Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Refleksi

Dwi Mingguan
Modul 1.3
Pada jurnal refleksi dwi
mingguan modul 1.3 tentang visi
guru penggerak ini disusun
berdasarkan model DEAL
(Description, Examination, and
Articution of Learning). model ini
dikembangkan oleh Ash dan
Clayton (20009) dengan cara
mendeskripsikan pengalaman,
kemudian menganalisis
pengalaman tersebut dan
menjelaskan apa yang dipelajari
untuk perbaikan di masa depan
Description
Pada modul 1.3 ini, saya mempelajari
bagaimana menyusun visi sebagai guru
penggerak melalui gambaran impian murid
saya di masa depan. pembelajaran ini
diawali dengan sebuah refleksi pada alur
mulai dari diri. pada alur ini, kita diminta
untuk menggambarkan bagaimana murid
kita di masa depan.
Pada tugas ini saya membuat gambaran
tentang murid impian saya adalah pribadi
yang religius, berkarakter, disiplin, sehat,
inovatif dan kreatif, berwawasan global
serta berbudaya lingkungan sesuai dengan
profil pelajar pancasila.
setelah menjabarkan murid seperti apa yang
saya impikan, saya juga diminta untuk menyusun
visi saya sebagai guru penggerak dari gambaran
murid yang saya impikan ini. hal ini dilakukan
agar impian saya terhadap murid ini menjadi
sebuah kenyataan dan dapat terwujud di
kehidupan yang akan datang.
Visi yang saya susun berdasarkan impian
saya itu adalah "Mewujudkan peserta didik yang
berprestasi dan sesuai profil pelajar pancasila"
Setelah menyusun visi saya juga membuat
prakarsa perubahan melalui paradigma Inkuiri
Apresiatif (IA). dimana pendekatan ini adalah
suatu pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA
menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif di
sekolah.
Pendekatan IA dapat dimulai dengan
mengidentifikasi hal baik apa yang ada di
sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut
dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk
mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui
tahapan BAGJA.
Pada alur eksplorasi konsep terdapat hal
menarik yang saya peroleh yaitu saat ditugaskan
untuk berlatih membuat alur tahapan BAGJA
untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang
akan dilakukan. pada tahapn ini saya menyusun
prakarsa perubahan dari visi yang telah saya
buat yaitu :
"Mengembangkan minat dan bakat siswa melalui
program ekstrakurikuler".
Pendekatan IA dapat dimulai dengan
mengidentifikasi hal baik apa yang ada di
sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut
dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk
mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui
tahapan BAGJA.
Pada alur eksplorasi konsep terdapat hal
menarik yang saya peroleh yaitu saat ditugaskan
untuk berlatih membuat alur tahapan BAGJA
untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang
akan dilakukan. pada tahapn ini saya menyusun
prakarsa perubahan dari visi yang telah saya
buat yaitu :
"Mengembangkan minat dan bakat siswa melalui
program ekstrakurikuler".
EXAMINATION

Pada modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar


merumuskan suatu visi atau cita-cita yang kita
impikan tentang murid, kemudian cita-cita
tersebut kita susun untuk diwujudkan dalam
sebuah aksi nyata baik di kelas maupun di
sekolah dengan sebuah prakarsa perubahan
yang disusun dengan menggunakan paradigma
Inkuiri Apresiatif Alur BAGJA.
Ini merupakan pengalaman pertama dan luar
biasa bagi saya dan tentunya sangat
bermanfaat. melalui tahapan ini memberikan
peluang bagi saya untuk dapat mewujudkan
murid yang saya impikan sehingga menjadi
sebuah perencanaan yang matang dan menjadi
fokus berbuat untuk kemajuan anak didik kita.
Tahapan BAGJA melalui prakarsa perubahan ini
menjadi gambaran nyata apa yang akan kita lakukan
dan bagaimana meujudkannya. selama ini saya
memang memiliki impian tentang siswa namun
impian itu tidak akan terwujud dengan baik karena
saya tidak memiliki perencanaan dan prakarsa
perubahan. saya cenderung menunggu padahal
untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, maka
harus dimulai dari diri kita sendiri.
Kita tidak mungkin akan memaksa orang lain
bergerak jika kita tidak mengawali bergerak. Hal ini
memotivasi saya bahwa saya harus berani masuk ke
dalam lingkaran pengaruh agar orang-orang di
sekitar saya tergerak untuk berubah cara mendidik
murid yaitu dengan menuntun bukan menuntut
ARTICULATION OF
LEARNING
Pada modul 1.3 ini saya mempelajari
teantang cara mewujudkan sebuah visi
sekolah impian dan melakukan proses
perubahan dengan menggunakan sebuah
pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini
dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pendekatan yang saya pelajari pada modul
1.3 ini adalah Inkuiri apresiatif (IA)
dikembangkan oleh David Cooperrider
(Cooperrider & Whitney, 2005; Noble &
McGrath, 2016).
Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan
pendekatan kolaboratif berbasis kekuatan
yang bertujuan untuk melakukan
perubahan, inkuiri apresiatif juga
merupakan model managemen kolaboratif
yang membawa perbaikan dalam suatu
sistem misalnya di sekolah atau dalam
lingkup kecil adalah kelas.
Managemen perubahan ini kita
lakukan dengan menyusun tindakan
menggunakan tahapan B-A-G-J-A. Hal
paling penting dan saya garis bawahi
dalam menyusun prakarsa perubahan ini
adalah melihat kekuatan bukan masalah.
Selama ini dalam pandangan kita
sebagai guru terutama saya untuk
melakukan suatu perubahan itu selalu
melihat masalah sehingga yang muncul
adalah mencari kesalahan bukan solusi
sedangkan jika kita melihat kekuatan
atau potensi yang ada, maka kita akan
berfokus pada kekuatan atau kelebihan
bukan kelemahan.
Dari pelajaran tersebut saya berpikir
tentang rencana ke depan sebagai aksi
nyata saya di kelas dalam mewujudkan
visi murid impian dengan merumuskan
prakarsa perubahan yang saya fokuskan
pada menuntun kekuatan atau potensi
murid, saya harus menanamkan dalam
hati mulai sekarang bahwa tidak ada
murid bodoh yang ada adalah kita
sebagai guru yang tidak mampu
mengarahkan potensinya.
Salah satu aksi nyata saya di kelas
untuk mewujudkan prakarsa perubahan
yang saya buat adalah
denganmewujudkan ekstrakurikuler
untuk murid-murid saya. meskipun
belum maksimal karena terkendala
berbagai hal, saya tetap mengupayakan
untuk mewujudkan wadah bagi minat
dan bakat yang mereka miliki

Anda mungkin juga menyukai