Anda di halaman 1dari 33

Aksi Nyata

Budaya ositif
P
Aksi Nyata Modul 1.4

DESIMINASI
DESIMINASI
BUDAYA POSITIF
BUDAYA POSITIF
M. Muslim Machbub S.
Calon Guru Penggerak Angktan 9

Rabu, 25 Agustus 2023


DISIPLIN POSITIF

KEYAKINAN KELAS

KONTEN
DESIMINASI BUDAYA KEBUTUHAN DASAR
POSITIF MANUSIA

POSISI KONTROL

SEGITIGA RESTITUSI
Kepalkan
Tangan

Kepalah dengan kencang tangan Bapak/Ibu sekalian


Mintalah rekan sebelah anda untuk membukanya
sedangkan anda bertahan dengan kepalan tangan anda
Apa yang terjadi ?
Kita tidak pernah bisa mengontrol
orang lain, tapi kita sendirilah
yang mengontrol diri kita sendiri
berdasarkan keyakinan atau
kebenaran yang kita yakinin

Terdapat sebuah ilusi :


1. Bahwa guru dapat mengontrol murid
2. Orang tua memiliki hak untuk memaksa
MANUSIA MEMUTUSKAN SESUATU UNTUK
BERGERAK BERDASARKAN MOTIVASI :

MOTIVASI KETIDAK NYAMANAN/


HUKUMAN

MOTIVASI MENDAPAT IMBALAN /


PENGHARGAAN ORANG LAIN

MOTIVASI MENJADI YANG KITA


INGINKAN DAN MENGHARGAI
DIRI SENDIRI
DISIPLIN POSITIF

Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang
pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’
dengan ketidaknyamanan.

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa


“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat
’self discipline’ yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama
saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin
diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka.“

Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung
jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka
pada nilai-nilai kebajikan universal
TUJUAN
DISIPLIN POSITIF

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan


motivasi yang ketiga pada murid yaitu menjadi
orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
ketika murid kita memiliki motivasi tersebut, mereka
telah memiliki motivasi intrinstik yang berdampak
jangka panjang, motivasi yang tidak akan
terpengaruh pada hukuman atau hadiah.
Bagaimana menurut bapak ibu

Hukuman dapat mendisplikan anak?


Hukuman Positif seperti
membaca/membersihkan halaman
dapat meningkatkan disiplin anak?
Memberi penghargaan dapat
memotivasi belajar anak?
KAYAKINAN KELAS DAN KESEPAKATAN KELAS

KEYAKINAN KELAS
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang
merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-
nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa,
agama maupun latar belakang.
seperti Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak
Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.

KESEPAKATAN KELAS
peraturan di kelas yang disepakati bersama
Tahapan membuat keyakinan kelas

1. Membuat Kesepakatan kelas dengan kalimat


positif
2. Menentukan keyakinan kelas yang dipilh
3. Menempelkan keyakinan kelas di kelas
KEYAKINAN KELAS
Peraturan Kelas

Kalimat Positif

Nilai Kebajikan
KENAPA SETELAH ADA
KEYAKINAN KELAS DAN
KESEPAKATAN KELAS
MASIH ADA SISWA YANG
BELUM DISIPLIN ?
BAGAIMANA CARANYA

1. MEMAHAMI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Pertanyaan pemantik :

Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati,


sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di
kelasnya, Doni. Beberapa anak di kelas 2A telah datang
padanya dan mengeluhkan Doni yang seringkali
meminta bekal makan siang mereka dengan paksa. Jika
Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ambar, apa yang
akan anda lakukan? Menurut anda, kira-kira apa alasan
Doni melakukan hal itu?
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA
Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua
yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita
mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu
kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan
dasar kita, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup
(survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and
belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan
penguasaan (power). Ketika seorang murid melakukan
suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya
dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar
mereka.
BAGAIMANA CARANYA
2. MEMAHAMI 5 POSISI KONTROL GURU

1 2 3 4 5
Pembuat
Penghukum Teman Pemantau Manager
rasa bersalah
POSISI
PENGHUKUM
seorang penghukum bisa menggunakan
hukuman fisik maupun verbal. kata-kata yang
diucapkannya seperti “patuhi aturan saya,
atau awas!”
Guru seperti ini senantiasa percaya ada satu
cara agar pembelajaran bisa berhasil yaitu
cara dia.
POSISI PEMBUAT RASA BERSALAH

Pembuat rasa bersalah akan menggunakan


keheningan yang membuat orang lain tidak
nyaman, bersalah dan rendah diri.
Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri
yang buruk tentang diri mereka, murid merasa
tidak berharga dan telah mengecewakan
orang-orang terdekatnya.
POSISI TEMAN

Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti


murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol muri melaui persuasi. Posisi teman
pada guru bisa negatif maupun positif. Positif
disini guru memiliki hubungan baik dengan
murid. hal negatif dari posisi temaan adalah
apabila saat guru tersebut tidak membantu
maka murid akan kecewa dan terkadang
murid tidak menunjukan sikap hormatnya
terhadap guru.
POSISI PEMANTAU

Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita


mengawasi kita bertanggung jawab atas
perilaku orang yang kita awasi. posisi
pemantau berdasarkan peraturan-peraturan
dan konsekuensi. Seorang pemantau sangat
mengandalkan penghitungan, catatan, data
yang dapat digunakan sebagai bukti. bisanya
kata-kata yang terucap :
“sanksi atau konsekuensinya apa ?”
POSISI MANAGER

Menajer adalah posisi dimana guru berbuat sesuatu


besama dengan murid, mempersilahkan murid
mempertanggung jawabkan perilakunya,
mendukung murid agar dapat menemukan solusi
dari permasalahannya. murid diajak untuk
menganalisis kebutuhan dirinya maupun kebutuhan
orang lain. Disini penekanan bukan pada membuat
konsekuensi tapi berkolaborasi dengan murid
bagaiman memperbaiki kesalahan yang ada dan
kembali keyakinan kelas yang telah disepakati.
BAGAIMANA CARANYA

3. MENERAPKAN SEGITIGA RESTITUSI

restitusi adalah proses menciptakan


kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka, sehinnga dapat
kembali ke kelompoknya dengan karakter
yang lebih baik dan kuat.
(Gossen,2004)
Tahapan Segitiga Restitusi

1 Menstabilkan identitas
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang
gagal karena melakukan kesalahan menjadi positif terhadap dirinya. Contoh mentabilkan
identidas seperti “Tidak ada manusia yang sempurna” , “Saya juga pernah melakukan
kesalahan seperti itu”.

2 Validasi tindakan yang salah


Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya ketika
melakukan kesalahan itu. Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah
memenuhi basic needs, apakah itu power, freedom, love and belonging, fun atau survival.

Our Mission
contoh kalimat validasi “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu” , “Kamu patut
bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”.

3 Menanyakan keyakinan
Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi
(langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan
berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga seperti “Apa yang kita
percaya sebagai kelas atau keluarga?”, “Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?”
KONKLUSI BUDAYA POSITIF

Berkolaborasi membuat Memahami kebutuhan Memahami 5 posisi Menerapkan


keyakinan kelas dasar manusia kontrol segitiga restitusi

MURID YANG MERDEKA BELAJAR


Dokumentasi
Dokumentasi
Umpan Balik
TERIMA KASIH
BERGERAK,TERGERAK,DAN MEENGGERAKAN

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 9


M. Muslim Machbub S.

Anda mungkin juga menyukai