Keyakinan
Kelas
Peraturan
Kelas
Keyakinan Kelas, Hukuman, dan
Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan?
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke
nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang
dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan
dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk menghormati
semua orang dan barang milik
orang lain
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk mengerjakan
segala pekerjaan atau
mengikuti kegiatan yang telah
ditugaskan.
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi
ketepatan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman,
dihargai
Disadur dari Restitution, Diane diasingkan
Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan untuk
Pendidikan sementara
Luhur, 2005 (time
out)
Kebutuhan Dasar Manusia
CINTA KASIH/
RASA MEMILIKI DAN DIMILIKI PENGUASAAN
BERTAHAN HIDUP
KESENANGAN
KEBEBASAN
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! kamu sudah tahu. Ibu Ibu…” Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan!” lelah sekali “Masa kamu tidak mau, memperbaiki masalah ini?”
mengatakannya. Ibu ingat tidak Ibu pernah
stress…” bantu…”
Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia luar Dunia Berkualitas di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas Berkualitas penting di Dunia dunia Berkualitas Berkualitas
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang harus
saya tulis?”
Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
Bergerak
antara
Peraturan Nilai-nilai
Pemantau Manajer
Konsekuensi/Hadi Memperbaikin
ah ya
Kalau kamu tidak…… Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
Saya akan
(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Apa itu
‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat
(Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
Segitiga
Restitusi
Untuk membuat anak yang Menstabilkan
merasa gagal karena berbuat Identitas
salah menjadi positif terhadap
dirinya
Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang
manusiawi Tidak ada
manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar,
siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan
masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah
Membantu siswa mengenali basic need/kebutuhan Validasi Tindakan
yang ingin dipenuhinya ketika melakukan Yang Salah
kesalahan itu.