Disekolah saya masih menemui rekan yang masalah penilaian terhadap siswa
sangat prinsipil, artinya dia memberikan nilai kepada siswa memang berdasarkan
nilai akhir yang didapat setelah melakukan evaluasi, tanpa melihat proses
dimana semua murid itu tidak sama dalam hal menangkap semua materi
pembelajaran, dan terjadi dikelas yang mana saya sebagai wali kelasnya. Saya
pernah berdiskusi dengan rekan tersebut tentang hal ini tetapi dia malah
tersinggung dibilang saya interupsi masalah penilaiannya yang merupakan
haknya. Dan malah saya yang dijauhinya hanya karena masalah itu. Saya
memberitahukan supervisor saya yang tak lain adalah Kepala Sekolah untuk
berdiskusi tentang hal tersebut apa yang harus saya lakukan dengan rekan
tersebut. Rekan tersebut akhirnya dipanggil oleh Kepala Sekolah dan di
interogasi apakah memang penilaiannya selama ini sudah melalui tahapan-
tahapan yang benar. Dia berpendapat hal yang dilakukannya sudah benar,
kepala sekolah menjelaskan lagi untuk melihat Kembali dan menyarankan agar
Guru tersebut melakukan evaluasi dengan memandang kepentingan murid.
Setelah mendapat teguran dari kepala sekolah, rekan saya tersebut malah
tidak mau lagi menyapa saya, karena dianggap saya yang mengadukan kepada
Kepala Sekolah.
ini adalah
1. Rekan saya mempunyai prinsip bahwa nilai berdasarkan ketuntasan siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi
2. Rekan saya tidak mau menerima orang lain menginterupsi hal yang dia lakukan
seperti pada penilaian tersebut
4. Kepala Sekolah menyarankan untuk melihat dan merefleksi Kembali hal yang
dilakukan rekan saya untuk penilaian
5. Setelah mendapat teguran dari supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah, rekan
saya malah menjauhi saya
Langkah 4: Pengujian benar atau salah
Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi
tersebut.
1. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega) Tidak ada
aspek pelanggaran hukum
2. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji
regulasi) tidak ada pelanggaran peraturan atau kode etik profesi
3. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
(Uji intuisi) berdasarkan perasaan dan intuisi saya bahwa rekan saya salah dalam
hal menerapkan tahapan penilaian terhadap siswa
4. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan
koran? Apakah anda merasa nyaman? Yang saya rasakan masih ragu, dilihat dari
masalahnya dulu. Kalua masalahnya menyangkut nama baik institusi atau nama
seseorang saya akan berpikir ulang untuk mempublikasikannya, karena akan
menampilkan sisi yang tidak baik yang sedang terjadi atau dialami oleh sekolah
5. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi
ini? Keputusan yang diambil sebagai guru tentunya harus selalu merefleksi diri
apakah hal yang kita lakukan sudah benar dengan tetap melihat kepentingan murid
Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada
situasi tersebut?
Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang.
Jangka pendek adalah hal yang dilakukan oleh rekan guru tersebut hal yang salah
dan merugikan Sebagian siswa yang tidak mempunyai kesiapan yang cukup dalam
pembelajaran, jangka panjangnya akan berdampak juga untuk sekolah, karena
evaluasi yang tidak benar juga akan merugikan instansi, dimana peningkatan mutu
dari sekolah terutama dalam hal akademik akan kurang.
Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi
Prinsip penyelesaian yang dipilih adalah berpikir berbasis peraturan (rule based
thingking). Karena adanya aturan bagaimana melakukan evaluasi dan penilaian
terhadap siswa dengan prinsip untuk kepentingan murid
Keputusan yang akan saya ambil, sebagai salah satu yang sudah belajar modul pada
Pendidikan Guru penggerak dimana dalam proses pembelajaran kita harus melihat
kepentingan murid. Saya akan meminta rekan saya untuk mempelajari bagaimana
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Karena dengan pembelajaran yang
berdiferensiasi rekan saya akan mampu mendahulukan kepentingan murid, karena
pembelajaran ini berpusat kepada murid. Dimana semua siswa tidak sama dalam hal
kesiapan belajar, gaya belajar dan karakter mereka
dihadapi? apakah rekan saya bisa menerima dengan keputusan ini? apakah