Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan 9

1. Topik Layanan : Memahami Emosi dan Cara Pengendaliannya


2. Bidang Bimbingan : Pribadi – Sosial
3. Waktu : 3 x 45 menit

I. Tujuan Layanan
Sesudah mengkuti kegiatan ini, diharapkan siswa dapat :
1. Memahami hakekat emosi dalam kehidupan masyarakat
2. Memiliki wawasan yang cukup memadai dalam / tentang cara pengendalian potensi
emosi

II. Materi Sisipan


MENCERDASKAN EMOSI DENGAN RILEKSASI

Ikuti instruksi berikut ini !


1. Perbaikilah posisi duduk Anda !
Kedua kaki rata dilantai
Badan tegak lurus !

2. a. Gerak – gerakkan jari jemari tangan Anda dengan menggenggam dan membuka 5x
– 7x !
b. Gerak – gerakkan pergelangan tangan Anda dengan memutar – mutarkan 5x –
7x !
c. Gerak – gerakkan siku dan lengan Anda 5x – 7x !
d. Gerak – gerakkan pangkal lengan dan Pundan Anda dengan memutar – mutar
persendian ! 5x – 7x ! satu, dua … dan seterusnya !
e. Gerakkan dan putar – putarkan pergelangan kaki Anda ! Satu, dua … tujuh,
cukup !
f. Sambil dalam posisi duduk, berjalanlah di tempat ! Satu, dua … tujuh, cukup
g. Masih dalam posisi duduk, gerakkan badan Anda condong / membungkuk ke
depan 2x dan terlentang ke belakang ! Satu, dua … tujuh, cukup
h. Tengokkan / tolehkan kepada Anda ke kanan 1x, ke kiri 1x ulangi sampai 4x
atau 8x
i. Tekuklah leher kanan 1x, ke kiri 1x ulangi sampai 4x atau 8x Putar –
putarkanlah leher dan kepala Anda ke arah kanan dan ke arah sebaliknya 4x.
j. Pejamkan mata Anda namun tetap rileks.
k. Tarik nafas dalam – dalam ! Tahan … keluarkan sedikit – sedikit dan perlahan
! Lagi ! Sampai 3 – 5 kali
l. Rasakan betapa diri Anda kini demikian rileks, santai dan segar.
m. Nah, sekarang ! Satukan konsentrasi Anda.

Berkonsentrasilah dengan tetap rileks


Ingat – ingatlah masa lalu Anda !
Pengalaman – pengalaman emosional dan pergaulan Anda !
Pada waktu – waktu yang lalu Anda telah berhasil meredam dan menguasai
keangkuhan / kebodohan emosi Anda.
Ketika Anda menegur – menyapa pertama kali seseorang yang sebelumnya pernah
Anda marahi, Anda benci, Anda bertengkar – tengkar dengannya. Meski awalnya
Anda maju – mundur, malu – malu, kikuk dan kaku, toh akhirnya semua lancar !
Akhirnya semua berhasil, malah kini Anda begitu dekat dengannya.
Anda telah banyak berhasil memperbaiki hubungan – hubungan pergaulan. Atau
ketika Anda berjuang mengatasi rasa takut, rasa malu, rasa malas,s edih, stress, dan
frustasi ! Semua Anda atas !
Anda berhasil melewati situasi kritis itu !
Anda mampu ! Dan itu telah terbukti sukses !
Saatnya Anda rayakan prestasi kejiwaan ini !
Kecerdasan emosional Anda telah teruji dan meningkat.
Rayakanlah : ucapakan syukur atau bertepuk tangan.
Baiklah !
Tarik nafas dalam – dalam, bukalah mata dan pandanglah ke atas lalu lurus jauh ke
depan sana.
Kenangan manis tadi menjadi milik Anda !
Bawalah ke masa depan !

III. Uraian Materi


1. Peranan Emosi
Emosi adalah potensi manusia yang menyimpan energi dahsyat. Emosi adalah
potensi yang mencakup seluruh jenis perasaan yang ada pada diri seseorang, seperti
sedih, gembira, benci, cinta dan sebagainya.
Menurut penelitian diketahui bahwa emosi memiliki kekuatan reaksi
(respon/gerak) yang sangat cepat, melebihi respon otak. Emosi dapat menggerakkan /
menguras energi yang berbuat sesuatu dengan menyalahkan otak. Misalnya : emosi
cinta membuat orang mengerahkan daya upaya demi yang dicintainya. Emosi suka
membuat orang menghabiskan waktu, biaya perhatian dan jiwa kepada obyek yang
disukainya.
Bayangkan bagaimana kalau emosi negatif menguasai jiwa dann tingkah laku
seseorang !
2. Macam – macam Emosi
Ada delapan kelompok induk emosi (Taufik Baharudin, 2000) yakni :
1. Kemarahan meliputi kejengkelan, kebencian, kemarahan, naik pitam, kesengita,
dendam, keutuhan, permusuhan dan lain – lain.
2. Kesedihan meliputi kecemasan, gugup, panik, prihatin, khawatir.
3. Kesenangan meliputi kebahagiaan, kegembiraan, keceriaan, kesenangan,
kepuasan, kebanggaan, kenikmatan, kebebasan dan perasaan mania (senang
berlebihan)
4. Cinta meliputi kasih sayang, kekaguman, penerimaan, persahabatan, percaya,
kebaikan, penyerahan dan sebagainya.
5. Kegiatan meliputi keheranan, kekagetan, ketakjuban, keterpukauan,
keterkesimaan, keberdebaran.
6. Kemuakan meliputi kebencian, penghindaran, penghinaan, dan sebagainya.
7. Malu meliputi menyesal, tercela, aib, rasa bersalah, kecewa, rendah diri, dan lain –
lain.

3. Emosi Positif dan Emosi Negatif


Kita tahu bahwa ada dua klasifikasi emosi yakni emosi positif (suka, gembira,
cinta dll) dan emosi negatif (benci, sedih, kecewa dll). Emosi negatif bukan berarti
buruk atau jahat, bahkan justru diperlukan, misalnya : benci diarahkan untuk
membenci perbuatan maksiat, curang, sombong dan lain – lain.
Yang penting adalah bagaimana mencerdaskan emosi sehingga mampu
menggerakkan diri kita kepada kualitas hidup dan derajad anak.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa emosi positif (senang, nyaman, aman,
suka, gembira, dan lain – lain) membuat / mendorong otak membangun “peta – peta”
persepsi (pengertian dan pemahaman) yang lebih baik. Ini berarti memudahkan proses
mengingat, mereproduksi ingatan dan gambaran secara lebih jelas, dibandingkan
pengalaman (ingatan) yang melibatkan emosi negatif (O Keefe dan L. Nadel, 1978,
dalam Taufik Baharudin, 2000).
Suasana hati dan perasaan senang rileks sebelum dan selama belajar akan
mempertinggi efektifitas belajar.
Orang yang keadaan emosionalnya tinggi, kognisinya (pikirannya) sulit
bekerja menyerap isi materi pelajaran (informasi). Keadaan emosi seseorang mudah
ditangkap dari luar dan tidak mudah ditutup- tutupi, dibanding keadaan pikiran
(kognisi)nya.
Emosi (Taufik Baharudin, 2000) mempengaruhi mekanisme : 1) belajar, 2)
kemampuan mengingat, 3) perhatian, 4) motivasi 5) interpretasi kejadian 6) prediksi,
7) penyelesaian masalah, 8) pengambilan keputusan.
Gangguan dalam pengendalian emosi dengan turunnya kepercayaam diri.
Ketidakmampuan mengendalikan aspek emosi menyebabkan perilaku seseorang tidak
lagi dilandasi oleh otak tetapi oleh (gejolak) emosi.

4. Mengelola Emosi
Mengelola emosi berarti mengelola sistem emosi. Taufik Baharudin (2000)
menyebutkan ada beberapa cara :
a. Mengelola pikiran dengan menghindari cara berpikir yang merusak :
1. Terlalu menyamaratakan (overgeneralize)
Misal : Ah dia SELALU terlambat.
2. Memberi cap negatif
Misal : Pantas memang dia TUKANG RIBUT
3. Membesar – besarkan masalah
Misal : Kenapa dia tadi diam saja. Pasti ada sebabnya ini.

b. Mengelola Perubahan Fisiologis


Misalnya perubahan fisiologis ketika seseorang marah, wajahnya
memerah, jantung berdetak kencang, mata membelalak. Ketika seseorang panik
tandanya tangan gemetar, keringat dingin keluar, muka memucat, suara bergetar.
Caranya adalah segera menyadari dan memahami perasaan ini berikut
proses perubahan fisiknya, kemudian segeralah mencegah berlanjutnya perasaan
terjadi supaya tidak berlarut – larut.
Ingatlah mencegah rasa marah, jauh lebih mudah daripada menghentikan
marah. Anda dapat melakukan kegiatan relaksasi, ambil nafas dalam – dalam dan
gerakkan persendian dan anggota badan.

Beberapa cara praktis mengelola marah :


1. Apabila marahnya berdiri segeralah duduk dan berbaringlah
2. Basuhlah muka anda, lebih bagus apabila anda bersuci
3. Minumlah air segar
4. Dan seterusnya

c. Mengelola perilaku
Setiap orang memiliki pola – pola perilaku tertentu yaitu kecenderungan
berperilaku dengan cara yang sama ketika menanggapi situasi tertentu.
Misalnya : bila malu, menutup muka, bila marah selalu membanting
benda – benda yang dipegangnya begitulah seterusnya.

Tindakan pengelolaan perilaku misalnya :


1. Stop / berhentilah berperilaku negatif dengan mengganti perilaku positif yang
produktif.
2. Ambil nafas dalam – dalam untuk mengendalikan aliran darah agar menjadi
normal kembali
3. Alihkan pikiran kepada Sang Pencipta

Tuhan itu Maha Pemaaf dan Maha Penyayang


Apakah kita mau mengalahkan Tuhan dengan marah – marah terus ?!
d. Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Emosi dapat dicerdaskan dengan :
1. Mengembangkan kesadaran diri bahwa :
- Tak ada manusia yang sempurna pasti ada saja kelebihan dan
kekurangannya.
- Kerja keraslah mengubah diri, Tuhan tidak akan mengubah nasin (diri)
apabila kita tidak berupaya mengubahnya, dan malah diam berpangku
tangan.
- Perlu ada pengorbanan baik perasaan, tenaga, waktu dan biaya untuk itu.
Ingat, pengorbanan yang sedikit hasilnya besar. Pengorbanan saat ini
hasilnya besar dihati nurani.
2. Mengelola emosi dengan cara mengelola faktor – faktor yang terkait.
3. Memotivasi diri dengan menanamkan yakin diri, optimisme dan kebesaran
hati.

Tugas 1
Cara Berpikir Yang Salah
Berilah tanda () di depan contoh – contoh kasus berikut ini, yang pernah Anda lakukan /
alami selama ini !

Penyebab Pribadi bermasalah


- Cara berpikir yang salah (irasional)
- Berperasaan yang salah

I. Cara Berpikir yang salah (irasional)


1. Berlebihan menurut diri sendiri dengan “harus dan harus”
Contoh : - saya harus diperhatikan
- saya harus disayangi
- saya harus dicintai
- saya harus dihormati
- saya harus dipuji
- saya harus sempurna
- saya harus sukses tanpa cacat sedikitpun
- saya harus terbaik

2. Berpikir “black and white” menganggap hanya ada dua alternatif dalam hidup ini
yaitu hitam dan putih.
Contoh :
- kalau tidak jurusan IPA, lebih baik tidak usah sekolah
- kalau tidak fakultas kedokteran, tidak usah kuliah
- kalau tidak dapatkan dia, lebih baik bunuh diri saja
- asalkan demi kau, aku rela korbankan diriku
- hanya dia yang bisa membahagiakan aku, lain tidak !
- Hanya “X” saja secara mutlak, bukan A, B, dan Z

3. Generalisasi secara berlebihan


Menyimpulkan secara picik dan membabi buta sehingga hilang sikap bijaksana
Contoh :
- sekali berbuat salah selamanya dianggap salah
- sekali berbohong selamanya tidak percaya
- dalam saatu hal saja gagal, memvonis dirinya sebagai orang yang tak berarti lagi.
- Semua laki – laki itu “buaya”, tidak bisa dipercaya
- Semua wanita itu materialistis

4. Penilaian terhadap diri secara berlebihan


Membayangkan diri sendiri sebagai sosok (figur) tertentu yang eksklusif. Ia juga
berperilaku seperti yang dibayangkan itu. Bahkan ia pun menuntut orang lain dan
lingkungannya untuk memperlakukan dirinya sendiri seperti yang ia inginkan itu.
Contoh :
- Saya orang yang berstatus tinggi, jadi harus dihormati
- Saya orang yang punya kekuasaan, jadi harus dilayani
- Saya orang yang kaya, gengsi dong kalau seperti ini saja
- Saya orang untuk cantik, akuilah kelebihan saya ini
- Saya orang untuk dicap nakal, ya sudah penampilan dan tingkah laku saya nakal
saja
- Saya orang yang hina, biarlah aku memang tak ada gunanya
- Kami ini orang rendahan, tak bisa apa – apa

5. Pemikiran ingkar bukti


Hatinya menginginkan hal yang positif, tetapi perilaku dan perbuatannya nyatanya
menuju negatif
Contoh :
- mau naik kelas, tapi malas belajar
- ingin dihargai, tapi selalu meremehkan orang lain
- ingin dianggap dewasa, tapi banyak berperilaku kekanak – kanakan
- mau berhasil, namun perbuatannya menuju kegagalan
- menganggap diri sebagai orang baik – baik, padaha tingkah lakunya menjahati dan
mencelakan orang lain.
- Mengaku ingin masuk syurga, tetapi melalukan perbuatan yang menuju neraka.
Diskusikan Kelompok
Bahaslah Apa, Mengapa, Bagaimana
Berpikir Yang Salah (Irasional)
Apa saja akibatnya ?

Hasil diskusi
Tugas 2
Berperasaan yang salah
Berilah tanda () di depan contoh – contoh kasus berikut ini, yang pernah Anda lakukan /
alami selama ini !

II. Berperasaan Yang Salah


1. Salah memberi lambang
Contoh :
-Saya “nyontek”, karena zaman sekarang semua siswa juga demikian
-Saya “korupsi”, karena zaman sekarang semua hal tidak ada yang bersih dari
korupsi
-Saya melakukan ini, karena semua orang sudah melakukannya juga
-Saya melakukannya, karena zamannya sudah “edan” tidak kebagian
-Saya berbuat maksiat / kemungkaran karena semua orang sudah begitu juga
-Saya sibuk melaksanakan amalan neraka, karena semua manusia sudah seperti itu.

2. Harapan yang berlebihan


Contoh :
-tanpa dia dunia hampa
-tanpa merokok saya tidak bisa bekerja / berpikir
-dialah satu – satunya dambaan dan gantungan hidup saya
-tak bisa dibayangkan kalau hal ini tidak berhasil, hancurlah sudah seluruh hidupku

3. Pengulangan – pengulangan propaganda diri


a. saya itu pemalu, memang pemalu, dan …itulah pemalu adalah merk saya !
b. saya ini bandel, semua orang menyebut aku bandel, dan ingat kata bandel, pasti
ingat saya
c. saya bodoh / pintar
d. semua orang tahu kalau saya ini bodoh / pintar. Dan kalau mencari yang bodoh /
pintar pasti mencari saya.

4. Gangguan di atas gangguan


a. Saya semakin tertekan memikirkan tekanan mental – sosial yang bertumpuk ini
b. Saya sedemikian cemas, karena kecemasan – kecemasan bertubi – tubi
c. Saya pusing menghadapi semua orang yang bikin pusing ini
d. Saya hampir (bisa) gila, semua urusan berantakan, semua orang jadi edan
e. Saya malu, betul – betul malu, mengapa semuanya tak tahu malu !!

Anda mungkin juga menyukai