Anda di halaman 1dari 51

AKSI NYATA

Deseminasi Modul 1.4 Budaya Positif Kepada


Komunitas Praktisi Bimbingan Konseling SMP Negeri
34 Semarang Tahun 2023/2024
SALAM & BAHAGIA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu
untuk kita semua"
Elaborasi Pemahaman

Modul 1.4 Budaya Positif

Pengembang:
Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S., Diah Samsiati Rajasa, M.Sc., Dr. Murti Ayu Wijayanti, M.Pd
Bagaimana kita berinteraksi?
KOMITMEN
BELAJAR
1. Membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi pengalaman;

2. Semua peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi, apabila sudah mendapatkan kesempatan
bertanya dan berbagi pengalaman, maka berikan kesempatan yang sama bagi yang belum
bertanya atau berbagi cerita;

3. Konsisten dengan waktu saat mempresentasikan ide, bertanya dan berbagi pengalaman.

4. Tekan ikon ‘raise hand’ bila hendak bertanya dan silahkan berbicara setelah dipersilahkan; bila
ada yang sedang bicara, mohon menunggu untuk dipersilahkan

5. Semua peserta membuka video (bila terkendala jaringan, peserta boleh menutup video);

6. Chatbox digunakan sebagai media bertanya dan berbagi pendapat dan pengalaman;

7. Menjaga ketenangan ruang virtual (gmeet) dengan selalu memonitor Microphone dan Video agar proses
pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna;
Agenda:
▪ Pembukaan
▪ Kompetensi Lulusan, Capaian Umum, dan Capaian Khusus
▪ Pemahaman Inti
▪ Eksplorasi Konsep
▪ Refleksi
Kompetensi Lulusan Modul 1.4

Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut:
● Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman
dan nyaman.
● Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama
mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan
nilai-nilai kebajikan universal.
Capaian Umum Modul 1.4
● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep
budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid.
● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia secara
umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk
menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila.
● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan
konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
Capaian Khusus Modul 1.4
● Mendemonstrasikan pemahaman CGP mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep
perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan
eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan
segitiga restitusi.
● Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan
berpihak pada anak.
● Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi dengan seluruh
pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.
● Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan
sosial dan emosional murid.
Pertanyaan Pemantik
Setuju/Tidak Setuju?
1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihkan
halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Topik dalam Eksplorasi Konsep

2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal


2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
2.3 Keyakinan Kelas
2.4 Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
2.5 Restitusi: 5 Posisi Kontrol
2.6 Restitusi: Segitiga Restitusi
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 2.1
Disiplin Positif dan
Nilai-nilai Kebajikan Universal
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).


Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk
Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan
segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk
meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam, menghardik,
merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda.

Apa yang terjadi?


Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan
(Ilusi Kontrol)

● Ilusi guru mengontrol murid.


● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori Pilihan

Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?


Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan
Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan sama Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang
dengan kita. dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan
baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Disiplin Positif
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)

- Model Berpikir Menang- Realitas (kebutuhan) kita berbeda.


Anda tidak bisa mengontrol menang, Kita berusaha memahami pandangan orang
Semua perilaku
orang lain, hanya Anda - Kolaborasi dan konsensus lain tentang dunia.
memiliki tujuan.
yang bisa mengontrol diri menciptakan pilihan-pilihan Setiap orang memiliki gambaran berbeda.
Anda. baru.

Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol 5 Kebutuhan Dasar Manusia


Makna Disiplin
Belajar kontrol diri 1. Penghukum Bertahan Hidup
1. Untuk menghindari hukuman
dengan menggali Motivasi
2. Pembuat Rasa Bersalah Penguasaan
Kasih sayang dan Rasa Diterima
potensi kita, agar Ekstrinsik Kesenangan
tercapai tujuan mulia, 2. Untuk mendapatkan imbalan 3. Teman Kebebasan
yaitu sesuatu menjadi 4. Pemantau
seseorang yang kita
inginkan berdasarkan 3. Untuk menghargai diri sendiri 5. Manajer
nilai-nilai yang kita Motivasi
hargai. Intrinsik
Segitiga Restitusi
Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
1. Menstabilkan Identitas

2. Validasi Kebutuhan
Keyakinan Kelas
3. Menanyakan Keyakinan
Apakah makna ‘Disiplin’?
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid
Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan,
apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi
sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan
kepatuhan. Kecenderungan umum adalah menghubungkan kata disiplin
dengan ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.

Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur


DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut
bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan
motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 2.2
Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
Teori Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman


Motivasi Eksternal
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi Motivasi Eksternal


Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya?

3. Untuk menghargai diri sendiri Motivasi Internal


Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya melakukannya? (Tujuan Disiplin Positif)
“Merdeka”
menurut Ki Hajar Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak


hanya terlepas dari perintah; akan
tetapi juga cakap buat
memerintah diri sendiri”
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)
Dihukum oleh Penghargaan
Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu
tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan ada faktor ketergantungan. Beberapa dampak dari
pemberian penghargaan (Alfie Kohn, 1993).

Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusak hubungan


Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi)

Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat beberapa hal:


● Beri pengakuan secara khusus.
● Beri pengakuan secara pribadi.
● Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian).
● Beri pengakuan secara konsisten.
● Fokus pada proses.
Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan
Pembuka Nilai Kebajikan Situasi

Kemarin saya perhatikan rasa empatimu besar sekali pada saat menolong murid baru di kelas kita.

Saya menghargai kepedulianmu pada saat kamu membantu teman-temanmu


di tugas kelompok.

Terima kasih untuk rasa tanggung jawabmu pada saat kamu memungut kertas-kertas
yang berserakan di lantai.
Tugas Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi

TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU


KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke
sekolah.

Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.

Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah.

Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.

Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.

Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu
hitam.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK.
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah.
Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Konsekuensi
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak
mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran
PJOK. Konsekuensi
Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka waktu Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka waktu
lama pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin


Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik


Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak dihargai Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk
sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses
kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa
yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 3
Keyakinan Kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?

● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai kendaraan
roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih


menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
Budaya Positif

Lingkungan Positif

Keyakinan Kelas

Peraturan Kelas
Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
HORMAT

HORMAT Hormat
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk Terdengar Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti

menghormati semua orang dan barang milik


orang lain

BEKERJA Terlihat Berperilaku


Kami meyakini bahwa sangat penting untuk Bekerja
mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
kegiatan yang telah ditugaskan.

DITERIMA DAN DIMILIKI


Kami meyakini bahwa sangat penting untuk
merasa diterima pada suatu kelompok dan BEKERJA Diterima dan dimiliki
saling peduli satu dengan yang lain. Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
Terdengar

Berperilaku
Terlihat
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
Hormat
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya

Dilarang Mengganggu Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

Dilarang Melakukan Kekerasan

Dilarang Menggunakan Narkoba

Bergantian atau menunggu giliran

Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain


Menghormati Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai


Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Dilarang Melakukan Kekerasan


Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 4
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
Kebutuhan Dasar Manusia

Kasih Sayang dan


Rasa Diterima Penguasaan

Bertahan
Hidup

Kesenangan Kebebasan
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 5
5 Posisi Kontrol
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)

Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri


Ketergantungan pada Orang Lain

PENGHUKUM PEMBUAT RASA TEMAN PEMANTAU MANAJER


BERSALAH
Guru Berbuat: Menghardik Berceramah dan Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menunjuk-nunjuk mengatakan, untuk muridnya.
Menyakiti “Seharusnya…”
Menyindir “Ibu kecewa…”

Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya kamu “Ayolah, lakukan demi Ibu…” “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! sudah tahu. Ibu lelah sekali “Masa kamu tidak mau, ingat Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan!” mengatakannya. Ibu tidak Ibu pernah bantu…” memperbaiki masalah ini?”
stress…”

Hasil: Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila diawasi Menguatkan pribadi
Menyalahkan orang lain Menyangkal
Berbohong Berbohong

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai individu
Dunia Berkualitas luar Dunia Berkualitas di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di yang positif dalam Dunia Berkualitas
Berkualitas penting di Dunia Berkualitas dunia Berkualitas

Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti juga “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang yang “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki
marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” saya harus peroleh?” keadaan?”
“Berapa halaman yang harus
saya tulis?”

Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada sanksi Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung atau hadiah untuk dirinya. memperbaiki diri?
Tugas
Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah

“Kamu tidak pernah benar melakukannya….” Penghukum

“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman

“Apakah kamu mau mendapatkan stiker bintang hari Pemantau


ini?”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?” Manajer

“Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum


Bergerak antara

Peraturan Nilai-nilai

Pemantau Manajer

Konsekuensi/Hadiah Memperbaikinya

Kalau kamu tidak…… Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
Saya akan _______________ _______________

(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 6
Segitiga Restitusi
Untuk membuat anak yang merasa gagal karena
Menstabilkan Identitas
berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya

Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang
salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu
bersikap baik pada dirimu sendiri?
Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan dasar Validasi Kebutuhan
yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah
memenuhi kebutuhan dasar, apakah itu penguasaan,
kebebasan, kasih sayang dan rasa diterima, kesenangan,
atau bertahan hidup….

Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya.
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru.
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan Menanyakan Keyakinan
norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari
manusia berinteraksi dengan orang lain.

Guru Berkata:
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi
orang yang seperti apa?
Intervensi 30 detik
Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya dikemukakan oleh seorang Pemantau dan Manajer.

● Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?


● Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan?
● Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang lebih membantu?
● Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya?
● Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)?
● Kapan kamu siap untuk mulai?
● Peraturannya apa?
● Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa?
● Saat ini kamu seharusnya berbuat apa?
● Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya?
● Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai?
● Apakah tugas kamu saat ini?
● Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu melakukannya?
● Apa yang kamu inginkan, peraturannya apa?
Refleksi
1. Hal baru apa yg mengubah paradigma saya, yang saya dapatkan?
2. Perasaan apa yang muncul selama mengikuti sesi ini khususnya
mengenai makna disiplin dan motivasi intrinsik?
3. Peran among seperti apakah yang saya telah lakukan selama
mengikuti modul ini?
4. Saya akan menjadi among yang seperti apakah setelah mengikuti
modul ini?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai