Anda di halaman 1dari 19

Teori Motivasi dalam

Penerapan Budaya
Positif

Agus Dwianto, M.Pd.


Owner SangPengajar.com
Apa motivasi Bapak/Ibu mengikuti
pelatihan ini?
Apa Bapak/Ibu selama ini berusaha
hadir tepat waktu di kelas/sekolah?
Jika Bapak/Ibu selama ini berusaha
hadir tepat waktu, apa alasannya?
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring
School Discipline menyatakan ada 3 motivasi
perilaku manusia
PERILAKU MANUSIA
3 MOTIVASI Menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

Mendapatkan penghargaan atau penghormatan

MATERI
Menghargai diri sendiri
DISIPLIN POSITIF

1. Tujuan dari disiplin positif adalah


menanamkan motivasi yang ketiga
yaitu untuk menjadi orang yang mereka
inginkan dan menghargai diri sendiri
2. Ketika murid memiliki motivasi tersebut,
mereka telah memiliki motivasi intrinsik
yang berdampak jangka panjang,
motivasi yang tidak akan terpengaruh
pada adanya hukuman atau hadiah.
DISIPLIN POSITIF

1. Mereka akan tetap berperilaku baik dan


berlandaskan nilai-nilai kebajikan
karena mereka ingin menjadi orang
yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang
mereka hargai.
2. Pertanyaannya sekarang adalah
bagaimana cara kita sebagai guru
untuk menanamkan disiplin positif ini
kepada murid-murid kita?
Santi kurang menguasai pelajaran Matematika,
sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung,
dia lebih banyak berdiam diri atau menggambar di
buku pelajarannya. Pada saat guru Matematika, Pak
Budi, menyampaikan pertanyaan, Santi menjadi
gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari
kursi, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat
STUDI berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa
melihat perilaku Santi yang bicara tergagap dan
KASUS terkejut tersebut. Pak Budi pada saat itu membiarkan
teman-teman Santi menertawakan Santi yang
tergagap dan malu luar biasa, lalu malah minta Santi
untuk maju dan berdiri di depan kelas sambil
menunjuk hidungnya karena tidak bisa menjawab
pertanyaan Pak Budi. Kelas makin gaduh, dan anak-
anak pun tertawa melihat Santi di depan kelas
memegang ujung hidungnya.
1. Apakah Anda setuju dengan tindakan Pak
Budi terhadap Santi? Mengapa?
STUDI 2. Menurut Anda, tindakan Pak Budi terhadap
Santi adalah sebuah hukuman atau
KASUS konsekuensi? Mengapa?
Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi

1. Tindakan terhadap suatu pelanggaran pada


umumnya berbentuk hukuman atau konsekuensi.
2. Dalam penerapan budaya positif diperkenalkan
program disiplin positif yang dinamakan Restitusi.
3. Apakah restitusi itu?
4. Apakah perbedaan antara hukuman, konsekuensi,
dan restitusi?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat

(Gossen; 2004)
Hukuman

1. Hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba.


2. Anak atau murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan
tidak dilibatkan.
3. Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang
memberikan, dan murid hanya menerima suatu hukuman
tanpa melalui suatu kesepakatan, atau pengarahan dari
pihak guru, baik sebelum atau sesudahnya.
4. Hukuman yang diberikan bisa berupa fisik maupun psikis,
murid/anak disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-kata.
Konsekuensi

1. Konsekuensi sudah terencana atau sudah disepakati;


2. Konsekuensi sudah dibahas dan disetujui oleh murid dan
guru.
3. Umumnya bentuk-bentuk konsekuensi dibuat oleh pihak
guru (sekolah), dan murid sudah mengetahui sebelumnya
konsekuensi yang akan diterima bila ada pelanggaran.
4. Murid tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu
pendek.
Hukuman atau Konsekuensi?
Hukuman atau
No Tindakan
Konsekuensi
1 Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak
Hukuman
akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah.
2 Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena Hukuman
terlambat hadir di sekolah.
3 Membersihkan coretan yang dibuatnya di meja belajar. Konsekuensi
4 Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak Hukuman
menggunakan seragam olahraga.
5 Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret- Konsekuensi
coret.
6 Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena Konsekuensi
tersenggol pada saat belajar.
Restitusi

1. Restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk


memperbaiki kesalahan mereka;
2. Restitusi merupakan proses kolaboratif antara guru dan
murid;
3. Restitusi membantu murid berpikir tentang orang seperti
apa yang mereka inginkan;
4. Restitusi merupakan tawaran, bukan paksaan;
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari
tindakan.
Bagaimana penerapan restitusi
dalam penumbuhan budaya positif
di sekolah?
Segitiga Restitusi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai