4 5
APA YANG TERJADI SAAT KITA
BERJEDA dan MELAKUKAN SESUATU
DENGAN PENUH KESADARAN
Napas semakin terkontrol >
Hal ini dapat
mengurangi kecemasan/tingkat stress
dilatih dan
dan mendukung kekuatan otak
dikembangkan >
bagian atas (korteks prefrontal) yang
berhubungan dengan fokus,
neuroplasticity.
konsentrasi dan kesadaran.
1. Being Mindful
(menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari)
2. Teach Mindfully
(menerapkan mindfulness dalam praktik pembelajaran)
3. Teach Mindfulness
(mengajarkan mindfulness)
(Hawkins, 2017)
Tujuan hari ini
Mengelaborasi dan menguatkan pemahaman konsep
dan penerapan modul 2.2 di dalam ekosistem sekolah
CGP SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN Profil
Pelajar
Pancasila
Memodelkan, Belajar, Berkolaborasi
Pen
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI sebagai
DASAR PENDIDIKAN
• Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa
manusia secara holistik
• Budi Pekerti/Watak/Karakter sebagai hasil dari
pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak
pikiran-rasa, kemauan) sehingga menimbulkan pekerti
(tenaga-olah raga-karya).
• Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa
yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa,
kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.
HASIL RISET CASEL TTG PENCAPAIAN
PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL
A. APA ITU PEMBELAJARAN
SOSIAL-EMOSIONAL?
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh
seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak
1. Being Mindful
(menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari)
2. Teach Mindfully
(menerapkan mindfulness dalam praktik pembelajaran)
3. Teach Mindfulness
(mengajarkan mindfulness)
(Hawkins, 2017)
Mari mempraktikkan salah satu latihan mindfulness
memodelkan kompetensi
dan pola pikir di seluruh
komunitas sekolah
MENGUATKAN 5 KSE pendidik dan tendik
dengan murid, keluarga
murid, mitra komunitas,
dan satu sama lain
menciptakan struktur
berbentuk komunitas
belajar profesional atau
pendampingan sejawat
merefleksikan KSE pribadi
bagi pendidik dan tenaga
dan mengembangkan
kependidikan untuk
kapasitas untuk
berkolaborasi tentang cara mengimplementasikan
mengasah strategi untuk kompetensi sosial dan
mempromosikan KSE emosional.
di seluruh sekolah
Implementasi 1
Adult SEL must be a critical piece of long-term recovery in education and beyond.
Research confirms that supporting adult SEL in the school community
contributes to better conditions for young people to learn and thrive.
PEMBUKAAN HANGAT
Tahap ini ditujukan untuk membangun kedekatan saja,
sekaligus mengaitkan dengan tujuan pembelajaran
(termasuk tujuan PPP/KSE)
• memberikan kesempatan pada semua
murid-murid untuk berbicara (suara) dan
mendengarkan aktif
• memungkinkan interaksi/
keterhubungan (koneksi)
• menciptakan rasa memiliki
• melatih salah satu KSE
MENGINTEGRASIKAN DALAM
PRAKTIK PEMBELAJARAN
KEGIATAN INTI
YANG MELIBATKAN DAN MENANTANG MURID
Tahap ini memastikan pembelajaran KSE eksplisit dalam proses
pembelajaran, memberikan kesempatan murid untuk berinteraksi
atau diskusi, memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-
beda, memberikan waktu jeda untuk bernapas/ peregangan, dan
menginternalisasi pembelajaran baru mereka, meminta umpan
balik dari murid tentang pembelajaran
• diskusi akademik
• setting kelas pembelajaran kooperatif
• Pembelajaran berbasis projek
• refleksi diri dan penilaian diri
• pemberian suara dan pilihan
MENGINTEGRASIKAN DALAM
PRAKTIK PEMBELAJARAN
Ketertarikan,
Interaksi positif Murid merasa aman Ikatan dan saling
keterlibatan, rasa
terbangun dan nyaman percaya antara siswa
memiliki dalam
dan guru
Manajemen Diri
Kesadaran Sosial
Kesadaran Diri
• Teknik STOP • 3 Pertanyaan
• 6 emosi dasar Empatik
. Contoh
Pengajaran 5 KSE
Secara Spesifik dan Pengambilan Keputusan
Eksplisit yang Bertanggung Jawab
Keterampilan Berelasi
• POOCH
3C (CLEAR, (Problem –
CONFIDENT, CALM)
Options –
ACTIVE RESPONDING Outcomes –
RESPONSE
Choice)
I - MESSAGE • Dll.
Implementasi 4
“Kualitas sistem pendidikan tidak dapat
melebihi kualitas Guru dan Kepala Sekolah,
karena pembelajaran siswa pada akhirnya
adalah hasil dari apa yang terjadi di ruang
kelas”
(PISA, 2009: Apa yang Membuat Sekolah Berhasil?”)
Kegiatan Penutup:
Ungkapan Rasa Terima
Kasih
TERIMA KASIH
Rasa syukur memiliki efek fisiologis yang kuat pada otak
dan tubuh. Para peneliti telah menemukan bahwa ketika
kita memikirkan seseorang atau sesuatu yang benar-benar
kita syukuri, tubuh kita menjadi tenang, memperlambat
detak jantung mengalirkan darah dari otot ke organ, dan
pupil mata pun berkontraksi.
Mind-up Curriculum, Brain-focused Strategies for Learning and Living, hal. 129
REFLEKSI
Tuliskan 1 (satu) kalimat
dari penjelasan
instruktur dalam sesi ini
yang Anda dengar atau
yang Anda baca dari
slide yang paling
menguatkan Anda
untuk menerapkan KSE
di kelas dan sekolah
setelah sesi ini!
https://forms.gle/qWS2Tfn1QbGbRwn6A
Kebahagiaan adalah
pada saat kita dapat
menghargai
apa yang ada di sini
dan sekarang dan dapat
membangun hubungan maupun
kerja sama dengan orang lain
atas dasar hormat dan saling
menghargai
Alm. Rusdy Rukmarata
Budayawan
1. KESADARAN DIRI
Emosi Dasar (Paul Eckman, 1972)
Senang Takut
Mari latihan menyadari
pemicu dari 😁 😱
6 emosi dasar kita
dengan pikiran terbuka
😳 Takjub
Jijik
dan rasa ingin tahu
🤢
Elemen/Sub Elemen:
Dimensi Mandiri - Elemen Marah Sedih
Regulasi Diri - Sub
Elemen: Regulasi Emosi 😤 😔
Mengapa penting untuk
mengenali/menyadari emosi?
emosi adalah bagian yang penting untuk kita kenali dan kelola sebagai manusia.
Faktanya keberhasilan karir seseorang secara profesional, kesejahteraan psikologis diri sendiri, dan
juga kualitas hubungan dengan orang lain (keluarga, teman, dll) amat ditentukan oleh kecerdasan
emosi seseorang. (Daniel Golman: CEO dipekerjakan di perusahaan karena intelektualitas dan
keahlian bisnisnya, lalu dipecat karena kurangnya kecerdasan emosi)
Untuk melatih kecerdasan emosi, langkah awal adalah mampu menyadari emosi yang kita rasakan.
Selanjutnya adalah bagaimana mengelola emosi yang tidak nyaman agar tidak membelenggu diri
kita.
2. MANAJEMEN DIRI:
Amati pilihan-pilihan
yang dapat diambil
Saat itu pukul 20.00 baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil
berusia sekitar 4 dan 6 tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mondar-
mandir. Anda melihat situasi sekitar dan mendapati ayah dari kedua anak itu
persis di belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang sedang bermain game di
smartphone, sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat agak
terganggu, tetapi semuanya diam saja.
“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
tidak bisa tertawa karena mereka menangis terus. Baru sekarang mereka
bisa tertawa, dan kami akan turun di Bandung beberapa saat ini, jadi
semoga mereka tidak mengganggu terlalu lama lagi. Saya coba panggil
mereka ya…”
*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful
lessons in personal change. Simon and Schuster.
Empati untuk menghapus prasangka
• Sering kali kita sudah melakukan judgment (penghakiman) terhadap seseorang
• Bapak tua dan anak kecil berisik “Pasti Bapaknya tidak bisa mendidik anak”
• Pada banyak kasus, kita berperilaku sesuai dengan judgment kita terhadap orang
lain dan meniadakan empati dari diri kita
• Dengan berusaha membayangkan situasi orang lain, atau dengan bertanya
mengenai situasi orang lain, kita akan mampu lebih berempati dan melampaui
pikiran-pikiran berbentuk judgment-judgment di kepala kita
Setiap orang memiliki alasan untuk berperilaku tertentu
(seperti sang Ayah yang membiarkan anaknya berlari dan
berteriak di kereta)
• Dalam proses kerja sama, sangat mungkin kita merasakan konflik dalam diri
kita. Sampaikan konflik tersebut dengan pendekatan I – message
• Sampaikan efek konkret dari sebuah perilaku tersebut terhadap Anda. Jangan
lupa, 3 C dan bangun empati saat mendengarkan respon lawan bicara Anda
• I-message: Nuansa emosi yang lebih positif, tidak terasa memojokkan lawan
bicara.Terbukti dapat membantu penyampai pesan membangun komunikasi
lebih lanjut.
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)
Kapan? Apa yang harus disiapkan? kamu tugas sekolah aja keteteran,
Ceritain dong ke Ibu. sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.
Active constructive = aktif membangun Active destructive = aktif menghambat
Oh ya?
Passive
P O O Ch
Problem Options Outcomes Choices
Mempertimbangkan • Apa yang dipilih?
Mengevaluasi situasi: konsekuensi dari • Mengapa memilih itu?
Menganalisis
• Apakah itu
• Apa harapan alternatif pilihan: masing-masing
keputusan/pilihan
saya? • Apa saja yang pilihan: Apakah saya yang terbaik dari
• Apa yang terjadi? dapat dilakukan? mengetahui berbagai pilihan yang
• Apa akar • Apa saja pilihan konsekuensi dari tiap ada?
• Apakah siap
penyebabnya? yang berbeda? pilihan bagi diri dan
menghadapi segala
orang lain?
konsekuensinya?
Ingat Kasus Pak Eling?
Problem/Masalah Realita
• Saya kurang bisa membagi waktu
antara tugas mengajar dan
Tanyakan: mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah
Apakah masalahnya?
(realitas vs harapan) Harapan
Apakah penyebabnya? • Saya terampil dalam membagi
waktu antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah.
Faktor yang mempengaruhi pencapaian
Pilihan
Apa saja yang dapat dilakukan?
1. Belajar membangun percaya
dengan mendelegasikan tugas
kepada orang lain, atau
Pilihan 3
Negatif:
• kemungkinan terjadi
kesalahpahaman atau konflik
dengan rekan atau atasan
Positif:
• mengembangkan kompetensi
diri dan kinerja dapat
meningkat, kontribusi yang lebih
besar untuk sekolah
Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang
ada, maka saya akan mengambil pilihan
Apa keputusan yang dapat untuk belajar mengembangkan
diambil? keterampilan menentukan prioritas karena
itu akan memberikan dampak pada
kualitas pengajaran dan pengelolaan
Choice/Pilihan tugas tambahan di masa mendatang.
Refleksi
Keputusan Pilihan yang diambil perlu terus
direfleksikan untuk mengetahui
Bagaimana berjalannya keputusan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Jika
yang diambil? dibutuhkan, ulangi proses dari kerangka
POOCH ini
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-EMOSIONAL
kemampuan untuk mengelola emosi, kemampuan untuk memahami
pikiran, dan perilaku diri secara efektif perasaan, emosi, dan nilai - nilai diri
dalam berbagai situasi dan untuk sendiri, dan bagaimana pengaruhnya
mencapai tujuan dan aspirasi 2 pada perilaku diri dalam berbagai
situasi dan konteks kehidupan 1
kemampuan untuk 3
memahami sudut pandang
dan dapat berempati kemampuan untuk 5
dengan orang lain menentukan pilihan-pilihan
termasuk mereka yang membangun yang berdasar
berasal dari latar belakang, atas kepedulian, kapasitas
budaya, konteks yang dalam mempertimbangkan
berbeda-beda standar-standar etis dan rasa
aman, dan untuk
mengevaluasi manfaat dan
kemampuan untuk konsekuensi dari bermacam -
membangun dan 4 macam tindakan dan perilaku
mempertahankan untuk kesejahteraan psikologis
hubungan-hubungan Bagaimana kita biasanya menggambarkan (well- being) diri sendiri,
yang sehat dan suportif Kompetensi Sosial dan Emosional dalam masyarakat, dan kelompok;
Bahasa Sehari-hari?
Contoh
• Dapat menggabungkan identitas pribadi
dan identitas sosial
• Mengidentifikasi kekuatan / aset diri dan
budaya
• Mengidentifikasi emosi - emosi dalam diri
Kesadaran Diri Menunjukkan integritas dan kejujuran
kemampuan untuk memahami • Dapat menghubungkan perasaan,
pikiran, dan nilai - nilai
perasaan, emosi, dan nilai - nilai • Menguji dan mempertimbangkan
diri sendiri, dan bagaimana prasangka dan bias
pengaruhnya pada perilaku diri • Memupuk efikasi diri
dalam berbagai situasi dan • Memiliki pola pikir bertumbuh
konteks kehidupan • Mengembangkan minat dan
menetapkan arah tujuan hidup
Contoh
• Mengelola emosi diri
Manajemen Diri • Mengidentifikasi dan menggunakan
strategi strategi pengelolaan stres
• Menunjukkan disiplin dan motivasi
diri
kemampuan untuk mengelola • Merancang tujuan pribadi dan
emosi, pikiran, dan perilaku diri bersama
• Menggunakan keterampilan
secara efektif dalam berbagai merancang dan mengorganisir
situasi dan untuk mencapai • Memperlihatkan keberanian untuk
mengambil inisiatif
tujuan dan aspirasi • Mendemonstrasikan kendali diri dan
dalam kelompok
Contoh
Kesadaran Sosial • Mempertimbangkan pandangan /
pemikiran orang lain
• Mengakui kemampuan/kekuatan orang
kemampuan untuk lain
memahami sudut pandang • Mendemonstrasikan empati dan rasa
welas kasih
dan dapat berempati dengan • Menunjukkan keprihatinan atas
perasaan orang lain
orang lain termasuk mereka • Memahami dan mengekspresikan rasa
yang berasal dari latar syukur
• Mengidentifikasi ragam norma sosial,
belakang, budaya, konteks termasuk dengan norma - norma yang
menunjukkan ketidakadilan
yang berbeda-beda
Contoh
Keterampilan Berelasi • Berkomunikasi dengan efektif
• Mengembangkan relasi / hubungan
positif
kemampuan untuk • Memperlihatkan kompetensi
kebudayaan
membangun dan • Mempraktikkan kerjasama tim dan
pemecahan masalah secara kolaboratif
mempertahankan • Dapat melawan tekanan sosial yang
negatif
hubungan-hubungan • Menunjukkan sikap kepemimpinan
yang sehat dan suportif dalam kelompok
• Mencari dan menawarkan bantuan
apabila membutuhkan
• Turut membela hak - hak orang lain
Contoh
Pengambilan Keputusan • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan
yang Bertanggung Jawab: pikiran
• Mengidentifikasi / mengenali solusi dari masalah
kemampuan untuk menentukan pribadi dan social
pilihan-pilihan membangun yang • Belajar membuat keputusan beralasan / masuk di
akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
berdasar atas kepedulian, kapasitas • Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi
dalam mempertimbangkan standar konsekuensi dari tindakannya
• Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis
standar etis dan rasa aman, dan untuk sangat berguna baik di dalam maupun di luar
mengevaluasi manfaat dan lingkungan sekolah
konsekuensi dari bermacam - macam • Merefleksikan peran seseorang dalam
memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-
tindakan dan perilaku untuk being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
kesejahteraan psikologis (well- being) • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang,
hubungan interpersonal, komunitas, dan
diri sendiri, masyarakat, dan kelompok kelembagaan