OLEH
Anzilkarnain M. Toni, S.Pd., Gr.
CGP Angkatan 7 Kab. Luwu
SALAM &
BAHAGIA
Apakah makna ‘Budaya Positif’?
Apa contoh penerapan positif yang telah kita
terapkan?
Budaya Positif di sekolah yaitu nilai-nilai
dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang
berpihak pada peserta didik agar mereka
dapat berkembang menjadi pribadi yang
kritis, penuh hormat dan bertanggung
jawab.
Perubahan Paradigma
Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
● Bukan Tabula Rasa
● Semua anak terlahir dengan bakatnya masing-masing
(unik)
● Budi Pekerti
● Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak tumbuh
dengan selamat dan bahagia
● Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung
● Kodrat alam dan kodrat zaman
● Berpihak pada anak
Perubahan Paradigma
● Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu
menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan
nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak,
dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan
bertanggung jawab.
● Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini
kontrol guru dalam menghadapi murid.
Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory untuk meluruskan
miskonsepsi tentang kontrol.
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat merasa
orang bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki untuk
hak memaksa.
Perubahan Paradigma-Stimulus Respon Teori Kontrol
Bisakah kita mengontrol seseorang?
Stimulus Respons Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang Kita berusaha memahami pandangan orang lain
agar berpandangan sama dengan tentang dunia.
kita.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan kesepakatan menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Apa makna ‘Disiplin’?
Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib,
teratur, kepatuhan pada peraturan.
dan Kata juga sering dihubungkan dengan
disiplin
hukuman, padahal itu sungguh berbeda karena belajar
dengan disiplin tidak harus dengan memberi
hukuman. Justru itu adalah salah satu alternatif terahir
dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan atau dalam konteks
pendidikan kita saat ini, dan untuk menciptakan
murid yang merdeka, syarat utamanya adalah
harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang
dimaksud adalah disiplin diri, memiliki Jika
motivasi internal. kita tidak memiliki
motivasi internal, maka kitayang
memerlukan pihak
lain untuk mendisiplinkan kita
Teori Motivasi Perilaku Manusia
Lingkungan
Positif
Keyakinan Kelas
Peraturan
Kelas
Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?
Guru membimbing siswa membuat keyakinan kelas Siswa menulis dan menempelkan hal yang diharapkan
Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas
Guru dan siswa merangkum keyakinan kelas untuk Guru dan siswa menandatangani kesepakatan
dijadikan kesepakatan kelas. kelas yang telah dibuat.
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Pengaruh Jangka Pendek dan
Jangka Panjang
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi
ketepatan
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk
dihargai sementara (time out)
Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
Kebutuhan Dasar Manusia
PENGUASAAN
CINTA KASIH/DITERIMA
KESENANGAN KEBEBASAN
Ibu Ani, guru kelas 5 di SD Pelita Hati, sedang
bingung menghadapi ulah salah satu murid di PENGUASAAN
Kaitan Murid meletakkan Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
dengan guru di luar Dunia di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan individu yang positif dalam Dunia
Dunia Berkualitas Berkualitas penting di Dunia Berkualitas hukum di dunia Berkualitas
Berkualitas Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang yang “Bagaimana caranya saya bisa
Nanti juga marah- saya. Ternyata begitu.” saya harusperoleh?” “Berapa memperbaiki keadaan?”
marah lagi.” halaman yang harus saya
tulis?”
Dampakpada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada sanksi Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung atau hadiahuntuk dirinya. memperbaiki diri?
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter
yang lebih kuat (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk memperbaiki diri.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
Segitiga Restitusi
Dokumentasi Penerapan Segitiga Restitusi