Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

Modul 1.4

ARIP KURNIAWAN S.Pd

CGP Angkatan 6

P1 Peristiwa

Pada modul 1.4 ini berisi tentang budaya postif, dengan alur merdeka saya memulai dengan mulai
dari diri sendiri tujuan khusus dari mulai diri di modul ini adalah mengaktifkan pengetahuan awal
apa yang telah dipelajari sebelumnya dengan konsep lingkungan dan budaya positif sekolah. Pada
mulai diri saya menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada di lms dan saya juga membuat refleksi
diri tentang bagaimana kita menciptakan budaya positif dengan serangkaian kegiatan yang ada di
lms pada bagian mulai diri ini. Kemudian saya juga menerangkan harapan harapan apa yang bisa
berkembang dalam diri sendiri sebagai seorang pembelajar yang memiliki pengaruh terhadap
warga sekolah. Dimana harapan saya adalah saya berharap dapat bekerjasama dengan siapapun
untuk kemajuan anak didik, membangun susana nyaman aman disekolah, memberi teladan contoh
positif bagi yang lain dan memperoleh inspirasi dan mengambil keteladann dari yang lain pula,
saya mengajak rekan rekan guru bahwa kita memiliki kelebihan dan keterbatasan masing masing
tapi jika kita bersama-sama kita bisa lebih dari yang kita pikirkan untuk keberpihakan pada murid
agar mereka selamat dan bahagia. sehingga murid merasa nyaman senang bila kita ada disekitar
mereka. Juga harapan pada siswa saya berharap murid murid saya memiliki ahklak yang baik,
menghindari pergaulan negatif,bisa bekerja sama secara positif dengan sesama murid yang lain.
dan setiap pulang sekolah kerumah dengan perasaan positif dan bahagia sehingga menularkan
perasaan positif dan bahagia ke keluarganya.

Pada langkah selanjutnya yaitu eksplorasi konsep saya mempelajari banyak hal yang pertama
adalah disiplin positif dan kebajikan universal pada modul ini kami diperkenalkan dengan teori
control , disiplin positif dan kebajikan universal. Pada teori control kita diperkenalkan ilusi ilusi
yang sebelumnya saya juga meyakini hal tersebut, dengan mempelajari teori ini ternyata kita
sebagai pendidik tidak bisa mengontrol dan memerintah pikiran murid sesuai dengan kehendak
kita, karena setiap individu mempunya kekuasaan atas pikirannya sendiri sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh DR William Glasser yang mengenalkan tentang ilusi ilusi yang selama ini
ternyata saya melakukan ilusi itu semua. Kemudian tentang makna disiplin yang selama ini saya
salah memahami sebagai kepatuhan taat dan keteraturan. Menurut KHD yang saya kutip dari LMS
bahwa dimana ada kemerdekaan disitu ada disiplin yang kuat, sungguhpun disiplin itu bersifat
“self discipline” artinya kita lah sendiri yang yang mewajibkan dengan sekeras kerasnya.

Untuk mendisiplinkan murid langkah yang harus diambil seorang pendidik adalah bagaimana
membantu memunculkan motivasi dalam diri murid, kemudian saya juga mempelajari tentang 3
motivasi manusia dari diane gossen,yaitu motivasi untuk menghindari ketidaknyamaan motivasi
untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain dan motivasi untuk menjadi orang
yang mereka inginkan den menghargai diri sendiri dengan nilai yang mereka percaya. Memang
bukan suatu hal yang mudah atau dengan sekali tepuk kita bisa memunculkan motivasi intrinsic
siswa, perlu adanya kerjasama dengan rekan yang lain dalam membantu mengenali dan
memunculkan motivasi intrinsic dari siswa. Kemudian saya juga mempelajari tentang keyakinan
kelas tentang bagaimana membuat sebuah kalimat kalimat positif yang tidak menghakimi yang
berasal dari kalimat negative, dengan kata lain kita mengubah kalimat negative menjadi kalimat
positif agar apa yang diyakini dalam kelas dan menjadi kesepakatan bersama untuk ditaati, guru
disini harus pandai pandai membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan menggeser
identitas gagal menjadi identitas sukses siswa. Dan sekali lagi hal ini perlu diterapkan dikelas dan
kita sebagai guru perlu berdiskusi dengan rekan sejawat untuk sama sama membantu
terwujudnya keyakinan dalam kelas.

Kemudian saya mempelajari kebutuhan dasar manusia yaitu bertahan hidup, love and belonging
penguasaan kebebasan dan kesenangan. Setia siswa melakukan suatu hal pasti selalu ada hal yang
mendasarinya yaitu pemenuhan kebtuhan dasar entah yang mana yang ingin dipenuhi dan itu bisa
dilihat dari tindakan indakannya. Kemudian saya juga mempelajari 5 posisi kontrol guru dalam
menghadapi permasaahan siswa yaitu sebagai penghukum,teman , pemantau, pembuat merasa
bersalah dan manajer..setelah mempelajari saya merasa selama ini posisi control saya hanya
sebatas pemantau dan penghukum, dan saya kedepannya berusaha untuk menjadi posisi control
manajer posisi manajer merupaka posisi yang paling ideal, membuat anak merasa bertanggung
jawab atas apa yang telah dilakukannya dan mampu mencari solusi ataspermasalahan. Saya
berusaha untuk menjadi posisi ontrol manajer walaupun mungkin sesekli kita melakukan posisi
control yang laintergantung apa hal permasalahan yang dihadapi, dan kami melakukan kolaborasi
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kami atas tugas yang diberika di lms. Dan kami
juga mempelajarai modul selanjutnya yaitu tentang segitiga restitusi tentang langkah langkah
penanganan siswa yang bermasalah yang bisa memunculkan rasa tanggung jawab dari siswa.

P2( Perasaan )

Ternyata selama ini langkah yang saya lakukan masih kurang ideal dalam menangani siswa siswa
mengikuti aturan hanya karena merasa takut atau tidak mau dihukum dan ketika mempelajari ini
saya seperti menemukan sesuatu hal yang baru seperti seorang anak kecil yang mendapat mainan
baru . saya senang telah mempelajari ini dan memperoleh ilmu baru terutama tentang
pembentukan keyakinan kelas dan segitiga restitusi, pada awalnya saya kesulitan untuk bagaimana
menerapkan pembentukan keyakina kelas melalui sebuah kesepakatan karena kita tidak terbiasa
dengan hal tersebut dan lebih banyak menggunakan aturan atau larangan larangan. Walau
demikian saya tetap mencoba dan menerapkan keyakina kelas dikelas yang saya ampu, saya
merasa senang dan siswa pun merasa tidak tertekan karena ide idenya muncul dari mereka
sendiri. Untuk segitiga restitusi saya masih mencoba belajar bagaimana menerapkan nnya dan
membuat kalimat kalimat ertanyaan yang bisa menimbulkan motivasi dari anak.

P3( pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh dari modul ini adalah saya harus pandai pandai sebagai guru
untuk lebih bisa persuasive kepada murid, lebih mengedapkan dialogis untuk memancing motivasi
intrinsic dari siswa. Berusaha memposisikan diri dalam posisi control ketika menghadapi siswa
bermasalah. Dan itu semua perlu latihan dan proses bagi saya untuk mewujudkannya
P4 (Penerapan)

Saya berusaha kedepannnya untuk menerapkan segitiga restitusi dan memposisikan diri sebagai
manajer, sebenarnya saya ingin bekerja sama dengan guru BK wakasek kesiswaan dan para
walikelas untuk sama sama memahami materi ini dan membentuk komunitas guru pembelajar
sehingga penanganan siswa yang mengahadapi permaslaahan bisa lebih maksimal untuk
mewujudkan motivasi intrinsic agar mereka bisa lebih bertanggung jawab. Tetapi ini semua perlu
proses dan kerjasama dari semua pihak, mungkin sesakali kita juga berperasn sebagai teman atau
pembuat merasa bersalah dengan berharap semua rekan sejawat dan unsur sekolah memahami
ini semua.

Anda mungkin juga menyukai