Anda di halaman 1dari 83

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu,


Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu.

SALAM & BAHAGIA


MODUL 2.2
Pembelajaran
Sosial dan Emosional
Pengembang Modul :
Rusiati Yo, Jilly P Kaunang
Alur Pembahasan
E EP
10 menit 60 menit 10 menit 10 menit

Pembukaan Pembelajaran Sosial Diskusi lebih Penutupan Optimistik:


hangat Emosional Berbasis lanjut/klarifikasi Gratitude Note
Kesadaran Penuh
(Paparan, Refleksi,
Simulasi)
Refleksi
Mari mempraktikkan salah satu latihan mindfulness
Pilihlah 1 kegiatan dan lakukan dengan
mindful(mengarahkan perhatian dengan
rasa ingin tahu dan kebaikan)
1 Waktu: 5 menit 3
2

4 5
APA YANG TERJADI SAAT KITA
BERJEDA dan MELAKUKAN SESUATU
DENGAN PENUH KESADARAN
Napas semakin terkontrol >
Hal ini dapat
mengurangi kecemasan/tingkat stress
dilatih dan
dan mendukung kekuatan otak
dikembangkan >
bagian atas (korteks prefrontal) yang
berhubungan dengan fokus,
neuroplasticity.
konsentrasi dan kesadaran.

mind-up curriculum (2011)


Mindfulness (kesadaran penuh)
dalam Pendidikan

1. Being Mindful
(menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari)

2. Teach Mindfully
(menerapkan mindfulness dalam praktik pembelajaran)

3. Teach Mindfulness
(mengajarkan mindfulness)
(Hawkins, 2017)
Tujuan hari ini
Mengelaborasi dan menguatkan pemahaman konsep
dan penerapan modul 2.2 di dalam ekosistem sekolah
CGP SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN Profil
Pelajar
Pancasila
Memodelkan, Belajar, Berkolaborasi

menumbuhkan kesadaran penuh


berlandaskan perhatian, rasa ingin tahu,
kepedulian, dan welas asih

sebagai dasar dalam mengembangkan


pembelajaran dan pengajaran KSE bagi dirinya
dan seluruh individu (murid dan orang
dewasa lain) di dalam ekosistem sekolah

terwujudnya lingkungan belajar yang aman,


nyaman, dan dapat mendorong peningkatan
kompetensi akademik
dan well-being
1. Menjadi Teladan
(memodelkan):
memodelkan kompetensi dan pola pikir di
seluruh komunitas sekolah dengan murid,
keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama
lain.
Contoh:
• Menerapkan kompetensi sosial emosional dalam
peran dan tugas
• Menciptakan budaya mengapresiasi
• Menunjukkan kepedulian
2. Belajar : merefleksikan kompetensi
sosial dan emosional pribadi dan
mengembangkan kapasitas untuk
mengimplementasikan kompetensi sosial dan
emosional.
Contoh:
• Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional
pribadi
• Berkolaborasi di tempat kerja
• Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan literasi
budaya
• Mengembangkan pola pikir bertumbuh
• Memahami tahapan perkembangan murid
• Meluangkan waktu untuk merawat kesehatan fisik dan mental
• Mengagendakan sesi berbagi praktik baik pembelajaran KSE
3. Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas
pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan
tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah
strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah
Contoh:
• Membuat kesepakatan bersama-sama
• Membuat komunitas belajar profesional
• Membuat sistem mentoring rekan sejawat
• Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru
WELL-BEING
Sebuah kondisi individu yang:
• memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri
dan orang lain,
• dapat membuat keputusan,
• dan mengatur tingkah lakunya sendiri,
• dapat memenuhi kebutuhan dirinya,
• dengan menciptakan dan mengelola
lingkungan dengan baik,
• memiliki tujuan hidup,
• dan membuat hidup mereka lebih bermakna,
• serta berusaha mengeksplorasi dan
OXFORD ENGLISH DICTIONARY mengembangkan dirinya.
KOMPETENSI LULUSAN

1. Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan


menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan
kematangan dirinya

2. Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan


belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman agar dapat
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan
kompetensinya

3. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan


tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan
CAPAIAN UMUM
CAPAIAN UMUM
CAPAIAN KHUSUS
Maksud Pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan


yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
_________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4

Pen
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI sebagai
DASAR PENDIDIKAN
• Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa
manusia secara holistik
• Budi Pekerti/Watak/Karakter sebagai hasil dari
pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak
pikiran-rasa, kemauan) sehingga menimbulkan pekerti
(tenaga-olah raga-karya).
• Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa
yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa,
kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.
HASIL RISET CASEL TTG PENCAPAIAN
PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL
A. APA ITU PEMBELAJARAN
SOSIAL-EMOSIONAL?
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh
seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak

dan orang dewasa di sekolah


memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional.
TUJUAN PSE
1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola
emosi (Kesadaran diri)
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen diri)

3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (Kesadaran sosial )

4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif


(Keterampilan berelasi )
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab (Pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab)
PSE
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-EMOSIONAL

Bagaimana kita biasanya menggambarkan


Kompetensi Sosial dan Emosional dalam
Bahasa Sehari-hari?
Bagaimana kita biasanya menggambarkan Keterampilan Sosial dan
Emosional dalam Bahasa Sehari-hari? Selain yang ada, apa lagi ya?
KSE 4.
KSE 2. KSE 3. Kesadaran KSE 5. Pengambilan
KSE 1. Kesadaran diri Keterampilan
Manajemen diri sosial berelasi keputusan

• Mengenal diri • Pandai • Empati, • Pandai • Adil


• memahami emosi mengelola
• paham bergaul, • Penuh
sendiri emosi pertimbangan
perasaan • open minded
• tahu prinsip • Kelola pikiran
dengan • Peduli dengan
hidupnya sendiri • Kelola perilaku orang lain,
perbedaan sesama
(kejujuran • Tidak cepat • toleransi
• percaya diri
• Tidak egois
integritas, dll) / marah • Peka
Berprinsip • tidak cemasan • Supel
• bertanggung
• Pengertian
• memahami tubuh • termotivasi • Halus tutur
jawab,
• Apa lagi ya?
sendiri • tidak mudah
kata, sopan, • tenggang rasa,
• Mengenal menyerah • Apa lagi, ya?
ramah
kebiasaan baik dan • bisa tahan
• Apa lagi, ya?
buruk dirinya stress, optimis
• Apa lagi ya? • Apa lagi ya?
https://www.youtube.com/watch?v=1l0GIBI56kM
5 Kompetensi Sosial dan Emosional
dalam
Profil Pelajar Pancasila
Apa KSE yang selaras dengan
Elemen/Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila ?
Sumber: https://guru.kemdikbud.go.id/
Mengapa Mindfulness dalam
Pembelajaran KSE?
C. Mindfulness (kesadaran penuh)

Secara saintifik, latihan berkesadaran penuh


yang konsisten dapat memperkuat koneksi sel-
sel saraf (neuron) otak yang berhubungan
dengan fokus, konsentrasi, dan kesadaran
(Hawn Foundation, 2011).
Mindfulness (kesadaran penuh)
dalam Pendidikan

1. Being Mindful
(menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari)

2. Teach Mindfully
(menerapkan mindfulness dalam praktik pembelajaran)

3. Teach Mindfulness
(mengajarkan mindfulness)
(Hawkins, 2017)
Mari mempraktikkan salah satu latihan mindfulness
memodelkan kompetensi
dan pola pikir di seluruh
komunitas sekolah
MENGUATKAN 5 KSE pendidik dan tendik
dengan murid, keluarga
murid, mitra komunitas,
dan satu sama lain
menciptakan struktur
berbentuk komunitas
belajar profesional atau
pendampingan sejawat
merefleksikan KSE pribadi
bagi pendidik dan tenaga
dan mengembangkan
kependidikan untuk
kapasitas untuk
berkolaborasi tentang cara mengimplementasikan
mengasah strategi untuk kompetensi sosial dan
mempromosikan KSE emosional.
di seluruh sekolah
Implementasi 1
Adult SEL must be a critical piece of long-term recovery in education and beyond.
Research confirms that supporting adult SEL in the school community
contributes to better conditions for young people to learn and thrive.

PSE untuk orang dewasa harus menjadi bagian


penting dari proses pemulihan pendidikan jangka panjang
hingga masa mendatang. Penelitian memberikan konfirmasi
bahwa mendukung PSE orang dewasa dalam komunitas
sekolah akan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi orang
muda untuk belajar dan berkembang.
(SEL Exchange- CASEL, 2023)
MENGINTEGRASIKAN DALAM
Implementasi 2
PRAKTIK PEMBELAJARAN

KEGIATAN INTI PENUTUPAN YANG


PEMBUKAAN YANG MELIBATKAN DAN OPTIMISTIK
HANGAT MENANTANG MURID Tahap ini
Tahap ini bukan Tahap ini membuat KSE/PPP
menggabungka
hanya ditujukan eksplisit dalam proses
untuk membangun pembelajaran, memastikan n refleksi,
kedekatan saja,
kesempatan interaksi atau apresiasi, dan
diskusi murid, mendukung
namun juga semua kebutuhan siswa, cara-cara positif
mengaitkan dengan memberikan waktu jeda untuk untuk
tujuan pembelajaran bernapas/ peregangan, dan
memperkuat
(termasuk tujuan menginternalisasi pembelajaran
PPP/KSE). baru mereka, umpan balik dari pembelajaran
murid tentang pembelajaran.
MENGINTEGRASIKAN DALAM
PRAKTIK PEMBELAJARAN

PEMBUKAAN HANGAT
Tahap ini ditujukan untuk membangun kedekatan saja,
sekaligus mengaitkan dengan tujuan pembelajaran
(termasuk tujuan PPP/KSE)
• memberikan kesempatan pada semua
murid-murid untuk berbicara (suara) dan
mendengarkan aktif
• memungkinkan interaksi/
keterhubungan (koneksi)
• menciptakan rasa memiliki
• melatih salah satu KSE
MENGINTEGRASIKAN DALAM
PRAKTIK PEMBELAJARAN

KEGIATAN INTI
YANG MELIBATKAN DAN MENANTANG MURID
Tahap ini memastikan pembelajaran KSE eksplisit dalam proses
pembelajaran, memberikan kesempatan murid untuk berinteraksi
atau diskusi, memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-
beda, memberikan waktu jeda untuk bernapas/ peregangan, dan
menginternalisasi pembelajaran baru mereka, meminta umpan
balik dari murid tentang pembelajaran
• diskusi akademik
• setting kelas pembelajaran kooperatif
• Pembelajaran berbasis projek
• refleksi diri dan penilaian diri
• pemberian suara dan pilihan
MENGINTEGRASIKAN DALAM
PRAKTIK PEMBELAJARAN

PENUTUPAN YANG OPTIMISTIK


Tahap ini menggabungkan refleksi, apresiasi, dan
cara-cara positif untuk memperkuat pembelajaran

• apresiasi terhadap suatu praktik baik yang


ditunjukkan, baik individu maupun
kelompok/kelas
• Mengambil kesimpulan/insight dalam
pembelajaran
• Meminta murid menetapkan tujuan yang
akan dilakukan dalam pertemuan
berikutnya
Cobalah identifikasi KSE dan Profil
Pelajar Pancasila (PPP) di dalam
Modul Ajar/ RPP ini.
Cermatilah, bagaimana PPP
ditumbuhkan dalam kegiatan
belajar dan penilaian. Apa
pemahaman baru yang Anda
dapatkan?
https://drive.google.com/file/d/1KioL
qD9id3Nr1T_E2ZISKJC886OYY6zP/vi
ew?usp=sharing
Ide- Ide Pembelajaran Sosial
Emosional
https://bit.ly/IdePSE
Cermati ide-ide dalam tautan tersebut:
1. Manakah ide-ide pembelajaran yang sudah Anda praktikk
selama ini?
2. Apa KSE dan Subelemen/elemen PPP yang dapat Anda
terapkan dalam ide-ide tersebut?
3. Bagaimana proses dan hasil penerapan KSE murid-murid
dalam praktik pembelajaran tersebut? Jika belum optimal,
apa yang bisa dilakukan berbeda?
MENCIPTAKAN IKLIM KELAS,
BUDAYA DAN KEBIJAKAN SEKOLAH
Implementasi 3
• Membangun keterhubungan/koneksi yang menciptakan perasaan
aman dan nyaman
• menciptakan lingkungan kelas yang dapat merangkul keberagaman,
melibatkan murid dan menumbuhkan optimisme
• mewujudkan keyakinan kelas, peraturan dan kebijakan sekolah yang
mencerminkan visi-misi sekolah, nilai-nilai kebajikan dan
keberpihakan pada murid
Interaksi

Ketertarikan,
Interaksi positif Murid merasa aman Ikatan dan saling
keterlibatan, rasa
terbangun dan nyaman percaya antara siswa
memiliki dalam
dan guru
Manajemen Diri
Kesadaran Sosial
Kesadaran Diri
• Teknik STOP • 3 Pertanyaan
• 6 emosi dasar Empatik
. Contoh
Pengajaran 5 KSE
Secara Spesifik dan Pengambilan Keputusan
Eksplisit yang Bertanggung Jawab
Keterampilan Berelasi
• POOCH
3C (CLEAR, (Problem –
CONFIDENT, CALM)
Options –
ACTIVE RESPONDING Outcomes –
RESPONSE
Choice)
I - MESSAGE • Dll.
Implementasi 4
“Kualitas sistem pendidikan tidak dapat
melebihi kualitas Guru dan Kepala Sekolah,
karena pembelajaran siswa pada akhirnya
adalah hasil dari apa yang terjadi di ruang
kelas”
(PISA, 2009: Apa yang Membuat Sekolah Berhasil?”)
Kegiatan Penutup:
Ungkapan Rasa Terima
Kasih
TERIMA KASIH
Rasa syukur memiliki efek fisiologis yang kuat pada otak
dan tubuh. Para peneliti telah menemukan bahwa ketika
kita memikirkan seseorang atau sesuatu yang benar-benar
kita syukuri, tubuh kita menjadi tenang, memperlambat
detak jantung mengalirkan darah dari otot ke organ, dan
pupil mata pun berkontraksi.

Perasaan menghargai juga menghasilkan irama jantung


yang lebih teratur yang dapat mengurangi risiko serangan
jantung dan meredakan hipertensi.

Mind-up Curriculum, Brain-focused Strategies for Learning and Living, hal. 129
REFLEKSI
Tuliskan 1 (satu) kalimat
dari penjelasan
instruktur dalam sesi ini
yang Anda dengar atau
yang Anda baca dari
slide yang paling
menguatkan Anda
untuk menerapkan KSE
di kelas dan sekolah
setelah sesi ini!
https://forms.gle/qWS2Tfn1QbGbRwn6A
Kebahagiaan adalah
pada saat kita dapat
menghargai
apa yang ada di sini
dan sekarang dan dapat
membangun hubungan maupun
kerja sama dengan orang lain
atas dasar hormat dan saling
menghargai
Alm. Rusdy Rukmarata
Budayawan
1. KESADARAN DIRI
Emosi Dasar (Paul Eckman, 1972)

Senang Takut
Mari latihan menyadari
pemicu dari 😁 😱
6 emosi dasar kita
dengan pikiran terbuka
😳 Takjub
Jijik
dan rasa ingin tahu
🤢
Elemen/Sub Elemen:
Dimensi Mandiri - Elemen Marah Sedih
Regulasi Diri - Sub
Elemen: Regulasi Emosi 😤 😔
Mengapa penting untuk
mengenali/menyadari emosi?
emosi adalah bagian yang penting untuk kita kenali dan kelola sebagai manusia.
Faktanya keberhasilan karir seseorang secara profesional, kesejahteraan psikologis diri sendiri, dan
juga kualitas hubungan dengan orang lain (keluarga, teman, dll) amat ditentukan oleh kecerdasan
emosi seseorang. (Daniel Golman: CEO dipekerjakan di perusahaan karena intelektualitas dan
keahlian bisnisnya, lalu dipecat karena kurangnya kecerdasan emosi)

Untuk melatih kecerdasan emosi, langkah awal adalah mampu menyadari emosi yang kita rasakan.
Selanjutnya adalah bagaimana mengelola emosi yang tidak nyaman agar tidak membelenggu diri
kita.
2. MANAJEMEN DIRI:

Amati pilihan-pilihan
yang dapat diambil

Elemen/Sub Elemen: Dimensi


Mandiri - Elemen Regulasi Diri -
Sub Elemen: Regulasi Emosi
APA YANG TERJADI DI BALIK “STOP”
MENGAMBIL JEDA - MENYADARI NAPAS
Saat jeda, syaraf
parasimpatik Hal ini dapat
menenangkan tubuh dilatih dan
dengan memperlambat dikembangkan >
detak jantung, menurunkan neuroplasticity.
tekanan darah,
mempertajam fokus. Napas yang terkontrol > mengurangi
kecemasan/tingkat stress dan
mendukung kekuatan otak bagian
atas (korteks prefrontal) yang
mind-up curriculum (2011) berhubungan dengan fokus,
konsentrasi dan kesadaran.
3. KESADARAN SOSIAL
3 pertanyaan dasar empatik
1. Apa yang dirasakan orang tersebut? Apa yang
membuatnya merasa demikian?
2. Apa yang mungkin akan dia lakukan? Mengapa
dia melakukan itu?
3. Apa yang saya rasakan jika mengalami
kejadian yang sama? Atau saya ada di posisi
dia?
Respon keadaan yang Anda hadapi dalam cerita
ini dengan 3 pertanyaan dasar
*) Pada suatu hari, bayangkan Anda sedang dalam perjalanan naik kereta dari
Surabaya ke Jakarta. Anda ingin tidur di perjalanan karena sudah seminggu ini
begadang mengerjakan banyak proyek dengan deadline yang berdekatan.

Saat itu pukul 20.00 baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil
berusia sekitar 4 dan 6 tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mondar-
mandir. Anda melihat situasi sekitar dan mendapati ayah dari kedua anak itu
persis di belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang sedang bermain game di
smartphone, sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat agak
terganggu, tetapi semuanya diam saja.

Anak-anak itu sesekali diam, tapi kemudian tertawa kencang lagi,


memperebutkan mainan, lari ke sana kemari. Anda yang sudah kurang tidur
seminggu ini tidak bisa menahan diri lagi...
Anda segera menegur ayah dari anak-anak tersebut dengan bahasa yang
cukup tajam, “Pak, ini tempat umum, banyak yang terganggu dan tidak
bisa istirahat. Anaknya tolong dikondisikan ya, Pak”.

Sekilas, dari matanya terpancar kelelahan dan kesedihan. Namun, Bapak


itu tersenyum sedikit, menatap mata Anda dan berkata,

“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
tidak bisa tertawa karena mereka menangis terus. Baru sekarang mereka
bisa tertawa, dan kami akan turun di Bandung beberapa saat ini, jadi
semoga mereka tidak mengganggu terlalu lama lagi. Saya coba panggil
mereka ya…”

*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful
lessons in personal change. Simon and Schuster.
Empati untuk menghapus prasangka
• Sering kali kita sudah melakukan judgment (penghakiman) terhadap seseorang
• Bapak tua dan anak kecil berisik “Pasti Bapaknya tidak bisa mendidik anak”
• Pada banyak kasus, kita berperilaku sesuai dengan judgment kita terhadap orang
lain dan meniadakan empati dari diri kita
• Dengan berusaha membayangkan situasi orang lain, atau dengan bertanya
mengenai situasi orang lain, kita akan mampu lebih berempati dan melampaui
pikiran-pikiran berbentuk judgment-judgment di kepala kita
Setiap orang memiliki alasan untuk berperilaku tertentu
(seperti sang Ayah yang membiarkan anaknya berlari dan
berteriak di kereta)

Mungkinkah kita bisa membaca situasi dan memahami setiap


orang yang perilakunya kita anggap sulit?

Bagaimana kita dapat lebih berempati dan dapat merespon


dengan lebih empatik?
4. KETERAMPILAN BERELASI
3C (CLEAR, CONFIDENT, CALM)
Tidak berputar-putar,
Clear (jelas) singkat.

Confident Yakin, mantap, tidak penuh


(percaya diri) keraguan, tidak plin-plan

Lorem ipsum dolor sit amet,


consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor
Menyampaikan dengan
Calm (tenang) tenang, tidak terburu-buru
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)

• adalah teknik untuk berbicara dengan seseorang dan menyampaikan maksud


Anda dengan fokus pada perasaan (gunakan kosakata emosi)
atau pikiran diri Anda dan mengenai suatu situasi

• Dalam proses kerja sama, sangat mungkin kita merasakan konflik dalam diri
kita. Sampaikan konflik tersebut dengan pendekatan I – message

• Sampaikan efek konkret dari sebuah perilaku tersebut terhadap Anda. Jangan
lupa, 3 C dan bangun empati saat mendengarkan respon lawan bicara Anda

• I-message: Nuansa emosi yang lebih positif, tidak terasa memojokkan lawan
bicara.Terbukti dapat membantu penyampai pesan membangun komunikasi
lebih lanjut.
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)

Pernyataan “Saya” You-message


Contoh I-message berfokus pada
Pernyataan “I- (dalam kasus Pak Eling) perasaan penyampai “Masukan Ibu sangat
message” dapat “Saya merasa khawatir pesan daripada mengkhawatirkan.
digunakan dalam jika harus merevisi pikiran atau Waktu pelaksanaan
resolusi konflik proposal ini. Waktu karakteristik lawan acara sudah sangat
pelaksanaan acara bicara atau penerima dekat.”
sudah sangat dekat.” pesan.
Mari Praktik I - Message
Ungkapkan 1 hal yang menjadi keresahan atau
konflik dalam diri Anda terhadap
lawan bicara Anda (rekan kerja, pasangan, murid, atau anak)
(1 – 3 kalimat)
ACTIVE CONSTRUCTIVE RESPONDING
Adalah cara bereaksi terhadap peristiwa baik
dengan cara merespon secara aktif dan
membangun (ada interaksi lebih lanjut).

Teknik komunikasi ini dapat mendorong terjalinnya


relasi yang sehat dan suportif.

Sumber: "I'm so excited for you!" How an enthusiastic responding intervention


enhances close relationships
January 2014, Journal of Social and Personal Relationships 32(1):1-17, DOI:10.1177/0265407514523545
“Bu/Pak, aku lolos seleksi lomba nyanyi tingkat
provinsi…”
Constructive Destructive
Loh kok ga izin dulu,
Wah keren! Nanti nilai sekolahnya turun
Active

Kapan? Apa yang harus disiapkan? kamu tugas sekolah aja keteteran,
Ceritain dong ke Ibu. sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.
Active constructive = aktif membangun Active destructive = aktif menghambat

Oh ya?
Passive

Oh bagus-bagus… Mama Juga dulu pernah ikut sampai


tingkat nasional (fokus ke diri sendiri)

Passive Constructive = mandeg Passsive Destructive = mencuri fokus


“Pak, puji syukur sekolah saya jadi percontohan
sekolah hijau tingkat kota….”
Constructive Destructive
Wah selamat!
Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Active

Udah persiapan apa saja?


Bagaimana ceritanya sampai jadi Paling nanti juga capek sendiri
percontohan, Bu?
Active destructive = aktif menghambat
Active constructive = aktif membangun

Hanya tingkat kota?Sekolah X udah duluan ikut,


Oh, bagus itu.
Passive

bagus itu. saya juga dulu waktu jadi Kepala


sekolah sampai jadi contoh provinsi

Passive constructive = pasif membangun -


Passive destructive = aktif menghambat
mandeg
5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

P O O Ch
Problem Options Outcomes Choices
Mempertimbangkan • Apa yang dipilih?
Mengevaluasi situasi: konsekuensi dari • Mengapa memilih itu?
Menganalisis
• Apakah itu
• Apa harapan alternatif pilihan: masing-masing
keputusan/pilihan
saya? • Apa saja yang pilihan: Apakah saya yang terbaik dari
• Apa yang terjadi? dapat dilakukan? mengetahui berbagai pilihan yang
• Apa akar • Apa saja pilihan konsekuensi dari tiap ada?
• Apakah siap
penyebabnya? yang berbeda? pilihan bagi diri dan
menghadapi segala
orang lain?
konsekuensinya?
Ingat Kasus Pak Eling?

Problem/Masalah Realita
• Saya kurang bisa membagi waktu
antara tugas mengajar dan
Tanyakan: mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah
Apakah masalahnya?
(realitas vs harapan) Harapan
Apakah penyebabnya? • Saya terampil dalam membagi
waktu antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah.
Faktor yang mempengaruhi pencapaian

1. mampu menentukan prioritas


harapan

Harapan 2. Berbisa berbagi tugas atau


mendelegasikan/ tidak semua
• Saya terampil dalam membagi
ingin dikerjakan sendiri
waktu antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari 3. memiliki keterampilan
kepala sekolah. komunikasi untuk meminta
bantuan dengan
4. memiliki keterampilan
komunikasi asertif untuk menolak
tugas yang terus diberikan
5. Apa kemungkinan lain?
1. Saya dapat mencari informasi
tentang membuat skala prioritas
(berkonsultasi dengan rekan, teman,
Options/Alternatif atasan, belajar dari internet) atau

Pilihan
Apa saja yang dapat dilakukan?
1. Belajar membangun percaya
dengan mendelegasikan tugas
kepada orang lain, atau

1. dan 4. Belajar mengembangkan


kemampuan komunikasi umum
maupun asertif
Pilihan 1
Outcomes/Hasil Negatif:
• menyediakan waktu lebih banyak dan
kemauan untuk belajar dan berkurang waktu
untuk bersosialisasi dengan orang lain (
keluarga , teman )
Apa saja kemungkinan yang dapat Positif
• dapat menentukan dan mengelola prioritas
terjadi dari masing-masing pilihan? sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang
(positif maupun negatif bagi diri lain
sendiri dan orang lain Pilihan 2
Negatif:
• meluangkan waktu untuk mengcoach rekan
lain , orang lain mungkin merasa
mendapatkan tambahan kerja kemungkinan
hasilnya tidak sesuai dengan beban
ekspektasi diri
Positif:
• membangun tim kerja yang leth
solid dan profesional

Pilihan 3
Negatif:
• kemungkinan terjadi
kesalahpahaman atau konflik
dengan rekan atau atasan

Positif:
• mengembangkan kompetensi
diri dan kinerja dapat
meningkat, kontribusi yang lebih
besar untuk sekolah
Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang
ada, maka saya akan mengambil pilihan
Apa keputusan yang dapat untuk belajar mengembangkan
diambil? keterampilan menentukan prioritas karena
itu akan memberikan dampak pada
kualitas pengajaran dan pengelolaan
Choice/Pilihan tugas tambahan di masa mendatang.

Refleksi
Keputusan Pilihan yang diambil perlu terus
direfleksikan untuk mengetahui
Bagaimana berjalannya keputusan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Jika
yang diambil? dibutuhkan, ulangi proses dari kerangka
POOCH ini
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-EMOSIONAL
kemampuan untuk mengelola emosi, kemampuan untuk memahami
pikiran, dan perilaku diri secara efektif perasaan, emosi, dan nilai - nilai diri
dalam berbagai situasi dan untuk sendiri, dan bagaimana pengaruhnya
mencapai tujuan dan aspirasi 2 pada perilaku diri dalam berbagai
situasi dan konteks kehidupan 1
kemampuan untuk 3
memahami sudut pandang
dan dapat berempati kemampuan untuk 5
dengan orang lain menentukan pilihan-pilihan
termasuk mereka yang membangun yang berdasar
berasal dari latar belakang, atas kepedulian, kapasitas
budaya, konteks yang dalam mempertimbangkan
berbeda-beda standar-standar etis dan rasa
aman, dan untuk
mengevaluasi manfaat dan
kemampuan untuk konsekuensi dari bermacam -
membangun dan 4 macam tindakan dan perilaku
mempertahankan untuk kesejahteraan psikologis
hubungan-hubungan Bagaimana kita biasanya menggambarkan (well- being) diri sendiri,
yang sehat dan suportif Kompetensi Sosial dan Emosional dalam masyarakat, dan kelompok;
Bahasa Sehari-hari?
Contoh
• Dapat menggabungkan identitas pribadi
dan identitas sosial
• Mengidentifikasi kekuatan / aset diri dan
budaya
• Mengidentifikasi emosi - emosi dalam diri
Kesadaran Diri Menunjukkan integritas dan kejujuran
kemampuan untuk memahami • Dapat menghubungkan perasaan,
pikiran, dan nilai - nilai
perasaan, emosi, dan nilai - nilai • Menguji dan mempertimbangkan
diri sendiri, dan bagaimana prasangka dan bias
pengaruhnya pada perilaku diri • Memupuk efikasi diri
dalam berbagai situasi dan • Memiliki pola pikir bertumbuh
konteks kehidupan • Mengembangkan minat dan
menetapkan arah tujuan hidup
Contoh
• Mengelola emosi diri
Manajemen Diri • Mengidentifikasi dan menggunakan
strategi strategi pengelolaan stres
• Menunjukkan disiplin dan motivasi
diri
kemampuan untuk mengelola • Merancang tujuan pribadi dan
emosi, pikiran, dan perilaku diri bersama
• Menggunakan keterampilan
secara efektif dalam berbagai merancang dan mengorganisir
situasi dan untuk mencapai • Memperlihatkan keberanian untuk
mengambil inisiatif
tujuan dan aspirasi • Mendemonstrasikan kendali diri dan
dalam kelompok
Contoh
Kesadaran Sosial • Mempertimbangkan pandangan /
pemikiran orang lain
• Mengakui kemampuan/kekuatan orang
kemampuan untuk lain
memahami sudut pandang • Mendemonstrasikan empati dan rasa
welas kasih
dan dapat berempati dengan • Menunjukkan keprihatinan atas
perasaan orang lain
orang lain termasuk mereka • Memahami dan mengekspresikan rasa
yang berasal dari latar syukur
• Mengidentifikasi ragam norma sosial,
belakang, budaya, konteks termasuk dengan norma - norma yang
menunjukkan ketidakadilan
yang berbeda-beda
Contoh
Keterampilan Berelasi • Berkomunikasi dengan efektif
• Mengembangkan relasi / hubungan
positif
kemampuan untuk • Memperlihatkan kompetensi
kebudayaan
membangun dan • Mempraktikkan kerjasama tim dan
pemecahan masalah secara kolaboratif
mempertahankan • Dapat melawan tekanan sosial yang
negatif
hubungan-hubungan • Menunjukkan sikap kepemimpinan
yang sehat dan suportif dalam kelompok
• Mencari dan menawarkan bantuan
apabila membutuhkan
• Turut membela hak - hak orang lain
Contoh
Pengambilan Keputusan • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan
yang Bertanggung Jawab: pikiran
• Mengidentifikasi / mengenali solusi dari masalah
kemampuan untuk menentukan pribadi dan social
pilihan-pilihan membangun yang • Belajar membuat keputusan beralasan / masuk di
akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
berdasar atas kepedulian, kapasitas • Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi
dalam mempertimbangkan standar konsekuensi dari tindakannya
• Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis
standar etis dan rasa aman, dan untuk sangat berguna baik di dalam maupun di luar
mengevaluasi manfaat dan lingkungan sekolah
konsekuensi dari bermacam - macam • Merefleksikan peran seseorang dalam
memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-
tindakan dan perilaku untuk being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
kesejahteraan psikologis (well- being) • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang,
hubungan interpersonal, komunitas, dan
diri sendiri, masyarakat, dan kelompok kelembagaan

Anda mungkin juga menyukai