Anda di halaman 1dari 24

SOSIALISASI PENERAPAN

BUDAYA POSITIF PADA SISWA


SMP N. 2 KOTANOPAN

AKHMAT FAUSI, S.Pd


CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN MANDAILING NATAL
RINCIAN AKSI NYATA

1. WEBINAR SOSIALISASI PENERAPAN


BUDAYA POSITIF PADA SISWA SMP
NEGERI 2 KOTANOPAN.

2. PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI


SEKOLAH.
BAGIAN 1
WEBINAR MINI 5 ORANG PESERTA DENGAN TEMA :

SOSIALISASI PENERAPAN BUDAYA POSITIF PADA SISWA SMP N. 2


KOTANOPAN
BAGAIMANA CARA MENUMBUHKAN BUDA POSITIF
PADA SISWA
MATERI SOSIALISASI

 MOTIVASI PERILAKU MANUSIA


 KEYAKINAN KELAS
 5 KEBUTUHAN DASAR
 LIMA POSISI KONTROL
 SEGITIGA RESTITUSI
3 MOTIVASI PERILAKU MANUSIA

1. UNTUKMENGHINDARI KETIDAK NYAMANAN ATAU HUKUMAN


2. UNTUK MENDAPATKAN IMBALAN ATAU PENGHARGAAN DARI ORANG LAIN
3. UNTUK MENJADI ORANG YANG MEREKA INGINKAN DAN MENGHARGAI DIRI
SENDIRI DENGAN NILAI-NILAI YANG MEREKA PERCAYA.
KEYAKINAN KELAS
• Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di kelas dapat menentukan
terciptanya sebuah lingkungan positif
• Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya membentuk
sebuah budaya positiuf
• Untuk terbentuknya budaya posotif pertama tama perlu diciptakan dan di sepakati
keyakinan-keyakinan
PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS

• Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih rinci dan konkrit
• Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal
• Pernyataan keyakinan kelassenantiasa dibuat dalam bentuk positif
• Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak sehingga mudah di ingat dan dipahami semua warga kelas
• Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat di terapkan di lingkungan tersebut
• Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah
pendapat.
• Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu kewaktu
5 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
SELURUH TINDAKAN MANUSIA MEMILIKI TUJUAN TERTENTU. SEMUA
YANG KITA LAKUKAN ADALAH USAHA TERBAIK KITA UNTUK
MENDAPATKAN APA YANG BKITA INGINKAN. KETIKA KITA
MENDAPATKAN APA YANG KITA INGINKAN SEBETULNYA SAAT ITU KITA
SEDANG
16 MEMENUHI SATU ATAU LEBIH DARI SATU KEBUTUHAN DASAR
KITA
%YAITU :
1. KEBUTUHAN DASAR UNTUK BERTAHAN HIDUP
2. CINTA DAN KASIH SAYANG
3. KEBEBASAN
4. KESENANGAN
5. KEKUASAAN
5 POSISI KONTROL

1. PENGHUKUM
2. PEMBUAT ORANG MERASA BERSALAH
3. TEMAN
16 4. MONITOR/PEMANTAU
% 5. MANJER
1. PENGHUKUM

Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-


orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah
memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam
lagi. Guru-guru
16 yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:
“Patuhi% aturan saya, atau awas!”
“Kamu selalu saja salah!”
“Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”
Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa
berhasil, yaitu cara dia
2. PEMBUAT ORANG MERASA
BERSALAH
pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat orang merasa
bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak
nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan
seperti:
16
“Ibu sangat
% kecewa sekali dengan kamu”
“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”
“Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”
Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka,
murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
3. TEMAN

Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun
positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.
Guru di16 posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk
mempengaruhi
% seseorang. Mereka akan berkata: “Ayo bantulah, demi bapak ya?”
“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?” “Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti
Ibu bantu bereskan”. Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru
tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir
bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha,
Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru
tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
4. MONITOR/PEMANTAU

Memonitor berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab
atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada
peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi,
kita dapat
16 memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang
yang menjalankan
% posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:
“Peraturannya apa?” “Apa yang telah kamu lakukan?” “Sanksi atau konsekuensinya
apa?” Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang
dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan
menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi monitor sendiri berawal dari
teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol
murid.
5. MANAJER
Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid,
mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi
teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada
kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia
16
yang merdeka,
% mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat
menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk
menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada
kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki
kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata: “Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)
“Apakah kamu meyakininya?” “Jika kamu menyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?” “Jika
kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?” “Apa rencana kamu untuk
memperbaiki hal ini?” Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita
membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari
kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat.
RESTITUSI
Sebagai seorang guru ketika murid anda melakukan kesalahan tindakan mana yang akan anda
lakukan :
• Anda menunjukkan kesalahannya dan meminta kesalahannya baik-baik
• Anda mengatakann kamu seharusnya tahu bagaimana kamu seharusnya bertindak
• Anda mengingatkan murid akan kesalahannya yang sama di waktu yang sebelumnya
16
• Adnda akan bertanya padanya kenapa kamu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kamu
%
lakukan
• Anda akan mengkritik dan mendiamkannya.

Kalau anda melakukan tindakan tindakan di atas , mungkin anda membuat murid anda merasa
menjadi anak yang gagal.
RESTITUSI ADALAH SEBUAH CARA
MENANAMKAN DISIPLIN POSITIF PADA
MURID
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka.sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang blebih kuat
(Gossen 2004 )
16
Retitusi%juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah. Dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan dan
bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen 1996 )
RESTITUSI

Melalui restitusi ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang
memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka lakukan
untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali hargadirinya. Restitusi
menguntungkan
16 korban. Tetapi juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah
%
ADA PELUANG LUAR BIASA BAGI
MURID UNTUK BERTUMBUH KETIKA
MEREKA MELUKAN KESALAHAN
• Bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar, murid perlu bertanggung jawab atas
perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat memilih untuk belajar dari
pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di waktu yang akan datang.
16
• Ketika
% guru memecahkan masalah perilaku mereka. Murid akan kehilangan kesempatan
untuk mempelajari keterampilan yang berharhga untuk hidup mereka.
16
%
16
TERIMAKASIH
%

Anda mungkin juga menyukai