Budaya Positif Budaya Positif sekumpulan nilai yang melandasi perilaku kebiasaan yang dilakukan oleh guru, siswa, dan semua orang yang berada di lingkungan sekolah. Tujuannya adalah untuk pembentukan karakter anak. Budaya positif dikembangkan di sekolah melalui pembiasaan, hal tersebut bisa dimulai dari pembentukan kesepakatan kelas antara guru dan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membuat komitmen bersama yang akan menjadi keyakinan kelas. Keyakinan kelas yang dijalankan dengan penuh kesadaran akan berkembang menjadi budaya positif sekolah Budaya positif sekolah adalah suatu budaya sekolah yang mampu mendorong semua warga sekolah untuk memiliki kebiasaan baik, kepribadian unggul, dan berbudi pekerti. Budaya positif di sekolah tidaklah terbentuk dengan sendirinya, melainkan dibangun dari kebiasaan-kebiasaan baik dari seluruh warga sekolah, baik murid, guru, tendik, maupun wali muridnya. Disiplin dan keteladanan yang diberikan oleh guru, besar dampaknya untuk percepatan pembentukan budaya positif di sekolah Secara sederhana budaya positif dibangun dari disiplin positif yang tertanam dalam di jiwa warga sekolah. Terutama murid sebagai aset utama dan tujuan utama penerima pendidikan. Yang Diterapkan :
• Dimulai dengan membiasakan murid • Kegiatan senam dirangkai dengan menyanyikan
melaksanakan kegiatan pagi secara rutin. lagu wajib nasional dengan sikap yang khidmad. • Antara lain senam pagi sebelum pembelajaran • Sebagian siswa mengikuti gerakan dirijen dengan memahamkan arti dan manfaat senam memimpin menyanyikan lagu tersebut. secara sungguhsungguh bagi pertumbuhan fisik • Tujuannya adalah agar setiap siswa memahami anak. birama dan irama dari lagu, juga terampil • Guru piket juga mengikuti senam sebagai upaya menjadi dirijen yang apabila dibutuhkan setiap memberi teladan bagi murid. saat selalu siap. • Supaya tidak muncul anggapan bahwa guru hanya pandai dalam berpetuah tetapi juga pandai melaksanakan. Kegiatan pagi diakhiri dengan berdoa bersama secara khusyuk dan ikhlas. Adab berdoa yang baik diharapkan tertanam dalam diri anak dan terbawa hingga dewasa kelak. Sesederhana apapun doa, bila dimohonkan dengan kerendahan hati maka akan membawa manfaat untuk yang luar biasa. Berbaris dengan tertib akan mengantar Secara sederhana budaya positif anak pada kebiasaan tertib dan mengantri dibangun dari disiplin positif yang sesuai giliran. Sangat sederhana. Tapi tertanam dalam di jiwa warga pembiasaan ini sangat penting dapam sekolah. Terutama murid sebagai membentuk karakter murid dalam aset utama pendidikan. Salah satu mengantri dengan tertib. Di sini ada strategi untuk menguatkan disiplin pembelajaran menghormati hak orang positif murid adalah dengan lain dan upaya mencerdaskan emosional anak saat mengantri. Sabar sebelum tiba membentuk sebuah keyakinan di gilirannya. kelas masing-masing dengan panduan guru Dalam keyakinan kelas siswa mengajukan usulan mengenai apa yang ingin dicapai tentang kelasnya. Apa yang diinginkan murid tentang apa yang harus dilakukan oleh guru
Strategi yang lain untuk
menguatkan disiplin positif murid adalah dengan membentuk sebuah keyakinan di kelas masingmasing dengan panduan guru Aturan bersifat mengikat dan memliki kecenderungan untuk dilanggar, karena sifatnya yang top down. Berbeda denngan keyakinan kelas yang dibentuk bersama warga kelas, dengan melibatkan guru dan murid. Dalam keyakinan kelas siswa mengajukan usulan mengenai apa yang ingin dicapai tentang kelasnya. Apa yang diimpikan murid tentang kelasnya. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid maupun guru di dalam kelasnya. Hal tersebut kemudian akan disepakati dan diikuti dengan komitmen serta konsekuensi yang jelas Diawali dengan curah pendapat siswa tentang kelas seperti apa yang mereka inginkan, kemudian mereka menuliskan pada kertas posh it dan menempelkannya di papan tulis Kertas posh it yang berisi impian murid tentang kelas yang diinginkannya ditempelkan sampai tuntas. Kemudian guru bersama dengan murid membaca ulang tulisan tersebut, dan mengeliminasi yang bermakna sama Guru menulis ulang dan merumuskan dalam kalimat yang positif serta menghindar dari kata ‘jangan” atau “dilarang” Nah, rumusan keyakinan kelas telah dibuat. Saatnya guru merapikan dan menulisnya dengan indah untuk dipajang di tempat yang dapat tterbaca oleh murid. Dengan keyakinan kelas yang mereka buat dan mereka sepakati maka akan mudah mengingatkan murid pada kedisiplinan positif yang diharapkan akan menjadi budaya positif. Setelah keyakinan kelas terbentuk di kelas saya, dan mulai terlihat perubahan positif atas sikap murid- murid, maka saya memberanikan diri untuk mengimbaskan pada rekan sejawat. Sambutan baik dari mereka, dan ditentukanlah waktu unttuk melaksanakan desiminasi mini di sekolah, yang diikuti oleh semua guru dan tenaga pendidikan. Harapan apa anda sebagai guru di masa depan ?
Harapan besar saya dari sebuah usaha
kecil, yakni rekan sejawat dapat membuat keyakinan kelas yang disepakati warga kelas sehingga menjadi disiplin diri, yang membawanya pada disiplin positif di kelasnya. Sehingga menjadilah disiplin positif sekolah yang membudaya, dan membawa pada sekolah berbudaya positif. Terima kasih
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu