
adalah bagian presentasi hasil diskusi Demontrasi Kontekstual
kelompok. Semua itu dilakukan melalui dilaksanakan pada tanggal 3-
room google meet. Disini kami melakukan 4 Oktober 2023. Disini kami
diskusi untuk membahas kekuatan/aset ditugaskan untuk Adapun tautan
sumber daya daerah yang dimanfaatkan menganalisis video di LMS tugasnya dapat
untuk mendukung program sekolah adapun dilihat di:
tentang visi dan prakarsa https://drive.google.
yag menjadi pilihan sekolah kelompok saya perubahan, mengidentifikasi com/file/d/1sB4fBo5
adalah SDN Kenari sebagai sekolah saya kegiatan-kegiatan yang 3FyONvCvKD2o1gGY
sendiri. Setelah itu Dilanjutkan ruang berhubungan dengan masing- l6slXZ1IS/view?
kolaborasi sesi 2 yaitu presentasi hasil usp=sharing
masing tahapan BAGJA,
kelompok. mengidentifikasi peran
pemimpin pembelajaran, dan
Adapun tautan tugasnya dapat dilihat di : menganalisis modal utama
https://drive.google.com/file/d/1XXZdaO3aEh yang dapat dimanfaatkan.
mfFSM8rc9pOQ3TV9pTPl1a/view?usp=sharing
PERISTIWA
aksi nyata
Pada aksi nyata ini kami sebagai calon guru
penggerak diminta untuk melakukan aksi nyata
dengan mengidentifikasikan sumber daya sebagai
aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi
sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif
agar semua warga sekolah dapat bersama-sama
mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Tugas tersebut dikumpulkan pada
02 November 2023.
Adapun tautan tugasnya dapat dilihat di:
https://drive.google.com/file/d/1vNhuz16xM2HHPl-fF-
b8qgHPOK5gXjYl/view?usp=sharing
perasaan
Perasaan sebelum mempelajari modul 3.2 ini saya berpikir bahwa dalam
melaksanakan program sekolah kita perlu mempertimbangkan kendala yang
dialami sheingga tidak jarang menghambat jalannya program. saya juga
berpikir bahwa aset yang ada di sekolah hanya berupa sarana dan prasarana
yang di sekolah. Setelah mempelajari modul ini saya tahu bahwa banyak aset
yang dapat dioptimalkan untuk mendukung program sekolah dan kita sebagai
pemimpin perlu berpikir berbasis aset/kekuatan. Dengan cara pandang berbasis
aset ini membuat saya optimis bahwa selain program sekolah akan berjalan
juga akan mendorong produktivitas seluruh ekosistem sekolaj.
Perasaan saya senang karena dapat berbagi praktik baik bagaimana kita
memetakan aset/modal yang ada di sekolah. Dengan memetakan aset/modal
yang ada kita dapat memanfaatkannya untuk merencanakan program yang
berdampak bagi murid.
pembelajaran
Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu mengenai Pendekatan berbasis aset (asset-
based approach) akan memusatkan perhatian pada kekuatan dan potensi yang ada di sekolah.
Pendekatan berbasis aset memiliki manfaat yang lebih positif dalam mengembangkan diri dan
mencari peluang, daripada pendekatan berbasis kekurangan yang cenderung menimbulkan
pemikiran negatif. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengadopsi pendekatan berbasis aset untuk
melihat sumber daya sekolah agar dapat memanfaatkan kekuatan dan potensi yang ada untuk
mencapai kesuksesan.
Selain itu pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya juga dapat menggunakan Asset-Based
Community Development (ABCD) kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)
yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann. Pendekatan PKBA atau Asset-Based
Community Development (ABCD) merupakan suatu kerangka kerja yang membangun kemandirian
dari suatu komunitas dengan memfokuskan pada potensi aset/sumber daya yang dimilikinya.
Dalam pemanfaatannya, terdapat tujuh aset tersebut dapat saling beririsan satu sama lain
diantaranya: Modal manusia, Modal sosial, Modal politik, Modal agama dan budaya, Modal fisik,
modal lingkungan/alam, dan modal finansial.
Ketujuh modul ini sangat penting dalam mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang
berpihak pada murid. Oleh karena itu, sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber
daya, kita harus dapat mengimplementasikan pendekatan berbasis aset ini di kelas, sekolah, dan
masyarakat sekitar kita
penerapan
Setelah mempelajari modul ini Kedepannya
sebagai pemimpin saya harus mengelola 7 aset
utama sebagai kekuatan dalam meningkatan
mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan
pendekatan berbasis kekuatan/aset yang akan mendorong produktivitas
seluruh warga sekolah. Dalam kaitannya untuk mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid SDM menjadi kunci keberhasilan. Maka dari itu
sebagai guru sekalugus aset sekolah yang sangat penting dalam hal ini perlu
berinovasi dan memperkaya diri dalam mengelola sumber daya di kelas dan
di sekolah agar tercipta pendidikan yang bermutu.
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, memberdayakan nilai dan
peran guru, membuat visi perubahan, menciptakan budaya positif,
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional agar
pengambilan keputusan tepat, melakukan coach dan supervisi akademik,
pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan dapat dilakukan jika
pengelolaan sumber daya dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh.