Anda di halaman 1dari 24

SURVEI

LAPANGAN
Modul 1.4
Budaya Positif

GURU TRANSFORMATIF
CIAMIS
Perkenalkan
Fasilitator
SUHADA, S.Pd.

HENI WINIASARI RIYANTI RINI SRI MULYANI UJANG


KAMILUDIN
KONSEP UTAMA
MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
• Perubahan Paradigma Belajar
• Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
• Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
• Kebutuhan Dasar Manusia
• Keyakinan Kelas
• Posisi Kontrol Restitusi
• Segitiga Restitusi
PEMBELAJARAN DENGAN
PARADIGMA BARU
Pembelajaran dengan paradigma baru
dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran
yang terdiferensiasi, sehingga setiap siswa
belajar sesuai dengan kebutuhan dari tahap
perkembangannya untuk mewujudkan
PROFIL PELAJAR PANCASILA.
DISIPLIN POSITIF
Disiplin positif merupakan salah satu cara
penerapan disiplin yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran serta
memperdayakan anak untuk melakukan
sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun
hukuman.
DISIPLIN POSITIF
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri
sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal
dan memiliki motivasi intrinsik bukan ekstrinsik.

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada murid-murid
kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki motivasi tersebut,
mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang
tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku
baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang
menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
Nilai-nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan universal berarti nilai-nilai
kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku
bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya.
Nilai-nilai ini merupakan ‘payung besar’ dari sikap dan
perilaku kita, atau nilai-nilai ini merupakan fondasi kita
berperilaku. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat
positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang
ingin dicapai setiap individu
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
• Bertahan hidup
• Kasih sayang dan rasa diterima
• Penguasaan
• Kebebasan
• Kesenangan
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.

MENDAPATKAN MENGHARGAI NILAI-


MENGHINDARI
IMBALAN ATAU NILAI KEBAJIKAN DIRI
KETIDAKNYAMANAN
PENGHARGAAN DARI SENDIRI
DAN HUKUMAN
ORANG LAIN
Murid melakukan disiplin
Murid melakukan disiplin
Murid melakukan disiplin diri karena sadar akan nilai
diri karena ia takut dihukum,
diri karena ia ingin mendapat kebajikan dirinya. Ini
ini merupakan motivasi
imbalan. Ini merupakan merupakan motivasi
ekstrinsik.
motivasi ekstrinsik. Intrinsik.
KONSEP DISIPLIN
DENGAN IDENTITAS GAGAL

HUKUMAN PENGHARGAAN

• Menyakitkan • Tidak efektif


• Tidak nyaman • Merusak hubungan (sifat iri)
• • Mematikan kreativitas
Murid takut
• Menghukum dengan sistem
• Memaksa
rengking
• Murid menyembunyikan kesalahan
• Merampas hak menghargai
• Murid menjadi rendah diri
dirinya
KONSEP DISIPLIN
DENGAN IDENTITAS SUKSES

KONSEKUENSI RESTITUSI

• Penguatan jangka pendek • Murid bertanggung jawab untuk


• Perlu monitoring berkelanjutan perilakunya
• Stimulus - respon • Fokus pada pemecahan masalah jangka
• panjang
Murid menghormati peraturan
• Murid menghormati dirinya dan orang
• Kehilangan waktu untuk merenungi
lain
kesalahan
• Teori kontrol (dirinya memegang
kontrol)
• Murid bersemangat memperbaiki
kesalahan
KONSEP DISIPLIN
PENDEKATAN RESTITUSI
SEBUAH CARA MENANAMKAN DISIPLIN POSITIF
PADA MURID
PENGERTIAN RESTITUSI CIRI-CIRI RESTITUSI

• Bukan menebus kesalahan, namun belajar


Proses menciptakan kondisi bagi murid
dari kesalahan
untuk memperbaiki kesalahan mereka, • Memperbaiki hubungan
sehingga mereka bisa kembali pada • Tawaran bukan paksaan
kelompok mereka, dengan karakter yang • Menuntun untuk melihat ke dalam diri
lebih kuat (Gossen: 2004) • Mencari kebutuhan dasar yang mendasari
tindakan
• Fokus pada karakter, bukan tindakan
• Menguatkan dan fokus pada solusi
PERBEDAAN
Contoh kasus : Siswa sering datang sekolah terlambat

HUKUMAN RESTITUSI
KONSEKUENSI
• Guru menanyakan
• Guru menghukum keyakinan kelas/dirinya
• Guru memberikan
siswa tersebut lari dan membantu siswa
konsekuensi untuk
keliling lapangan menyelesaikan
menambah waktu masalahnya
• Guru marah dan murid
belajar saat istirahat • Guru terbuka dan siswa
menjadi takut
• Guru tegas dan siswa menghormati dirinya dan
menghormati peraturan orang lain
5 POSISI KONTROL RESTITUSI

TEMAN PEMANTAU MANAJER


PENGHUKUM PEMBUAT RASA
BERSALAH
Apakah kamu tahu
"Ayolah yang '"kamu sudah
Patuhi aturan kesalahannya?
"Berapa kali Bu guru tertib, buat Bu melanggar, apa Kira-kira
sekolah, lalu Guru bangga" peraturan dan
harus memberi tahu bagaimana kamu
berdiri di depan "kali ni tidak konsekuensinya? memperbaiki
kamu? Bu guru
kelas apa-apa kamu kesalahan ini?
kecewa sama kamu !"
salah
KESEPAKATAN/ KEYAKINAN KELAS
Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak peraturan kelas
saja?
• Mengapa kita memiliki peraturan tentang menggunakan helm
saat mengendarai roda dua/motor?
• Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker
dan mencuci tangan setiap saat?
ALASAN KEYAKINAN KELAS
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk
menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Murid-murid pun
demikian, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti
sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan,
apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan
utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan
yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.
KEGIATAN KESEPAKATAN/ KEYAKINAN
Guru dan siswa membuat keyakinan kelas
KELAS
Merumuskan Peraturan Menjadi Menempelkan Keyakinan
Keyakinan di Kelas
HASIL KESEPAKATAN/

KEYAKINAN KELAS V
RESTITUSI
Adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
dengan karakter lebih kuat

Segitiga restitusi merupakan tahapan tindakan yang dilakukan guru


untuk membawa siswa menaati kesepakatan kelas yang telah
ditetapkan dan mengakui secara sadar dan terbuka ketika melakuka
kesalahan, serta merasakan kenyamanan ketika sudah berperilaku
jujur
CONTOH PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI

https://youtu.be/zLwXtF6B4AA
Dalam menerapkan program disiplin positif, hendaknya guru memiliki standar
kepribadian, profesional dan sosial yang baik, dimana guru mampu berefleksi
pada posisi kontrolnya, saat ini bagaimana perjalanan dirinya sebagai seorang
Among (posisi manajer) yang menuntun murid-murid menjadi insan yang
mandiri, merdeka dan bertanggung jawab
TERIMAKASIH
Guru Bergerak Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai