Anda di halaman 1dari 43

RUANG KOLABORASI

MODUL 1.4.
BUDAYA POSITIF

SESI 1
FORUM DISKUSI
IDENTITAS MODUL
PAKET MODUL 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak

MODUL 1.4. Disiplin Positif

SESI PEMBELAJARAN Sesi 1. Forum Diskusi

JUMLAH JAM PELAJARAN 3 JP

FASILITATOR Lolita Fitriani, S.Pd.AUD.M.M

● Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat
Kompetensi Lulusan Yang meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman.
Dituju ● Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak
pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
● CGP mampu memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak
pada murid.
CAPAIAN UMUM MODUL ● CGP mampu melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai
konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila.
● CGP mampu memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
● CGP mampu menjelaskan konsep budaya positif yang berdasarkan pada konsep perubahan paradigma stimulus respons ke teori kontrol serta nilai-
nilai kebajikan universal yang dijabarkan penerapannya pada modul ini.
● CCGP mampu menjelaskan konsep makna disiplin, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar manusia, restitusi dengan 5
CAPAIAN KHUSUS MODUL posisi kontrol guru serta segitiga restitusi dan menerapkannya dalam ekosistem sekolah yang aman, dan berpihak pada murid.
● CGP mampu menyusun strategi-strategi aksi nyata yang efektif dengan mewujudkan kolaborasi beserta seluruh pemangku kepentingan sekolah
agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.
● CGP mampu menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif di sekolah dan mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan
murid.
AGENDA

1 PEMBUKAAN (10 menit)

2 REVIU MATERI (20 menit)

3 DISKUSI KELOMPOK (95 menit)

4 PENUTUP (10 menit)


PEMBUKAAN

Forum Diskusi Disiplin Positif


TUJUAN PEMBELAJARAN

• CGP dapat mendemonstrasikan pemahamannya mengenai


konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif dengan
membentuk komunitas praktisi dengan CGP lain.
SKENARIO PEMBELAJARAN

No JUDUL SESI AKTIVITAS DURASI


● Penyambutan dan ice breaking
1 Pembukaan ● Penjelasan Tujuan dan Pembuatan Kesepakatan Belajar  10 menit

2 Reviu Materi Reviu materi pada Sesi eksplorasi konsep Modul 1.4 20 menit
●  Peserta dibagi menjadi tiga kelompok (3-4 orang).
3 Diskusi Kelompok ● Setiap kelompok mendiskusikan kasus-kasus yang sudah  95 menit
disediakan (4 kasus)

●  Mengingatkan tahapan belajar selanjutnya


3 Penutup ● Penutupan dan Foto Bersama  10 menit
KESEPAKATAN BELAJAR

1. Seluruh peserta memiliki kesempatan untuk berpendapat;


2. Berpikiran terbuka dan saling menghormati;
3. Jika ada satu peserta berbicara maka peserta yang lain
mendengarkan;
4. Berpendapat setelah dipersilakan;
5. Berpartisipasi penuh; dan
6. Mengikuti sesi kelas dengan perasaan yang gembira.
REFLEKSI
PEMBELAJARAN
PERTANYAAN PEMANTIK

1. Apakah yang dimaksud dengan disiplin dan nilai-nilai kebajikan universal?


2. Apa perbedaan antara hukuman, konsekuensi, dan restitusi?
3. Bagaimanakah merumuskan keyakinan kelas?
4. Apa yang Anda pahami terkait kebutuhan dasar manusia?
5. Sebutkan lima posisi kontrol kita sebagai guru?
6. Jelaskan langkah-langkah penerapan segitiga restitusi?
MIND MAP SUBSTANSI MODUL
Disiplin Positif
Teori Kontrol/ Choice Theory-William Glasser

- Model Berpikir Menang- Realitas (kebutuhan) kita berbeda.


Anda tidak bisa mengontrol menang, Kita berusaha memahami pandangan orang
Semua perilaku
orang lain, hanya Anda - Kolaborasi dan konsensus lain tentang dunia.
memiliki tujuan.
yang bisa mengontrol diri menciptakan pilihan-pilihan Setiap orang memiliki gambaran berbeda.
Anda. baru.

Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol


Makna Disiplin 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Belajar kontrol diri 1. Penghukum Penguasaan
1. Untuk menghindari hukuman
dengan menggali Motivasi
2. Pembuat Rasa Bersalah Kasih sayang dan Rasa Diterima
potensi kita, agar Ekstrinsik Kesenangan
tercapai tujuan mulia, 3. Teman Kebebasan
2. Untuk mendapatkan imbalan
yaitu sesuatu menjadi 4. Pemantau
seseorang yang kita
inginkan berdasarkan 3. Untuk menghargai diri sendiri 5. Manajer
nilai-nilai yang kita Motivasi
hargai. Intrinsik
Segitiga Restitusi
Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
1. Menstabilkan Identitas
2. Validasi kebutuhan
Keyakinan Kelas
3. Menanyakan Keyakinan
Makna Kata Disiplin

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa 


“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat.
Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang
mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab
jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa
lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di
dalam suasana yang merdeka. 
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Merdeka,  Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)
Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas
1. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan
konkrit
2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
3. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
4. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.
5. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. 
6. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan
kelas lewat kegiatan curah pendapat.
7. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu
RESTITUSI-LIMA POSISI KONTROL
LANJUTAN
SEGITIGA RESTITUSI
AKTIVITAS SESI 1

FORUM DISKUSI DISIPLIN POSITIF


Pengantar Diskusi Kelompok

• Fasilitator memandu peserta untuk membagi diri menjadi beberapa


kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang.
• CGP akan berdiskusi di Breakout Room
• Tugasnya adalah menganalisis 4 studi kasus yang disediakan
menggunakan pisau analisis materi budaya positif yang telah dipelajari.
• Waktu kerja kelompok adalah 90 menit
• Pilih 1 orang sebagai juru bicara
• Hasil diskusi dipresentasikan pada Ruang Kolaborasi Sesi 2
Kasus 1

Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat
masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru
2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali,
mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni
mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan
mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah
Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah
mengobrol.
Kasus 1 (Lanjutan)

Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan
tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia
melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat
ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan
meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu
Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu
Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk
memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Kasus 1 (Lanjutan)

Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau


mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman
sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas,
terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di
kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email
kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu
Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni
sebagai guru pengganti.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan
oleh Ibu Santi?
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi
yang telah diusulkan mereka?
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam
menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang
ditempuh Ibu Santi?
Kasus 2

Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia
pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan
pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu.
Kasus 2 (Lanjutan)

Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna
sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam,
namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin
kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada
peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya.
Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Kasus 2 (Lanjutan)

Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap
dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya.
Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke
sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot
sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat
hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia
tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di
kelas tanpa alas sepatu.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

● Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman?
Jelaskan, apakah indikatornya?
● Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang
akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan
diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
● Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
- Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam?
- Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai
kasus tersebut?
Kasus 3

Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak
acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan
dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan,
dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil
memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo
Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk
kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Kasus 3 (Lanjutan)

Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi
pada Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya
pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh
ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab,
“Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek
mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

● Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
● Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
● Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau
dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan.

● Apabila Anda adalah kepala sekolah disana dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak
lanjut Anda?
Kasus 4

Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba
terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan
mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3
kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan
membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Suti
menanyakan Dino tentang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati.
Kasus 4 (Lanjutan)

Ibu Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan


yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian Ibu
Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki
pak. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai
copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang
akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Kasus 4 (Lanjutan)

Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah gak tahu bu, saya lem
kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau
di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu
menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti
meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir
sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya
siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”.
Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Kasus 4 (Lanjutan)

Akhirnya Anto mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Anto
belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua
anak laki-laki tersebut Anto dan Dino pada jam pulang sekolah, mereka sudah
bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

● Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-
hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
● Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan
oleh Ibu Suti?

● Kira-kira nilai-nilai kebajikan (Keyakinan Sekolah) apa yang dituju dalam kasus
tersebut? Jelaskan.
PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI 1.4

NO KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3


1 TRES ELVINA TELAUMBANUA RINAWATI TAFONAO ARLISAN DAWOLO
2 MARTINA KARYANI LAIA KURNIA APRIYANI GULO HERTY ADITIA ZEBUA
3 MULIANI TELAUMBANUA YAAMAN PUTRA MENDROFA CHRISMAN HAREFA
4 YUPITER LASE YULIANUS ZEBUA
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian
REVIU AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
REFLEKSI KEGIATAN SESI 1

• Facts
• Feelings
• Findings
• Future
PENUTUP
PENUTUP

• Tahapan belajar berikutnya, yaitu presentasi hasil diskusi


kasus.
• Berdoa
• Foto bersama
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai