Anda di halaman 1dari 50

SESI BERBAGI

PEMAHAMAN DAN
PENGALAMAN PENERAPAN
BUDAYA POSITIF
ERVIN FITRI AGUSDIANA
CALON GURU PENGGERAK
ANGKATAN 7
KABUPATEN BONDOWOSO
Selamat Bergabung, Bapak Ibu
GURU HEBAT!

Mari belajar bersama, berkolaborasi,


saling mendukung demi mewujudkan
budaya positif di sekolah kita tercinta!
Apakah hakikat pendidikan menurut
bapak/ibu ?
Jika dalam pertanian, dimanakah
posisi peran kita sebagai guru ?

Benih
Jagung Petani
Ladang
Filosofi Pendidikan menurut KHD
GURU IBARAT PETANI
Guru adalah petani kehidupan yang siap menebar
benih (siswa) di lahan yang telah dipersiapkan
(sekolah) dan merawat benih tersebut dengan
baik

PENDIDIKAN ADALAH MENUNTUN


Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat

PENDIDIKAN MENGHAMBA PADA


MURID
Pendidikan haruslah menghamba pada murid sesuai
kodrat alam dan zaman serta memerdekakan murid
belajar sesuai minat, bakat serta potensi yang ada pada
masing-masing anak
Konsep Utama
Konsep Utama Modul
Modul Budaya
Budaya Positif
Positif
PERUBAHAN DISIPLIN MOTIVASI
MOTIVASI
PERUBAHAN
PARADIGMA DISIPLINPOSITIF
POSITIF PERILAKU
PARADIGMA PERILAKU
BELAJAR
BELAJAR MANUSIA
MANUSIA

KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
DASAR KEYAKINAN KELAS
DASARMANUSIA
MANUSIA

LIMA POSISI SEGITIGA


SEGITIGA
KONTROL RESTITUSI
RESTITUSI
COBALAH BUKA !

Mari kita lakukan kegiatan ‘ Cobalah Buka ’. Anda adalah A , tugas Anda adalah
mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda
menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda
perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk
kehidupan Anda. Tugas B (rekan Anda) , adalah mencoba dengan segala cara
untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh membujuk,
menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggelitik, bahkan
menawari Anda uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda.
COBALAH BUKA !

• Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa,


apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
• Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa,
apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda?
• Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali
atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?
Perubahan Paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol)

• Ilusi guru mengontrol murid.


• Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat.
• Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
• Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Perubahan Paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol)

Pembelajaran dengan paradigma baru memungkinkan setiap


murid belajar sesuai dengan tahap perkembangannya untuk
mewujudkan PROFIL PELAJAR PANCASILA.

Pada pembelajaran paradigma baru, ada perbedaan antara


paradigma stimulus respon dengan pendekatan teori kontrol.
DISIPLIN POSITIF

APA YANG TERLINTAS DI BENAK BAPAK/IBU SAAT


MENDENGAR KATA DISIPLIN ?
DISIPLIN POSITIF

Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang
dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita
cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan, hukuman

Menurut KHD, Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita
memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena
berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri.
DISIPLIN POSITIF
DISIPLIN POSITIF

Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran serta membiasakan anak melakukan sesuatu
tanpa sogokan, ancaman maupun hukuman
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki
disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-
nilai kebajikan universal
dan memiliki motivasi intrinsik, bukan hanya motivasi ekstrinsik.
DISIPLIN POSITIF
Saat ini, motivasi apakah yang mendasari
tindakan Kita ?

Bila di sekolah kita tidak ada aturan yang memberikan


surat teguran bagi karyawan yang sering datang
terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan kita
penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering
tepat waktu, apakah kita akan tetap datang tepat waktu
untuk mengajar murid-murid kita?
Sebagai seorang pendidik, saat kita perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari
tindakan kita?
• Apakah kita hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas, dan
mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau
• Kita ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan kita, atau mendapat penghargaan sebagai guru
berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau
• KIta ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung
jawab serta menghargai diri sendiri sebagai teladan bagi murid-murid guru-guru, serta
lingkungan kita karena kita percaya, tindakan kita sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi
panutan oleh lingkungan kita (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).
• Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan kita, atau adakah suatu proses
perubahan motivasi antara dua motivasi?
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
Sa
MENGHINDARI MENDAPATKAN IMBALAN ATAU a tI
Saat Ini ni
KETIDAKNYAMANAN ATAU PENGHARGAAN DARI ORANG
HUKUMAN
Murid melakukan disiplin diri karena takut di Murid melakukanLAIN
disiplin diri karena ingin
hukum. Ini merupakan tingkat terendah dari dipuji, ingin mendapatkan hadiah atau
motivasi perilaku manusia dan bersifat eksternal pengakuan dari orang lain. Motivasi ini juga
bersifat eksternal

MENGHARGAI NILAI-NILAI
KEBAJIKAN DIRI IMPIAN
Murid melakukan disiplin diri karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai,
dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang
melakukan nilai-nilai yang
mereka yakini tersebut. Motivasi ini yang membuat murid memiliki disiplin
positif karena motivasi yang terbentuk bersifat internal
HUKUMAN, KONSEKUENSI DAN
RESTITUSI
HUKUMAN koNSEKUENSI
Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang
memberikan, dan murid hanya menerima Sudah terencana atau sudah disepakati; sudah dibahas
suatu hukuman tanpa melalui suatu kesepakatan, atau dan disetujui oleh murid dan guru. Umumnya bentuk-
pengarahan dari pihak guru, baik sebelum bentuk konsekuensi dibuat oleh pihak guru (sekolah),
atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa dan murid sudah mengetahui sebelumnya konsekuensi
fisik maupun psikis, murid/anak disakiti yang akan diterima bila ada pelanggaran
oleh suatu perbuatan atau kata-kata

RESTITUSI
IMPIAN
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan,
dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain
Dihukum oleh PENGHARGAAN
Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti
meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu, untuk
memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta atau
yang membujuk. Dorongannya external dan akan ada faktor
ketergantungan
Dihukum oleh PENGHARGAAN

“Saat kita berulang kali menjanjikan hadiah


kepada anak-anak agar berperilaku bertanggung jawab,
atau kepada seorang murid agar mempelajari sesuatu yang baru,
atau kepada seorang karyawan agar melakukan pekerjaan yang berkualitas,
kita sedang berasumsi mereka tidak dapat melakukannya,
atau mereka tidak akan memilih untuk melakukannya.”
(Alfie Kohn)
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
• Penghargaan efektif jika kita menginginkan seseorang melakukan sesuatu
yang kita inginkan, dalam jangka waktu pendek.
• Jika kita menggunakan penghargaan lagi, dan lagi, maka orang tersebut akan
bergantung pada penghargaan yang diberikan, serta kehilangan motivasi dari
dalam.
• Jika kita mendapatkan penghargaan untuk melakukan sesuatu yang baik,
maka selain kita senantiasa berharap mendapatkan penghargaan tersebut lagi,
kita pun menjadi tidak menyadari tindakan baik yang kita lakukan.
5 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

• Kebutuhan Bertahan Hidup


• Kebutuhan akan kasih sayang
dan rasa diterima
• K.ebutuhan Penguasaan
• Kebutuhan Akan Kebebasan
• Kebutuhan Akan kesenangan
kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur
Bertahan Hidup dan oksigen (sandang, pangan, papan).

Kasih Sayang kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.

Kebutuhan ini berhubungan dengan kekuatan untuk mencapai sesuatu,


Penguasaan menjadi kompeten, menjadi terampil, diakui atas prestasi dan keterampilan
kita, didengarkan dan memiliki rasa harga diri.

Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi,


Kebebasan memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang.

Kesenangan Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan,


bermain, dan tertawa
CONTOH KASUS

Ibu Laili, guru wali kelas kelas XI TKJ 1, sedang bingung


menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Doni. Beberapa
anak di kelas XI TKJ 1 telah datang padanya dan mengeluhkan
Doni yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan
paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Laili , apa yang
akan anda lakukan? Menurut anda, kira-kira apa alasan Doni
melakukan hal itu?
5 POSISI KONTROL

PENGHUKU
M MANAJER

PEMBUAT PEMANTAU
RASA
BERSALAH
TEMAN
contoh kasus : Menggunakan sandal ke
sekolah
PENGHUKUM PEMBUAT RASA TEMAN
BERSALAH
"Berapa kali bu guru harus "Ayolah patuhi tata tertibnya.
"Patuhi aturan sekolah!
Buka sandalmu dan jangan memberi tahu kamu tidak Buat ibu guru bangga.! kali ini
menggunakannya selama di boleh menggunakan sandal ke tidak apa-apa nanti ibu bantu
sekolah!" sekolah! Bu guru kecewa cari solusianya"
dengan kamu!"

PEMANTAU MANAJER
"Apakah kamu tau kesalahanmu?
"Peraturannya bagaimana? Bagaimana dengan keyakinan
kamu melanggar, jadi apa yang sudah di sepakati?
konsekuensinya? Bagaimana cara mu memperbaiki
hal ini?"
KEYAKINAN KELAS

Mengapa keyakinan Kelas?? Mengapa bukan peraturan kelas saja???

• Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai
kendaraanroda dua/motor?
(Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’).
• Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap
saat?
(Kemungkinan jawaban Anda adalah ‘untuk kesehatan dan/atau keselamatan’).

Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu
nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar
belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk
menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.
Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan
memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang
diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa
tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang
mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.
PEMBUATAN KEYAKINAN KELAS

LEBIH ABSTRAK DI BANDINGKAN PERATURAN


KELAS
SESUAI DENGAN KONDISI SEKOLAH AGAR MUDAH DI
TERAPKAN
PERNYATAAN BERSIFAT POSITIF

SEDIKIT SAJAAGAR LEBIH MUDAH DI INGAT

BERUPA PERNYATAAN UNIVERSAL

MELIBATKAN SEMUAANGGOTA
KELAS
Proses Pembuatan Keyakinan Kelas X TKJ
2

Berdiskusi tentang Peraturan Kelas


Curah pendapat tentang peraturan
Merumuskan peraturan menjadi
keyakinan
Meninjau keyakinan yang
telah disepakati bersama
Proses Pembuatan Keyakinan Kelas X TKJ
2
Implementasi Keyakinan Kelas X TKJ 2
SEGITIGA
RESTITUSI
SEGITIGA
RESTITUSI
SEGITIGA
RESTITUSI
SEGITIGA
RESTITUSI
SEGITIGA
RESTITUSI
SEGITIGA
RESTITUSI
BUDAYA
POSITIF
Dalam penumbuhan budaya positif kita harus tahu 5 KEBUTUHAN
DASAR murid kita dan menerapkan DISIPLIN POSITIF dengan 5
POSISI KONTROL kita sebagai guru. Penerapan disiplin ini tidak luput
dari KEYAKINAN KELAS yang telah disepakati bersama. Namun
ketika anak melakukan pelanggaran kita hendaknya tidak menghukum
namun membimbing mereka untuk menyadari konsekuensi apa yang
bisa mereka canangkan melalui penerapan SEGITIGA RESTITUSI
BUDAYA
POSITIF

Seorang guru memiliki peran untuk membangun atau


mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya positif
merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan
universal yang diterapkan di sekolah.
BUDAYA
POSITIF

TERIMA KASIH
...
Salam Dan Bahagia
Guru Bergerak, Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai