Anda di halaman 1dari 20

BUDAYA

POSITIF
Dewi Masna Sofiani
SMP Tunas Agro
CGP Angkatan 7 Kab. Seruyan
Perubahan Paradigma

Tuliskan benda/ sesuatu yang sangat berharga untuk Anda.


Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam
benda/sesuatu tersebut dengan segala daya.
Teman Anda akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan
berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut
(bisa membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa
saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda.
Apa yang terjadi?

Perubahan Paradigma Stimulus Respon - Teori


Kontrol/ Teori Pilihan
Disiplin Positif KHD mengartikan disiplin sebagai
bentuk kontrol diri, yaitu belajar
kontrol diri untuk mencapai suatu
tujuan mulia.

Berasal dari bahasa Latin,


‘disciplina’,yang artinya
belajar Ki Hajar menyatakan bahwa
untuk mencptakan murid yang
merdeka, syarat utamanya
adalah harus ada disiplin yang
kuat.
Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-
sifat positif manusia yang
merupakan tujuan mulia yang
ingin dicapai setiap individu.

Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal
dengan Profil Pelajar Pancasila.
-Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan BerakhlakMulia.
-Mandiri
-BernalarKritis
-BerkebinekaanGlobal
-Bergotong royong
-Kreatif

Teori Motivasi Perilaku Manusia

Menghindari
ketidaknyamanan/hukuman Motivasi Internal
Apa yang akan terjadi apabila Menghargai Diri
saya tidak melakukannya? Sendiri

Saya akan menjadi
orang yang seperti
Mendapatkan imbalan/ apa bila saya
penghargaan dari orang lain melakukannya?
Motivasi Apa yang akan saya

Eksternal dapatkan apabila saya


melakukannya?

Hukuman Hukuman
Bersifat tidak terencana atau tiba-tiba. Anak
dan
atau murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan Konsekuensi
tidak dilibatkan

Konsekuensi
Konsekuensi, sudah terencana atau sudah
disepakati, sudah dibahas dan disetujui oleh murid
dan guru. Umumnya bentuk-bentuk konsekuensi
dibuat oleh pihak guru (sekolah).
Dihukum oleh Penghargaan
Berikut adalah dampak pemberian penghargaan menurut Alfie Kohn:
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Penghargaan Tidak Efektif
Penghargaan Merusak Hubungan
Penghargaan mengurangi ketepatan
Penghargaan menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan kreatifitas
Penghargaan Menghukum
Penghargaan mengurangi motivasi intrinsik
Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk


memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali
pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah
mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti
apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana
mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas:
• Bersifat lebih ‘abstrak’ daripada
peraturan.
Keyakinan • Berupa pernyataan-pernyataan universal.
• Pernyataan keyakinan kelas senantiasa
Kelas dibuat dalam bentuk positif.
• Tidak terlalu banyak, sehingga mudah
diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
• Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang
dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
• Semua warga kelas hendaknya ikut
berkontribusi dalam pembuatan keyakinan
kelas lewat kegiatan curah pendapat.
• Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas
dari waktu ke waktu.
Pembentukan Keyakinan Kelas 8A

Menempelkan keyakinan
Anak- anak menuliskan
kelas yang sudah dibuat
keyakinan kelas yang mereka
Guru mengarahkan setiap untuk didiskusikan bersama
inginkan/ usulkan.
anak untuk berkontribusi
membuat keyakinan kelas
Mendiskusikan bersama
keyakinan kelas dari masing-
masing anak
Kebutuhan Dasar Manusia

Bertahan Hidup Kesenangan


(Kebutuhan
Bersifat fisiologis Kasih sayang Penguasaan Kebebasan untuk merasa
misalnya dan Rasa (Kebutuhan (Kebutuhan senang)
kesehatan, Diterima Pengakuan atas Akan Pilihan)

rumah, dan Kemampuan) Bermain, dan


makanan tertawa
Lima Posisi Kontrol

Pembuat
Penghukum Pemantau Manager
Merasa Teman

Bersalah

Tahapan
Validasi Tindakan yang Salah
setiap tindakan manusia
Restitusi tujuannya adalah memenuhi
kebutuhan dasar

Menstabilkan Identitas Menanyakan Keyakinan


Untuk membuat anak yang Anak dihubungkan dengan
merasa gagal karena nilai-nilai yang dia percaya,
berbuat salah menjadi dan berpindah menjadi
positif terhadap dirinya orang yang dia inginkan

Tujuan mulia dari penerapan


disiplin positif adalah agar
terbentuk murid-murid yang
berkarakter, berdisiplin, santun,
jujur, peduli, bertanggung jawab,
dan merupakan pemelajar
sepanjang hayat sesuai dengan
standar kompetensi lulusan yang
diharapkan.
TERIMA KASIH
See you next time!

Anda mungkin juga menyukai