Anda di halaman 1dari 32

DISEMINASI

BUDAYA
POSITIF
ANDRI PURNAMA JAELANI
PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 8
KABUPATEN KARAWANG
Fasilitator Pengajar Praktik
JENNY AMBIANI, M.Pd ANGGI LILIS C, S.Pd, M.M
LATAR BELAKANG
Budaya positif untuk
membentuk disiplin positif
di lingkungan sekolah. Hal
yang mendasari saya
melakukan tindakan ini
adalah untuk mewujudkan
murid dengan karakter
pelajar profil Pancasila
melalui penerapan budaya
positif.
BUDAYA POSITIF
Adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
murid, agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung
jawab

Motivasi
Perubahan Disiplin
Paradigma Perilaku
Belajar
Positif Manusia

Keyakinan Segitiga
Posisi Restititusi
Kontrol Kelas
PERUBAHAN
PARADIGMA BELAJAR
• Pembelajaran sesuai Kodrat Alam dan
Kodrat Zaman (Ki Hajar Dewantara)

• Pembelajaran yang berdiferensiasi dan


berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

• Berpihak dan berpusat pada peserta didik.


PEMBELAJARAN YANG BERDIFERENSIASI DAN
BERKARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran di


mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran
untuk memenuhi kebutuhan individual setiap peserta
didik sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap
peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangannya untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila.
BERIMAN DAN BERTAKWA
KEPADA TUHAN YME

Shalat Dhuha Berjamaah


Membaca Asmaul Husna
KEGIATAN PEMBIASAAN DAN
KARAKTER BUDI PEKERTI

Kegiatan Upacara menumbuhkan


jiwa Nasionalisme dan Disiplin
PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK
PADA MURID
DISIPLIN POSITIF
● Dalam budaya kita, makna kata disiplin adalah
sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang
lain untuk mendapatkan kepatuhan.

● Disiplin positif merupakan salah satu cara


penerapan disiplin yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran serta
memberdayakan anak untuk melakukan sesuatu
tanpa sogokan, ancaman, maupun hukuman.
DISIPLIN POSITIF
DI SEKOLAH
Budaya Disiplin Positif di sekolah merupakan nilai - nilai,
keyakinan – keyakinan, dan kebiasaan - kebiasaan di sekolah
yang berpihak pada peserta didik. Hal ini bertujuan untuk
membuat murid menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat,
dan bertanggung jawab.
PENERAPAN DISIPLIN POSITIF
DI SEKOLAH
3 MOTIVASI
PERILAKU MANUSIA
1. Untuk menghindari ketidaknyaman atau
hukuman.

2. Untuk mendapatkan imbalan atau


penghargaan dari orang lain.

3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan

dan menghargai diri sendiri dengan nilai-


nilai yang mereka percaya.
5 KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA
Bertahan Hidup
• Bersifat fisiologis, kesehatan, rumah, makanan
• Kebutuhan merasa aman

Cinta dan Kasih Sayang


• Kebutuhan untuk diterima
• Ingin menjadi bagian dari suatu kelompok

Kebebasan
• Kebutuhan akan pilihan, bebas dan mandiri
• Lebih memberi kesempatan untuk memilih dan mencoba hal baru
• Pembelajaran berdeferensiasi

Kesenangan
• Kebutuhan belajar yang menyenangkan
• Murid akan berkonstrasi tinggi ketika pembelajaran menyenangkan

Penguasaan (power)
• Kebutuhan pengakuan atas kemampuan
• Diakui keberadaannya, keterampilan, dan prestasinya
• Setiap murid memiliki keinginan untuk dianggap berharga
5 POSISI KONTROL
RESTITUSI
Diane Gossen dalam bukunya Restitution -
Restructuring School Discipline (1998)
mengemukakan bahwa guru perlu meninjau
kembali penerapan disiplin di dalam ruang
ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah
efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan
memandirikan murid, bagaimana dan
mengapa ? Melalui serangkaian riset dan
berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William
Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi
kontrol yang diterapkan seorang guru, orang
tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
PENGHUKUM
“Patuhi aturan sekolah, berdiri didepan !”

PEMBUAT MERASA BERSALAH


“ . . . kamu lagi kamu lagi, Ibu Kecewa sekali ! Bagaimana kalau orang tuamu tau ?”

TEMAN
“ . . . yang tertib ya, kali ini tolong buat bapak bangga ya !”

PEMANTAU
“kamu sudah melanggar, taukan peraturan dan konsekuensinya !”

MANAJER
“Apakah kamu tahu kesalahan mu, menurut mu, bagaimana cara memperbaikinya ?”
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan kelas adalah salah satu disiplin posistif
yang bisa kita terapkan dalam membangun
budaya positif di sekolah.

Dengan adanya keyakinan kelas di setiap kelas


diharapkan dapat mewujudjkan tujuan pendidikan
yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila.
Mengapa keyakinan kelas, mengapa
bukan peraturan kelas ?
Ciri-ciri keyakinan kelas antara lain:
• Bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih rinci dan konkret.
• Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal yang dibuat dalam bentuk
kalimat positif.
• Keyakinan kelas tidak dibuat dalam jumlah banyak sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.
• Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan kelas tersebut.
• Pembuatan keyakinan melibatkan semua warga kelas melalui kegiatan curah pendapat.
• Keyakinan kelas ditinjau kembali dari waktu ke waktu.
PENERAPAN
KEYAKINAN KELAS
KEYAKINAN
KELAS
SEGITIGA RESTITUSI

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk


memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai