Anda di halaman 1dari 42

PENGIMBASAN

MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

OLEH

NI KADEK DWIYANA ASTRIANI, S.Pd.SD


CGP ANGKATAN 4 KAB. KARANGASEM -BALI
SALAM & BAHAGIA
Om Swastyastu, rahayu untuk kita semua di ruangan ini
Apakah makna ‘Budaya Positif’?
Apa contoh penerapan positif yang telah kita
terapkan?
Budaya Positif di sekolah yaitu nilai-nilai
dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang
berpihak pada peserta didik agar mereka
dapat berkembang menjadi pribadi yang
kritis, penuh hormat dan bertanggung
jawab.
Perubahan Paradigma
Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
● Bukan Tabula Rasa
● Semua anak terlahir dengan bakatnya masing-masing
(unik)
● Budi Pekerti
● Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak tumbuh
dengan selamat dan bahagia
● Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung
● Kodrat alam dan kodrat zaman
● Berpihak pada anak
Perubahan Paradigma
● Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu
menyediakan lingkungan yangpositif, aman, dan
nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak,
dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan
bertanggung jawab.
● Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini
kontol guru dalam menghadapi murid.
Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory untuk meluruskan
miskonsepsi tentang kontrol.
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Perubahan Paradigma-Stimulus Respon Teori Kontrol
Bisakah kita mengontrol seseorang?
Stimulus Respons Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang lain
berpandangan sama dengan kita. tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan kesepakatan menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Apa makna ‘Disiplin’?
Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib,
teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata disiplin
juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu
sungguh berbeda karena belajar dengan disiplin tidak
harus dengan memberi hukuman. Justru itu adalah
salah satu alternatif terahir dan kalau perlu tidak
digunakan sama sekali
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan atau dalam konteks
pendidikan kita saat ini, dan untuk menciptakan
murid yang merdeka, syarat utamanya adalah
harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang
dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita tidak memiliki
motivasi internal, maka kita memerlukan pihak
lain untuk mendisiplinkan kita
Teori Motivasi Perilaku Manusia
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
“Apa yang akan terjadi apabila saya tidak Motivasi Eksternal
melakukannya?”

2. Untuk mendapatkan imbalan dari oranglain/institusi


“Apa yang akan saya dapatkan apabila saya Motivasi Eksternal
melakukannya?”

3. Untuk menghargai diri sendiri, menjadi insan sesuai Motivasi Internal


harapan kita. Tujuan Disiplin
“Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya Positif
melakukannya?”
Budaya Positif

LingkunganPositif

Keyakinan Kelas

PeraturanKelas
Keyakinan Kelas,
Hukuman, danPenghargaan
Mengapatidak peraturan saja,
mengapaharus Keyakinan Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda
dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak 1.5
meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke


-nilai/keyakinan
nilai -keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian
peraturan-peraturan.
Keyakinan Kelas
Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau
prinsipprinsip universal yang disepakati bersama secara
universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa
maupun agama

Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih


memotivasi seseorang dari dalam (Intrinsik). Seseorang akan
lebih bersemangat untuk menjalankan keyakinannya daripada
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
Pembentukan Keyakinan Kelas
● Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan, yang lebih
rinci dan konkrit
● Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan yang universal.
● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk
positif.
● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah
diingat dan dipahami
● Semua warga kelas sebaiknya ikut berkontibusi dalam membuat
kegiatan kelas lewat curah pendapat.
● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Peraturan Keyakinan kelas/nilai kebajikan yang dituju

Selalu kembalikan buku ke tempatnya


Tanggung jawab
Dilarang Mengganggu Orang Lain
Menghormati Orang Lain dan Diri Sendiri
Hadir di sekolah 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Komitmen pada
Tujuan (Berkomitmen)
Dilarang Melakukan Kekerasan
Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Kesabaran
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas

Guru membimbing siswa membuat keyakinan kelas Siswa menulis dan menempelkan hal yang diharapkan
Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas

Guru dan siswa merangkum keyakinan kelas untuk Guru dan siswa menandatanganikesepakatan
dijadikan kesepakatankelas. kelas yang telah dibuat.
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Pengaruh Jangka Pendekdan Jangka
Panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi
ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusakhubungan
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.

Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.

Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.

Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.

Meminta murid tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah karena tidak


mengenakan sepatu hitam.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK.
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak
mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK. Konsekuensi
Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka
waktu lama waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin


Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik


Anak belajar untuk menyembunyikankesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk
dihargai sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
Kebutuhan Dasar Manusia

PENGUASAAN
CINTA KASIH/DITERIMA

KESENANGAN KEBEBASAN
Ibu Ani, guru kelas 5 di SD Pelita Hati, sedang bingung
menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Agus. PENGUASAAN

Beberapa anak telah datang dan mengeluhkan Agus yang


seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan
paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ani, Apa
yang akan Anda lakukan? Menurut Anda, kira-kira apa
alasan Agus melakukan hal itu?
Dalam konteks penerapan disiplin positif, Ibu Ani sebaiknya mencari tahu alasan Agus melakukan
Tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi Agus.
● Apabila jawaban Agus karena ia lapar dan orang tuanya tidak membawakannya bekal makan
siang. Kebutuhannya adalah bertahan hidup
● Apabila jawaban Agus karena ia senang temannya jadi memperhatikan dia.
Kebutuhannya adalah cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima)
● Apabila jawaban Agus adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut dan menuruti
keinginannya. Kebutuhannya adalah penguasaan (pengakuan atas kemampuan)
● Apabila jawaban Agus karena dia merasa bosan dengan bekal yang dibawakan ibunya karena
selalu membawakan bekal yang sama. Kebutuhannya adalah kebebasan (kebutuhan akan
pilihan)
● Apabila jawaban Agus adalah karena iseng saja dan dia menikmati ekspresi wajah temannya
yang kesal karena diambil makanannya. Kebutuhannya adalah kesenangan.
5 POSISI KONTROL
IDENTITASGAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol dari Luar) IDENTITAS
MOTIVAS (Kontrol dariLuar) BERHASIL/SUK
I: SES (Kontrol
Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Ketergantungan pada OrangLain Menghargai Diri
Sendiri
PENGHUK PEMBUATMER TEMAN PEMANTAU MANAJER
UM ASA
BERSALAH
Guru Menghardik Berceramahdan Membuatkan alasan-alasan untuk muridnya. Menghitung Mengajukan
Berbuat: Menunjuk- mengatakan, danmengukur pertanyaan-
nunjuk “Seharusnya…” pertanyaan
Menyakiti “Ibukecewa…”
Menyindir
Guru “Kalau kamu “Kamu seharusnya “Apa “Apa yang kita yakini?
Berkata: tidak kamu sudah peraturannya?” Apa yang bisa kau
melakukanny tahu.Ibu lelah kerjakanuntuk
a, awasya! sekali memperbaiki
Rasakan!” mengatakannya. masalah ini?”
Ibu stress…”

“Ayolah, lakukandemi
Ibu…”
“Masa kamu tidakmau,
ingat tidak Ibu pernah
bantu…”
Hasil: Memberonta Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaik Menguatkan pribadi
k Menyangkal an
Menyalahka Berbohong diri,
n oranglain bila
Berbohong dia
was
i
Kaitandeng Murid Murid Murid meletakkan gurudi sebagai orang yang sangat penting di Dunia Berkualitas Murid Murid meletakkan
an meletak meletakkan meletakkan dirinya sebagai
Dunia kan guru di guru individu yang positif
Berkualitas gurudi dalam Dunia peraturan dalam Dunia
luar Berkualitas dan hukumdi Berkualitas
Dunia dunia
Berkualit Berkualitas
as
Murid “Ah, “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya. Ternyatabegitu.” “Berapa “Bagaimana
Berkata: biarkan banyak caranya
saja. bintang saya bisa
Nanti yang saya memperbaik
juga harusperole i keadaan?”
marah- h?” “Berapa
marahlagi halaman
.” yang harus
saya
tulis?”
Dampakp Mengulangi Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, tergantung Menitikberatka Mengevaluasi diri,
ada kesalahan n pada sanksi bagaim
Muri atau ana cara
d: hadiahuntuk memper
dirinya. baiki
diri?
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter
yang lebih kuat (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukanpaksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk memperbaikidiri.
7. Restitusi fokus pada karakter bukantindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
Segitiga Restitusi
Dokumentasi Penerapan Segitiga Restitusi

Menangani siswa bermasalah dengan menerapkan segitiga restitusi


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai