Menurut KBBI, karakter memiliki arti sebagai tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Bila ditinjau
secara historis, pembentukan karakter sudah menjadi suatu “pekerjaan rumah” bagi
para pendiri bangsa serta masyarakat Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka
hingga kini. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh
Ki Hajar Dewantara adalah pembentukan watak dan karakter. Selain itu, pentingnya
karakter juga dikemukakan oleh Bung Hatta yang mengemukakan bahwa
pembentukan karakter adalah penting sejalan dengan pembibitan rasa kebangsaan
serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan (dalam Takwin, 2012). Oleh karena
itu, tidak diherankan bahwa karakter adalah hal pokok yang patut diperhatikan dalam
proses membangun negeri.
Kemudian, Kelima, model atau kerangka yang ideal menjadi akar yang
mendasari suatu karakter yang baik. Keenam, kekuatan karakter dapat dibedakan dari
sifat positif dan saling terkait secara erat. Ketujuh, karakter menjadi ciri yang
spektakuler bagi masyarakat yang mempersepsikan dalam beberapa situasi.
Kedelapan, mungkin, tidak semua ciri karakter yang kuat muncul pada seseorang,
tetapi kebanyakan dari ciri-ciri karakter yang kuat tampil pada orang tersebut.
Kesembilan, akar psikososial yang dimiliki oleh kekuatan terhadap potensi yang ada
dalam internal diri dan bagaimana memanifestasikan karakter tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat pula enam indikator keutamaan secara
universal yang meliputi 24 kekuatan karakter, yang meliputi kebijaksanaan dan
pengetahuan, keadilan, pengetahuan diri, kesatriaan, kemanusiaan dan cinta, dan
transendensi.