PEMAHAMAN DAN
PENGALAMAN PENERAPAN
BUDAYA POSITIF
ERVIN FITRI AGUSDIANA
CALON GURU PENGGERAK
ANGKATAN 7
KABUPATEN BONDOWOSO
Selamat Bergabung, Bapak Ibu
GURU HEBAT!
Benih
Jagung Petani
Ladang
Filosofi Pendidikan menurut KHD
GURU IBARAT PETANI
Guru adalah petani kehidupan yang siap menebar
benih (siswa) di lahan yang telah dipersiapkan
(sekolah) dan merawat benih tersebut dengan
baik
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
DASAR KEYAKINAN KELAS
DASARMANUSIA
MANUSIA
Mari kita lakukan kegiatan ‘ Cobalah Buka ’. Anda adalah A , tugas Anda adalah
mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda
menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda
perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk
kehidupan Anda. Tugas B (rekan Anda) , adalah mencoba dengan segala cara
untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh membujuk,
menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggelitik, bahkan
menawari Anda uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda.
COBALAH BUKA !
Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang
dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita
cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan, hukuman
Menurut KHD, Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita
memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena
berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri.
DISIPLIN POSITIF
DISIPLIN POSITIF
Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran serta membiasakan anak melakukan sesuatu
tanpa sogokan, ancaman maupun hukuman
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki
disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-
nilai kebajikan universal
dan memiliki motivasi intrinsik, bukan hanya motivasi ekstrinsik.
DISIPLIN POSITIF
Saat ini, motivasi apakah yang mendasari
tindakan Kita ?
MENGHARGAI NILAI-NILAI
KEBAJIKAN DIRI IMPIAN
Murid melakukan disiplin diri karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai,
dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang
melakukan nilai-nilai yang
mereka yakini tersebut. Motivasi ini yang membuat murid memiliki disiplin
positif karena motivasi yang terbentuk bersifat internal
HUKUMAN, KONSEKUENSI DAN
RESTITUSI
HUKUMAN koNSEKUENSI
Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang
memberikan, dan murid hanya menerima Sudah terencana atau sudah disepakati; sudah dibahas
suatu hukuman tanpa melalui suatu kesepakatan, atau dan disetujui oleh murid dan guru. Umumnya bentuk-
pengarahan dari pihak guru, baik sebelum bentuk konsekuensi dibuat oleh pihak guru (sekolah),
atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa dan murid sudah mengetahui sebelumnya konsekuensi
fisik maupun psikis, murid/anak disakiti yang akan diterima bila ada pelanggaran
oleh suatu perbuatan atau kata-kata
RESTITUSI
IMPIAN
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan,
dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain
Dihukum oleh PENGHARGAAN
Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti
meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu, untuk
memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta atau
yang membujuk. Dorongannya external dan akan ada faktor
ketergantungan
Dihukum oleh PENGHARGAAN
Kasih Sayang kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
PENGHUKU
M MANAJER
PEMBUAT PEMANTAU
RASA
BERSALAH
TEMAN
contoh kasus : Menggunakan sandal ke
sekolah
PENGHUKUM PEMBUAT RASA TEMAN
BERSALAH
"Berapa kali bu guru harus "Ayolah patuhi tata tertibnya.
"Patuhi aturan sekolah!
Buka sandalmu dan jangan memberi tahu kamu tidak Buat ibu guru bangga.! kali ini
menggunakannya selama di boleh menggunakan sandal ke tidak apa-apa nanti ibu bantu
sekolah!" sekolah! Bu guru kecewa cari solusianya"
dengan kamu!"
PEMANTAU MANAJER
"Apakah kamu tau kesalahanmu?
"Peraturannya bagaimana? Bagaimana dengan keyakinan
kamu melanggar, jadi apa yang sudah di sepakati?
konsekuensinya? Bagaimana cara mu memperbaiki
hal ini?"
KEYAKINAN KELAS
• Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai
kendaraanroda dua/motor?
(Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’).
• Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap
saat?
(Kemungkinan jawaban Anda adalah ‘untuk kesehatan dan/atau keselamatan’).
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu
nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar
belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk
menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.
Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan
memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang
diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa
tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang
mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.
PEMBUATAN KEYAKINAN KELAS
MELIBATKAN SEMUAANGGOTA
KELAS
Proses Pembuatan Keyakinan Kelas X TKJ
2
TERIMA KASIH
...
Salam Dan Bahagia
Guru Bergerak, Indonesia Maju