id
DISIPLIN POSITIF
“Menuju Sekolah Penuh dengan Nilai-nilai Budaya Positif”
KESEPAKATAN KELAS
2
edupena.id
3
edupena.id
Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, apa
yang dia hargai.
Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi “sesuatu
yang dilakukan sesorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan”.
Nilai-nilai kebajikan yang harus dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal
dengan profil pelajar Pancasila.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Mandiri
3. Bernalar Kritis
4. Berkebhinekaan Global
5. Bergotong royong
6. Kreatif
6
edupena.id
Teori Motivasi,
Hukuman/Konsekuensi
dan Penghargaan,
Restitusi
7
edupena.id
Teori Motivasi
Motivasi perilaku manusia (Diane Gossen), terdiri dari 3 hal, yaitu:
Hukuman Konsekuensi
• Bersifat tidak terencana atau • Sudah terencana atau sudah
tiba-tiba. disepakati oleh guru dan murid.
• Bersifat satu arah, dari pihak • Murid sudah mengetahui
guru yang memberikan, dan sebelumnya konsekuensi yang
murid hanya menerima akan diterima bila ada
• Berupa tindakan fisik maupun pelanggaran.
psikis, murid/anak disakiti oleh • Konsekuensi biasanya diberikan
suatu perbuatan atau kata-kata. berdasarkan suatu data yang
umumnya dapat diukur.
Pertanyaan pemantik: Menurut bapak/Ibu, intervensi mana yang sebaikanya
kita lakukan dalam membangun budaya disiplin dan
positif di kelas maupun di sekolah?
9
edupena.id
10
edupena.id
Berikut merupakan beberapa pernyataan, tentang memberikan penghargaan yang nilainya sama dengan
menghukum seseorang.
Jika kita mendapatkan penghargaan untuk melakukan sesuatu yang baik, maka selain kita senantiasa
berharap mendapatkan penghargaan tersebut lagi, kita pun menjadi tidak menyadari tindakan baik yang
kita lakukan.
Ketika seorang diberi penghargaan atau dipuji di depan orang banyak, maka yang lain akan merasa iri,
dan sebagian dari mereka akan tidak menyukai orang yang diberikan penghargaan, mereka yang percaya
bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan akan berhenti mencoba.
Penghargaan ‘menghukum’ mereka yang tidak mendapatkan penghargaan. Misalnya dalam sistem
‘ranking’. Mereka yang mendapatkan ranking kedua akan merasa paling ‘dihukum’.
11
edupena.id
12
edupena.id
13
edupena.id
1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
2. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
3. Restitusi ‘menuntun’ untuk melihat ke dalam diri
4. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5. Restitusi diri adalah cara yang paling baik (evaluasi diri)
6. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
7. Restitusi menguatkan
8. Restitusi fokus pada solusi
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya
14
Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi
edupena.id
15
edupena.id
Iva kurang menguasai pelajaran Matematika, sehingga
pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih
banyak berdiam diri atau menggambar di buku
Analisis Kasus pelajarannya. Pada saat guru Matematikanya, Pak Seno,
menanyakan pertanyaan Iva menjadi gugup, dan tak
sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba
Pertanyaan pemantik: menjadi gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh
• Apakah Anda setuju dengan kelas pun tertawa melihat perilaku Iva yang bicara
tindakan pak Seno terhadap tergagap dan terkejut tersebut.
Iva? Mengapa?
Pak Seno pada saat itu membiarkan teman-teman Iva
• Menurut Anda, tindakan Pak
menertawakan Iva yang tergagap dan malu luar biasa,
Seno terhadap Iva adalah
sebuah hukuman atau dan malahan minta Iva untuk maju ke depan dan berdiri
konsekuensi? Mengapa? di depan kelas sambil menunjuk hidungnya karena tidak
bisa menjawab pertanyaan Pak Seno. Kelas makin
gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat Iva di depan
kelas memegang ujung hidungnya.
16
edupena.id
Keyakinan
Kelas
17
edupena.id
Keyakin Kelas
18
edupena.id
Merumuskan
Keyakinan Kelas
1. Mencatat semua masukan-
masukan para murid, bisa
dipapan tulis agar diketahui
semua.
2. Susunlah keyakinan kelas
menggunakan kalimat positif.
*Gantilah kalimat-kalimat dalam
bentuk negatif menjadi positif.
3. Setelah keyakinan kelas dibuat,
ditandatangani oleh semua
murid.
4. Keyakinan kelas diletakan di
dinding atau tempat yang
mudah dilihat semua.
19
edupena.id
Kebutuhan Dasar
Manusia
20
edupena.id
Kebutuhan Dasar
Manusia
1. Kebutuhan Bertahan Hidup (Survival)
2. Kasih sayang dan Rasa Diterima
(Kebutuhan untuk Diterima)
3. Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan
atas Kemampuan)
4. Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan)
5. Kesenangan (Kebutuhan untuk
merasa senang)
Dasar Intervensi Pedagogis, agar kita bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada murid.
21
edupena.id
Bagaimana sebaiknya
kita menumbuhkan
budaya positif dan
disiplin di kelas atau
sekolah?
22
edupena.id
PENGHUKUM MANAJER
Seorang penghukum bisa menggunakan 01 Guru berbuat sesuatu bersama
hukuman fisik maupun verbal. 05
dengan murid, mempersilakan
murid bertanggungjawab atas
PEMBUAT MERASA BERSALAH perilakunya, mendukung murid
02 agar dapat menemukan solusi
Pembuat rasa bersalah akan
atas permasalahannya sendiri.
menggunakan keheningan yang
membuat orang lain merasa tidak
nyaman, bersalah, atau rendah diri. 04
03 PEMANTAU
TEMAN
Guru pada posisi ini tidak akan Posisi pemantau berdasarkan
menyakiti murid, namun akan tetap pada peraturan-peraturan dan
berupaya mengontrol murid melalui konsekuensi. 23
persuasi.
edupena.id
Mari kita analisis bersama, “Siapa yang Mengatakan” dengan posisi kontrol
mana menurut Anda yang sering mengucapkan pernyataan-pernyataan
tersebut?
Pernyataan/Kalimat Siapa yang mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…”
“Kamu tidak pernah benar melakukannya….”
“Ayolah, lakukan demi saya ya….”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?”
“Kamu tidak akan pernah berhasil dalam kehidupan ini”
24
edupena.id
Ketiga strategi tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga restitusi, boleh dilakukan secara fleksibel tidak harus
dilakukan satu persatu secara kaku.
25
edupena.id
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
Analisis Kasus beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak
acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke
depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke
depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku,
sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di
Pertanyaan pemantik: tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan!
Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
• Dalam kasus tersebut, posisi kontrol
apa yang diambil oleh Ibu Dani
dalam pendekatannya kepada Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi
Fajar? pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun
tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu
• Membaca sikap Fajar, kira-kira Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih,
kebutuhan apa yang diperlukan oleh “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek
Fajar? mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
26
edupena.id
TERIMA KASIH
Salam dan Bahagia!
27