Anda di halaman 1dari 67

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Keterampilan Sosial dan


Emosional
Henik Umi Koyum, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Sosial dan Emosional Berbasis


Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Sesi
• Peserta dapat menjelaskan makna penting KSE berbasis
kesadaran penuh
• Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan penerapan
kesadaran penuh (mindfulness)
• Peserta dapat menjelaskan 5 konsep dasar KSE
• Peserta dapat menjelaskan penerapan KSE sebagai guru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran sosial dan emosional
dan implikasinya terhadap kesejahteraan psikologis (well-being)?
2. Apa saja 5 keterampilan sosial dan emosional?
3. Apa yang dimaksud KS E berbasis kesadaran penuh?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Sosial dan Emosional dalam Bahasa Sehari-hari


KSE 4. KSE 5.
KSE 1. Kesadaran KSE 2. KSE 3. Kesadaran Pengambilan
diri sosial Keterampilan
Manajemen diri keputusan
berelasi

• Mengenal diri • Pandai • Empati, • Pandai bergaul, • Adil


• memahami mengelola emosi
• paham perasaan • open minded • Penuh
emosi sendiri • Kelola pikiran, orang lain, dengan pertimbangan
• tahu prinsip • Kelola perilaku • toleransi, perbedaan, • Peduli dengan
hidupnya sendiri • Tidak cepat • Peka • percaya diri, sesama
(kejujuran marah
integritas, dll) / • Pengertian • Supel • Tidak egois,
• tidak cemasan.
Berprinsip • dll • Alus, sopan, • bertanggung
• termotivasi, jawab,
• memahami tubuh ramah
• tidak mudah • dll • tenggang rasa,
sendiri menyerah,
• Mengenal • dll
• bisa tahan
kebiasaan baik stress, optimis,
dan buruk dll.
dirinya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Keterampilan Sosial Emosional


• Keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan,
kecakapan dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional

Sosial Emosional
Keterampilan berelasi dengan orang lain Keterampilan mengelola diri sendiri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Diri
KSE 1.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam kehidupan sehari-hari, apakah selama


ini saya menyadari emosi-emosi saya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran Diri


• Kesadaran diri merupakan keterampilan yang
cakupannya luas meliputi emosi, pikiran, nilai-nilai
pribadi, dan pemahaman akan kekuatan dan
kekurangan diri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Berlatih mengidentifikasi
emosi dengan jujur

• Identifikasi setidaknya 4
emosi yang cukup sering
muncul selama dua minggu
belakangan (cukup ketik nama emosinya saja)

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah kita sudah benar-benar jujur dengan diri kita saat


menyebutkan emosi yang muncul?

Apakah kita terlalu banyak fokus ke emosi negatif?

Atau apakah kita berusaha menutupi emosi negatif


denganemosi positif karena malu mengakuinya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

6 Emosi Dasar (Paul Eckman, 1972)

Senang Takut
Mari menyadari
pemicu dari
Takjub
6 emosi dasar kita Jijik
dengan pikiran terbuka
dan rasa ingin tahu

Marah Sedih
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang Senang Takut


biasanya
dapat
memicu saya Takjub Jijik
merasakan
emosi : Marah Sedih

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang bisa kita pelajari dari sesi tentang


kesadaran diri?
(1 menit)

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Manajemen
Diri
KSE 2.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah selama ini saya lebih sering


mengelola emosi atau dikuasai emosi?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Manajemen Diri

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan


perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi
dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Manajemen diri dimulai dari..


• Manajemen diri dimulai dari kesadaran diri, yakni kita
menyadari apa yang terjadi di dalam diri kita (pikiran apa
yang memenuhi kepala kita, emosi apa yang kita rasakan)
sebelum akhirnya pikiran dan emosi itu kita wujudkan
menjadi perilaku
• Namun, ada kalanya pikiran dan emosi kita tidak
terbendung. Sehingga kita perlu mengambil jeda untuk
menenangkan diri kita
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari Tarik Napas…


• Rilekskan badan
• Tarik napas yang dalam
• Hembuskan…
• Tarik napas yang dalam
• Tahan 3 hitungan
• Hembuskan perlahan…

(mari ulangi beberapa kali)

Aktivitas (tautan contoh skrip terlampir)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

S TOP!

Stop Berhenti sejenak

Take a breath Ambil nafas dalam

Observe Amati sensasi pada tubuh, perasaan,


pikiran, dan lingkungan

Proceed Selesai dan lanjutkan kembali aktivitas


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

STOP! Mari kita praktikkan.


Amati perbedaan tubuh, perasaan dan pikiran Anda
setelah mempraktikkan STOP

Stop Berhenti sejenak

Take a breath Ambil nafas dalam

Observe Amati sensasi pada tubuh, perasaan,


pikiran, dan lingkungan

Proceed Selesai dan lanjutkan kembali aktivitas

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang bisa kita pelajari dari Teknik STOP


untuk manajemen diri?

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Sosial
KSE 3.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika berelasi dengan orang lain, apakah saya sadar


dengan kondisi, situasi, perspektif, cara berpikir
dan perasaan orang-orang di sekitar saya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran Sosial


Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk
memahami sudut pandang dan dapat berempati
dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari
latar belakang, budaya, dan konteks yang
berbeda-beda.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empati

Empati adalah kemampuan untuk mengenali dan


memahami serta ikut merasakan perasaan-emosi
orang lain
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empati untuk menghapus prasangka


• Sering kali kita sudah melakukan judgment (penghakiman)
terhadap seseorang
• Bapak tua dan anak kecil berisik 🡪 “Pasti Bapaknya tidak
bisa mendidik anak”
• Pada banyak kasus, kita berperilaku sesuai dengan judgment
kita terhadap orang lain dan meniadakan empati dari diri kita
• Dengan berusaha membayangkan situasi orang lain, atau
dengan bertanya mengenai situasi orang lain, kita akan
mampu lebih berempati dan menghindari
judgment-judgment di kepala kita
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Setiap orang memiliki alasan untuk berperilaku tertentu


(seperti sang Ayah yang membiarkan anaknya berlari dan
berteriak di kereta)

Mungkinkah kita bisa membaca situasi dan memahami


setiap orang yang perilakunya kita anggap sulit?

Bagaimana kita dapat lebih berempati dan dapat


merespon dengan lebih empatik?

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan
Berelasi
KSE 4.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah saya mampu membangun dan menjalin


hubungan yang positif dengan orang lain?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi keterampilan berelasi


Keterampilan berelasi adalah keterampilan untuk
membangun dan mempertahankan
hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.

(Hubungan yang sehat dan suportif: hubungan yang


saling menghargai, jujur, percaya, berkompromi,
mendukung, tidak mengekang dan tidak memaks a)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Berelasi
Keterampilan berelasi dapat dilihat dari tiga keterampilan di bawah ini:
1. Membangun hubungan yang positif : relasi yang terjalin
dilandasi dengan keterbukaan, penghargaan, kebaikan, dll.
2. Mengembangkan kemampuan bekerja sama: mampu menyusun dan
menyepakati tujuan bersama, saling mendukung, dll
3. Dapat menyelesaikan konflik: jika terjadi perselisihan, mampu
diatasi dengan percakapan terbuka, tenang, saling memahami dan
saling berempati.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tantangan utama dalam menjaga relasi

KOMUNIKASI

● Komunikasi yang baik menguatkan relasi yang sudah dibangun


● Komunikasi yang baik dapat membantu kita mencapai kesepakatan bersama
● Komunikasi yang baik dapat membantu kita menyelesaikan konflik dengan ringan`

Komunikasi yang tidak baik, dapat menjadi pemicu masalah dan juga
memperpanjang masalah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Diperlukan komunikasi yang ‘baik’


KOMUNIKASI

Efektif Empatik

Mengkomunikasikan apa yang kita pikirkan dan rasakan sambil memahami dan
mempertimbangkan perspektif dan perasaan orang lain serta mendiskusikan
topik pembicaraan dengan penuh keterbukaan untuk mencapai kesepakatan
bersama.
Hubungan yang sehat dan suportif
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KOMUNIKASI
Kesadaran Sosial
(KSE 3)

Efektif Empatik

3C Active-Constructive
Responding I Statement
Clear, Confident, Calm
Jelas, Yakin, Tenang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3C (Clear, Confident, Calm)

Clear (jelas) • Tidak berputar-putar, singkat.

Confident • Yakin, mantap, tidak penuh keraguan,


(percaya diri) tidak plin-plan

• Menyampaikan dengan tenang, tidak


Calm (tenang) terburu-buru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Active Constructive Responding

• Adalah cara bereaksi terhadap peristiwa baik dengan


cara merespon secara aktif dan membangun.

• Teknik komunikasi ini dapat mendorong terjalinnya


relasi yang sehat dan suportif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“Bu/Pak, aku lolos seleksi lomba nyanyi


tingkat provinsi…”
Constructive Destructive
Wah keren! loh kok ga izin dulu,
Active

Kapan? Apa yang harus disiapkan? Nanti nilai sekolahnya turun


Ceritain dong ke Ibu. kamu tugas sekolah aja keteteran,
sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.

Oh bagus-bagus… Ohya?
Passive

Mamah juga dulu pernah ikut sampai


tingkat nasional (fokus ke diri sendiri)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“Pak, puji syukur sekolah saya jadi


percontohan sekolah hijau tingkat kota….”
Constructive Destructive
Wah selamat! Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Active

Udah persiapan apa saja? Paling nanti juga capek sendiri


bagaimana ceritanya sampai jadi
percontohan?

Oh bagus itu. Hanya tingkat kota?


Passive

Sekolah X udah duluan ikut, bagus itu.


saya juga dulu waktu jadi Kepala sekolah
sampai jadi contoh provinsi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“I s tatement”
• Teknik komunikasi “I statement” atau “I message”
adalah teknik untuk berbicara dengan seseorang
dan menyampaikan maksud Anda dengan berfokus
pada perasaan atau pikiran Anda mengenai
suatu situasi yang tidak nyaman

• I Statement membangun kesan bukan menggurui,


menyalahkan, atau menyerang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kolom mana yang berpotensi membangun komunikasi


yang lebih efektif dan empatik?
Kamu ga bisa ya beresin rumah? Kamu Aku sedih dan pusing tiap pulang ke
kok betah sih lihat rumah kayak kapal rumah dalam keadaan berantakan
pecah

Kamu harus bilang kalau gak sanggup. Aku senang loh kalau kamu mau cerita
Jangan tiba-tiba nangis pas ada masalah

Kamu jadi anak pulang malam mulu! Sebagai orang tua aku khawatir setiap
kali kamu pulangnya larut

Bapak itu harusnya menjelaskan dulu Kalau boleh memberi saran, saya pikir
ke guru-guru, baru jalankan sistemnya lebih baik kalau ke depannya, Bapak,
selaku pimpinan di sekolah ini,
menjelaskan dulu kepada guru-guru apa
itu kurikulum merdeka sebelum langsung
menerapkannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Jika semua teknik komunikasi


belum berhasil
● Tarik napas
● Ambil jeda
● Praktikkan STOP
kapanpun Anda mulai
gusar, cemas, atau ingin
marah

Pengingat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bagaimana teknik komunikasi saya selama ini?


Apa yang bisa saya perbaiki untuk kehidupan saya
ke depannya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pengambilan
Keputusan yang
Bertanggung Jawab
KS E 5.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika menghadapi suatu masalah, apakah


kita sudah benar-benar memahami akar dari
masalahnya serta bisa mendefinisikan
masalahnya lebih konkrit?

Apakah kita sudah bijak dalam membuat keputusan?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk
mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar
atas kepedulian, pertimbangkan standar- s tandar etis
dan rasa aman, serta untuk mengevaluasi manfaat dan
konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan
perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri
sendiri, masyarakat, dan kelompok.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

P O O Ch
Problem Option Outcomes Choices

Mengevaluasi situasi: Menganalisis alternatif Mempertimbangkan ● Apa yang dipilih?


● Apa harapan saya? pilihan: konsekuensi dari ● Mengapa memilih
● Apa yang terjadi? ● Apa saja yang masing-masing itu?
● Apa akar dapat dilakukan? pilihan: ● Apakah itu
penyebabnya? ● Apa saja pilihan ● Apakah saya keputusan/pilihan
yang berbeda? mengetahui yang terbaik?
konsekuensi dari ● Apakah saya siap
tiap pilihan bagi diri menghadapi
saya dan orang segala
lain? konsekuensinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya ambil

P
Problem
O
Option
O
Outcomes
CH
Choices
Apa saja yang bisa dilakukan apa yang akan terjadi?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kepala Sekolah SMP “Kadang Bahagia” di Jambi mengeluhkan


bahwa guru-guru tidak termotivasi alias bermalas-malasan
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan juga
melakukan tugas adminis tratif.

Apa yang bisa dilakukan?

KASUS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya ambil

P
Problem
O O
Outcomes
CH
Option Choices
Apa saja yang bisa dilakukan apa yang akan terjadi?
Guru akan menjadi lebih
Mengundang trainer / bersemangat Mengundang
motivator handal /
Guru “malas” dan guru inspiratif
Guru akan terinspirasi
guru
nasional
tidak termotivasi inspiratif
dalam
nasional
menjalankan Guru akan lebih terampil
tugasnya Membuat pelatihan membagi waktu agar
“manajemen waktu”
sebagai pengajar untuk guru-guru Semua kerjaan selesai
guru-guru
dan lebih
melaksanakan
tugas Guru lebih memiliki tujuan termotivasi
administrasi Membuat Outbond (dan ada
untuk refreshing Guru bisa mencapai
tujuan-tujuan kenalan)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh di atas adalah contoh tidak tepat


Masalah tidak teridentifikasi dengan jelas sehingga solusi yang
ditawarkan sudah pasti tidak tepat sasaran
Malas → apa yang menyebabkan guru malas?
Kepala Sekolah dan Pengawas perlu menggali lebih dalam akar dari
“malas” (kesadaran sosial)
Bisa jadi malas bersumber dari:
1) Tuntutan pekerjaan yang sudah terlalu banyak

2) Guru-guru merasa tidak diperhatikan oleh pimpinan sekolah


3) Guru di sekolah “Kadang Bahagia” kurang memaknai peran dan nilai sebagai
pendidik

Memberi pelatihan belum tentu menjadi solusi yang baik dan relevan
Perlu juga dipertimbangkan pro dan kontranya (biaya, waktu, dll)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya ambil

P
Problem
O O
Outcomes
CH
Option Choices
Apa saja yang bisa dilakukan apa yang akan terjadi?
+ Beban kerja guru akan
Reformasi menjadi lebih ringan
administratif dan
- Ada banyak dokumen dan
birokrasi sistem yang perlu di cek
Guru memiliki ulang (RPP jadi 1 halaman) Setelah
beban kerja mempertimbangkan
+ tugas mengajar dan
administratif administrasi akan lebih opsi dan outcomes,
Merekrut tambahan
yang teramat ringan
beberapa guru dan membentuk tim
banyak sehingga tenaga kependidikan - Sekolah perlu
lelah dengan menyiapkan budget pokja adalah pilihan
tugas lain seperti + Tim pokja akan fokus yang diambil
menganalisis dokumen dan
mengajar Membuat tim pokja sistem yang perlu diperbaiki
(kelompok kerja) + Kepala sekolah tidak
memikul beban sendiri
untuk reformasi
- Sementara waktu akan
administratif
ada guru yang fokus
menjadi tim pokja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam pengambilan keputusan,


bagaimana saya mendefinisikan masalah, memikirkan
pilihan-pilihan solusi, dan memetakan dampak
keputusan-keputusan yang saya ambil bagi diri saya dan
orang lain?

Apakah saya sudah memahami konsekuensinya dan


siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang saya
ambil?

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Penuh
(Mindfulness)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah saya sudah cukup mindful / sadar penuh /


eling dalam menjalani hidup sehari-hari?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketiadaan kesadaran penuh dalam


kehidupan sehari-hari
● Ketika cuci piring tiba-tiba saja sudah selesai
● ketika naik kendaraan tiba-tiba saja sudah sampai (untung dengan selamat!)
● Ketika berjalan kaki tiba-tiba sudah sampai
● Duduk di kursi depan kelas saat narasumber berbicara tetapi pikiran Anda
melamunkan hal lain
● Tidak memahami poin-poin yang disampaikan lawan bicara Anda (rekan kerja,
istri/suami, anak, saudara) karena sibuk dengan gawai Anda
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

hidup tidak sadar penuh

• rasanya waktu kok cepat habis


• yang dikerjakan belum banyak tapi sudah lelah (karena
pikiran ke sana kemari)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran penuh dalam kehidupan sehari-hari

• Tidak melampiaskan amarah ke anak atau pasangan Ketika


stress di kantor
• Tidak melampiaskan amarah ke bawahan saat ada masalah
rumah tangga
• Tidak makan banyak karena stress
• Tidak merokok lebih banyak karena stress
• Naik motor tidak melamun
• Bercakap-cakap dengan orang tanpa mengecek smartphone
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran Penuh


Kesadaran penuh (mindfulness) adalah kesadaran yang muncul ketika
seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat ini
dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.

• Memberikan perhatian artinya kita secara sengaja fokus pada apa yang
sedang kita kerjakan
- Rasa ingin tahu artinya kita penuh dengan keingintahuan, kekaguman
dan tanpa penghakiman atas sesuatu yang sedang kita beri perhatian.
- Kebaikan artinya kita menggunakan prinsip cinta kasih untuk
menghargai, bersyukur atas apapun yang sedang kita hadapi atau kita
lakukan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran Penuh dapat dilatih dan ditumbuhkan


melalui berbagai kegiatan sehari-hari yang dilakukan
secara sadar penuh/ mindful

Misalnya, mengerjakan pekerjaan rumah Ğangga,


menekuni hobi, berjalan, makan, menganĞri, dll
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Fakta menarik:
• Secara saintifik, latihan berkesadaran penuh yang
konsisten dapat memperkuat hubungan sel-sel saraf
(neuron) otak yang berhubungan dengan fokus,
konsentrasi, dan kesadaran (Hawn Foundation, 2011)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari berjeda kembali (S TOP)


Tarik napas…
amati napas yang berhembus masuk dan keluar
(perhatian pada kondisi saat ini)

Jika ada pikiran, perasaan atau sensasi yang muncul (entah itu bahagia, sedih,
lelah) → amati perasaan itu dengan terbuka
(rasa ingin tahu)

Berterima kasih lah pada semua rasa dan pikiran itu karena mereka menjadikan
kita manusia (Kebaikan dan welas asih)

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai basis KSE


• Kesadaran penuh (mindfulness) jika terus dilatih dan dikembangkan dapat menjadi
pondasi dasar untuk semua KSE.
• Dengan kesadaran penuh, otomatis kita akan semakin dapat menyadari emosi dan
pikiran yang kita rasakan (kesadaran diri).
• Dengan kesadaran penuh, kita akan lebih bisa mengendalikan diri kita
(pengendalian diri).
• Kesadaran penuh dapat membuat kita lebih berempati terhadap orang lain
(kesadaran sosial).
• Kesadaran penuh dapat membantu kita untuk berelasi dengan lebih baik lagi dan
membuat keputusan yang lebih bijak untuk berbagai pihak (keterampilan berelasi
dan pengambilan keputusan)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang telah kita pelajari sejauh ini?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Terima kasih
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Daftar Pustaka
• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
• Perdirjen No 6565/B/GT/2020 tentang model pengembangan kompetensi guru
• Wax, R. (2018). How to be Human: The Manual. Penguin UK.
• Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful lessons in personal change. Simon and
Schuster.
• Kabat-Zinn, J. (1994). Wherever you go. There You Are: Mindfulness Meditation in Everyday Life.
• Siegel, R. D., Germer, C. K., & Olendzki, A. (2009). Mindfulness: What is it? Where did it come from?. In Clinical
handbook of mindfulness (pp. 17-35). Springer New York.
• Williams, J. M. G., & Kuyken, W. (2012). Mindfulness-based cognitive therapy: a promising new approach to
preventing depressive relapse. FOCUS, 10(4), 489-491.
• Teasdale, J. D., Segal, Z. V., Williams, J. M. G., Ridgeway, V. A., Soulsby, J. M., & Lau, M. A. (2000). Prevention of
relapse/recurrence in major depression by mindfulness-based cognitive therapy. Journal of consulting and
clinical psychology, 68(4), 615.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2022). Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
• https://casel.org/fundamentals-of-sel/what-is-the-casel-framework/ diakses tanggal 15 Januari 2022
• https://www.panoramaed.com/blog/guide-to-core-sel-competencies diakses tanggal 5 Februari 2022
• https://innerexplorer.org/mbsel diakses tanggal 6 Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai