Anda di halaman 1dari 35

Menyebarkan Pemahaman

Dan Penerapan Pengalaman

Budaya positif
Didik Tri Utomo, S.Pd
Fasilitator PGP Angkatan 9
SMP Darussalam Baureno
Konsep inti budaya positif

Disiplin Positif Nilai-nilai Kebutuhan Dasar


Kebajikan Manusia

Motivasi Posisi Kontrol Keyakinan Kelas Segitiga Restitusi


Perilaku Manusia Guru
disiplin positif
Disiplin positif merupakan
Disiplin berasal dari kata
salah satu cara penerapan
“Disciplina” yang artinya
disiplin yang bertujuan untuk
belajar. Disiplin mengacu
menumbuhkan kesadaran
pada disiplin diri yang
serta memberdayakan peserta
memiliki tanggungjawab
didik tanpa imbalan
terhadap apa yang
penghargaan (reward),
dilakukannya berdasarkan
ancaman atau hukuman
nilai-nilai yang diyakini
Sebagai pendidik tujuan kita adalah menciptakan peserta didik yang
memiliki disiplin diri sehingga mereka berperilaku mengacu kepada nilai-
nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik dalam perubahan
Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan manusia adalah segala


sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
untuk mempertahankan keseimbangan
kondisi fisiologis dan psikologis, yang
bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan
5 Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Dr. William Glasser
Kasih Sayang dan Rasa
Penguasaan Diterima

Kekuatan untuk mencapai sesuatu, Keinginan untuk tetap terhubung dengan


menjadi kompeten, menjadi terampil, orang lain, seperti teman, keluarga,
diakui atas prestasi dan keterampilan Bertahan Hidup pasangan hidup, teman kerja, binatang
kita, didengarkan dan memiliki rasa peliharaan, dan kelompok dimana kita
harga diri tergabung

Kesehatan, rumah, dan


Kesenangan makanan. Kebutuhan Kebebasan
biologis

Kebutuhan untuk Kebutuhan akan kemandirian,


mencari kesenangan, otonomi, memiliki pilihan dan
bermain, dan tertawa mampu mengendalikan arah
hidup seseorang.
MOTIVASI
PERILAKU
MANUSIA Untuk menjadi
Untuk orang yang mereka
Untuk
mendapatkan inginkan dan
menghindari
imbalan/ menghargai diri
ketidaknyamanan/
penghargaan dari sendiri dengan
hukuman
orang lain nilai-nilai yang
mereka percaya
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas
Gagal
Hukuman Penghargaa
n
• Menyakitkan • Tidak efektif
• Tidak nyaman • Merusak hubungan
• Murid takut (sifat iri)
• Memaksa • Mematikan
• Murid kreativitas
menyembunyikan • Menghukum
kesalahan dengan sistem
• Murid menjadi ranking
rendah diri • Merampas hak
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas
Sukses
Konsekuensi Restitusi

• Penguatan jangka • Murid bertanggungjawab


pendek untuk perilakunya
• Perlu monitoring • Fokus pada pemecahan
berkelanjutan masalah jangka panjang
• Murid menghormati
• Stimulus (respon)
• Murid dirinya dan orang lain
• Teori kontrol (dirinya
menghormati
memegang kontrol)
peraturan • Murid bersemangat
• Kehilangan waktu
memperbaiki kesalahan
untuk merenungi
PERBEDAAN

Contoh Kasus : Siswa sering tidak mengerjakan PR

Hukuman Konsekuensi Restitus


i
• Guru • Guru • Guru
menghukum memberikan menanyakan
siswa tersebut konsekuensi keyakinan kelas/
hormat bendera untuk dirinya dan
selama 10 menit mengerjakan membantu siswa
• Guru marah dan PRnya saat menyelesaikan
murid takut istirahat atau masalahnya
dikerjakan • Guru terbuka
sebanyak 3x dan siswa
lipat menghormati
Miskonsepsi Tentang Teori
Ilusi guru mengontrol Murid
Kontrol membuat rasa bersalah
Ilusi bahwa kritik dan

mampu menguatkan karakter

Ilusi bahwa semua penguatan Ilusi bahwa orang dewasa


positif efektif dan bermanfaat berhak memaksa
“Cobalah buka”
 Anda adalah A , tugas Anda adalah mengepalkan salah satu Tugas B (rekan Anda), adalah mencoba dengan segala cara
tangan Anda. untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh
 Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang
sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu membujuk, menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda,
menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu menggelitik, bahkan menawari Anda uang agar Anda bersedia
pentingnya untuk kehidupan Anda.
membuka kepalan tangan Anda.

1. Apakah Anda membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda membuka
kepalan tangan Anda?
2. Apakah Anda menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda tetap
menutup kepalan tangan Anda?
3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk
membuka atau menutup kepalan tangan?
5 POSISI KONTROL RESTITUSI

PENGHUKU PEMBUAT RASA TEMA


M BERSALAH N

PEMANTAU MANA JE
R
PENGHUKU
M
PENGHUKU
M

Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal

Penghukum (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk
menghardik)

Hasil:
Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah kembali
duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya. Lebih buruk lagi,
sepulang sekolah, murid melihat motor atau mobil bapak/ibu guru dan akan menggores
kendaraan tersebut dengan paku.
PEMBUAT RASA
BERSALAH
PEMBUAT RASA
BERSALAH

Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa
tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

Pembuat Merasa Bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat


pada anak, lesu)

Hasil:
Murid akan merasa bersalah. Bersalah telah mengecewakan ibu atau bapak gurunya.
Murid akan merasa menjadi orang yang gagal dan tidak sanggup membahagiakan orang
lain. Kadangkala sikap seperti ini lebih berbahaya dari sikap penghukum, karena emosi
akan tertanam rapat di dalam, murid menahan perasaan. Tidak seperti murid dalam dengan
guru penghukum, di mana murid bisa menumpahkan amarahnya walaupun dengan cara
negatif. Murid tertekan seperti inilah yang tiba-tiba bisa meletus amarahnya, dan bisa
menyakiti diri sendiri atau orang lain.
TEMA
N
TEMA
N
Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi
seseorang.
Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik
yang terjalin antara guru dan murid.
Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka
murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa
dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha.
Teman (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada murid, mata
dan senyum jenaka)

Hasil:
Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang positif,
hanya saja di sisi negatif murid menjadi tergantung pada guru tersebut. Akibat lain dari
posisi teman, murid hanya akan berbuat sesuatu bila yang menyuruh adalah guru tersebut,
dan belum tentu berlaku yang sama dengan guru atau orang lain.
PEMANTAU
PEMANTAU

Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas
perilaku orang-orang yang kita awasi.
Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi.
Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang.
Pemantau (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal)

Hasil:
Murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah satu
peraturan sekolah. Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi
marah atau membuat merasa berbuat salah. Murid tetap dibuat tidak nyaman yaitu
dengan harus tinggal kelas pada waktu jam istirahat dan mengerjakan tugas. Guru tetap
harus memantau murid pada saat mengerjakan tugas di jam istirahat karena murid tidak
bisa ditinggal seorang diri.
MANA JE
R
MANA JE
R

Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid,
mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar
dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.
Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing
murid untuk dapat mengatur dirinya.

Fokus ada pada murid, bukan untuk membahagiakan guru atau orang tua.

Manajer (nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid)
Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak
peraturan kelas saja?
• Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
KEYAKINAN KELAS penggunaan helm pada
saat mengendarai
kendaraan roda
dua/motor?
• Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
penggunaan masker dan
mencuci tangan setiap
KEGIATAN MEMBUAT KEYAKINAN KELAS
GURU BERSAMA SISWA MEMBUAT KEYAKINAN KELAS

BERDISKUSI MENYUSUN PERATURAN MENEMPELKAN


TENTANG PERATURAN MENJADI KEYAKINAN KEYAKINAN DI KELAS
BAGAIMANA PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS ?
 Mencatat semua masukan-masukan para murid/warga sekolah di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran
poster)
 Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
Contoh:
• Kalimat negatif: Jangan berlari di kelas atau koridor.
• Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.
 Selanjutnya, ajak warga sekolah/murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju
dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah Tepat Waktu berada di bawah 1
‘payung’ yaitu keyakinan untuk ‘Saling Menghormati’ atau nilai kebajikan ‘Hormat’.
 Tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah
disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang.
 Setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan
menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua
warga/murid.
 Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua
warga kelas.
Nilai-nilai kebajikan
Nilai-nilai yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama,
bahasa maupun latar belakangnya
CONTOH NILAI KEBA JIKAN
Profil Pelajar
INSTITUSI/ORGANISASI
IBO Primary Years Sembilan Pilar Karakter (Indonesian
Pancasila Program (PYP) Heritage Foundation/IHF)
Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
Beriman bertaqwa Toleransi, Rasa Kemandirian dan Tanggung jawab
kepada Tuhan Hormat, Integritas, Kejujuran (Amanah), Diplomatis
YME, dan Mandiri, Hormat dan Santun
Dermawan, Suka Menolong dan
berakhlak mulia, Menghargai, Gotong Royong, Percaya Diri,
Berkebinekaan Antusias, Empati, Kreatif dan Pekerja Keras
Global, Gotong Keingintahuan, Kepemimpinan dan Keadilan
Royong, Mandiri, Kreativitas, Baik dan Rendah Hati
Bernalar Kritis, Kerjasama, Percaya Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
Kegiatan-kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas

1. Kegiatan Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti


2. Kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas Guru-Tugas
Murid)
KONSEP DISIPLIN
PENDEKATAN RESTITUSI
SEBUAH CARA MENANAMKAN DISIPLIN POSITIF PADA MURID

Pengertian
Ciri-ciri
Restitusi
Restitusi
Proses menciptakan • Bukan untuk menebus kesalahan,
kondisi bagi murid namun untuk belajar dari kesalahan.
• Memperbaiki hubungan.
untuk memperbaiki • Tawaran, bukan paksaan.
kesalahan mereka, • Restitusi menuntun untuk melihat ke
sehingga mereka bisa dalam diri.
kembali pada kelompok • Restitusi mencari kebutuhan dasar
mereka, dengan yang mendasari tindakan.
• Restitusi-diri adalah cara yang paling
karakter yang lebih baik.
kuat (Gossen; 2004) • Restitusi fokus pada karakter bukan
tindakan.
SEGITIGA RESTITUSI
MENSTABILKAN IDENTITAS

Kita semua akan melakukan


hal terbaik yang bisa kita
lakukan
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Semua perilaku memiliki
alasan
MENANYAKAN KEYAKINAN

Kita semua memiliki motivasi


internal
CONTOH PRAKTIK
SEGITIGA RESTITUSI

Anda mungkin juga menyukai