Anda di halaman 1dari 43

SALAM

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu
untuk kita semua di ruang virtual ini"
Agenda:
▪ Pembukaan
▪ Sharing Praktik Baik Budaya Positif
▪ Tanya Jawab
▪ Penutup
Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?

1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak


2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin
anak
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar
anak
Disiplin Positif dan
Nilai-nilai Kebajikan Universal
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).


Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga
untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu
tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk
meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam,
menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar
dapat membuka kepalan tangan Anda.

Apa yang terjadi ?


Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Stimulus Respon Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang
berpandangan sama dengan kita. lain tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Disiplin Positif
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)

- Model Berpikir Realitas (kebutuhan) kita berbeda.


Anda tidak bisa hanya Anda Menang-menang, Kita berusaha memahami
Semua perilaku
mengontrol orang lain, Kolaborasi dan konsensus pandangan orang lain tentang
memiliki tujuan. dunia.
yang bisa menciptakan pilihan-pilihan
mengontrol diri Anda. baru. Setiap orang memiliki gambaran
berbeda.

Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol 5 Kebutuhan Dasar Manusia


Makna Disiplin
Bertahan Hidup
Belajar kontrol diri 1. Untuk menghindari hukuman
1. Penghukum
Penguasaan
2. Pembuat Rasa Bersalah
dengan menggali Kasih sayang dan Rasa Diterima
potensi kita, agar Kesenangan Kebebasan
3. Teman
tercapai tujuan 2. Untuk mendapatkan imbalan
4. Pemantau
mulia,
sesuatuyaitu
menjadi
3. Untuk menghargai diri sendiri 5. Manajer
seseorang yang
kita inginkan
Segitiga Restitusi
berdasarkan Nilai-Nilai
nilai-nilai yang kita Kebajikan Universal
1. Menstabilkan Identitas
hargai.
2. Validasi kebutuhan
Keyakinan Kelas
3. Menanyakan Keyakinan
Apakah makna ‘Disiplin’?
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-
murid Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah
tujuan, apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi
sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum adalah
menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan, bukan
dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian suatu tujuan mulia.

Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur


DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.
● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,
sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane
Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
Teori Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Motivasi Eksternal


Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?

2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi


Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
Motivasi Eksternal
melakukannya?

3. Untuk menghargai diri sendiri


Motivasi Internal
Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya (Tujuan Disiplin Positif)
melakukannya?
“Merdeka”
Menurut Ki Hajar Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak


hanya terlepas dari perintah; akan
tetapi juga cakap buat
memerintah diri sendiri”
Dihukum oleh Penghargaan

Pengharaan mematikan
kreatifitas

Penghargaan mengurangi
motivasi intrinsik
Penghargaan menurunkan kualitas

Penghargaan mematikan
kreatifitas

Penghargaan mengurangi
motivasi intrinsik
TINDAKAN HUKUMAN
GURU ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak
mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK. Konsekuensi
Disadur dari Restitution Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka,sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat.

Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan


murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu
murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi
(tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang
lain
9 Ciri-ciri Restitusi
Keyakinan Kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?

• Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai


kendaraan roda dua?
• Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak 1.5 meter?
• Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih


menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
Budaya Positif

Lingkungan Positif

Peraturan Kelas
Hormat
Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain


Menghormati Orang Lain

Hadir di sekolah 15 menit sebelum


pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Dilarang Melakukan Kekerasan


Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
Penerapan Kesepakatan Kelas X4
Kesepakatan Konsekuensi
Tidak kumpul tugas Tugasnya menjadi 2x
lipat
Terlambat hadir di Cowok : push up
kelas Cewek : naik turun
Tidak makan di kelas Berbagi makanan
yang sama buat
teman 1 kelas
Yang berbicara angkat Tidak diindahkan
tangan terlebih dahulu
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
Kebutuhan Dasar Manusia
5 Posisi Kontrol
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS IDENTITAS IDENTITAS
MOTIVASI: GAGAL (Kontrol BERHASIL/SUKSES BERHASIL/SUKSES
dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri
Ketergantungan pada Orang Lain

PENGHUKU PEMBUAT TEMAN PEMANTAU MANAJER


ORANG MERASA
Guru Berbuat: Menghardik BERSALAH
Berceramah dan Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur untuk Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menunjuk-nunju mengatakan, muridnya.
Menyakit “Seharusnya…” Menyindi
“Ibu kecewa…”
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! kamu sudah tahu. Ibu Ibu…” Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan! lelah sekali “Masa kamu tidak mau, ingat memperbaiki masalah ini?”
mengatakannya. Ibu tidak Ibu pernah bantu…”
stress…”
Hasil: Memberontak Menyembunyikan Ketergantunga Menyesuaikan Menguatkan pribadi
Menyalahkan orang lain Menyangkal diri, bila diawasi
Berbohong Berbohong

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan luar Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia Dunia Berkualitas guru di dalam Dunia sebagai orang yang peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas Berkualitas sangat penting di Dunia dunia Berkualitas Berkualitas
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang saya. “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”

Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
Peraturan Nilai-niali
Pemantau Manajer
Konsekuensi / hadiah Memperbaiki

Kalau kamu tidak…… Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
Saya akan

(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Segitiga Restitusi
Untuk membuat anak yang merasa gagal karena
Menstabilkan Identitas
berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya

Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa
yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah
kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Membantu siswa mengenali basic need/kebutuhan yang Validasi Kebutuhan
ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya
adalah
memenuhi basic needs, apakah itu power, freedom, love
and belonging, fun atau survival….
Guru Berkata:
 Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
 Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
 Apa yang penting bagi kamu?
 Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru,
 Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul ?
 Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan Menanyakan Keyakinan
norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari
manusia berinteraksi dengan orang lain.

Guru Berkata
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi
orang yang seperti apa?
Link youtube pelaksanaan tahap restitusi : https://youtu.be/vs16UNF635o
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai