Anda di halaman 1dari 45

Implementasi

Budaya Positif Di
SDIT NURUL FIKRI
MAKASSAR
EDY KURNIAWAN N, S.Pd, Gr
Calon Guru Penggerak Recognisi Angkatan 9
SALAM &
BAHAGIA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Usulan
Kesepakatan
Kelas
Pertanyaan Pemantik
Setuju/Tidak Setuju?
1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin
anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar
anak.
Topik dalam Eksplorasi Konsep

1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal


2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan,
Restitusi
3. Keyakinan Kelas
4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5. Restitusi: 5 Posisi Kontrol
6. Restitusi: Segitiga Restitusi
Eksplorasi Konsep

Disiplin Positif dan


Nilai-nilai Kebajikan Universal
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).


Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk Anda.
Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala
daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk meminta
Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam, menghardik, merayu,
menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda.

Apa yang terjadi?


Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan (Ilusi
Kontrol)
 Ilusi guru mengontrol murid
 Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat
menguatkan karakter
 Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat I
 Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa
Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori
Pilihan
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan
Kita mencoba
Kita mencoba mengubah
mengubah orang agar
orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang
berpandangan
berpandangan samasama
dengandengan
kita. kita. lain tentang dunia.
Perilaku buruk
Perilaku buruk dilihat
dilihat sebagai
sebagai suatu kesalaha
suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain
Orang lain bisa
bisa mengontrol
mengontrol saya. saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa
Saya bisa mengontrol
mengontrol orangorang
lain. lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan
Pemaksaan adaada
padapada saat bujukan
saat bujukan gagal. gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
pilihan baru.
Model Berpikir
Model Berpikir Menang/Kalah
Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Disiplin Positif
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)

Anda tidak bisa - Model Berpikir Realitas (kebutuhan) kita berbeda.


mengontrol Semua Menang- menang, Kita berusaha memahami
orang lain, - Kolaborasi dan pandangan orang lain tentang
perilaku konsensus menciptakan dunia.
hanya Anda memiliki Setiap orang memiliki gambaran
pilihan-pilihan baru.
yang bisa tujuan. berbeda.
mengontrol diri
Anda.
Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol 5 Kebutuhan Dasar
Makna Disiplin Manusia
Belajar kontrol Bertahan
1. Untuk menghindari hukuman 1. Penghukum Hidup
diri dengan 2. Pembuat Rasa Bersalah Penguasaan
Motivasi
menggali Ekstrinsi Kasih sayang dan Rasa
potensi kita, k 3. Teman Diterima
agar terca pai 2. Untuk mendapatkan imbalan 4. Pemantau Kesenangan
tujuan mulia, Kebebasan
yaitu sesuatu 3. Untuk menghargai diri 5. Manajer
menjadi Motivas sendiri
seseorang yang i
Segitiga Restitusi
Nilai-Nilai
kita inginkan Intrinsik
Kebajikan Universal
berdasarkan 1. Menstabilkan Identitas
nilai- nilai yang 2. Validasi Kebutuhan
kita hargai. Keyakinan
3. Menanyakan Keyakinan
Kelas
Apakah makna ‘Disiplin’?
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri
dari murid-murid Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya
menuju sebuah tujuan, apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah
berubah menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada
orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan
umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai,
atau pencapaian suatu tujuan mulia.
Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur
DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,
sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane
Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 2.2
Teori Motivasi, Hukuman
dan Penghargaan, Restitusi
Teori Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman


Motivasi
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
Eksternal

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi


Apa yang akan saya dapatkan apabila
Motivasi
saya melakukannya? Eksternal

3. Untuk menghargai diri sendiri Motivasi Internal


Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila (Tujuan Disiplin
saya melakukannya? Positif)
“Merdeka”
menurut Ki Hajar Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak


hanya terlepas dari
perintah; akan tetapi juga
cakap buat memerintah
diri sendiri”
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran,
Keteladanan,
Konsepsi, Sikap Cetakan
Merdeka, 2013, Halaman 469) Kelima,
Dihukum oleh
Penghargaan
Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan
sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan
ada faktor ketergantungan. Beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Kohn, 1993).

Pengaruh
Pengaruh Jangka
Jangka Pendek
Pendek dandan Jangka
Jangka
Panjang
Panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi
ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusak
hubungan
DIHUKUM OLEH
PENGHARGAAN
Penghargaan
menurunkan
kualitas

Penghargaan mematikan
kreatifitas
Penghargaan
mengurangi
motivasi intrinsik
Tugas Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi

TINDAKAN GURU HUKUMAN


ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat
lagi”, karena terlambat ke sekolah.

Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.

Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker
ke sekolah.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.

Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.

Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena


tidak mengenakan sepatu hitam.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK.
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan
terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir
di sekolah. Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan
masker ke sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada
saat belajar. Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena
tidak mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit
untuk pelajaran PJOK. Konsekuensi
Perbedaan Hukuman dan
Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam
waktu lama jangka waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin


Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik


Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
dihargai untuk sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan
Luhur
Apa itu ‘Restitusi’?

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk


memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa
kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang
mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana
mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar
dari kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi menc a ri kebutuhan dasar yang mendasari
tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah
pada kelompoknya.
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 3
Keyakinan Kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus
Keyakinan Kelas?

● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila


mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-


keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti
serangkaian peraturan-peraturan.
Budaya
Positif
Lingkungan
Positif

Keyakinan
Kelas

Peraturan
Kelas
Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T &
Y HORMAT
HORMAT

Kami meyakini bahwa sangat Terdengar Tampak


Horma Tidak Tampak
penting untuk menghormati semua Seperti t Seperti

orang dan barang milik orang lain

BEKERJA Terlihat Berperilak


Kami meyakini bahwa sangat u
penting untuk mengerjakan segala
Tampak Seperti BekerjaTidak Tampak
pekerjaan atau mengikuti kegiatan
Seperti
yang telah ditugaskan.

DITERIMA DAN DIMILIKI


Kami meyakini bahwa sangat BEKERJA
penting untuk merasa diterima Diterima dan dimiliki
Tampak Seperti Tidak Tampak
pada suatu kelompok dan saling Terdengar Seperti

peduli satu dengan yang lain.

Berperilaku
Terlihat
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y
Hormat
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya

Dilarang Mengganggu Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum


pembelajaran dimulai

Dilarang Melakukan Kekerasan

Dilarang Menggunakan Narkoba

Bergantian atau menunggu giliran

Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain


Menghormati Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum


pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Dilarang Melakukan Kekerasan


Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 4
Kebutuhan Dasar Manusia
dan Dunia Berkualitas
Kebutuhan Dasar
Manusia
Kasih Sayang dan
Rasa Diterima Penguasaan

Bertahan
Hidup

Kesenangan Kebebasan
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 5
5 Posisi Kontrol
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)

Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri


Ketergantungan pada Orang Lain

PENGHUKUM PEMBUAT ORANG TEMAN PEMANTAU MANAJER


MERASA
BERSALAH
Guru Berbuat: Menghardik Berceramah dan Membuatkan alasan- Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menunjuk-nunjuk mengatakan, alasan untuk
Menyakiti “Seharusnya…” muridnya.
Menyindir “Ibu kecewa…”
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! kamu sudah tahu. Ibu…” Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan!” Ibu lelah sekali “Masa kamu tidak memperbaiki masalah ini?”
mengatakannya. Ibu mau, ingat tidak Ibu
stress…” pernah bantu…”
Hasil: Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, Menguatkan pribadi
Menyalahkan orang lain Menyangkal bila diawasi
Berbohong Berbohong

Kaitan Murid meletakkan Murid meletakkan Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya
dengan Dunia guru di luar Dunia guru di dalam Dunia di sebagai orang yang peraturan dan hukum sebagai individu yang positif
Berkualitas Berkualitas Berkualitas sangat penting di Dunia di dunia Berkualitas dalam Dunia Berkualitas
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” teman saya. Ternyata yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
begitu.” “Berapa halaman yang
harus saya tulis?”

Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: mandiri, sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
tergantung dirinya.
Tugas
Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah

“Kamu tidak pernah benar Penghukum


melakukannya….”
“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman

“Apakah kamu mau mendapatkan Pemantau


stiker bintang hari ini?”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan Manajer
masalah ini?”
“Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum
Bergerak
antara

Peraturan Nilai-nilai

Pemantau Manajer

Konsekuensi/Hadi Memperbaikiny

ah a

Kalau kamu tidak…… Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
Saya akan

(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 6
Segitiga Restitusi
Untuk membuat anak yang Menstabilkan Identitas
merasa gagal karena berbuat
salah menjadi positif terhadap
dirinya

Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang
manusiawi Tidak ada manusia
yang sempurna Bapak/Ibu juga
buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan
permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang
benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk
menyelesaikan masalah.
Membantu murid mengenali basic
need/kebutuhan dasar yang ingin Validasi
dipenuhinya ketika melakukan kesalahan
itu. Kebutuhan
Pada dasarnya setiap tindakan manusia
tujuannya adalah memenuhi basic needs,
apakah itu power, freedom, love and
belonging, fun atau survival….

Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk,
tapi kamu tidak melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi
tambahkan sikap yang lain, yang
baru,
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa
harus memukul?
Anak melihat kesalahannya
dihubungkan dengan norma sosial dan Menanyakan Keyakinan
nilai-nilai
yang mendasari manusia berinteraksi
dengan orang lain.

Guru Berkata
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah
kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita
sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa
sih? Kamu ingin jadi anak seperti
apa?,..
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan
itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?
Intervensi 30
detik
Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-
konfrontatif. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya dikemukakan oleh seorang Pemantau dan Manajer.

● Apakah kamu ingin berbuat lebih baik?


● Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan?
● Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang
lebih
membantu?
● Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya?
● Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)?
● Kapan kamu siap untuk mulai?
● Peraturannya apa?
● Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa?
● Saat ini kamu seharusnya berbuat apa?
● Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya?
● Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai?
● Apakah tugas kamu saat ini?
● Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu
melakukannya?
Refleksi
1. Hal baru apa yg mengubah paradigma saya, yang
saya dapatkan?
2. Perasaan apa yang muncul selama mengikuti sesi ini
khususnya mengenai makna disiplin dan
motivasi intrinsik?
3. Peran among seperti apakah yang saya telah
lakukan selama mengikuti modul ini?
4. Saya akan menjadi among yang seperti apakah
setelah mengikuti modul ini?

https://padlet.com/anisuparti75/myzhu87cdiatu994
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai